Aktivitas Fisik Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran

Tabel 2.6 Kategori Tingkatan Aktivitas Fisik Kategori Tingkatan Aktivitas Fisik Koefisiensi Aktifitas Fisik Pria Wanita Sedentary 1.0 – 1.4 1.00 1.00 Low Active ≥ 1.4 – 1.6 1.11 1.12 Active ≥ 1.6 – 1.9 1.24 1.27 Very Active ≥ 1.9 – 2.5 1.48 1.45 Sumber : Williams, 2002 Aktivitas fisik rutin dapat memberikan dampak positif bagi kebugaran seseorang, diantaranya: 1 peningkatan kemampuan pemakaian oksigen dan curah jantung, 2 penurunan detak jantung, penurunan tekanan darah, peningkatan efisiensi kerja otot jantung, 3 mencegah mortalitas dan morbiditas akibat gangguan jantung, 4 peningkatan ketahanan saat melakukan latihan fisik, 5 peningkatan metabolisme tubuh, 6 meningkatkan kemampuan otot dan 7 mencegah obesitas Astrand, 1992. Pada penelitian ini, responden harus mengisi PAR-Q Physical Activity Readiness Questionnairetest untuk memastikan apakah responden diijinkan untuk melakukan tes kebugaran. PAR-Q adalah instrumen yang berisikan sembilan pertanyaan meliputi kondisi jantung berdasarkan keterangan dokter, rasa pusing dan nyeri saat beraktivitas serta poin lainnya yang berhubungan dengan kesehatan Society, 2011. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa kondisi responden dalam keadaan sehat dan dapat mengikuti rangkaian penelitian hingga akhir. Sementara, penilaian aktivitas fisik menggunakan International Physical Activity Questionnaire IPAQ. IPAQ adalah salah satu jenis kuesioner yang digunakan untuk mengukur aktivitas fisik seseorang. Kuesioner ini berisikan pertanyaan tentang jenis aktivitas durasi dan frekuensi seseorang melakukan aktivitas fisik dalam jangka waktu tertentu misalnya dalam 7 hari terakhir IPAQ, 2005. Berbagai aktivitas fisik tersebut dikelompokkan menjadi aktivitas ringan, aktivitas sedang, aktivitas berat. Pengukuran aktivitas fisik bisa dilakukan dengan mengukur banyaknya energi yang dikeluarkandibutuhkan pada setiap menit kegiatan WHO, 2005. Kelebihan metode pengukuran aktivitas fisik dengan menggunakan metode IPAQ adalah memiliki ketelitian yang tinggi, mudah digunakan khususnya pada orang dewasa, perhitungannya berdasarkan jumlah energi yang dikeluarkandibutuhkan tubuh dari setiap bobot kegiatan fisik oleh tubuhhari HarikeduadanTando, 2012. Sebagai standar adalah banyaknya energi yang dikeluarkan oleh tubuh dalam keadaan istirahat duduk yang dinyatakan dalam satuan METs. METs merupakan kelipatan dari resting metabolik rate RMR dimana 1 METs adalah energi yang dikeluarkan per menitkg BB orang dewasa 1 METs = 1,2 kkalmenit aktivitas fisik dinyatakan dalam skor yaitu METs-min sebagai jumlah kegiatan setiap menit. IPAQ menetapkan skor aktivitas fisik berdasarkan rumus 2.5, seperti berikut WHO, 2005: 2.5 Kategori aktivitas fisik menurut IPAQ IPAQ, 2005: 1 Aktivitas ringan jika tidak melakukan aktivitas fisik tingkat sedang-berat 10 menithari atau 600METs-minminggu 2 Aktivitas sedang terdiri dari 3 kategori : a. ≥3 hari melakukan aktivitas fisik berat 20 menithari b. ≥5 hari melakukan aktivitas sedangberjalan 30 menithari METs-minminggu = Aktifitas berjalan METs x durasi x frekuensi hariminggu + Aktifitas sedang METs x durasi x frekuensi hariminggu + Aktifitas berat METs x durasi x frekuensi hariminggu c. ≥5 hari kombinasi berjalan intensitas sedang, aktivitas berat minimal600 METs-minminggu 3 Aktivitas berat 2 kategori a. Aktivitas berat 3 hari dan dijumlahkan 1500 METs-minminggu b. . ≥7 hari berjalan kombinasi dengan aktivitas sedangberat dan total METs 3000 METs-minminggu. Hasil penelitian yang dilakukan Hapsari 2007 pada atlet sebuah sepak bola juga menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan kebugaran atlet tersebut. Menurut Sharkley 2013 aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur dinilai mampu mengurangi beban kerja jantung yang berat. Sehingga lebih efisien dalam menghasilkan kebugaran terutama pada ketahanan kardiorespiratori.Hasil ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Güvenç 2011 pada remaja turki juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang cukup pada masa anak-anak dan remaja membawa pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan dan kebugaran fisik, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Aktivitas fisik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebugaran pada usia muda, usia dewasa dan lansia nantinya Alpay Güvenç dkk., 2011. Berdasarkan hasil review juga diperoleh bahwa aktivitas fisik berhubungan dengan kebugaran seseorang. semakin sering seseorang melakukan aktivitas fisik, maka kondisi tubuhnya akan menjadi bugar. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sari 2014, yang menunjukkan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan kebugaran P=0,0001.Hasil penelitian lain yang dilakukan Sugiarsih 2012 dengan uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan p0,05 antara kecukupan gizi besi, frekuensi olahraga terhadap kebugaran Sugiarsi, 2012. Intervensi yang dapat dilakukan untuk peningkatan kebugaran mahasiswa melalui peningkatan aktivitas fisik. Frekuensi yang dianjurkan adalah 1-3 kaliminggu dengan durasi 20-30menit seperti yang dilakukan mahasiswa IPB. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa frekuensi olahraga 1-3 kaliminggu aktivitas fisik memiliki hubungan positif dengan daya tahan kardiorespirasi mahasiswa PutradanAmalia, 2014. Hasil ini juga didukung oleh penelitian Kay L Cox 2004 bahwa terjadi peningkatan daya tahan kardiorespirasi pada kelompok laki-laki dewasa yang melakukan olahraga atau aktivitas fisik secara rutin dibandingkan dengan kelompok yang tidak melakukannya Kay L Cox dkk., 2004.

