Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Hubungan antara Karakteristik Konsumen dengan Proses Pengambilan Keputusan

memberi layanan yang memuaskan bagi konsumen atau siswa Lampiran 2. 4. Hasil survei dari Survey One yang menyatakan bahwa Primagama sebagai lembaga bimbel yang memiliki market share jumlah siswa terbesar jauh diatas kompetitor. Ini membuktikan bahwa Primagama merupakan satu-satunya lembaga bimbel yang memiliki kepercayaan paling luas bagi siswa untuk mengikuti bimbel Lampiran 2. 5. Menjalin kerjasama dengan instansisekolah favorit untuk pelaksanaan bimbel bagi para siswa maupun putra-putri karyawan Lampiran 2. 6. Primagama telah mendapatkan Izin Penyelenggaraan Pendidikan Bimbingan Belajar dari Dinas Pendidikan dengan No. : 405421.918805. Izin penyelenggaraan bimbel ini merupakan bagian dari legalitas operasional yang merupakan salah satu syarat keberadaan sebuah lembaga pendidikan Lampiran 2.

4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini diuji dengan uji validitas dan reliabilitas. Validitas kuesioner dilihat dari nilai korelasi r antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan. Pengujian kuesioner dilakukan terhadap 30 responden n=30 yang sedang mengikuti program bimbel di LP Primagama dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen α=0,05. Berdasarkan perhitungan uji validitas dengan metode Product Moment Pearson yang dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 11.0, diperoleh hasil korelasi setiap pernyataan untuk masing-masing atribut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan. Dari hasil uji validitas yang diperoleh, terdapat satu atribut tingkat kepentingan Lampiran 4 dan satu atribut tingkat pelaksanaan Lampiran 5 yang tidak valid karena memiliki r-hasil 0,169 untuk atribut tingkat kepentingan yaitu atribut kebersihan dan kerapihan lingkungan dan 0,271 untuk atribut tingkat pelaksanaan yaitu atribut hubungan antara siswa dan pengajar dan staf terjalin dengan dekat dan akrab lebih kecil dari r-tabel 0,361, namun kuesioner keseluruhan tetap disebarkan dengan pertimbangan tidak perlu melakukan revisi terhadap pernyataan tersebut, dan ternyata setelah dilakukan pengujian sebanyak 86 responden, terjadi kenaikan validitas yang akhirnya diperoleh bahwa semua pernyataan signifikan pada alpha 0,05 Lampiran 8 dan Lampiran 9. Seluruh nilai korelasi atau r-hasil setiap pernyataan lebih besar dari nilai r-tabel, artinya semua pernyataan dinyatakan valid. Uji reliabilitas terhadap 30 responden menunjukkan nilai alpha α Cronbach yang lebih besar dari nilai r-tabel Lampiran 11, sehingga kuesioner dikatakan reliabel.

4.3. Karakteristik Umum Konsumen

Karakteristik umum konsumen pada penelitian ini dibedakan berdasarkan persebaran usia, jenis kelamin, pekerjaan orang tua, jumlah anggota keluarga, serta dari mana konsumen mendapatkan uang untuk mengikuti bimbel di LP Primagama ini. Semua informasi yang terdapat didalam karakteristik umum konsumen ini diharapkan dapat bermanfaat bagi produsen terutama untuk pengembangan dan landasan penyusunan strategi bauran pemasaran. Responden dipilih secara acak dari siswa-siswi yang mengikuti bimbel di LP Primagama cabang Bogor Jln. Pajajaran 41 Bogor Tahun Akademik 20052006. Jumlah responden ditentukan dengan rumus Slovin yaitu : 2 1 Ne N n + = ......................................................................................... ..........8 Dimana : n = jumlah responden N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan contoh yang bisa ditolerir Data jumlah populasi Tahun Akademik 20052006 dapat dilihat pada Tabel 5. Dari data Tabel 5 terlihat bahwa jumlah populasi adalah 569 orang, dengan menggunakan rumus Slovin, taraf nyata sebesar 10 persen e maka, responden yang diambil adalah 85,05 setara dengan 86 orang responden. Responden yang diambil dikelompokkan atas Sekolah Dasar SD, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA. Tabel 5. Data jumlah populasi tahun akademik 20052006 Tingkat Kelas Jumlah orang 5 SD 6 SD 1 SLTP 2 SLTP 3 SLTP 1 SLTA 2 SLTA 3 IPA 3 IPS 31 64 18 35 150 14 44 166 47 Total 569 Sumber : Primagama, 2005. Dengan rumus Slovin diperoleh jumlah responden yang digunakan pada penelitian ini, yaitu : 86 05 , 85 69 , 6 569 69 , 5 1 569 1 . 569 1 569 2 ≈ = = + = + = X n Dengan demikian, contoh yang diambil dari setiap tingkat adalah 14 orang 16,28 responden untuk tingkat kelas SD, responden untuk tingkat kelas SLTP sebanyak 31 orang 36,05, serta sebanyak 41 orang 47,67 responden untuk tingkat kelas SLTA. Data jumlah contoh yang diambil dari setiap tingkat dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Data contoh yang diambil dari setiap tingkat Responden Tingkat Kelas Jumlah orang Persentase SD SLTP SLTA 14 31 41 16,28 36,05 47,67 Total 86 100

4.3.1. Jenis Kelamin

Berdasarkan penyebaran kuesioner secara acak terhadap 86 responden yang diteliti, diperoleh sebanyak 34 orang 39,53 responden yang berjenis kelamin laki-laki, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 52 orang 60,47 responden berjenis kelamin perempuan. Terlihat bahwa persentase terbesar dari konsumen yang mengikuti bimbel di LP Primagama ini adalah konsumen dengan jenis kelamin perempuan. Data sebaran responden menurut jenis kelamin disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Sebaran responden menurut jenis kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah orang Persentase Laki-laki Perempuan 34 52 39,53 60,47 Total 86 100

4.3.2. Usia

Usia responden yang mengikuti bimbel di Primagama dikelompokkan menjadi tiga. Responden yang berusia 10-12 tahun, usia 13-15 tahun, serta responden yang berusia 16-18 tahun. Terlihat bahwa persentase terbesar konsumen yang mengikuti bimbel di LP Primagama ini adalah responden yang memiliki usia 13-15 tahun. Sedangkan responden yang berusia 10-12 tahun merupakan kelompok yang memiliki persentase terkecil. Usia 10-12 tahun merupakan usia yang dimiliki oleh siswa yang masih duduk pada tingkat kelas SD, hal ini wajar karena memang contoh yang diambil dari tingkat kelas SD ini juga paling sedikit. Data sebaran konsumen menurut kelompok usia dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Sebaran responden menurut kelompok usia Responden Usia Jumlah orang Persentase 10-12 tahun 16-18 tahun 13-15 tahun 14 31 41 16,28 36,05 47,67 Total 86 100

