Unified Modeling Language UML

Pada tahap validasi, model diuji apakah sudah dapat digunakan dalam situasi operasional yang nyata. Validasi adalah proses penentuan apakah model yang dibangun merupakan perwakilan yang akurat dari sistem nyata yang diwakilinya. Model dikatakan valid jika tidak memiliki karakteristik dan perilaku yang berbeda secara signifikan dari sistem nyata yang diamati. Teknik validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Delphi face validation yaitu dengan meminta pendapat para pakar untuk memberikan penilaian terhadap model yang dibuat dengan mengisi kuisioner dan melakukan diskusi untuk memperbaiki dan menentukan tingkat efektifitas dari sistem dengan mencoba sistem penunjang keputusan dengan input skenario tertentu.

3.3 Model Modifikasi Metode Hayami

Model pertama yang dikembangkan adalah model perhitungan nilai tambah Hayami yang dimodifikasi. Untuk proses perhitungan ini penulis menetapkan asumsi-asumsi sebagai berikut. 1. Kapasitas pabrik minyak sawit dapat mengolah masukan 30 ton TBSjam. Pabrik minyak sawit menghasilkan minyak sawit dengan randemen 24 dan PKO dengan randemen 6. 2. Semua kebutuhan TBS dianggap dipasok oleh kelompok petani sawit swadaya dengan pemilikan 2 hektar per petani. Setiap hektar kebun sawit dapat menghasilkan 28 ton TBShektartahun. Tingkat produktivitas ini adalah tingkat maksimal untuk kebun kelas sedang yang berumur 9 – 13 tahun. 3. Pedagang pengepul menerima pendapatan sekitar Rp 100 untuk setiap kg TBS yang dijual ke pabrik minyak sawit. Pedagang ini dianggap mewakili agen yang berhubungan dengan petani dan pemasok yang berhubungan dengan pabrik minyak sawit. 4. Pabrik minyak goreng menghasilkan minyak goreng kemasan, minyak stearin, dan Palm Fatty Acid Distillate PFAD, dengan randemen masing-masing 76, 19 dan 4,6. 5. Distributorpengecer minyak goreng menerima pendapatan sekitar Rp 250 untuk setiap kg minyak goreng yang disalurkan dari pabrik.

3.3.1 Proses Modifikasi

Proses modifikasi terhadap model perhitungan nilai tambah metode Hayami diperlihatkan pada Gambar 3.4. Gambar 3.4 Diagram alir proses modifikasi formula Hayami 1. Untuk menjaga konsistensi volume produk sepanjang rantai pasok maka skala kegiatan usaha mengacu pada patokan kapasitas pabrik minyak sawit mengolah masukan 30 ton TBSjam. Keseimbangan material pada semua proses disesuaikan dengan kebutuhan- kebutuhan bahan untuk memproses sebesar 30 ton TBSjam atau hasil minyak goreng yang diperoleh dari jumlah minyak sawit yang dihasilkan. Kemudian dihitung besarnya volume-volume bahan dan produksi serta biaya-biaya bahan, tenaga kerja manusia, enerji, modal dan transportasi untuk satu tahun. 2. Untuk 30 ton TBSjam dibutuhkan TBS setahun sebanyak 180.000 ton. Jumlah ini dipasok dari kebun sendiri dan oleh para pengepul, yang mengumpulkan TBS dari para petani. Masing-masing 50 yaitu sebesar 90.000 ton.