Pengertian Umum Nilai Tambah

2 Pengelola atau manajer yang tidak berhasil menciptakan tingkat keuntungan yang cukup tinggi untuk dapat memberikan imbalan investasi kepada pemilik modal, akan kehilangan pekerjaannya. Perusahaan akan dapat bangkrut dan karyawan akan kehilangan nafkahnya bagi diri dan keluarganya. 3 Perusahaan yang bangkrut akan menyebabkan pemasoknya kehilangan peluang untuk memasok bahan baku. Bila perusahaan yang bangkrut ini merupakan pembeli yang utama dari produk yang dihasilkannya maka pemasok inipun akan mengalami kemunduran usahanya. 4 Para konsumen dari perusahaan yang berhenti beroperasi juga akan terpaksa mencari perusahaan lain yang memproduksi barang yang sama. 5 Pemerintah akan kehilangan peluang untuk mendapatkan pajak penghasilan dan pajak perusahaan dari perusahaan yang bangkrut. Untuk penelitian ini nilai tambah didefinisikan sebagai keuntungan yang didapat suatu pelaku atau stakeholder. Secara teoritis nilai tambah adalah keuntungan dan dapat dihitung dengan formula berikut Salvatore, 2004; Buffett, 2010: Biaya pengolahan: TC = TFC + TVC ………………………...……………... 1 TC = total cost = biaya total pengolahan produk TFC = total fixed cost total biaya tetap TVC = total variable cost total biaya variabel Penerimaan: TR = P Q ……..………..………….....……………. 2 TR = total revenue total penerimaan P = price per unit harga jual per unit Q = quantity jumlah produksi Keuntungan = nilai tambah: = TR – TC ………………………………………... 3 = pendapatan bersih atau keuntungan Penelitian ini penting untuk dapat melakukan perhitungan nilai tambah yang rasional seimbang untuk para aktor dalam rantai pasok untuk beragam kondisi dan sifat usaha industri tersebut. Selanjutnya penelitian ini ditujukan untuk dapat mengidentifikasikan faktor-faktor dan formula perhitungannya sehingga dapat dilakukan perubahan yang mempengaruhi nilai tambah rantai pasok tersebut.

2.3.4 Nilai Tambah dan Produktivitas

Dalam suatu kegiatan usaha atau produksi produktivitas adalah perbandingan antara keluaran output dan masukan input Parham, 2011; Cruz, 2011, dan diartikan sebagai seberapa optimum penggunaan sumberdaya yang dipergunakan secara bersama-sama untuk menghasilkan output. Untuk dapat bersaing dengan rantai pasok yang lain maka perusahaan atau kegiatan usaha yang terkait dalam suatu rantai pasok harus berusaha mendapatkan produktivitas yang tinggi melebihi produktivitas perusahaan atau rantai pasok pesaing. Rumus produktivitas dapat dituliskan sebagai: Produktivitas = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 Dari rumus tersebut dapat dilihat bahwa produktivitas yang meningkat dari waktu ke waktu berarti adanya peningkatan rasio outputinput dari waktu ke waktu. Salah satu bentuk dari output adalah nilai tambah Cruz, 2011. Oleh karena itu maka rumus produktivitas dapat ditulis: Produktivitas = . …. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 Ada dua metode penghitungan nilai tambah Cruz, 2011 yaitu metode pengurangan dan metode penambahan. Dengan metode pengurangan nilai tambah dihitung sebagai nilai penjualan dikurangi semua pembelian atau pengadaan dari luar perusahaan misalnya bahan, energi, jasa-jasa ditambah dengan perubahan semua persediaan bahan bahan jadi dan bahan setengah jadi. Dengan metode penambahan nilai tambah dihitung sebagai penambahan nilai keuntungan dengan semua biaya personalia Gaji dan upah, manajemen, biaya-biaya untuk mempertahankan keuangan perusahaan misalnya bunga pinjaman, depresiasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode pengurangan. Perhitungan terperinci adalah seperti terlihat pada diagram gambar 2.8. Dari gambar ini dapat kita menurunkan beberapa besaran rasio nilai tambah yaitu: Produktivitas Tenaga Kerja, Daya saing biaya tenaga kerja dan Produktivitas modal dihitung dengan rumus-rumus berikut: Produktivitas tenaga kerja = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3