Hasil Prestasi belajar siklus I

73 1 Penghargaan tim pertemuan I siklus I Tabel 14. Penghargaan tim siklus I pertemuan I No. TimKelompok Rata-rata Skor Predikat 1 Satu 8.3 Tim baik 2 Dua 10 Tim baik 3 Tiga 13.3 Tim baik 4 Empat 18.3 Tim sangat baik 5 Lima 16.6 Tim sangat baik 6 Enam 16.6 Tim sangat baik 7 Tujuh 10 Tim baik 8 Delapan 13.3 Tim baik 2 Penghargaan tim siklus I pertemuan II Tabel 15. Penghargaan tim Siklus I pertemuan II No. TimKelompok Skor Predikat 1 Satu 25 Tim sangat baik 2 Dua 20 Tim sangat baik 3 Tiga 20 Tim sangat baik 4 Empat 11.67 Tim baik 5 Lima 23.3 Tim sangat baik 6 Enam 11.67 Tim sangat baik 7 Tujuh 25 Tim sangat baik 8 Delapan 25 Tim sangat baik Nilai individu siswa yang telah terkumpul, selain untuk mengetahui skor kemajuan, juga untuk melihat ketuntasan siswa. Nilai kriteria ketuntasan minimal KKM siswa pada mata pelajaran IPS SD N Ambartawang kelas 5 adalah 70 Ketuntasan siswa pada siklus pertama terlampir pada lampiran. Secara sederhana, hasil belajar pada pertemuan I dan II pada siklus satu dapat dilihat pada tabel berikut : 74 Tabel 16. Tabel ketuntasan siswa siklus I No Klasifikasi ketuntasan Pertemuan ke I Pertemuan ke II Frekuensi Persentase Frekuensi Presetase 1 Tuntas 14 58.33 19 79.17 2 Belum tuntas 10 41.67 5 20.83 Tabel tersebut, menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas pada kegiatan pembelajaran IPS kelas 5 materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada pertemuan 1 adalah 58.33. Pada pertemuan II ketuntasan siswa meningkat menjadi sebesar 79.17. Dari hal tersebut, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi siswa dilihat dari banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Dari hasil siklus satu tersebut, penerapan cooperative learning tipe student team achievement division STAD pada mata pelajaran IPS menigkatkan persentase siswa yang tuntas KKM daripada sebelum dilakukan tidakan. Hasil siklus satu merupakan hasil dari pertemuan I dan pertemuan II. Dari kedua pertemuan tersebut, diambil nilai yang paling tinggi diantara keduanya. Hasil perbandingan siklus satu dan pratindakan dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 17. Tabel ketuntasan siswa pratindakan dan siklus I No Klasifikasi ketuntasan Pratindakan Siklus 1 Frekuensi Persentase Frekuensi Presetase 1 Tuntas 15 62.5 19 79.17 2 Belum tuntas 9 37.5 5 20.83 Dari tabel tersebut, maka pada siklus I terjadi kenaikan siswa yang tuntas. Pada pratindakan, siswa yang tuntas mencapai 62.5. Pada siklus I mencapai 79.17. Maka dari itu, terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas pada siklus I. 75 Selain hal tersebut di atas, rata-rata kelas pada mata pelajaran IPS kelas 5 materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia juga meningkat dari pratindakan dan siklus 1. Berikut tabel yang menunjukkan rata-rata kelas siswa pada saat pratindakan dan siklus satu : Tabel 18. Tabel rata-rata kelas pratindakan dan siklus I No Pertemuan Nilai 1 Pratindakan 70.167 2 Pertemuan I 71.875 3 Pertemuan II 78.833 Tabel terebut, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata kelas pada kelas 5 mata pelajaran IPS materi mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari pratindakan dengan siklus I. Rata-rata kelas pada pratindakan adalah 70.167. Sedangkan pada pertemuan I adalah 71.875 dan pertemuan II adalah 78.833. Dari rata-rata kelas pada siklus I diambil rata-rata kelas yang paling tinggi yaitu 78.833. Dari rata-rata kelas, maka dapat dibuat diagram seperti : 20 40 60 80 100 PratindakanPertemuan I Pertemuan II Pratindakan Pertemuan I Pertemuan II Gambar 3. Diagram rata-rata kelas pratindakan dan siklus 1 76 Dari hal tersebut, maka dengan hal tersebut dengan penerapan cooperatve learning tipe student team achievement division STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas 5. Meskipun demikian, persentase ketuntasan belum mencapai target yaitu sebesar 80. Dari hal tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus dua.

