Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

93 berkonsultasi dengan guru untuk menganalisis kendala-kendala apa saja yang terjadi pada siklus I. Maka dari itu, dengan kegiatan tersebut, dapat diketahui kendala dan kekurangan apa saja yang terjadi pada saat siklus I berlangsung. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa banyak siswa yang nilainya masih di bawah nilai KKM dan belum tuntas. Hal tersebut tidak terlepas dari kurangnya aktivitas siswa pada saat pelaksanaan kegiatan dan penyampaian guru yang masih belum maksimal. Selanjutnya, setelah siklus I selesai dilaksanakan dan melakukan kegiatan refleksi, siklus II pun dilaksanakan. Siklus II dilakukan untuk memperbaiki kegiatan yang ada pada siklus I. Siklus II Pertemuan I dilaksanakan pada Rabu, 18 Mei 2016 dan pertemuan II dilaksanakan pada Jumat, 21 Mei 2016. Penyampaian kegiatan pembelajaran oleh guru pada siklus II lebih baik dari sebelumnya. Sebelumnya guru hanya terpaku pada power point, namun pada siklus II ini guru lebih aktif dalam memberikan penjelasan dan tidak hanya terpaku pada power point saja. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan memberikan pendapatnya. Penyampaian penerapan dan langkah-langkah cooperative learning tipe STAD pun lebih jelas, sehingga siswa bisa dengan mudah untuk memahaminya. Pada saat pembagian kelompok siswa pun semua sudah terkondisi. Mulai dari penataan tempat duduk, pembagian kelompok baru siswa, dan pengawasan kegiatan siswa saat berkelompok. 94 Kegiatan dan aktivitas siswa pada siklus II ini pun semakin terlihat meningkat. Siswa sudah terlihat aktif dalam kegiatan kelompok maupun individu. Siswa lebih aktif untuk bertanya dengan diberikannya kesempatan bertanya kepada siswa. Selain itu, anggota-anggota kelompok pun kebanyakan diubah berdasarkan hasil yang diterima pada siklus satu. Dengan adanya perubahan tim ini, membuat siswa lebih aktif karena setiap siswa telah memperoleh pengalaman dengan kelompoknya yang terdahulu sehingga mereka lebih aktif. Setiap siswa dalam kelmpok juga lebih semangat mengerjakan tugas karena ada penilaian individu yang berpengaruh terhadap kelompok mereka yang mengharuskan setiap individu bekerja keras untuk kelompoknya agar kelompoknya mendapatkan prestasi yang baik serta mendapatkan penghargaan. Dalam kegiatan presentasi kelas siswa juga lebih aktif untuk maju kedepan kelas mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. Pelaksanaan siklus I, terjadi beberapa macam kendala. Kendala- kendala pada siklus I dapat di atasi pada siklus II sehingga kegiatan pembelajaran lebih baik pada siklus II. Hasil penelitian yang didapat pada siklus II pun meningkat. Meskipun skor kemajuan individual siswa 56.94. Akan tetapi pelaksanaan kegiatan guru pun meningkat menjadi 91.07. Persentase ketuntasan siswa pada siklus II adalah 91.67 telah mencapai target penelitian yang mencapai 90. Aktivitas siswa pada siklus II mencapai 89.58 yang termasuk dalam kategori baik sekali, juga telah mencapai target penelitian yang mencapai 80. Rata-rata kelas pada silus II ini mencapai 86.46. 95 Setelah kegiatan pembelajaran pada siklus II selesai, dilanjutkan dengan kegiatan refleksi. Kegiatan refleksi ini, peneliti masih berkomunikasi dengan guru untuk mengetahui kendala, kekurangan, maupun kelebihan penerapan cooperative learning tipe student team achievement division STAD pada mata pelajaran IPS kelas 5. Pada kegiatan refleksi ini, dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala yang ada pada siklus I ini dapat di atasi pada siklus II. Selain itu, penerapan cooperative learning tipe student team achievement division STAD dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kelas 5 SD N Ambartawang. Berdasarkan hasil tersebut maka terjadi peningkatan dari penelitian pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase ketuntasan hasil belajar siswa adalah 79.17 dan meningkat pada siklus II menjadi 91.07. Hasil ketuntasan siswa tersebut sudah memenuhi kriteria minimal yaitu ssebesar 90. Aktivitas siswa pada siklus I mencapai 75 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 89.58. Hasil pada akstivitas siswa juga sudah memenuhi target minimal yaitu sebesar 80. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan aktivitas siswa dan prestasi siswa dengan penerapan cooperative learning tipe STAD. Keaktifan siswa tersebut tampak dari kegiatan berkelompok siswa maupun dalam kagiatan tanya jawab dengan guru. Selain itu, dengan penerapan cooperative learning tipe STAD siswa menumbuhkan rasa ingin tahu siswa yang tampak pada kemauan siswa untuk mempelajari materi. cooperative learning tipe STAD juga membuat siswa mengembangkan minat terhadap kehidupan 96 praktis sehari-hari dengan adanya interaksi dalam kelompok siswa maupun dengan luar kelompok siswa. Hal tersebut, sesuai dengan teori karakteristik siswa sekolah dasar menurut Saiful Bahri Djaramah 2002 : 91 yang menyatakan bahwa siswa sekolah dasar menaruh minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari, amat realistik dan ingin tahu, dan gemar berkelompok. Selain itu, hal tersebut sesuai dengan pendapat Noehi Nasution 1992 : 44 yang juga menjelaskan bahwa siswa sekolah dasar gemar membentuk berkelompok, minat terhadap kehidupan praktis seha, amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar. Maka dari itu, cooperative learning tipe STAD sesuai dengan perkembangan siswa sekolah dasar. Hubungan cooperative learning tipe STAD dengan IPS tampak dari adanya aktivitas siswa saat berkelompok. Pada saat berkelompok, siswa saling berinteraksi satu sama lain, mengemukakan pendapat, maupun saling menghargai pendapat orang lain. Hal tersebut, tentu sesuai dengan tujuan IPS menurut Chapin, J.R, Messick, R.GIchas Hamid Al-Amri dan Tuti Istianti, 2006: 15. Menurutnya tujuan IPS adalah untuk membantu dan menolong siswa agar mampu hidup dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat diketahui bahwa penerapan cooperative learning tipe student team achievement division STAD dengan karakteristik siswa sekolah dasar dan mata pelajaran IPS saling terkait. Selain itu, penerapan cooperative learning tipe student team achievement division STAD dapat meningkatkan prestasi beajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas 5 SD N Ambartawang, Mungkid, Magelang. 97

E. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini tentunya ada keterbatasan penelitian. Pada penelitian ini keterbatasannya adalah: 1. Penelitian ini hanya satu orang saja, sehingga kemungkinan ada data yang terlewatkan. 2. Validasi hanya menggunakan validitas expert judgment dengan pembimbing skripsi ibu Safitri Yosita Ratri, M.Pd. 98

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan didapatkan hasil bahwa prestasi dan aktivitas siswa selalu meningkat dari pratindakan, siklus I dan siklus II. Hal tersebut didapat dari evaluasi yang dilakukan pada setiap siklusnya. Pada siklus pratindakan, yang dilakukan dengan pretest, siswa yang tuntas termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata kelas pada pratindakan adalah 70.67. Pada hasil penelitian siklus I, diketahui bahwa siswa yang tuntas termasuk dalam kategori tinggi, dan rata-rata kelasnya mencapai 78.83. Pada siklus II, siswa yang tuntas termasuk dalam kategori sangat tinggi, dan rata-rata kelasnya adalah 86.46 Hasil pada siklus II ini mencapai kategori sangat tinggi dan telah mencapai target minimal. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I ke siklus II pun semakin meningkat. Pada siklus I aktivitas siswa baru mencapai kategori cukup sedangkan pada siklus II mencapai kategori baik sekali. Aktivitas pada siklus II telah mencapai target minimum peresentase. Dari data penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan cooperative learning tipe student team achievement division STAD dapat meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran IPS kelas 5 SD N Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. 99

B. Saran

1. Untuk Siswa

Melalui penerapan model cooperative learning tipe STAD terbukti dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar karena dalam pembelajaran tersebut siswa dapat mengembangkan rasa percaya diri dan dapat bekerja sama dengan kelompok untuk menyelesaikan suatu pokok permasalahan yang diajukan oleh guru. Sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. 2. Untuk guru Penerapan model cooperative learning tipe STAD terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS yaitu pada aktivitas siswa, dan hasil belajar. Oleh karena itu, model cooperative learning tipe STAD dapat dijadikan acuan guru sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran yang lain. 3. Untuk Sekolah Penelitian melalui model cooperative learning tipe STAD ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut, baik oleh guru, lembaga maupun pengembang pendidikan lainya, sehingga model model cooperative learning tipe STAD menjadi lebih baik.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAV) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

0 5 44

PENGGUNAAN STRATEGI STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS Penggunaan Strategi Student Team Achievement Division (Stad) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 2 Muruh Gantiwarno Tah

0 2 11

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA.

0 2 10

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 36

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

0 0 10

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN COLENG (COOPERATIVE LEARNING) TIPE STAD (Student Team Achievement Division) KELAS XB SMA NEGERI I KEJOBONG - repository perpustakaan

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI

0 1 239