Hubungan Indeks Massa Tubuh IMT dengan Kebugaran

digambarkan dengan dua komponen yaitu lemak tubuh dan masa tubuh. Gambaran kategori IMT menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2008 terbagi atas kurang, normal dan lebih, yakni sebesar 13,3 mahasiswa memiliki status gizi kurang, 76 normal dan hanya 10 yang lebih.Sementara, hasil uji hubungan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dengan kebugaran pada mahasiswa, kemungkinan disebabkan oleh faktor lain yang lebih besar pengaruhnya. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan pada pekerja Indocement di Bogor, yakni tidak terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dengan VO 2 maks. Hasil uji hubungan memiliki nilai koefisiensi negatif, yang berarti semakin tinggi nilai IMT maka semakin rendah nilai VO 2 maks nya. Hubungan yang tidak signifikan ini disebabkan oleh perubahan perilaku seperti meningkatkanya pengetahuan mengenai kesehatan sehingga terjadi peningkatan dalam frekuensi atau durasi olahraga sehingga hal tersebut dapat meningkatkan nilai VO 2 maks nya Kharisma TamimidanRimbawan, 2015. Berdasarkan uji korelasi bivariat juga tidak ada hubungan signifikan antara nilai IMT dengan VO 2 maks peserta club. Hasil itu disebabkan karena banyak faktor lain yang mempengaruhi kebugaran seseorang selain nilai IMT dan pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan kecil sehingga korelasi bivariat menghasilkan hubungan yang tidak signifikan. Pribris, dkk 2010 menggunakan IMT sebagai salah satu komponen pengukuran kebugaran dalam evaluasi komposisi tubuh . Berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian Pibris 2010 diperoleh hubungan langsung yang signifikan antara nilai rata-rata VO 2 maks dengan IMT mahasiswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian Sari 2014 yang menunjukkan adanya hubungan antara status gizi berdasarkan indeks masa tubuh dengan kebugaran. Penelitian Anam dkk 2010 sejalan dengan kedua penelitian sebelumnya, yaitu indeks massa tubuh subjek yang inaktif lebih tinggi dibandingkan indeks massa tubuh subjek yang aktif. Sehingga, menyebabkan kebugaran subjek inaktif lebih rendah dibandingkan dengan subjek yang aktif Anam dkk., 2010.Sementara, hasil penelitian lainnya menyatakan bahwa indeks massa tubuh sangat terkait dengan persentase lemak tubuh p = 0,01. Diketahui terdapat hubungan positif yang kuat dan signifikan antara kebugaran dan indeks massa tubuh pada anak- anak underweight dan perempuan overweight dengan skor kebugaran tinggi. Intervensi yang dapat dilakukan pada mahasiswa Pogram Studi Kesehatan Masyarakat untuk peningkatan kebugaran adalah senam aerobik low impact yang dilakukan 3 kali dalam seminggu selama dua bulan. Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Galih 2012 bahwa terdapat pengaruh dari latihan senam aerobik low impact yang dilakukan 3 kali seminggu selama 2 bulan pada remaja putri obesitas terhadap penurunan berat badan sebesar 66,78dan peningkatan kebugaran pada remaja tersebut Galih Tri Utomo dkk., 2012.

b. Persen Lemak Tubuh dengan Kebugaran

Persen lemak tubuh juga merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam penilaian status gizi seseorang. Diketahui kehilangan timbunan lemak tubuh akan meningkatkan efisiensi biomekanik. Keseimbangan antara IMT dan persentase lemak tubuh harus terus dijaga karena status IMT dan persentase lemak tubuh merupakan dua hal yang saling mempengaruhi pada risiko penyakit degeneratif akibat penambahan berat badan yang berhubungan dengan peningkatan proporsi lemak tubuh Hapsari dkk., 2007. Penurunan kebugaran juga dipengaruhi oleh persen lemak tubuh. Persen lemak tubuh seseorang bergantung dari aktivitas fisik, pola konsumsi dan genetiknya. Perempuan cenderung memiliki kebugaran yang lebih rendah dibandingkan laki-laki karena persen lemak tubuh perempuan lebih besar dibanding laki- lakiSharkey J. Brian, 2013. Dalam penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antar persen lemak tubuh dengan karena jumlah responden perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Hasil statistik menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki persen lemak tubuh yang lebih. Dalam pengukuran kebugaran cardiorespiratory ini, menggunakan kemampuan sistem sirkulasi dan respirasi paru dalam menyediakan cadangan oksigen selama aktivitas dengan melibatkan kelompok besar otot Nieman, 2001. Sementara, semakin besar persen lemak dalam tubuh, semakin rendah komposisi otot dalam tubuh dan mempengaruhi kebugarannya. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pribris, dkk 2010 pada mahasiswa Andrew University. Hasil study cohort yang dilakukan sejak tahun 1996-2008 pada 5101 mahasiswa di Andrew University menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan linier yang signifikan antara persen lemak tubuh dan tahun baik pada laki-laki maupun pada perempuan serta terdapat hubungan tidak langsung yang signifikan antara VO 2 maks dengan persen lemak tubuh mahasiswa Pribis dkk., 2010 . Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Macmurray dan Ondrak 2008 yang menyatakan bahwa tingkat kebugaran juga dipengaruhi oleh massa otot dan massa lemak Ira WolinskydanJudy A. Driskell, 2006. Penelitian lainnya juga

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

9 149 181

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014

7 35 188

faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makanan mahasiswa kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011

1 10 136

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Cleaning Service di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

13 89 171

Prevalensi Miopia Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011

0 6 59

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Penilaian Tingkat Risiko dan Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Stroke pada Masyarakat Binaan KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2015

3 19 85