Seni Budaya 73
Sumber: Michal Daniel
Gambar 8.1 Pementasan Mother Courage and Her Children Ibu Berani dan Anaknya,
karya Bertold Brecht. Sutradara Tony Kushner. Meryl Streep berperan sebagai Mother.
Aktivitas Mengamati 1. Guru dapat menganjurkan peserta didik mengamati pertunjukan teater dari
sumber lain seperti internet, menonton pertunjukan melalui VCDDVD, dan sumber belajar lainnya.
2. Guru dapat menganjurkan peserta didik mengamati pertunjukan teater di daerahnya, atau mengamati pertunjukan dari daerah lain.
Format diskusi hasil pengamatan pertunjukan teater Nama anggota
: Nama pertunjukan teater yang diamati
: Haritanggal pengamatan
:
No. Aspek yang diamati
Uraian hasil pengamatan
1. Tehnik olah suara
2. Teknik olah tubuh
3. Teknik olah rasa
74 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK
Aktivitas Menanyakan Setelah peserta didik mengamati pertunjukan teater dari sumber lain seperti
internet, menonton pertunjukan melalui VCDDVD, dan sumber belajar lainnya, guru dapat melakukan diskusi dengan peserta didik.
1. Guru menganjurkan peserta didik membentuk kelompok diskusi 2 sampai
4 orang. 2. Guru dapat memilih peserta didik sebagai moderator dan sekretaris untuk
mencatat hasil diskusi. 3. Untuk memudahkan mencatat hasil diskusi, dianjurkan menggunakan table
yang tersedia, menganjurkan penambahan kolom sesuai dengan kebutuhan.
Aktivitas Mengasosiasi 1. Setelah peserta didik berdiskusi berdasarkan hasil mengamati pertunjukan
teater dari berbagai sumber, guru menganjurkan peserta didik membaca konsep tehnik akting.
2. Guru menganjurkan peserta didik memperkaya dengan mencari materi dari sumber belajar lainnya.
2. Teknik Dasar Acting Teater
a. Aktor dengan suara dan tubuhnya Dalam pekerjaan sehari-hari seorang aktor-aktris, ia akan berhadapan dengan berbagai
masalah yang menyangkut suara dan tubuhnya. Berbagai perasaan yang berkecamuk dibatin tokoh yang diperankan, harus mampu dilahirkan melalui suara dan tubuhnya. Kondisi-kondisi
badaniah yang dihadapi tokoh harus mampu dikemukakan dengan memanfaatkan suara dan tubuhnya. Melalui suara dan tubuhnyalah seorang aktor-aktris berkomunikasi. Dengan suara
dan tubuhnya, yang terdiri dari bagian-bagian, ia harus mampu bercerita. Dan ceritanya ini harus dapat meyakinkan orang lain.
Banyak yang dituntut dari segi suara dan isik. Sebanyak tuntutan yang ada dari segi kejiwaannya. Bagi seorang aktor-aktris teater, kondisi suara dan isik yang prima menjadi syarat
mutlak. Ia tidak perlu bersuara merdu bagai biduan dan berbadan bagai seorang binaragawan, atau ratu kecantikan. Tidak perlu baginya untuk bersuara alto atau sopran, atau berpotongan
tubuh bagaikan seorang pesenam. Suara boleh biasa-biasa saja dan tubuhnya boleh berbentuk bagaimana saja, sesuai kebutuhan tokoh yang diperankan. Ia bisa bersuara cempreng, bertubuh
kurus tinggi, pendek gemuk, besar tegap atau sedang-sedang saja dan berbagai bentuk suara dan tubuh yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Tapi dari dirinya dibutuhkan kesiapan yang mutlak. Sebaiknya suara dan tubuhnya siap pakai dalam kondisi seperti apapun juga. Kelenturan suara dan tubuh, keluwesan gerak, kemampuan
untuk berpasif dengan seluruh tubuhnya, atau kesanggupan untuk bersikap tak melawan dan berbagai sikap serta perbuatan lainnya harus mampu dilahirkannya. Dan ini semua harus logis,
Seni Budaya 75
jelas dan tegas. Untuk segalanya inilah, maka dari dirinya dituntut untuk senantiasa melatih suara dan tubuhnya. Salah satu usaha untuk itu ialah latihan olah suara dan latihan olah tubuh.
Kemudian kita bertanya, dapatkah suara dan tubuh diolah? Kalau seorang aktor-aktris mau melihat pada suara dan tubuhnya sebagaimana seorang seniman keramik melihat tanah liat.
Maka dapatlah ia mengolah suara dan tubuhnya. Sebagaimana si seniman keramik, menyiapkan adonan tanah liat yang diaduk-aduknya dan diremas-remas sebelum membentuk benda yang
ingin dibuatnya. Demikian pula sikap aktor-aktris terhadap suaranya dan tubuhnya.
b. Olah Suara Suara pemain teater menempuh jarak yang lebih jauh dibanding dengan suara pemain
ilm dan sinetron. Karena suara pemain teater tidak hanya dituntut terdengar oleh lawan main, tetapi juga harus terdengar oleh seluruh penonton. Pertunjukan yang secara visual baik,
kalau suara pemainnya tidak cukup terdengar, maka penonton tidak dapat menangkap jalan ceritanya. Pertunjukan yang secara visual buruk, kalau ucapan pemainnya cukup terdengar
oleh penonton, maka penonton masih bisa menikmati jalan cerita dari pertunjukan tersebut. Ini menunjukkan bahwa, suara mempunyai peranan yang cukup penting. Agar tujuannya
tercapai, pemain teater harus melatih;
1 Kejelasan ucapan. Agar setiap sukukata yang ia ucapkan cukup terdengar. 2 Tekanan ucapan. Agar isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat yang ia ucapkan
bisa ditonjolkan. 3 Kerasnya ucapan. Agar kalimat yang ia ucapkan cukup terdengar oleh seluruh
penonton. c. Melatih Kejelasan Ucapan
1 Latihan berbisik: Dua orang berhadapan, membaca naskah dalam jarak dua atau tiga meter, dengan cara berbisik.
2 Latihan mengucapkan kata atau kalimat dengan variasi tempo, cepat dan lambat: “sengseng tengtes sresep brebeeet … maka para tukang sulap mengeluarkan
kertas warna-warni dari mulut dowernya yang kebanyakan mengunyah popcorn, pizza, kentucky, humberger di rumah-rumah makan eropa-amerika dan membuat
jamur dari air-liurnya pada kertas panjang yang menjulur bagai lidah sungai menuju jalan layang bebas hambatan kemudian melilit bangunan-bangunan mewah
disekitar pondok indah cinere bumi serpong damai pantai indah kapuk pluit pulomas sunter hijau kelapa gading permai dan tugu monas …”
d. Melatih Tekanan Ucapan Tekanan ucapan ada tiga macam; 1. Tekanan Dinamik. 2. Tempo. 3. Tekanan Nada.
1 Tekanan Dinamik Tekanan Dinamik ialah keras-pelannya ucapan. Gunanya untuk menggambarkan
isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat. Contohnya; “Hari Minggu saya ke toko buku” artinya, bukan hari Senin atau hari Selasa. “Hari Minggu saya ke toko
buku” artinya, bukan adik saya atau kakak saya. “Hari Minggu saya ke toko buku” artinya bukan ke toko pakaian atau ke toko makanan.