4.3.3. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga yang diteliti beragam, dan dikelompokkan menjadi dua yaitu responden yang memiliki jumlah anggota keluarga 3-6 orang sebanyak 81 orang 94,19 dan kelompok berikutnya adalah responden yang memiliki jumlah anggota keluarga 7- 10 orang sebanyak 5 orang 5,81. Jumlah anggota keluarga rata-rata adalah 5 orang. Responden yang memiliki jumlah anggota keluarga 7- 10 orang sangat sedikit sekali. Data sebaran responden menurut jumlah anggota keluarga dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Sebaran responden menurut jumlah anggota keluarga Responden Jumlah Anggota Keluarga Jumlah orang Persentase 3-6 orang 7-10 orang 81 5 94,19 5,81 Total 86 100

4.3.4. Pekerjaan Orang Tua

Jenis pekerjaan yang dimiliki oleh orang tua responden sangat beragam. Jenis pekerjaan tersebut dibedakan atas dua kelompok yaitu jenis pekerjaan ayah dan jenis pekerjaan ibu Tabel 10. Tabel 10. Sebaran responden menurut jenis pekerjaan orang tua Responden Orang Tua Jenis Pekerjaan Jumlah orang Persentase Ayah Direktur Pensiunan TNI-AD Almarhum BUMN Wiraswasta Pegawai Swasta Pegawai Negeri 1 1 1 3 4 18 23 35 1,16 1,16 1,16 3,49 4,65 20,93 26,74 40,70 Total 86 100 Ibu Almarhumah Pegawai Swasta Ibu rumah tangga Wiraswasta Tidak kerja Pegawai Negeri 1 7 11 12 23 32 1,16 8,14 12,79 13,95 26,74 37,21 Total 86 100 Berdasarkan hasil penelitian ternyata ayah responden jauh lebih banyak bekerja sebagai pegawai negeri yaitu sebanyak 35 orang 40,70. Sama halnya dengan jenis pekerjaan ayah, ibu responden juga memiliki jenis pekerjaan yang bervariasi. Sebagian besar ibu responden bekerja sebagai pegawai negeri yaitu sebanyak 32 orang 37,21, namun terdapat juga sebanyak 23 orang 26,74 yang tidak bekerja, selain itu sebanyak 1 orang 1,16 yang ibunya sudah meninggal Almarhumah sehingga seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti bimbel di Primagama ini ditanggung oleh kakak-kakak responden Tabel 10. Pekerjaan orang tua responden didominasi oleh jenis pekerjaan sebagai pegawai negeri.

4.3.5. Sumber Dana

Sumber dana adalah dari mana responden mendapatkan uang atau biaya untuk memenuhi semua kebutuhan selama mengikuti program bimbel di Primagama. Responden yang sumber dananya berasal dari orang tua memiliki persentase terbesar yaitu sebanyak 83 orang 96,51. Persentase ini besar sekali bila dibandingkan dengan sumber dana yang lain, namun hal ini merupakan sesuatu yang wajar mengingat rata-rata usia responden adalah 15 tahun, yang seluruh biaya hidupnya masih menjadi tanggungan orang tua. Seusia responden yang mengikuti program bimbel di LP Primagama ini masih belum mandiri, melainkan masih tergantung kepada orang tua mereka. Sementara itu terdapat juga responden yang memperoleh sumber dana dari kakak- kakak mereka, hal ini dikarenakan kedua orang tua responden yang sudah meninggal. Data sebaran responden menurut sumber dana yang didapatkan untuk mengikuti bimbel disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Sebaran responden menurut sumber dana yang didapat untuk mengikuti bimbel Responden Sumber Dana Jumlah orang Persentase Kakak-kakak Beasiswa Orang Tua 1 2 83 1,16 2,33 96,51 Total 86 100

4.4. Proses Pengambilan Keputusan

Berdasarkan Model Engel, dkk 1994 proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan perilaku pasca pembelian.

