Persiapan Aktivitas Apresiasi Seni

2 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK didik sebagai notulen 1 peserta didik = 1 notulen bertugas untuk merekam dan mencatat hasil pengamatan yang dilakukan. Selanjutnya guru dengan ringkas memberikan orientasir fokus pembelajaran apresiasi seni deskripsi, analisis, penafsiran dan evaluasi.

2. Pelaksanaan Aktivitas Apresiasi Seni Lukis

a. Mengamati Peserta didik pertama, maju ke depan kelas melaksanakan pengamatan dan menginformasikan hasil pengamatannya secara lisan kepada semua peserta didik dan guru di kelas. Notulen mencatat semua informasi itu atau merekamnya secara auditif atau audio visual bila memungkinkan sebagai data yang akurat. b. Menanyakan Peserta didik kedua, maju ke depan kelas dan mengamati lukisan, kemudian bertanya: “Faktor apakah pada lukisan ini yang dapat menimbulkan perasaan menyenangkan atau sebutkan perasaan lainnya dalam diri saya. Bagaimana teknik melukisnya? apakah yang menjadi sumber inspirasi lukisan ini? dan apakah makna lukisan ini?” c. Mencoba Peserta didik ketiga, maju ke depan kelas dan mengamati lukisan, kemudian mencoba menjawab pertanyaan: Dengan menunjukkan faktor rupa atau unsur yang menimbulkan perasaan menyenangkan perasaan lain itu. Dengan cara menunjukkan bagian-bagian lukisan itu ke semua teman-teman sekelas dan guru seni budaya. Berdasarkan hasil pengamatannya terhadap aspek teknik artistik lukisan, peserta didik menyampaikan asumsi tahapan proses kreasi yang dilakukan pelukis. Bertolak dari gambaran objek- objek dan struktur penataannya dalam bidang lukisan, peserta didik akan menyampaikan dugaannya tentang sumber inspirasi atau tema lukisan. d. Menalar Ketiga notulen kemudian membacakan hasil pengamatan, jawaban atas pertanyaan, dan hasil asumsi yang di sampaikan oleh tiga peserta didik yang mengamati karya seni lukis. Berdasarkan data ini, guru membuka kegiatan diskusi kelas dan bertindak sebagai moderator. Fokus kajian diskusi adalah menyepakati atau merevisi kebenaran data pengamatan, jawaban pertanyaan yang diajukan, dan asumsi yang telah dikemukakan. Dari data dan bukti-bukti yang telah disepakati itu para peserta didik diminta mengerjakan karya tulis menganalisis dan merumuskan nilai keindahan dan nilai seni secara mandiri tugas individual. Berdasarkan data dan bukti-bukti yang ada secara logis, argumentatif, apresiatif, dengan penggunaan bahasa Indonesia yang jelas, logis, dan sistematis. Dari tugas penulisan para peserta didik guru memilih 5 makalah terbaik untuk dipresentasikan dalam pertemuan berikutnya. e. Menyajikan Untuk aktivitas ini guru memandu kegiatan diskusi secara bergiliran di depan kelas. Pada akhir kegiatan diskusi diharapkan diperoleh kesimpulan yang memuaskan tentang aspek keindahan estetika, aspek seni artistik dan aspek nilai makna lukisan. Seni Budaya 3

B. Berkreasi

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran seni rupa, Viktor Lowenfeld dalam bukunya Creative and Mental Growth, menyimpulkan adanya the visual type dan the haptic type dalam karya para peserta didik. Maka konsep dan praksis pendidikan formal di sekolah menengah atas berusaha mengembangkan kedua tipe tersebut secara konsekuen.

1. Pengembangan Tipe Visual

Pengertian lukisan tipe visual adalah titik tolak penghayatan peserta didik lebih banyak berdasarkan pengamatan atas bentuk alam sekitar. Sehingga faktor eksternal relatif lebih berperan ketika mereka melukis. Ciri-ciri dan corak lukisan mereka mengarah kepada seni lukis realisme atau naturalisme. Sumber: Education of Art, Unesco. Gambar 1.1 Bimba Sangvikar, Self Portrait. Adalah tugas pendidik untuk mengembangkan kemampuan melukis dengan tipe visual ini. Kepada peserta didik diberikan metode pendidikan teori imitative, penguasaan ketrampilan meniru rupa objek lukisan dengan hukum-hukum optik, jadi guru perlu memberikan pengetahuan proporsi, anatomi, perspektif, teori warna, dan permasalahan ketrampilan sebagai bekal yang perlu dipahami peserta didik dalam proses pembelajaran seni lukis. Antara lain memperlihatkan ilusi ruang, menghadirkan perspektif, memperlihatkan plastisitas gerak objek, proporsi visual, dan penggunaan warna sebagai terjemahan warna objek yang menjadi tema lukisannya.

2. Pengembangan Tipe Haptic

Pengertian lukisan tipe haptic adalah titik tolak penghayatan peserta didik lebih banyak berdasarkan gagasan pribadinya. Sehingga faktor internal lebih banyak berperan. Hal ini t e rbukti dari karakteristik lukisannya yang lebih dominan sebagai ekspresi perasaan subjektif yang mengarah kepada corak non realistis.