lebih banyak dibandingkan anak perempuan.Hal tersebut juga terbukti pada penelitian yang dilakukan oleh Saqurin 2013 dengan subjek mahasiswa yang
mengikuti UKM Taekwondo di Universitas Airlangga menunjukkan bahwa kadar VO
2
maks kebugaran pada perempuan lebih kecil dibandingkan laki-laki yaitu sebesar 36. Namun sebaliknya, pada penelitian yang dilakukan oleh Prabowo,
2014. Menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi latihan dengan jenis kelamin terhadap kebugaran anggota klub jantung
sehat Mugas Kota Semarang Tahun 2013 Saqurin, 2013. Namun, hasil yang berbeda akan ditemukan apabila responden bukan berada
pada usia produktif seperti penelitian yang dilakukan pada peserta klub jantung sehat. Hasil penelitian Hermani dan Mansyur 2013 menunjukkan bahwa tidak
ditemukan adanya perbedaan bermakna antara nilai prediksi VO
2
maks dengan jenis kelamin. Hal tersebut berkaitan dengan perbedaan fungsi kardiovaskuler
antara laki-laki dan perempuan, yakni terkait efek protektif estrogen yang dapat menurunkan risiko premenopause untuk terkena penyakit kardiovaskuler. Namun
khusus untuk perempuan yang telah memasuki masa menopause, efek tersebut hilang dan perbedaan terkait jenis kelamin juga hilang. Sehingga, tidak
ditemukannya perbedaan yang bermakna pada penelitian ini karena efek protektif progesterone responden penelitian sudah hilang akibat dari menopause
HarmanidanMansyur, 2013. Intervensi yang dapat dilakukan untuk peningkatan kebugaran pada wanita adalah dengan melakukan senam. Pelatihan senam
3xminggu selama 10 minggu terbukti membantu meningkatkan kebugaran fisik wanita berdasarkan uji efektifitas perlakuan dengan paired sample t-test dan uji
statistik Anova Analysis of Variance diperoleh nilai p 0,05. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari penyakit akibat kurang gerak Bawiling dkk., 2014.
2. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan antara gizi kurang, baik dan gizi lebih
Almatsier, 2010. Salah satu faktor yang mempengaruhi kebugaran adalah gizi. Gizi merupakan suatu proses yang dilakukan makhluk hidup mulai dari
pencernaan didalam rongga mulut hingga sekresi. Gizi berkontribusi dalam aspek kebugaran yakni: ketahanan dan kekuatan tubuh yang berkaitan dengan status
gizi, meliputi : pemenuhan gizi makanan dengan kemampuan melaksanakan tugas sehari-hari. Sehingga dalam pelaksanaannya, tubuh membutuhkan asupan gizi
yang sesuai berdasarkan fungsi dari zat gizi dalam makanan sebagai sumber energi, bahan pembangun dan bahan pengatur. Oleh sebab itu, untuk mencapai
kebugaran diperlukan gizi karena gizi mampu meningkatkan kebugaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ali 2012 menunjukkan bahwa
Status gizi dan motivasi belajar secara bersama-sama memberi kontribusi terhadap kebugaran mahasiswa Program Studi Pendidikan Olahraga Kesehatan Universitas
Jambi sebesar 45,83 Ali, 2012. Parameter status gizi pada penelitian ini dilihat berdasarkan indeks massa tubuh dan persen lemak tubuh responden.
a. Penilaian Status Gizi
Menurut Gibson 2005, penilaian status gizi didefinisikan sebagai interpretasi dari informasi yang diperoleh dari studi diet, biokimia,
antropometri dan klinis. Anthropometricmemiliki asal kata dari antrophos dan metros, antrophos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Pengukuran
antropometri ada 2 tipe, yaitu pertumbuhan dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak.
Anthropometric gizi adalah pengukuran yang berhubungan dengan
pengukuran dimensi dan komposisi tubuh yang bervariasi dari berbagai tingkatan seperti umur dan kebutuhan gizi Gibson, 2005.
Kelebihan dari pengukuran antropometri, yaitu memberikan informasi tentang riwayat gizi seseorang di masa lalu, mampu mendeteksi malnutrisi
tingkat sedang maupun parah yang tidak dapat diperoleh dari metode pengukuran lainnya. Selain itu, kelebihan dari pengukuran ini adalah relatif
cepat, mudah dan reliable karena telah memiliki metode yang terstandardisasi serta peralatan yang terkaliberasi. Namun, metode ini tidak dapat digunakan
untuk mengidentifikasi status kekurangan defisiensi gizi tertentu Gibson, 2005. Cara ukur yang biasa digunakan meliputi berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan, atas dan tabal lemak dibawah kulit
1 Indeks Massa Tubuh
Index Massa Tubuh IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan Supriasa, 2002. Berikut rumus
2.4 untuk mengukur Indeks Massa Tubuh IMT seseorang :
2.4
Menurut Depkes 2004 Kategori IMT terbagi atas :
Tabel 2.3 Klasifikasi IMT
Kategori IMT Klasifikasi
18.5 Kgm
2
Kurang
18.5 – 24.9 Kgm
2
Normal
≥ 25 Kgm
2
Lebih Sumber : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2008
IMT = Berat Badan Kg
Tinggi Badan m
2