4.4.1. Pengenalan Kebutuhan

Ketika seorang konsumen ingin melakukan pembelian, hal tersebut muncul akibat adanya kebutuhan yang dirasakan. Proses pembelian jasa atribut LP bimbel Primagama oleh konsumen dimulai ketika mereka mulai mengenali dan merasakan kebutuhan akan jasa atribut jasa tersebut. Berbagai macam masalah yang dihadapi, membuat konsumen berusaha untuk mencari jasa yang dapat mengatasi masalah yang sedang mereka rasakan. Kebutuhan akan jasa bimbel membuat konsumen datang ke LP bimbel Primagama. Kebutuhan akan jasa bimbel oleh konsumen Primagama dimulai ketika pelajaran di sekolah dirasa sulit untuk dimengerti. Kesulitan dalam mengerti pelajaran di sekolah tersebut membuat siswa-siswi mencari pemecahan atas masalah yang sedang dihadapi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar 56,98 konsumen mengaku mengalami kesulitan dalam mengerti pelajaran di sekolah, tentunya dengan berbagai alasan yang dikemukakan. Namun demikian terdapat juga konsumen yang tidak merasa mengalami kesulitan dalam mengerti pelajaran di sekolah. Data sebaran konsumen menurut apakah mengalami kesulitan atau tidak dalam mengerti pelajaran di sekolah dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Sebaran konsumen menurut kesulitan dalam mengerti pelajaran di sekolah Responden Apakah Mengalami Kesulitan Dalam Mengerti Pelajaran di Sekolah Jumlah orang Persentase Ya Tidak 49 37 56,98 43,02 Total 86 100 Kesulitan yang dirasakan konsumen dalam mengerti pelajaran di sekolah tentunya memiliki penyebab atau alasan. Guru yang kurang bisa menyampaikan materi pelajaran serta waktu di sekolah untuk membahas materi pelajaran yang kurang, dan lain-lain dijadikan penyebab dan alasan konsumen mengapa mereka bisa merasa sulit dalam mengerti pelajaran di sekolah. Dari berbagai alasan dan penyebab yang dikemukakan, sebagian besar konsumen 61,22 menyatakan bahwa guru yang kurang bisa menyampaikan materi pelajaran merupakan alasannya disamping penyebab lain. Sementara sisanya yaitu sebanyak 10 orang mengaku karena lain-lain seperti malas, kurang memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran dan karena kurangnya konsentrasi saat belajar. Data sebaran konsumen menurut penyebab kesulitan mengerti pelajaran di sekolah disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Sebaran konsumen menurut penyebab kesulitan dalam mengerti pelajaran di sekolah Responden Penyebab Kesulitan Mengerti Pelajaran di Sekolah Jumlah orang Persentase Guru yang kurang bisa menyampaikan materi pelajaran 30 61,22 Waktu di sekolah untuk membahas materi pelajaran kurang 9 18,37 Lain-lain 10 20,41 Total 49 100 Selain penyebab-penyebab diatas, beban materi pelajaran yang terlalu banyak juga menjadi penyebab sehingga konsumen membutuhkan tambahan belajar di luar sekolah. Sebagian besar konsumen yaitu sebanyak 76 orang 88,37 merasa beban materi pelajaran terlalu banyak sehingga mereka membutuhkan tambahan belajar di luar sekolah. Data sebaran konsumen menurut apakah beban materi pelajaran terlalu banyak sehingga membutuhkan tambahan belajar di luar sekolah dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Sebaran konsumen menurut apakah beban materi pelajaran terlalu banyak sehingga membutuhkan tambahan belajar di luar sekolah Responden Apakah Beban Materi Pelajaran Terlalu Banyak Jumlah orang Persentase Ya Tidak 76 10 88,37 11,63 Total 86 100 Kebutuhan akan jasa atribut bimbel Primagama juga dimulai pada kesadaran akan manfaat yang dicari dan didapat bila mengkonsumsi jasa tersebut. Berbagai macam manfaat yang dikemukakan oleh kosumen dalam mengkonsumsi jasa atribut bimbel Primagama. Sebanyak 46 orang 53,49 mengaku bahwa manfaat yang dicari dari mengikuti bimbel di Primagama adalah karena banyak latihan soal dan cara praktis yang selalu diberikan oleh LP Primagama kepada siswanya. LP Primagama berusaha untuk semaksimal mungkin dapat memberikan yang terbaik kepada konsumen. Latihan soal dan cara praktis yang disuguhkan senantiasa dapat menjadi salah satu ciri khas yang dapat dikenal dari LP Primagama. Manfaat lain yang dirasakan adalah suasana belajar yang menyenangkan, pengajar yang bersahabat dan berpengalaman. Selain itu ada juga yang mencari manfaat lainnya yang diakui sebanyak 9 orang 10,47 misalnya mencari banyak teman, menambah pengalaman lain selain pengalaman yang di dapat di sekolah bahkan ada yang hanya sekedar untuk mengisi waktu luang. Sebagian besar konsumen yang mengikuti program bimbel di LP Primagama ini memang dipengaruhi oleh teman, oleh karena itu mencari banyak teman dijadikan sebagai salah satu manfaat yang dicari di LP Primagama. Data sebaran konsumen menurut manfaat yang dicari disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Sebaran konsumen menurut manfaat yang dicari Responden Manfaat Yang dicari Jumlah orang Persentase Banyak latihan soal dan cara yang praktis Suasana belajar yang menyenangkan Pengajar yang bersahabat dan berpengalaman Lain-lain 46 17 14 9 53,49 19,77 16,28 10,47 Total 86 100 Dari Tabel 15 diatas dapat dilihat bahwa konsumen yang paling banyak adalah konsumen yang mencari manfaat banyaknya latihan soal dan cara praktis, hal ini berarti bahwa manfaat inilah yang pada umumnya dicari oleh konsumen di LP Primagama. Manfaat lain-lain, seperti ingin menambah banyak teman dan mencari pengalaman baru, merupakan manfaat yang dicari paling sedikit, karena secara umum konsumen datang ke LP bimbel Primagama adalah untuk belajar, dengan harapan dapat meningkatkan prestasi di sekolah.

4.4.2. Pencarian Informasi

Setelah mengenali dan memahami apa yang menjadi alasan sehingga konsumen mengkonsumsi atribut jasa bimbel Primagama, dan akhirnya termotivasi untuk mengkonsumsi atribut jasa tersebut maka konsumen akan berusaha untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai apa saja yang berhubungan dengan atribut jasa yang akan dikonsumsi. Tahap pencarian informasi pertama sekali adalah dari mana konsumen mengetahui informasi tentang LP bimbel Primagama. Sumber informasi tersebut sangat beragam, ada yang mengetahui LP bimbel Primagama dari televisi, hal ini merupakan sesuatu yang wajar, karena LP Primagama memang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang cukup terkenal sehingga promosinya pun dilakukan melalui televisi. Namun ada pula yang mengetahui dari sumber informasi lainnya seperti keluarga, brosur, teman, dan lain-lain. Sebanyak 15 orang 17,44 mengetahui informasi tentang LP bimbel Primagama ini dari keluarga. Sebagian besar konsumen mengetahui informasi tentang LP bimbel Primagama dari teman yaitu sebanyak 49 orang 56,98. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa lebih dari 50 persen konsumen mengetahui informasi dari teman. Terlihat bahwa teman berperan besar sebagai pemberi informasi, sehingga secara tidak langsung teman menjadi media penyebar informasi yang cukup potensial. Hal ini berarti bahwa teman dapat dijadikan sebagai alat promosi yang sangat membantu dalam proses pemasaran. LP Primagama harus lebih memperhatikan lagi hal ini. Sisanya sebanyak 3 orang 3,49 mengetahui informasi tentang LP Primagama dari sumber lain-lain misalnya poster-poster dan spanduk-spanduk yang dipasang di tempat- tempat tertentu. Data sebaran konsumen menurut sumber informasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Sebaran konsumen menurut sumber informasi Responden Sumber Informasi Jumlah orang Presentase Teman Brosur Keluarga Televisi Lain-lain 49 17 15 2 3 56,98 19,77 17,44 2,33 3,49 Total 86 100 Pada umumnya konsumen menerima sebagian besar informasi dari sumber-sumber niaga, yaitu sumber-sumber informasi yang dikuasai dan dirajai oleh pemasar, salah satunya adalah iklan dan promosi. Selain sumber-sumber informasi yang didapat oleh konsumen diatas seperti televisi, keluarga, brosur, teman dan spanduk, ternyata konsumen juga ada yang terpengaruh dan ada yang tidak terpengaruh oleh iklan dan promosi untuk memilih LP bimbel Primagama. Dari hasi penelitian terlihat bahwa sebagian besar konsumen yaitu sebanyak 50 orang 58,14 terpengaruh oleh iklan dan promosi sehingga membuat mereka mengikuti program bimbel di LP Primagama, namun ada juga yang terpengaruh oleh iklan dan promosi untuk mengetahui informasi lebih banyak tentang LP bimbel Primagama. Disamping mempengaruhi konsumen sehingga ada konsumen yang tertarik dan ada pula yang akhirnya mengikuti bimbel di Primagama, namun ternyata ada pula yang tidak terpengaruh sama sekali akibat iklan dan promosi tersebut, karena kosumen tersebut telah mempunyai pengetahuan tentang LP bimbel Primagama dari sumber informasi lain. Dari kondisi tersebut dapat diketahui bahwa berbagai macam akibat yang ditimbulkan oleh pengaruh iklan dan promosi. Kita tidak dapat langsung mengambil kesimpulan bahwa dengan iklan orang akan terpengaruh untuk mengikuti bimbel di LP Primagama. Data sebaran pengaruh iklan dan promosi untuk memilih bimbel Primagama disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Sebaran konsumen menurut pengaruh iklan dan promosi Responden Pengaruh Iklan dan Promosi Jumlah orang Persentase Membuat mengikuti program bimbel di Primagama 50 58,14 Membuat konsumen tertarik untuk mengetahui informasi lebih banyak 22 25,58 Tidak terpengaruh sama sekali 14 16,28 Total 86 100

