Persen Lemak Tubuh dengan Kebugaran

dengan peningkatan proporsi lemak tubuh Hapsari dkk., 2007. Penurunan kebugaran juga dipengaruhi oleh persen lemak tubuh. Persen lemak tubuh seseorang bergantung dari aktivitas fisik, pola konsumsi dan genetiknya. Perempuan cenderung memiliki kebugaran yang lebih rendah dibandingkan laki-laki karena persen lemak tubuh perempuan lebih besar dibanding laki- lakiSharkey J. Brian, 2013. Dalam penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antar persen lemak tubuh dengan karena jumlah responden perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Hasil statistik menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki persen lemak tubuh yang lebih. Dalam pengukuran kebugaran cardiorespiratory ini, menggunakan kemampuan sistem sirkulasi dan respirasi paru dalam menyediakan cadangan oksigen selama aktivitas dengan melibatkan kelompok besar otot Nieman, 2001. Sementara, semakin besar persen lemak dalam tubuh, semakin rendah komposisi otot dalam tubuh dan mempengaruhi kebugarannya. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pribris, dkk 2010 pada mahasiswa Andrew University. Hasil study cohort yang dilakukan sejak tahun 1996-2008 pada 5101 mahasiswa di Andrew University menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan linier yang signifikan antara persen lemak tubuh dan tahun baik pada laki-laki maupun pada perempuan serta terdapat hubungan tidak langsung yang signifikan antara VO 2 maks dengan persen lemak tubuh mahasiswa Pribis dkk., 2010 . Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Macmurray dan Ondrak 2008 yang menyatakan bahwa tingkat kebugaran juga dipengaruhi oleh massa otot dan massa lemak Ira WolinskydanJudy A. Driskell, 2006. Penelitian lainnya juga menyatakan hal yang sama bahwa remaja yang memiliki tingkat daya tahan paru-paru dan jantung yang tinggi secara signifikan memiliki total simpanan lemak tubuh yang rendah Jonatan R Ruiz dkk., 2006. Lain halnya dengan penelitian Hermanto 2012 diketahui bahwa sebagian besar wanita vegetarian memiliki tingkat kebugaran sangat kurang. Namun, IMT dan persentase lemak tubuh dalam kategori normal. Sehingga hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara persen lemak tubuh dengan kebugaran jasmani. Pola makan menghindari bahan makanan hewani diduga menjadi penyebab IMT dan persentase lemak tubuh subjek sebagian besar berada dalam kategori normal. Pola konsumsi vegetarian yang lebih banyak mengonsumsi serat, sedikit asam lemak jenuh kalori menyebabkan akumulasi lemak tubuh sedikit. Intervensi yang dapat dilakukan pada mahasiswa Pogram Studi Kesehatan Masyarakat untuk peningkatan kebugaran adalah senam aerobik low impact yang dilakukan 3 kali dalam seminggu selama dua bulan. Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Galih 2012 bahwa terdapat pengaruh dari latihan senam aerobik low impact yang dilakukan 3 kali seminggu selama 2 bulan pada remaja putri obesitas terhadap penurunan persen lemak tubuh sebesar 86,42 dan peningkatan kebugaran pada remaja tersebut Galih Tri Utomo dkk., 2012.

3. Asupan Zat Gizi

a. Asupan Karbohidrat

Asupan karbohidrat memiliki pengaruh terhadap kebugaran seseorang. Hal ini berkaitan dengan fungsi karbohidrat dalam tubuh yaitu senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen yang tersimpan didalam otot dan hati serta dapat diubah dengan cepat ketika tubuh membutuhkan energi Wilkins, 2007. Pada saat melakukan aktivitas, karbohidrat menjadi sumber energi utama dalam proses pembakar glukosa menjadi tenaga. Tubuh menyuplai glukosa yang berasal dari hati dalam bentuk glikogen kedalam otot BoyledanLong, 2010. Jika energi yang terbentuk hanya digunakan sebagian untuk melakukan aktivitas fisik, maka kelebihannya disimpan dalam bentuk glikogen di hati 70g, otot 20g dan jaringan lemak cadangan. Semakin lama durasi, intensitas dan frekuensi aktivitas atau olahraga, semakin besar tubuh membutuhkan suplai glukosa. Berdasarkan analisis univariat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki asupan karbohidrat yang cukup. Dari hasil tersebut juga diketahui bahwa perempuan memiliki rata-rata asupan karbohidrat lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan oleh konsumsi cemilan perempuan yang cenderung berbahan dasar karbohidrat lebih banyak dibandingkan laki- laki. Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan kebugaran pada mahasiswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan terhadap 64 karyawan Indocement di Bogor menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara asupan protein dengan kebugaran p 0,05. Hasil yang tidak signifikan kemungkinan karena terdapatnya faktor lain yang lebih mempengaruhi nilai VO 2 maks subjek seperti faktor genetika serta konsumsi pangan pada masa lampau yang tidak diukur dalam penelitian Kharisma TamimidanRimbawan, 2015. Hasil sejalan juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Sugiarsi 2012, yaitu terdapat 28.3 ibu PKK yang tidak bugar akibat asupan karbohidrat yang tidak cukup. Hal ini dapat terjadi karena karbohidrat berfungsi pada proses metabolik dari anabolisme dan katabolisme menjaga persediaan karbohidrat tubuh, memastikan persediaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dan fungsi senyawa penting lainnyaSugiarsi, 2012. Fungsi lain dari karbohidrat diantaranya sebagai penghemat protein selama proses produksi energi, membantu dalam pembakaran lemak, sumber energi, membantu fungsi usus, membantu serta proses absorpsi kalsium Wilkins, 2007. Peneliti melakukan kategorisasi untuk variabel asupan karbohidrat berdasarkan kurang dan cukup dari angka kecukupan gizi. Diperoleh hasil yang berbeda dari uji hubungan sebelumnya, yakni diketahui adanya hubungan antara asupan karbohidrat dengan kebugaran berdasarkan uji Mann Whitney. Sehingga saran untuk peneliti selanjutnya, untuk perhitungan asupan zat gizi speperti karbohidrat dapat dilakukan dengan melakukan kategorisasi pada variabel tersebut yang kemudian dihubungkan dengan variabel independennya. Hal ini dapat terjadi karena data asupan tidak terdistribusi normal yang menyebabkan perbedaan hasil hubungan dari kedua jenis data asupan karbohidrat numerik dan kategorik.Hasil penelitian ini sejalan dengan uji korelasi Pearsonyang dilakukan Ferry dkk 2014 menunjukkan bahwa pola konsumsi karbohidrat berhubungan signifikan dengan kebugaran cardioespiratory atlet sepakbola PERSIBA Bantul degan korelasi positif, yang

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

9 149 181

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014

7 35 188

faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makanan mahasiswa kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011

1 10 136

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Cleaning Service di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

13 89 171

Prevalensi Miopia Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011

0 6 59

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Penilaian Tingkat Risiko dan Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Stroke pada Masyarakat Binaan KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2015

3 19 85