Konsep Kritik Tari Nilai Estetis Tari
124 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK
2 Wirama untuk menilai: kesesuaian dan keserasian gerak dengan irama iringan, kesesuaian dan keserasian
gerak dengan tempo. 3 Wirasa adalah tolok ukur harmonisasi antara wiraga sebagai unsure criteria kemahiran
menari dan wirama sebagai unsure kesesuaiannya dengan iringan tari, kesesuaian dengan busana dan ekspresi dalam menarikannya.
Pertanyaannya, apakah bisa siswa menilai tari Bali, tari Jawa, tari Sumatera dan tari etnis lainnya dengan kriteria wiraga, wirama, wirasa? Untuk menjawab pertanyaan ini
memerlukan pemahaman yang komprehensif. Marilah kita urai dan analisis mengenai estetika tari. Apa yang siswa bisa amati dalam mengidentiikasi tari? Betul yang pertama
terlihat adalah gerak, selanjutnya busananya dan kemudian mendengar iringannya. Setiap etnis memiliki ciri khas, gerak busana, dan iringan yang berbeda. Marilah kita perhatikan
contoh tari di bawah ini.
a. Tari Bali yang Energik
Sumber: sejarahtaribali.blogspot.com
Gambar 6.1 Tokoh tari Bali I Mario
pencipta tari genre Kebyar
Sikap tangan dan lengan dengan ruang
yang terbuka lebar. Posisi badan cenderung
condong, dan disertai ekspresi mata yang lincah
Sumber: www.pbase.com
Gambar 6.2 Tari Trunajaya dari Bali
Ciptaan I Mario
Sikap tangan dan lengan dengan ruang yang
terbuka lebar. Posisi badan cenderung condong, dan
disertai ekspresi mata yang lincah Hiasan kepala
merupakan ciri khas Kebyar.
Seni Budaya 125
Sumber: zeigon.blogspot.com
Gambar 6.3 Tari Legong dari Bali
Sikap tangan dan lengan dengan ruang yang terbuka
lebar dan posisi sikut yang senantiasa sejajar dengan
dada. Posisi badan cenderung condong, dan disertai ekspresi
mata yang lincah. Antara badan dan kepala cenderung
membentuk garis diagonal. Ciri khas genre Legong terdapat
pada hiasan kepala dan busana.
Di dalam tari Bali, penilaian wiraga, wirahma, wirasa memiliki identitas khusus yang tertuang dalam istilah:
1. Agem Sikap badan, tangan dan kaki yang harus dipertahankan.
2. Tandang Cara berpindah tempat.
3. Tangkep Ekspresi mimik wajah yang menimbulkan penjiwaan tari.
Estetika wiraga tari Bali dibangun dari kekokohan agem dengan posisi badan diagonal dalam tiga bagian yaitu kepala, badan dan kaki; tandang dan tangkep yang ditampilkan
dengan baik dan benar menurut kaidah tradisi Bali. Kesan estetis yang ditumbuhkan dari penampilan tari Bali adalah dinamis, ekspresif, dan energik.
b. Tari Jawa yang Tenang
Sumber: blvckshadow.blogspot.com
Gambar 6.4 Tari Arjuna dari Jawa
Karakter putra alus dari tokoh Arjuna diperlihatkan pada sikap
kaki dan tangan dengan ruang yang sedang. Hiasan kepala
memakai mahkuta wayang untuk ksatria alus. Koreograi
yang simetris memberikan kesan tenang mengalun
126 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK
Sumber: majalahsiantar.blogspot.com
Gambar 6.5 Tari Gatot Kaca dari Jawa
Karakter putra gagah dari tokoh Gatot Kaca
diperlihatkan pada sikap kaki dan tangan dengan
ruang yang luas. Hiasan kepala memakai mahkota
wayang untuk ksatria gagah.
Penampilan tari atau wiraga dalam tari Jawa harus sesuai dengan karakter tokoh tari yang ditampilkan. Ruang, dan tenaga menjadi tuntutan dalam memerankan tokoh yang
memiliki karakter. Ruang gerak sempit untuk karakter halus. Ruang gerak luas untuk memerankan tokoh sesuai dengan karakter gagah. Koreograi disusun dengan simetris,
memberikan kesan seimbang, tenang dan mengalun.
c. Tari Sumatera
Sumber: kumpulan-budaya.blogspot.com
Gambar 6.6 Tari Zapin dari Sumatera
Geraknya ringan melayang, dinamis,
pergerakan kaki cepat mengikut
rentak pukulan gendang
Sumber: www.wisatamelayu.com
Gambar 6.7 Tari Serampangduabelas dari Sumatera
Geraknya ringan melayang, dinamis,
pergerakan kaki cepat mengikut
rentak pukulan gendang
Seni Budaya 127
Karakteristik gerak tari Melayu adalah penari yang melayang ringan bagaikan berselancar meniti aliran air, kadang-kadang meloncat ringan bagaikan riak gelombang yang memecah
membentur karang-karang kecil. Komposisi berkembang dari tempo yang perlahan, merambat cepat, dan mencapai klimaks kecepatan di bagian akhir.