4.4.3. Evaluasi Alternatif

Suatu keputusan yang akan diambil sebaiknya dievaluasi terlebih dahulu alternati-alternatif yang memungkinkan untuk mempertimbangkan keputusan apa yang akan diambil. Begitu juga dengan konsumen atribut jasa LP bimbel Primagama. Setelah mengenali dan memahami kebutuhan, memiliki informasi yang cukup tentang hal- hal yang berkaitan dengan atribut jasa yang akan dibeli dan dikonsumsi, konsumen akan melakukan evaluasi alternatif. Pada tahap evaluasi alternatif ini, konsumen menentukan kriteria-kriteria apa saja yang relevan dengan keinginan dan harapannya sehingga dapat membuat suatu keputusan yang benar dan dirasa paling bermanfaat serta tepat untuk segera dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Berbagai macam hal yang dikemukakan oleh konsumen untuk menjadi kriteria atau alasan konsumen dalam memilih LP bimbel Primagama sebagai tempat mengikuti bimbel. Bagi sebagian besar orang, harga merupakan hal sensitif yang biasanya menjadi alternatif atau alasan kenapa seorang konsumen mengambil keputusan untuk mengambil keputusan apakah akan melakukan proses pembelian atau tidak terhadap produk tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 18 orang 20,93, saat tertarik memilih LP bimbel Primagama sebagai tempat mengikuti program bimbel untuk pertama kalinya, yang menjadi pusat perhatian adalah harga atau biaya bimbel. Meskipun terdapat hal lain yang pertama kali menjadi pusat perhatian seperti pelayanan yang diterima baik dari pengajar maupun staf, kenyamanan yang dirasakan selama melakukan Kegiatan Belajar Mengajar KBM di Primagama, lokasi dan kenyamanan. Namun ternyata sebagian besar konsumen yang tertarik memilih LP bimbel Primagama untuk pertama kali pusat perhatiannya tertuju pada tenaga pengajar yaitu sebanyak 22 orang 25,58, karena memang tenaga pengajar tentor yang ada di LP Primagama adalah mereka-mereka yang profesional dan sangat berpengalaman dengan didukung oleh sikap-sikapnya yang ramah dan penuh kekeluargaan. Hal ini juga karena dalam rangka menjaga standar kualitas tenaga pengajar, LP Primagama melalui PUSDIKLAT Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tentor secara rutin memberikan pendidikan kepada seluruh tenaga pengajar LP Primagama. Dengan harapan dapat memberikan yang terbaik kepada konsumen sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Data sebaran konsumen menurut pusat perhatian pertama kali saat memilih Primagama sebagai tempat bimbel disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Sebaran konsumen menurut pusat perhatian pertama kali saat tertarik memilih bimbel Primagama Responden Pusat Perhatian Pertama Kali Jumlah orang Persentase Tenaga pengajar Harga atau biaya bimbel Fasilitas Lokasi Kenyamanan Pelayanan 22 18 17 17 8 4 25,58 20,93 19,77 19,77 9,30 4,65 Total 86 100 Alasan yang dikemukakan oleh konsumen dalam memilih Primagama sebagai tempat mengikuti bimbel juga bervariasi. Tenaga pengajar yang kompeten merupakan alasan terbanyak yang dikemukakan konsumen 33,72, karena tujuan utama mereka ke Primagama adalah untuk belajar dan para pengajar yang kompeten merupakan salah satu syarat utama. Harga atau biaya bimbel yang terjangkau juga menjadi alasan yang dikemukakan oleh sebagian konsumen, ada juga yang karena kelengkapan fasilitas yang memadai, pelayanan yang memuaskan, serta lokasi yang mudah dijangkau. Lokasi Primagama memang dekat dengan jalan raya, selain itu akses untuk menjangkau lokasi tersebut tidak sulit. Sisanya memilih lain-lain sebagai alasan kenapa mereka memilih Primagama sebagai tempat bimbel, yaitu sebanyak 5 orang 5,81. Lain-lain yang dikemukakan misalnya dengan alasan ingin mencari teman lebih banyak lagi, mencari pengalaman lain di luar pengalaman yang didapatkan di sekolah, dan karena banyak teman yang sebelumnya sudah mengikuti bimbel di Primagama. Terlihat bahwa pertimbangan paling utama dalam memilih Primagama sebagai tempat mengikuti bimbel adalah karena alasan tenaga pengajarnya yang kompeten. LP Primagama harus benar-benar lebih memperhatikan hal ini, karena dengan mengetahui dan mengevaluasi apa yang menjadi alasan konsumen memilih lembaga pendidikan ini sebagai tempat mengikuti bimbel dapat membantu dalam peningkatan dan pengembangan LP Primagama itu sendiri kedepannya. Data sebaran konsumen menurut alasan memilih Primagama sebagai tempat bimbel dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Sebaran konsumen menurut alasan memilih LP Primagama sebagai tempat bimbel Responden Alasan Memilih Primagama Sebagai Tempat Bimbel Jumlah orang Persentase Tenaga pengajar yang kompeten Lokasi yang mudah dijangkau Harga atau biaya bimbel yang terjangkau Pelayanan yang memuaskan Kelengkapan fasilitas yang memadai Lain-lain 29 17 14 14 7 5 33,72 19,77 16,28 16,28 8,14 5,81 Total 86 100 Bagaimana cara konsumen memutuskan memilih LP bimbel Primagama dibagi menjadi dua keputusan yaitu apakah direncanakan dengan baik atau mendadak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata lebih dari 50 persen konsumen memutuskan untuk memilih LP Primagama sebagai tempat mengikuti bimbel dengan cara direncanakan dengan baik, yaitu sebanyak 65 orang 75,58. Sebelum datang ke Primagama mereka telah memiliki niat untuk mengikuti bimbel di Primagama. Sedangkan sisanya mengemukakan bahwa cara memutuskan untuk memilih Primagama adalah mendadak tidak ada rencana sebelumnya. Tidak ada rencana artinya, sebelum memutuskan untuk memilih LP Primagama sebagai tempat bimbel tidak ada niat sebelumnya, misalnya diajak teman seketika itu. Data sebaran menurut bagaimana cara memutuskan memilih Primagama sebagai tempat bimbel disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Sebaran konsumen menurut cara memutuskan Primagama sebagai tempat bimbel Responden Cara Memutuskan Primagama Sebagai Tempat Bimbel Jumlah orang Persentase Direncanakan dengan baik Mendadak tidak ada rencana 65 21 75,58 24,42 Total 86 100 Seberapa besar pengeluaran yang harus dihabiskan untuk mencapai lokasi Primagama Jln. Pajajaran 41 Bogor ini juga merupakan salah satu alternatif yang perlu dievaluasi. Beragam jumlah biaya yang dikeluarkan oleh konsumen untuk mencapai lokasi LP Primagama. Sebagian besar mengaku mengeluarkan Rp 10.000 yaitu sebanyak 58 orang 67,44. Perbedaan pengeluaran yang harus dihabiskan tergantung dari jauh dekatnya tempat tinggal responden. Terlihat bahwa sebagian besar konsumen mengeluarkan Rp 10.000 untuk mencapai lokasi Primagama. Data sebaran konsumen menurut pengeluaran yang dihabiskan untuk mencapai lokasi Primagama disajikan pada Tabel 21. Tabel 21. Sebaran konsumen menurut pengeluaran yang dihabiskan untuk mencapai lokasi Primagama Responden Pengeluaran Jumlah orang Persentase Rp 10.000 Rp 10.000 – Rp 15. 000 Rp 15.000 – Rp 20.000 Rp 20.000 58 21 5 2 67,44 24,42 5,81 2,33 Total 86 100 Alternatif lain yang patut dipertimbangkan oleh konsumen dalam tahapan keputusan pembelian adalah fasilitas yang tersedia. Dengan keadaan dan ketersediaan fasilitas di LP Primagama saat ini sebagian besar konsumen, lebih dari 90 persen akan tetap menggunakan fasilitas yang ada apabila fasilitas yang diharapkan ternyata tidak tersedia di LP bimbel Primagama. Mereka bersedia menggunakan fasilitas yang ada untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka, artinya loyalitas konsumen LP Primagama sangat tinggi. Sedangkan sisanya mengaku akan mencari tempat bimbel lain apabila fasilitas yang diinginkan ternyata tidak tersedia di LP bimbel Primagama. Dari kondisi ini terlihat bahwa konsumen memilih LP Primagama sebagai tempat bimbel semata-mata bukan hanya karena fasilitas yang tersedia, namun terdapat hal lain yang menjadi pertimbangan. Data sebaran konsumen menurut apakah konsumen akan mencari tempat lain atau tetap menggunakan fasilitas yang ada apabila fasilitas yang diinginkan ternyata tidak tersedia secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Sebaran konsumen menurut keputusan yang diambil apabila fasilitas yang diinginkan ternyata tidak tersedia Responden Keputusan yang diambil Jumlah orang Presentase Menggunakan fasilitas yang ada Mencari tempat bimbel yang lain 80 6 93,02 6,98 Total 86 100

