Sejarah Dan Perkembangan Teater Dunia

58 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK sehingga menimbulkan belas dan ngeri, komedi drama yang mengejek atau menyindir orang- orang yang berkuasa, tentang kesombongan dan kebodohan mereka, dan satyr drama yang menggambarkan tindakan tragedi dan mengolok-olok nasib karakter tragedi. Tokoh drama tragedi yang sangat terkenal adalah; Aeschylus 525 – 456 SM, Sophocles 496 – 406 SM,dan Euripides 480 – 406 SM. Dan tokoh drama komedi bernama; Aristophanes 446 – 386 SM. Beberapa dari karya mereka masih tersimpan hingga sekarang. Dan sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Di antaranya; Prometheus Bound Belenggu Prometheus karya Aeschylus, Oedipus Rex, Oedipus Di Colonus, dan Antigone, karya Sophocles, terjemahan Rendra, Hippolytus karya Euripides, terjemahan… dan Lysistrata, karya Aristophanes, terjemahan Rendra. Drama-drama ini dibahas oleh Aristoteles dalam karyanya yang berjudul Poetic. Sumber: Dok. Caterina Barone Gambar 7.6 Oedipus Tyranus dan Antigone, karya Sophocles. Sutradara Daniele Salvo dan Christina Pezzoli. Dipentaskan di Spettacoli Classici Teatro Greco, Syracusa- Italia, 2009. b. Teater Zaman Renaisance Di Ingggris th. 1500 M – th. 1700 M Kejayaan teater di zaman Yunani kuno lahir kembali di zaman Renaissance. Di Inggris muncul dramawan-dramawan besar. Dan yang paling terkenal hingga sekarang adalah Williams Shakespeare 1564 – 1616. Beberapa karyanya diterjemahkan oleh Trisno Sumardjo, di antaranya; Romeo Juliet, Hamlet, Machbeth, Prahara, dll. Seni Budaya 59 Sumber: Dok. he Shakespeare heatre Company Gambar 7.7 Pementasan Romeo Juliet oleh he Shakespeare heatre Company, di Washington, Amerika, 2008. c. Teater Zaman Renaisance Di Perancis th. 1500 M – th. 1700 M Bangsa Perancis juga mengambil hikmah dari kejayaan teater Yunani kuno. Mereka menamakannya sebagai “neo klasik”. Artinya klasik baru. Di mana mereka telah memberi jiwa baru kepada gaya klasik Yunani kuno. Yaitu gaya yang lebih halus, anggun dan mewah. Di zaman itu muncullah Moliere 1622 M – 1673 M. Sebagaimana Williams Shakespeare, Moliere juga mengarang dan mementaskan karya- karyanya sendiri, sekaligus menjadi pemeran utamanya. Beberapa karyanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, di antaranya: Si Bakhil, Dokter Gadungan, Akal Bulus Scapin, dll Sumber: Dok. Big Willy Star Gambar 7.8 Pementasan Draama Komedi Tartufe, karya Moliere, 2012. d. Commedia Del ‘Arte Di Italia Adalah bentuk teater rakyat Italia abad ke enambelas, yang berkembang di luar lingkungan istana. Drama ini dipertunjukkan di lapangan kota dalam panggung-panggung yang sederhana. Berdasarkan pada naskah yang berisi garis besar plot saja. Pelaku-pelakunya mengenakan topeng. Percakapan berlangsung spontan dan tanpa persiapan, diselingi nyanyian dan tarian yang bersifat menyindir. Teater rakyat tersebut memberi jalan ke arah timbulnya peran-peran pantomim tradisional seperti Haelequin, Columbine. Ikut sertanya pemain-pemain wanita membuat Commedia Del ‘Arte terkesan lebih luwes. 60 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK Sumber: Dok. ISPT Gambar 7.9 Pementasan Commedia Del’ Arte, oleh Mahapeserta didik International School of Physical heatre, 2013.

5. Beberapa Jenis Teater Tradisional Asia

Teater tradisional Asia sangat banyak macam dan ragamnya. Setiap Negara mempunyai teater tradisionalnya masing-masing. Di bawah ini hanya diperkenalkan tiga dari macam ragam teater tradisional yang banyak itu. a. Teater Tradisional Cina Salah satu teater tradisional China adalah Opera Peking. Yang menggabungkan musik, tarian, nyanyian, pantomim dan akrobat. Tontonan ini muncul pada akhir abad ke- 18 dan mulai popular pada pertengahan abad ke- 19. Tata rias dan tata busananya penuh warna dan sangat rumit. Gerakan-gerakan pelakunya cenderung simbolik dan sugestif. Lakon Opera Peking berasal dari sejarah China, legenda, cerita Rakyat, dan cerita-cerita kekinian. Dalam perjalanannya, Opera Peking, terus mengalami perubahan hingga pada bentuknya yang sekarang. Opera Peking adalah perpaduan dari banyak bentuk kesenian di China. Sebagaimana teater tradisional di Indonesia, Opera Peking pada awalnya hanya dimainkan oleh laki-laki. Perempuan baru diperkenankan main di Shanghai, tahun 1894. Opera Peking juga berkembang di Taiwan. Sumber: Dok. Beijing Opera Gambar 7.10 Teater Tradisional Cina, Opera Beijing, 2013. Seni Budaya 61 b. Teater Tadisional Jepang Salah satu bentuk teater tradisional Jepang adalah Kabuki. Sebagaimana teater tradisional China, tata-rias dan tata busana Kabuki juga sangat rumit. Bentuk tontonannya campuran dari musik, tarian, dan nyanyian. Kabuki berasal dari tiga suku kata, Ka menyanyi, bu menari, dan ki ketrampilan. Kabuki sering diartikan sebagai seni menyanyi dan menari. Kabuki sebagai teater tradisional telah diturunkan dari generasi ke generasi oleh masyarakat pendukungnya. Dalam sejarahnya, Kabuki tidak banyak mengalami perubahan. Berbeda dengan teater Barat, di mana pelaku dan penonton dibatasi oleh lengkung proskenium; - dalam tontonan Kabuki pelaku dan penonton tidak berjarak. Panggung Kabuki menjorok ke arah penonton. Sumber: Dok. Pusat Kebudayaan Jepang Gambar 7.11 Festival Kabuki tahun ke- 3, di kota Komatsu City. c. Teater Tradisional India Kalau di zaman Yunani kuno, Aristoteles 384 SM – 322 SM, menulis “Poetic”, risalah yang mengulas tentang puisi, tragedi, komedi, dll. Maka di India 1500 SM – 1000 SM, ada tokoh yang setara, Bharata Muni, yang menulis “Natya shastra, risalah yang ditujukan kepada penulis naskah, sutradara dan aktor. Risalah tersebut melukiskan tentang akting, tari, musik, struktur dramatik, arsitektur, tata busana, tata rias, properti, manajemen produksi, dll. Teater tradisional India bermula dari bentuk narasi yang diekspresikan dalam nyanyian dan tarian. Sehingga pada perkembangannya gerak laku pada teater tradisional India, didominasi oleh nyanyian dan tarian, yang merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi. Sementera, alur cerita dan struktur lakon mengikuti alur dan struktur dari Mahabharata dan Ramayana, dengan tema cinta dan kepahlawanan.