Pengertian Rantai Pasok Rantai Pasok

memenuhi kebutuhan kepuasaan para pihak yang berkepentingan dalam rantai pasok tersebut Simchi-Levi et al., 2004. Ellram 1991 mendefinisikan SCM sebagai pendekatan integratif dalam menangani masalah perencanaan dan pengawasan aliran material dari pemasok sampai ke pengguna. Pendekatan ini ditujukan untuk pengelolaan dan pengawasan hubungan saluran distribusi secara kooperatif untuk kepentingan semua pihak yang terlibat, untuk mengefisienkan penggunaan sumberdaya dalam mencapai tujuan kepuasan konsumen rantai pasokan secara total. Penggunaan istilah rantai dalam SCM benar-benar menunjukkan sebuah rantai jaringan kerja perusahaan-perusahaan yang saling berinteraksi untuk mengantarkan produkjasa ke konsumen akhir, mengaitkan aliran dari bahan mentah sampai pengguna terakhir. Para manajer senior menyadari bahwa keunggulan daya saing perlu didukung oleh aliran bahan baku dari hulu pemasok hingga hilir pengguna akhir secara efisien dan efektif. Sebagai pendukung kelancaran arus barang maka harus terjadi juga aliran informasi yang terkait. Gambar 2.1 menguraikan tahapan yang harus dilalui oleh aliran barang dari hulu hingga hilir, yaitu pemasok, pabrik, distribusi, ritel dan konsumen akhir. Gambar 2.1 Skema sistem rantai pasok Vorst, 2004 Pengelolaan atau manajemen rantai pasok adalah keterpaduan antara perencanaan, koordinasi dan kendali seluruh proses dan aktivitas bisnis dalam rantai pasok untuk menghantarkan nilai maksimal dari konsumen dengan biaya termurah kepada pelanggan. Rantai pasok lebih ditekankan pada sisi aliran bahan dan informasi, sedangkan manajemen rantai pasok menekankan pada upaya memadukan kumpulan rantai pasok Vorst, 2006. Pada tingkat agroindustri, manajemen rantai pasok memberikan perhatian pada pasokan, persediaan dan transportasi pendistribusian produk-produk pertanian. Kelembagaan rantai pasok adalah Ritel Pemasok Pemasok Pemasok Pabrik Pabrik Pabrik Pelanggan Distributor Distributor Ritel Ritel Pelanggan Pelanggan Pelanggan hubungan manajemen atau sistem kerja yang sistematis dan saling mendukung diantara beberapa lembaga kemitraan rantai pasok suatu komoditas Marimin dan Magfiroh, 2010. Brown 1994 mengatakan bahwa untuk mendapatkan pasokan bahan baku yang berkualitas diperlukan standar dasar komoditas, sedangkan kuantitas pasokan perlu memperhatikan produktivitas tanaman. Pasokan bahan baku dalam agroindustri mempunyai karakteristik musiman, mudah rusak, beragam, dan kamba. Manajemen rantai pasok memberikan perhatian pada pasokan, persediaan dan transportasi pendistribusian sebagai strategi mengurangi resiko kerusakan atau penurunan kualitas produk secara total serta meminimasi biaya. Rantai pasok adalah jaringan pelayanan, material dan aliran informasi yang menghubungkan keterkaitan dengan pelanggan, proses pemenuhan order, serta proses keterkaitannya dengan para supplier dan pelanggannya. Sinkronisasi dari proses perusahaan terhadap pemasok disesuaikan dengan aliran barangbahan, jasa dan informasi dari permintaan. Implikasi strateginya akan melibatkan koordinasi dari proses kunci di perusahaan seperti penerimaan order pesanan, pemenuhan order dan pembelian yang didukung oleh fungsi pemasaran, keuangan, sistem informasi, operasional dan logistik. Beberapa pemain utama yang merupakan pelaku-pelaku yang mempunyai kepentingan dalam manajemen rantai pasok adalah para pemasok, produsen, distributor, retail outlets dan pelanggan. Menurut Austin 1981 agroindustri menjadi pusat rantai pertanian yang berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah produk pertanian di pasar. Agroindustri membutuhkan pasokan bahan baku yang berkualitas dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Menurut Brown 1994 untuk mendapatkan pasokan bahan baku yang berkualitas diperlukan standar dasar komoditas, sedangkan kuantitas pasokan perlu memperhatikan produktivitas tanaman. Gambar 2.2 menunjukkan aliran produk disetiap tingkatan rantai pasok dalam konteks jejaring rantai pasok pertanian menyeluruh. Setiap perusahaan diposisikan dalam sebuah titik dalam lapisan jaringan. Beberapa pembahasan rantai pasok agroindustri yang telah dilakukan diantaranya Wouda et al., 2001 menggunakan programa linier untuk komoditas susu, Vorst 2007 untuk agroindustri peternakan menggunakan model simulasi untuk membahas persediaan dan distribusi untuk produk pangan. Beberapa hasil penelitian ini memperlihatkan perkembangan baik pembahasan dalam rantai pasok agroindustri untuk berbagai komoditas. Rantai pasok sayuran