4.4.4. Proses Pembelian

Keputusan pembelian dipengaruhi oleh berbagai faktor. Bermacam-macam jenis media yang dapat dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Sebanyak 56 orang 65,12 mengaku ada media yang paling mempengaruhi untuk mengambil keputusan dalam memilih Primagama sebagai tempat mengikuti program bimbel. Namun ada juga yang mengaku bahwa tidak ada media yang paling mempengaruhi dalam pengambilan keputusannya. Data sebaran konsumen menurut media yang paling mempengaruhi disajikan pada Tabel 23. Tabel 23. Sebaran konsumen menurut apakah ada media yang paling mempengaruhi Responden Apakah Ada Media yang Paling Mempengaruhi Jumlah orang Presentase Ya Tidak 56 30 65,12 34,88 Total 86 100 Media yang paling mempengaruhi tersebut dapat bermacam- macam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar media yang mempengaruhi konsumen adalah teman yaitu sebanyak 40 orang 66,67, karena teman biasanya lebih besar kemungkinan untuk dapat meyakinkan sehingga konsumen bisa terpengaruh. Media lain yang paling mempengaruhi adalah keluarga atau saudara, dikarenakan keluarga atau saudara merupakan kerabat terdekat yang dapat mempengaruhi dan meyakinkan konsumen untuk dapat mengambil keputusan. Dan sisanya yaitu sebanyak 5 orang 8,33 mengaku bahwa yang paling mempengaruhinya adalah televisi. Data sebaran konsumen menurut media yang paling mempengaruhi dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Sebaran konsumen menurut media paling mempengaruhi Responden Media Jumlah orang Persentase Teman Keluarga atau saudara Televisi 40 15 5 66,67 25,00 8,33 Total 86 100 Dari Tabel 24 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satu orangpun yang dipengaruhi oleh media koranmajalah, radio dan lainnya dalam memilih LP Primagama sebagai tempat mengikuti bimbel. Hal ini disebabkan oleh konsumen yang mengikuti program bimbel di LP Primagama adalah konsumen yang memiliki usia berkisar antara 10-18 tahun atau rata-rata usia 15 tahun, konsumen seusia ini masih memiliki keinginan yang besar untuk bermain atau menonton televisi sehingga waktu untuk membaca koranmajalah bahkan mendengarkan radio masih sangat kurang. Oleh karena itu media ini kurang mempengaruhi konsumen. Sumberdaya juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Begitu pula dengan proses keputusan pembelian pada atribut jasa bimbel Primagama. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan program bimbel di Primagama cukup bervariasi. Lebih dari 50 persen konsumen mengaku mengeluarkan Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 untuk menyelesaikan program bimbel di LP Primagama. Sisanya ada yang mengeluarkan Rp 1.500.000, dan ada juga yang mengaku mengeluarkan Rp 500.000 – Rp 1.000.000. Data sebaran konsumen menurut biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan program bimbel di Primagama disajikan pada Tabel 25. Tabel 25. Sebaran konsumen menurut biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan bimbel di Primagama Responden Pengeluaran Jumlah orang Persentase Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 52 60,47 Rp 1.500.000 29 33,72 Rp 500.000 – Rp 1.000.000 5 5,81 Total 86 100 Dari data Tabel 25 terlihat bahwa terdapat perbedaan biaya yang dikeluarkan oleh konsumen. Hal tersebut disebabkan karena setiap jenjang memiliki persyaratan biaya yang berbeda. Konsumen yang duduk di SD memiliki tanggungan biaya yang berbeda dengan konsumen SLTP, begitu pula dengan konsumen SLTA Tabel 26. Tabel 26. Sebaran persyaratan biaya yang dikeluarkan tiap jenjang tahun akademik 20052006 Biaya Jenjang Fasilitas Rp Bimbingan Rp Total Rp Keterangan 4,5 SD dan 1,2 SLTP 410.000 700.000 1.110.000 Des 2005-tes smt 2 6 SD 610.000 750.000 1.360.000 Des 2005-UAN 06 3 SLTP 610.000 750.000 1.360.000 Des 2005-UAN 06 1,2 SLTA 510.000 800.000 1.310.000 Des 2005-tes smt 2 3 SLTAALUMNI 710.000 700.000 1.410.000 Des 2005-UAN 06 Sumber : Primagama, 2005 Dari Tabel 26 diatas dapat dilihat bahwa masing-masing jenjang memiliki persyaratan yang berbeda. Untuk lebih lengkapnya ketentuan mengikuti bimbel Primagama, syarat pendaftaran, biaya bimbingan, dan lain-lain yang penting diketahui bila ingin mengikuti program bimbel di LP Primagama dapat dilihat pada Lampiran 12 . Untuk memutuskan apakah akan bersedia membayar lebih untuk suatu tambahan fasilitaspun bervariasi. Sebanyak 46 orang 53,49 konsumen bersedia membayar lebih untuk suatu tambahan fasilitas, karena memang mereka merasa nyaman di Primagama sehingga membayar lebihpun mereka tetap bersedia. Namun meskipun demikian terdapat juga konsumen yang tidak bersedia, karena biaya bimbingan yang mereka keluarkan dirasa sudah cukup memenuhi segala kebutuhan fasilitas, sehingga konsumen tidak bersedia mengeluarkan biaya lagi. Data sebaran konsumen menurut ketersediaan membayar lebih untuk suatu tambahan fasilitas dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Sebaran konsumen menurut ketersediaan membayar lebih untuk suatu tambahan fasilitas Responden Ketersediaan Membayar Lebih Jumlah orang Persentase Ya Tidak 46 40 53,49 46,51 Total 86 100