b. Hasil Pengamatan Observasi siswa

Pengamatan obsevasi siswa dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan observasi ini dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan. Pengamatan tersebut agar peneliti mengetahui kegiatan yang dilakukan siswa pada saat pemberian tindakan sedang berlangsung. Pengamatan kegiatan siswa, dilakukan dengan pemberian skor aktivitas siswa yaitu dengan memberikan skor 4 sebagai nilai tertinggi dan nilai 1 untuk skor nilai yang paling rendah. Skor maksimum adalah 48 dan skor terendah adalah 12 dari hasil pengamatan pada siklus I diambil skor tertinggi dari dua pertemuan yang diaksanakan. Tabel observasi siswa pada saat pelaksanaan tindakan terlampir pada halaman lampiran. Secara sederhana, hasil pengamatan pada siklus satu disajikan pada tabel berikut : 77 Tabel 19. Hasil observsai siswa siklus I No Aspek yang diamati Jumlah skor seluruh siswa Pertemuan ke I Pertemuan ke II 1 Skor total siswa 33 36 2 Skor maksimum 48 48 Preentase keseluruhan 68.75 75 Kategori Cukup Cukup Dari hasil tersebut, maka untuk mendapatkan persentase siswa dapat diketahui dengan menghitung jumlah skor seluruh siswa kemudian dibagi dengan skor maksimum dikali 100. Dari hal tersebut, persentase pada siklus satu pertemuan I adalah 68.75. Sedangkan pada siklus satu pertemuan II adalah 75 . Hasil tersebut, dapat digambarkan dengan tabel berikut : 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan II Gambar 4. Diagram persentase aktivitas siswa siklus 1 Dari hasil pengamtan aktivitas siswa pada siklus satu tersebut, menunjukkan bahwa altivitas siswa tertinggi adalah pada pertemuan 2 yaitu sebesar 75. Hasil tersebut dirasa masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu sebesar 80. Berdasarkan penghitungan skor aktivitas siswa tersebut, termasuk pada kategori cukup dengan aktivitas 78 siswa sebesar 75. Dari hasil tersebut nantinaya akan menjadi kajian pada siklus berikutnya sesuai dengan persentase minimal aktivitas siswa yang harus dicapai.

c. Hasil Pengamatan observasi guru

Selain pengamtan pengamatan aktivitas siswa, pengamatan aktivitas pelaksanaan tindakan oleh guru saat berlangsungnya siklus satu juga dilakukan. Pengamatan observasi kegiatan yang dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan oleh guru dilaksanakan pada saat pemberian tidakan sedang berlangsung. Hal tersebut dimaksudkan agar peneliti bisa secara langsung kegiatan apa saja yang dilakukan guru dan bagaimana pelaksanaan tindakannya. Pengamatan kegiatan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh guru dilakukan dengan pemberian skor pelaksanaan kegiatan yaitu dengan memberikan skor 4 sebagai nilai tertinggi dan nilai 1 untuk skor nilai yang paling rendah. Skor maksimum adalah 56 dan skor terendah adalah 14 dari hasil pengamatan pada siklus satu diambil skor tertinggi dari dua pertemuan yang diaksanakan. Keseluruhan hasil pegamatan observasi guru terlampir pada halaman lampiran. Secara seederhana, hasil pengamatan pada siklus satu disajikan pada tabel berikut Tabel 20. Hasil observasi kegiatan guru No Aspek yang diamati Pertemuan I Pertemuan II 1 Jumlah skor 40 43 2 Skor maksimum 56 43 Persentase 71.43 76.78 Kategori Cukup Baik

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAV) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

0 5 44

PENGGUNAAN STRATEGI STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS Penggunaan Strategi Student Team Achievement Division (Stad) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 2 Muruh Gantiwarno Tah

0 2 11

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA.

0 2 10

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 36

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

0 0 10

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN COLENG (COOPERATIVE LEARNING) TIPE STAD (Student Team Achievement Division) KELAS XB SMA NEGERI I KEJOBONG - repository perpustakaan

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI

0 1 239