Adult Tobacco Survey GATS, GATS, 2011:1. Hasil penelitian Hapsari 2014 diperoleh bahwa ada perbedaan yang nyata atau signifikan pada kebugaran siswa
putra kelas IX di SMP N 1 Tlogowungu Pati antara siswa perokok dan bukan perokok. Hasil Uji T-test independent diperoleh
nilai p 0,004 α 0,05. Berdasarkan hasil tes penilaian kebugaran menunjukkan bahwa perbedaan pada
penilaian kebugaran, antara siswa perokok dan bukan perokok yang termasuk dalam kategori bagus kebugaran nya 21,7 pada siswa perokok dan 65,2 pada
siswa bukan perokok, dan terdapat 17,4 siswa perokok memiliki kebugaran yang kurang Hapsari, 2014.Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Eli Erawati 2014 pada 40 dosen laki-laki di Universitas RIAU menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan
merokok dengan ketahanan kardiorespirasi kebugaran dengan kekuatan korelasi sedang dan arah korelasi negatif.
Dampak rokok dimulai dengan peninggian denyut nadi istirahat yang kemudian diikuti dengan peningkatan denyut nadi selama beraktivitas, hingga
penurunan pencapaian pemompaan. Penurunan oksigen yang disebabkan oleh merokok menyebabkan perokok memiliki tingkat jantung istirahat yang lebih
tinggi dibandingkan yang bukan perokok, berarti jantung mereka selalu bekerja keras untuk memompa darah dan oksigen ke tubuh bahkan untuk kegiatan sehari-
hari, seperti berjalan menaiki tangga Bustan, 2013. Daya tahan perokok 7,2 lebih kecil dibandingkan yang bukan perokok. Semakin tinggi denyut nadi
istirahat berarti perokok harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga perokok akan mengalami cepat lelah. Sehingga, intervensi
yang dapat dilakukan untuk menjaga kebugaran agar ketahanan kardiorespirasi dapat berfungsi dengan baik bagi perokok adalah dengan melakukan gaya hidup
sehat seperti olahraga teratur, berhenti merokok secara perlahan dan kontrol berat badan Eli Erawati dkk., 2014.
7. Kapasitas Vital Paru
Kapasitas vital paru adalah kemampuan maksimal paru-paru untuk menghisap atau menghembuskan udara dari luar kedalam tubuh atau sebaliknya Ad’dien,
2011. Kapasitas vital paru adalah volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan dan pengeluaran napas paling kuat Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2013a. Kapasitas paru adalah volume gas maksimal yang dapat dihembuskan keluar setelah dihirup maksimal biasanya 4-5
liter. Adapun faktor utama yang mempengaruhi kapasitas vital paru adalah 1 posisi selama pengukuran kapasitas vital, 2 kekuatan otot pernapasan dan 3
compliance paru-paru Murray, 2009. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kapasitas vital paru erat kaitannya dengan kualitas paru-paru dalam bernapas.
Bernapas adalah proses pertukaran gas antara atmosfir dengan alveoli paru. Udara mengalir diantara atmosfir dan paru karena alasan yang sama dengan aliran
darah di seluruh tubuh, yaitu adanya perbedaan tekanan. Tekanan suatu gas di dalam tempat tertutup berbanding terbalik dengan volumenya. Bila ukuran tempat
diperbesar, tekanan udara di dalamnya turun dan sebaliknya.Inilah hukum Boyle, di dalamnya apabila terjadi peningkatan volume akan diikuti dengan penurunan
tekanan. Pada saat inspirasi menarik nafas volume paru-paru meningkat, sedangkan tekanan intrapleura mengalami penurunan begitu juga sebaliknya pada
waktu ekspirasi jumlah volume udara Alfian, 2012.
Kapasitas paru atau volume udara dalam paru dapat diukur secara langsung dengan spirometer dan tidak langsung dengan difusi gas. Pada waktu pernapasan
normal, volume udara yang memasuki paru ketika inspirasi dan meningkatkan paru pada waktu ekshalasi Volume Tidal VT. Jumlah seluruh udara inhalasi
yang diukur dalam satu menit adalah volume inspirasi semenit VI dan jumlah seluruh udara ekhalasi yang diukur dalam satu menit disebut VE. Volume udara
maksimal yang dapat diinhalasi dari akhir adalah volume cadangan inspirasi IRV jumlah volume tidal dan volume cadangan inspirasi menghasilkan kapasitas
inspirasi IC didapat dari volume inhalasi maksimal yang berasal dari akhir volume tidal ekspirasi dalam keadaan istirahat HerrydanEram.T.P, 2009.
Hasil penelitian yang dilakukan Magutah 2013 pada mahasiswa Universitas Kenyan yang menunjukkan adanya hubungan antara kapasitas vital
paru dengan kebugaran mahasiswa. Mahasiswa dengan volume dan kapasitas paru-paru lebih tinggi akan lebih bugar dibandingkan dengan mahasiswa lainnya
dengan volume dan kapasitas paru-paru lebih rendah. Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa UNISSULA menunjukkan bahwa dari uji pearson diperoleh
adanya hubungan antara kapasitas vital paru terhadap VO
2
maks, dengan tingkat korelasi lemah karena ada konstribusi sistem respirasi terhadap VO
2
maks Rahmaan InnashdanIka Rosdiana, 2013.Sementara, hasil penelitian Alfian
2012diperolehrata-rata kapasitas vital paru siswa yang tidak berjalan kaki 2515,56ml dan siswa berjalan kaki 2542,22 ml. Hasil penelitian Ad’dien 2011
diketahui nilai P0,05 yang berarti ada perbedaan kapasitas vital paru. Maka ada perbedaan pengaruh yang signifikan pada kelompok permainan bola kasti dan
benteng terhadap kapasitas vital paru murid SD Negeri Se-Kecamatan Bacukiki Kota Parepare. Serta Hasil analisis uji beda kelompok permainan bola kasti