2.3.10 Manajemen Risiko
IRM 2002 mendefinisikan manajemen risiko sebagai upaya merupakan pengenalan, pengukuran dan perlakuan terhadap kerugian dari kemungkinan kecelakaan yang muncul. Agar
perusahaan dapat menanggulangi semua risiko yang mungkin terjadi, diperlukan sebuah proses yang dinamakan sebagai manajemen risiko. Tiga macam pengertian perihal manajemen risiko
antara lain adalah Proses formal dimana faktor-faktor risiko secara sistematis diidentifikasi, diukur dan dicari solusinya. Yang kedua adalah metode penanganan formal sistematis yang
dikonsentrasikan pada identifikasi dan pengendalian peristiwa yang memiliki kemungkinan perubahan yang tidak diinginkan. Jenis ketiga adalah manajemen risiko dalam konteks proyek,
yang berupaya mengidentifikasi, menganalisadan menjawab faktor-faktor risiko sepanjang masa proyek.
Manajemen risiko rantai pasok sudah menjadi kegiatan yang diharuskan dalam manajemen rantai pasok, agar dapat menghindari atau paling tidak mengurangi terjadinya
kegagalan berbisnis yang kelihatannya menjadi hal yang sering terjadi dalam era penuh ketidakpastian saat ini. IRM 2002 menggambarkan kegiatan-kegiatan manajemen risiko dengan
Gambar 2.10. Pada diagram ini terlihat bahwa sasaran-sasaran strategis organisasi menentukan hasil-hasil kerja yang harus dicapai.
Gambar 2.10 Diagram manajemen risiko IRM, 2002
Untuk setiap uraian hasil akan harus ditentukan risiko-risiko yang dihadapi. Untuk kejelasan masalahnya risiko-risiko tersebut dianalisa dengan langkah-langkah identifikasi,
deskripsi dan diperkirakan dampak, paparan serta peluang terjadinya. Setelah kemudian di- evaluasi maka risiko-risiko tersebut dilaporkan kepada pimpinan organisasi atau tim yang
ditunjuk dengan kelengkapan uraian tentang ancaman-ancaman serta peluang-peluang mengatasinya. Setelah keputusan tindakan ditentukan untuk tiap risiko maka tindakan tesebut
dilaksanakan oleh pihak yang ditunjuk, kemudian sisa masalah yang belum tertangani dilaporkan. Kesemua kegiatan tersebut di-monitor oleh tim yang bertugas, biasanya dalam uraian
tugas tim auditor. Apabila terdapat kegiatan operasional usaha organisasi yang perlu diperbaiki maka dilakukan modifikasi yang diperlukan.
2.4 Konsep Dasar Agen dan Sistem Multi Agen
2.4.1 Latar Belakang Sistem Multi Agen
Sistem Multi Agen SMA awalnya merupakan model konsep sederhana tentang mikrokomputer yang dilakukan oleh Von Neumann dengan ciptaannya yaitu mesin Von
Neumann, yakni suatu model teoritis yang memiliki kemampuan reproduktif Bhatt, 2012. Perkembangan selanjutnya dilakukan oleh mitra Von Neumann sendiri yakni Stanislaw Ulam,
seorang matematikawan yang memunculkan model cellular automata, mengikuti perkembangan awal teknologi komputer pada akhir tahun 1940-an. Ide dasar dari cellular automata adalah
membuat simulasi dari situasi nyata antara tingkat mikro dengan makro untuk suatu sistem sosial. Secara teoritis kecenderungan suatu sistem adalah selalu dalam keadaan seimbang
equilibrium atau menuju dan bergerak disekitar titik keseimbangan. Interaksi sistem ini diperkenalkan oleh seorang pakar komputer Craig Reynold dalam kehidupan biologi yang
dikenal dengan sebutan model Artificial Life. Secara konseptual SMA diturunkan dari gabungan antar disiplin ilmu yang dikenal
dengan konsep “Science of Complexity”, yakni istilah yang diungkapkan Ramalingam dan Jones 2008. Secara ilmiah konsep biologi dan ilmu sosial digabungkan sehingga menghasilkan
gabungan kompleks yang dapat mengantisipasi sistem yang non-linier, dapat mengatur diri sendiri, heterogen, dapat beradaptasi, ada feedback, dan dapat memunculkan perilaku. Semua
gabungan ilmu tadi diimplementasikan kedalam suatu teknik komputer dan software yang membentuk kerangka kerja pemodelan berbasis agen.
Axelrod dan Tesfatsion 2005, menjelaskan bahwa SMA adalah suatu metode untuk mempelajari suatu sistem yang terdiri dari agen yang saling berinteraksi dan memunculkan sifat
baru karena interaksi. Sifat baru yang muncul ini merupakan hasil penggabungan sederhana dari sifat-sifat agen, dan memunculkan sifat atau perilaku baru yang tidak dapat diprediksi
sebelumnya. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa SMA adalah suatu metode yang
mengikuti pendekatan dari bawah ke atas bottom-up tentang bagaimana perilaku-perilaku agen mempengaruhi perilaku sistem. Kemudian dibuat model simulasi berbasis komputer. Diharapkan
bahwa interaksi antar para agen dapat menghasikan sifat-sifat unggul untuk membantu proses pengambilan keputusan di dunia nyata.
Metode SMA dimulai dengan menentukan entitas atau agen yang membangun suatu sistem Axelrod dan Tesfatsion, 2005. Observasi dilakukan terhadap sistem nyata untuk
menentukan sifat dari masing-masing agen atribut agen dan interaksi yang mungkin terjadi antara agen-agen. Kemudian dengan simulasi komputer, dibuat sejarah data yang dapat
mengungkapkan konsekuensi dinamis dari setiap asumsi yang digunakan pada awal simulasi tadi. Agen yang digunakan tadi dapat mewakili individu manusia seperti konsumen, penjual, dan
pembeli. Agen dapat juga mewakili keluarga, perusahaan, komunitas, bahkan lembaga pemerintahan dan negara.
SMA adalah sistem komputer yang terdiri dari entitas yang mandiri atau agen-agen yang memiliki pengetahuan serta kemampuan pengolahan informasi yang terbatas. Suatu agen dapat
saja merupakan suatu sub-rutin pada suatu program komputer, tetapi dapat juga merupakan entitas yang lebih besar, dengan kemampuan pengendalian yang persisten Berger, 2001.
Teknologi Agen dan SMA dirancang untuk menjawab tantangan kompetisi dan perubahan situasi, selera serta pilihan pelanggan. Oleh karena itu teknologi agen dan SMA sesuai untuk
pemodelan dan pelaksanaan kegiatan rantai pasok. Setiap anggota dari rantai pasok dimodelkan sebagai suatu agen yang mandiri dan
memiliki kemampuan membuat keputusan sendiri berdasarkan informasi lingkungan yang tersedia Datta, 2007. Dengan demikian maka fasilitas produksi diwakili oleh Agen Pabrik,
yang merupakan replika dari keputusan-keputusan yang dibuat oleh seorang manager pabrik, berdasarkan arus barang yang mengalir dan keluar masuk pada suatu pabrik dan informasi
strategis yang dibuat perusahaan misalnya introduksi produk baru, pasar baru, dll. Secara sama