4.4.5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah melakukan pembelian terhadap atribut jasa bimbel Primagama, konsumen akan mengevaluasi kembali. Dampak apa yang ditimbulkan oleh pembelian tersebut, apakah konsumen merasakan kepuasan atau bahkan merasakan ketidakpuasan. Dampak yang dirasakan konsumen pada tahap ini akan langsung mempengaruhi niat pembelian dimasa yang akan datang, apakah mereka akan mengkonsumsi ulang atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat konsumen yang masih merasa kurang puas terhadap apa yang mereka rasakan di LP bimbel Primagama. Sebanyak 10 orang 11,63 mengaku sangat puas, meskipun masih ada yang merasa biasa saja dan sebagian besar mengaku puas 70,93 terhadap apa yang mereka rasakan di LP bimbel Primagama karena apa yang diinginkan terpenuhi di Primagama. Data sebaran konsumen menurut apa yang dirasakan terhadap LP bimbel Primagama dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Sebaran konsumen menurut tingkat kepuasan yang dirasakan terhadap LP bimbel Primagama Responden Tingkat Kepuasan Jumlah orang Persentase Puas Biasa Sangat Puas kurang Puas 61 12 10 3 70,93 13,95 11,63 3,49 Total 86 100 Setelah mengevaluasi apa yang dirasakan terhadap LP bimbel Primagama, secara umum konsumen 93,02 mengaku tidak ada keinginan untuk beralih ke lembaga pendidikan bimbel lain. Sedangkan sisanya sebanyak 6 orang 6,98 mengaku ada keinginan untuk beralih ke lembaga pendidikan bimbel lain. Perbedaan keinginan tersebut berhubungan dengan apa yang dirasakan oleh konsumen terhadap LP Primagama. Bagi konsumen yang tidak memiliki keinginan untuk beralih ke lembaga lain, karena konsumen tersebut telah merasa nyaman dan puas terhadap LP Primagama selama ini. Sedangkan konsumen yang memiliki keinginan untuk beralih, karena apa yang didapatkan di LP Primagama tidak seperti yang diharapkan. Data sebaran konsumen menurut keinginan setelah apa yang dirasakan di Primagama disajikan pada Tabel 29. Tabel 29. Sebaran konsumen menurut keinginan setelah di Primagama Responden Apakah Ada Keinginan Untuk Beralih Jumlah orang Persentase Tidak Ya 80 6 93,02 6,98 Total 86 100 Setelah melalui tahapan evaluasi pasca pembelian, maka proses keputusan konsumen dalam pembelian atribut jasa bimbel Primagama telah berakhir. Secara ringkas tahapan proses keputusan konsumen dalam membeli atribut jasa LP Primagama yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dilihat pada Lampiran 13. Kesimpulan yang tercantum dalam proses keputusan pembelian atribut jasa tersebut adalah jawaban konsumen dengan persentase terbesar.