D. Kerangka Teori

Berdasarkan teori yang telah peneliti jelaskan diatas, faktor - faktor yang mempengaruhi kebugaran diantaranya IMT dan persen lemak tubuh Pribis dkk., 2010. Faktor risiko lain yang mempengaruhi kebugaran adalah aktivitas fisik dan kapasitas vital paru HoegerdanHoeger, 2014 serta merokok Aula, 2010. Asupan zat gizi seperti karbohidrat Fatmah, 2011, Wilkins, 2007, protein, lemak, air serta vitamin dan mineral ikut serta dalam mempengaruhi kebugaran seseorang Fatmah, 2011. Hal tersebut juga ditambahkan oleh Boyle dan Long 2010 bahwa asupan zat gizi mempengaruhi kebugaran seseorang. Faktor yang juga mempengaruhi kebugaran antara lain : usia, jenis kelamin dan pendidikan Prabowo, 2014. Sehingga dari hasil penggabungan teori tersebut, diperoleh kerangka teori berikut ini: Bagan 2.1 Kerangka Teori Kebugaran Umur Vitamin

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

9 149 181

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014

7 35 188

faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makanan mahasiswa kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011

1 10 136

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Cleaning Service di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

13 89 171

Prevalensi Miopia Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011

0 6 59

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Penilaian Tingkat Risiko dan Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Stroke pada Masyarakat Binaan KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2015

3 19 85