Hak Cipta dan Pemalsuan Lukisan

Seni Budaya 97

6. Dewan Hak Cipta

Dalam kasus ini, yang memprihatinkan adalah Undang-Undang Hak Cipta tidak dapat melindungi Hak Cipta Raden Saleh, oleh karena usia Raden Saleh di tambah 50 tahun tidak dilindungi Hak Cipta lagi. Hal ini diciptakan oleh Raden Saleh. Dengan kata lain Nama Raden Saleh dalam lukisannya tidak bisa dihapus dan diganti oleh nama orang lain. Artinya pemilik lukisan Raden Saleh siapa pun dia, lembaga apapun dia tidak dapat mengklaim bahwa lukisan itu adalah ciptaannya. Pengertian Ciptaan dalam karya seni bersifat “Abadi”. Siapakah pewaris hak cipta karya Raden Saleh? Jika keturunan Raden Saleh sebagai ahli waris pemegang hak cipta tidak peduli dengan pemalsuan lukisan itu, maka negara adalah pemegang hak cipta itu, artinya Negara Republik Indonesia sesungguhnya dapat menyampaikan gugatan kepada pemalsu lukisan Raden Saleh melalui Pengadilan Niaga. Tetapi negara sendiri tampaknya belum menyadari bahwa pembelaan Hak Atas Kekayaan Intelektual senimannya adalah juga bagian dari ketaatan hukum dan pembangun wibawa serta martabat bangsa. Apresiasi “elit bangsa” pada seniman dan karya seni merupakan fakta yang menyedihkan, padahal Raden Saleh adalah seniman pertama yang mempunyai reputasi internasional di bidang seni lukis. Untuk membantu Pemerintah dalam memberikan penyuluhan dan pembimbingan serta pembinaan Hak Cipta, dibentuk Dewan Hak Cipta, DHC. Keanggotaan DHC terdiri atas wakil pemerintah, wakil organisasi profesi, dan anggota masyarakat yang memiliki kompetensi di bidang Hak Cipta yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri. Jika demikian maka adalah tanggung jawab DHC untuk pem-binaan dan pemasyarakatan UUHC. Sampai kini, sejauh pengamatan kita, kerja sama DHC dengan Institusi Pendidikan Seni belum terlaksana. Sehingga boleh dikatakan sosialisasi UUHC kepada siswa dan mahasiswa seni belum terselenggara, sebagai akibatnya pemahaman, pengertian, dan apresiasi siswa dan mahasiswa seni terhadap UUHC sangat memprihatinkan. Jika para guru dan dosen seni memasukkan UUHC sebagai bagian dari proses belajar mengajar mereka, maka di masa depan para lulusannya akan lebih sadar akan hak-haknya, dan dapat mengapresiasi hak-hak orang lain dalam penciptaan karya seni. Sumber: Dok. Kemendikbud Gambar 3.1 Raden Saleh, Mengintai. 98 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK Kompetensi Dasar 3.4 Menganalisis hasil pergelaran musik berdasarkan konsep, teknik. prosedur, dan tokoh pada kritik musik sesuai konteks budaya 4.4 Membuat tulisan tentang karya-karya musik dan pencipta Gambaran umum materi kritik musik Kritik musik merupakan materi bab 2 buku siswa. Fokusnya adalah kemam-puan menulis kritik musik. Untuk itu, dalam materi ini dijelaskan konsep, teknik, dan langkah-langkah kritik musik. Pada akhir materi diberikan tahapan atau bagian-bagian dalam penulisan kritik musik. Kritik musik di Indonesia memang belum menjadi bagian penting dalam perkembangan dunia musik. Oleh karena itu, bagian awal materi ini dimulai dari pentingnya kritik musik dalam kehidupan dan karya seniman pencipta dan penyaji maupun masyarakat.Setelah siswa memahami pengertian, fungsi dan tujuan kritik dalam dunia musik, selanjutnya ditunjukkan jenis dan pendekatan suatu kritik seni. Adapun jenis kritik seni teridiri dari: 1. Kritik Jurnalistik. Kritik ini isinya mengandung aspek pemberitaan. Tujuannya memberikan informasi tentang berbagai peristiwa musik, baik pertunjukan maupun rekaman. Biasanya ditulis dengan ringkas karena untuk keperluan surat kabar atau majalah. 2. Kritik pedagogik. Kritik ini diterapkan oleh pengajar kesenian dalam lembaga pendidikan. Tujuan kritik ini adalah untuk mengembangkan bakat dan dan potensi peserta didik. Ini dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan obyek kajian adalah karya peserta didiknya sendiri.3.Kritik Ilmiah. Kritik ini berkembang dikalangan akademisi dengan metodologi penelitian ilmiah, dilakukan dengan pengkajian secara luas, mendalam dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun membandingkan dapat dipertanggung-jawabkan secara akademis dan estetis.4. Kritik Populer. Kritik ini dilakukan secara terus menerus secara langsung atau tidak langsung dikerjakan oleh penulis yang tidak menuntut keahlian kritis. Ini berarti kritik yang disampaikan bukan pada tepat tidaknya analisis dan evaluasi yang disajikan tetapi pada kesetiaan atas suatu gaya atau jenis musik yang mereka tekuni. Selanjutnya adalah materi pendekatan kritik musik. Pendekatan yang umum digunakan dalam kritik seni terdiri dari pendekatan formalistik, instrumentalistik, dan ekspresivistik. Pendekatan ini dapat berupa: 1. Formalistik, yaitu pendekatan yang berasumsi bahwa kehidupan seni memiliki kehidupanya sendiri, lepas dari kehidupan nyata sehari-hari. Kritik jenis ini cenderung menuntut kesempurnaan karya seni yang dibahas. 2. Instrumentalistik, yang menganggap seni sebagai sarana atau instrumen untuk mengembangkan tujuan tertentu BAB 4 Kritik Musik