4.5. Hubungan antara Karakteristik Konsumen dengan Proses Pengambilan Keputusan

Identifikasi pengaruh antara karakteristik konsumen dengan proses pengambilan keputusan konsumen untuk mengikuti program bimbel di LP Primagama dianalisis dengan menggunakan uji Khi-Kuadrat. Pengaruh ini dilihat dari nilai Khi-Kuadrat hitung. Karakteristik konsumen tidak memiliki pengaruh atau hubungan terhadap konsumen untuk memilih LP Primagama sebagai tempat mengikuti program bimbel. Hal ini dapat terlihat dari nilai Khi-Kuadrat hitung yang lebih kecil dari nilai Khi-Kuadrat tabel Tabel 30. Hipotesis yang digunakan H : Tidak ada hubungan antara karakteristik konsumen dengan alasan memilih LP Primagama sebagai tempat bimbel H 1 : Terdapat hubungan antara karakteristik konsumen dengan alasan memilih LP Primagama sebagai tempat bimbel Tabel 30. Uji Khi-Kuadrat karakteristik konsumen dengan alasan memilih LP Primagama sebagai tempat bimbel Alasan memilih LP Primagama sebagai tempat bimbel Karakteristik Konsumen Khi-Kuadrat Hitung Khi-Kuadrat Tabel Keputusan Tingkat Kelas 6,292 18,307 Terima Ho Jenis Kelamin 2,193 11,071 Terima Ho Usia 29,005 55,758 Terima Ho Jumlah Anggota Keluarga 36,034 49,802 Terima Ho Pekerjaan Ayah 42,897 43,773 Terima Ho Pekerjaan Ibu 16,119 37,652 Terima Ho Sumber Dana 5,791 18,307 Terima Ho Terlihat pada Tabel 30 diatas bahwa dengan tingkat signifikansi kepercayaan 95 persen, Khi-Kuadrat hitung lebih kecil daripada Khi-Kuadrat tabel maka terima Ho artinya tidak ada hubungan antara karakteristik konsumen tingkat kelas, jenis kelamin, usia, jumlah anggota keluarga, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, dan sumber dana dengan alasan memilih LP Primagama sebagai tempat mengikuti program bimbel Lampiran 14.1. Alasan memilih LP Primagama sebagai tempat bimbel tidak ada hubungannya dengan tingkat kelas konsumen. Baik konsumen yang duduk di tingkat kelas SD, SLTP maupun SLTA tidak mempengaruhi alasan mereka dalam memilih LP Primagama sebagai tempat mengikuti program bimbel. Untuk jenis kelamin, baik perempuan maupun laki-laki tidak ada pengaruhnya terhadap alasan mangikuti program bimbel di LP Primagama ini. Begitu juga dengan usia, jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua maupun dari mana konsumen mendapatkan dana untuk mengikuti program bimbel di LP Primagama. Tabel 31 memperlihatkan bagaimana hubungan atau pengaruh karakteristik konsumen terhadap besar pengeluaran untuk mencapai LP Primagama, keputusan jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia, adanya media yang paling mempengaruhi, ketersediaan membayar lebih dan keinginan beralih ke lembaga lain. Dari Tabel 31 tersebut dapat dilihat bahwa pada tingkat signifikansi kepercayaan 95 persen, nilai Khi-Kuadrat hitung lebih kecil dari pada nilai Khi-Kuadrat tabel, maka terima Ho artinya tidak ada hubungan antara karakteristik konsumen dengan berapa pengeluaran untuk mencapai lokasi LP Primagama, keputusan konsumen jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia di LP Primagama, apakah ada media yang paling mempengaruhi konsumen untuk memilih LP Primagama sebagai tempat mengikuti program bimbel, dan apakah bersedia membayar lebih untuk suatu tambahan fasilitas, serta keinginan untuk beralih ke lembaga pendidikan bimbel lain. Besar pengeluaran untuk mencapai LP Primagama tidak berhubungan dengan karakteristik konsumen karena berapapun pengeluaran untuk mencapai LP Primagama sudah merupakan tanggungan orang tua konsumen. Keputusan yang diambil jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia tidak tergantung dari bagaimana karakteristik konsumen tersebut. Tabel 31. Uji Khi-Kuadrat karakteristik konsumen dengan pengambilan keputusan Besar pengeluaran untuk mencapai LP Primagama Karakteristik Konsumen Khi-Kuadrat Hitung Khi-Kuadrat Tabel Keputusan Tingkat Kelas 7,094 12,592 Terima Ho Jenis Kelamin 4,991 7,815 Terima Ho Usia 31,236 36,415 Terima Ho Jumlah Anggota Keluarga 28,298 32,671 Terima Ho Pekerjaan Ayah 25,176 28,869 Terima Ho Pekerjaan Ibu 19,527 24,996 Terima Ho Sumber Dana 10,603 12,592 Terima Ho Keputusan jika fasilitas yang diinginkan tidak tersedia Tingkat Kelas 3,110 5,991 Terima Ho Jenis Kelamin 0,930 3,841 Terima Ho Usia 5,194 15,507 Terima Ho Jumlah Anggota Keluarga 9,661 14,607 Terima Ho Pekerjaan Ayah 1,163 12,592 Terima Ho Pekerjaan Ibu 7,966 11,071 Terima Ho Sumber Dana 0,192 5,991 Terima Ho Ada media yang paling mempengaruhi untuk memilih LP Primagama Tingkat Kelas 1,520 5,991 Terima Ho Jenis Kelamin 0,157 3,841 Terima Ho Usia 11,725 15,507 Terima Ho Jumlah Anggota Keluarga 12,677 14,607 Terima Ho Pekerjaan Ayah 6,752 12,592 Terima Ho Pekerjaan Ibu 3,982 11,071 Terima Ho Sumber Dana 0,737 5,991 Terima Ho Ketersediaan membayar lebih untuk tambahan fasilitas Tingkat Kelas 0,082 5,991 Terima Ho Jenis Kelamin 0,130 3,841 Terima Ho Usia 7,278 15,507 Terima Ho Jumlah Anggota Keluarga 5,827 14,067 Terima Ho Pekerjaan Ayah 5,755 12,592 Terima Ho Pekerjaan Ibu 7,720 11,071 Terima Ho Sumber Dana 2,897 5,991 Terima Ho Keinginan beralih ke lembaga lain Tingkat Kelas 2,111 5,991 Terima Ho Jenis Kelamin 0,104 3,841 Terima Ho Usia 9,054 15,507 Terima Ho Jumlah Anggota Keluarga 2,789 14,067 Terima Ho Pekerjaan Ayah 4,262 12,592 Terima Ho Pekerjaan Ibu 1,641 11,071 Terima Ho Sumber Dana 0,233 5,991 Terima Ho Karakteristik konsumen yang memiliki pengaruh terhadap berapa biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan program bimbel di LP Primagama adalah tingkat kelas. Hal ini terlihat dari nilai Khi-Kuadrat hitung yang lebih besar dari nilai Khi-Kuadrat tabel Tabel 32. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa jumlah pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing tingkat kelas adalah berbeda Lampiran 12. Semakin tinggi tingkat kelas SD, SLTP, SLTA maka biaya yang dikeluarkanpun semakin besar pula. Hal tersebut dapat terjadi karena memang fasilitas yang dibutuhkan dan diterima oleh masing-masing tingkat kelas berbeda. Misalnya untuk tingkat kelas SLTA, konsumen ini akan menerima fasilitas layak untuk menembus PTN favorit sering diadakan try out Tabel 32. Uji Khi-Kuadrat karakteristik konsumen dengan biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan program bimbel di Primagama Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan bimbel Karakteristik Konsumen Khi-Kuadrat Hitung Khi-Kuadrat Tabel Keputusan Tingkat Kelas 13,821 9,488 Tolak Ho Jenis Kelamin 1,454 5,991 Terima Ho Usia 17,159 26,296 Terima Ho Jumlah Anggota Keluarga 13,880 23,685 Terima Ho Pekerjaan Ayah 6,479 21,026 Terima Ho Pekerjaan Ibu 7,360 18,307 Terima Ho Sumber Dana 2,330 9,488 Terima Ho Biaya yang dikeluarkan bertambah tinggi seiring dengan pertambahan tingkat kelas konsumen Lampiran 12. Tingkat signifikansi kepercayaan 95 persen dengan derajat bebas empat menghasilkan nilai Khi-Kuadrat tabel sebesar 9,488. Nilai Khi-Kuadrat hitung antara tingkat kelas dengan biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan program bimbel di LP Primagama sebesar 13,821 Lampiran 14.7. Nilai Khi-Kuadrat hitung lebih besar dari pada nilai Khi-Kuadrat tabel, maka tolak Ho artinya ada hubungan antara tingkat kelas konsumen terhadap biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan program bimbel di LP Primagama. Sumber dana merupakan dari mana asal konsumen mendapatkan uang untuk mengikuti program bimbel di LP Primagama. Sumber dana konsumen sebagian besar bahkan lebih dari 95 persen 96,51 berasal dari orang tua. Nilai uji Khi-Kuadrat antara sumber dana dengan biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan program bimbel di LP Primagama sebesar 2,330 Lampiran 14.7. Terlihat bahwa nilai uji Khi-Kuadrat lebih kecil dari nilai Khi-Kuadrat tabel 9,488 artinya terima Ho atau tidak ada hubungan antara sumber dana dengan biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan program bimbel di LP Primagama Tabel 32. Hubungan antara tingkat kepuasan yang dirasakan konsumen terhadap LP bimbel Primagama perlu dilihat agar pihak LP Primagama dapat lebih memahami apa yang menyebabkan konsumen loyal atau tidak terhadap apa yang ditawarkan. Karakteristik konsumen yang memiliki pengaruh terhadap tingkat kepuasan yang dirasakan terhadap LP Primagama adalah tingkat kelas dan usia Tabel 33. Tabel 33. Uji Khi-Kuadrat karakteristik konsumen dengan tingkat kepuasan yang dirasakan terhadap LP Primagama Tingkat kepuasan yang dirasakan terhadap LP Primagama Karakteristik Konsumen Khi-Kuadrat Hitung Khi-Kuadrat Tabel Keputusan Tingkat Kelas 17,190 12,592 Tolak Ho Jenis Kelamin 2,653 7,815 Terima Ho Usia 38,994 36,415 Tolak Ho Sumber Dana 7,645 12,592 Terima Ho Tingkat kepuasan akan apa yang disuguhkan LP Primagama dalam memenuhi kebutuhan konsumen semakin tinggi seiring meningkatnya tingkat kelas, karena semakin tinggi tingkat kelas maka kebutuhan belajar juga semakin meningkat. Tingkatan kelas yang lebih tinggi memiliki bobot materi pelajaran yang lebih berat. Adanya materi pelajaran yang semakin berat tentu saja menuntut tanggung jawab siswa untuk lebih rajin belajar lagi, selain tingkatan kelas yang tinggi harus benar-benar mempersiapkan diri untuk lulus di sekolah favorit yang diinginkan. Dengan tingkat signifikansi kepercayaan 95 persen dengan derajat bebas enam menghasilkan nilai Khi- Kuadrat tabel sebesar 12,592. Nilai Khi-Kuadrat hitung antara tingkat kelas dengan tingkat kepuasan yang dirasakan terhadap LP Primagama sebesar 17,190 Lampiran 14.8. Nilai Khi-Kuadrat hitung lebih besar dari nilai Khi- Kuadrat tabel, maka tolak Ho artinya ada hubungan antara tingkat kelas konsumen terhadap tingkat kepuasan yang dirasakan di LP Primagama. Selain itu, usia yang semakin bertambah juga mengakibatkan bertambahnya tingkat kepuasan yang dirasakan. Bagi konsumen yang masih duduk di tingkat kelas SD usianya lebih muda akan berbeda tingkat kepuasannya dengan konsumen yang telah duduk di tingkat kelas SLTP, begitu pula SLTA usia lebih tua. Bagi konsumen SD mungkin saja apa yang disuguhkan oleh LP Primagama telah memuaskan, belum tentu puas juga oleh konsumen yang telah duduk di bangku SLTP dan SLTA. Dari Tabel 33 yang disajikan diatas terlihat bahwa pada tingkat signifikansi kepercayaan 95 persen dengan derajat bebas 24 menghasilkan nilai Khi- Kuadrat tabel sebesar 36,415. Nilai Khi-Kuadrat hitung antara usia dengan tingkat kepuasan yang dirasakan terhadap LP Primagama sebesar 38,994 Lampiran 14.8. Nilai Khi-Kuadrat hitung lebih besar dari nilai Khi-Kuadrat tabel, maka tolak Ho artinya ada hubungan antara usia dengan tingkat kepuasan yang dirasakan terhadap LP bimbel Primagama. Secara lengkap hasil uji Khi-Kuadrat dapat dilihat pada Lampiran 14. 4.6. Preferensi Konsumen terhadap Atribut Jasa Bimbel Primagama 4.6.1. Peringkat Kepentingan Atribut

Dokumen yang terkait

Analisis Preferensi Konsumen Bakso Bakar (Studi Kasus : Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan)

13 139 74

Analisis sikap konsumen terhadap Atribut yang ditawarkan lembaga bimbingan belajar (LBB) Primagama cabang pembantu P.B Sudirman Jember (survei pada siswa SMUN 2 Jember)

0 2 76

Strategi pemasaran lembaga bimbingan belajar Primagama Vila Nusa Indah Bogor

12 114 195

Analisis Efektifitas Bauran Promosi Pada Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids Bogor

7 29 97

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI TANGGUNG JAWAB PERDATA DALAM PERJANJIAN JASA BIMBINGAN BELAJAR ATAS KEGAGALAN STUDI ANAK DIDIK (STUDI KASUS LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA YOGYAKARTA).

0 2 11

PENDAHULUAN TANGGUNG JAWAB PERDATA DALAM PERJANJIAN JASA BIMBINGAN BELAJAR ATAS KEGAGALAN STUDI ANAK DIDIK (STUDI KASUS LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA YOGYAKARTA).

0 3 16

PENUTUP TANGGUNG JAWAB PERDATA DALAM PERJANJIAN JASA BIMBINGAN BELAJAR ATAS KEGAGALAN STUDI ANAK DIDIK (STUDI KASUS LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA YOGYAKARTA).

0 2 5

PENGARUH TAGLINE PRIMAGAMA “TERDEPAN DALAM PRESTASI “ TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PRIMAGAMA

1 5 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN SMA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR PADA LEMBAGA PRIMAGAMA KOTA PALEMBANG (STUDI KASUS: SISWA PRIMAGAMA KELAS 3 SMA) - POLSRI REPOSITORY

0 1 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN SMA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR PADA LEMBAGA PRIMAGAMA KOTA PALEMBANG (STUDI KASUS: SISWA PRIMAGAMA KELAS 3 SMA)

0 2 30