bumi. Bumi yang terbentuk, seperti bola sesungguhnya tersusun dari lapisan-lapisan. Pusat bumi terbentuk dari lapisan batuan
yang sangat panas. Hal itu menunjukkan bahwa bumi merupakan sumber energi panas yang sangat besar. Pengembangan energi
geotermal saat ini hanya layak di daerah dekat lempeng tektonik. Ini juga menjadi alasan hanya ada 24 negara di dunia yang
memanfaatkan energi panas bumi di saat ini. 5 Gelombang air laut
Gelombang air laut saat memecah di pantai menghasilkan banyak energi. Energi ini dapat diubah menjadi energi listrik.
6 Bahan Bakar Bio Bahan bakar bio merupakan bahan bakar yang berasal dari
makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Bahan bakar bio yang berasal dari tumbuhan di antaranya tumbuhan berbiji yang
mengandung minyak, seperti bunga matahari, jarak, kelapa sawit, kacang tanah, dan kedelai. Bahan bakar tersebut dikenal sebagai
biodiesel. Biodisel dapat digunakan untuk menggantikan solar.
Singkong, ubi, jagung, dan sagu dapat diubah menjadi bioetanol. Bioetanol dapat menggantikan bensin ataupun premium. Bahan
bakar bio juga dapat berasal dari kotoran hewan. Bahan bakar tersebut dikenal sebagai biogas. Kotoran hewan yang ada
dimasukkan ke dalam ruangan bawah tanah lubang. Penguraian
kotoran hewan dengan bantuan bakteri akan dihasilkan gas metana yang digunakan sebagai sumber energi panas kompor.
Selain itu, bahan bakar ini dapat juga dimanfaatkan untuk bahan bakar kendaraan bermotor.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Penelitian mengenai peningkatan keaktifan belajar IPA
Kulsum dan Hindarto 2011 meneliti peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VII dengan menerapkan model learning cycle
pada sub bahasan kalor di SMPN 1 Welahan tahun ajaran 20102011. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK
dengan tiga siklus dengan subjek siswa kelas VII SMPN 1 Welahan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan ketuntasan hasil belajar dari siklus I, II, dan III, dengan masing-masing skor 40, 80, dan 100. Keaktifan siswa juga mengalami
peningkatan dari siklus I hingga siklus III dari rata-rata kelas sebesar 62,55 menjadi 82,15.
Utami 2010 meneliti tentang peningkatan keaktifan siswa kelas IVA dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif teknik jigzaw. Penelitian ini berlokasi di SD Negeri Ringianom 2 Kecamatan Tempurung, Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teknik jigzaw mampu meningkatkan keaktifan siswa yang terbukti dari hasil siklus I
sebesar 43,55 dan siklus II 64,55. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan sebesar 43,75.
2. Penelitian mengenai peningkatan Prestasi belajar IPA
Djarwati 2012 melakukan penelitian pada pembelajaran IPA materi gaya dan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
IV SDN Perak Utara III Kecamatan Pabean Cantian Surabaya melalui penerapan model kontekstual. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Data tes hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan persentase ketuntasan belajar secara individu
dan klasikal kemudian dijabarkan secara deskriptif. Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV SDN Perak Utara III Surabaya,
mengalami peningkatan. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan sebesar 20,83, yaitu dari 75 pada siklus I
menjadi 95,83 pada siklus II. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian kedua dilakukan oleh Mungajilah 2012 yang bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan keterampilan proses dalam pembelajaran mata pelajaran IPA di kelas
IV SDN Perak Barat Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Data tes hasil belajar siswa dianalisis
berdasarkan persentase ketuntasan belajar secara individu dan klasikal.
Ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA berjalan dengan baik dan mencapai keberhasilan. Sedangkan hasil belajar siswa mengalami
peningkatan sebesar 15,79 yaitu dari 76,32 pada siklus I menjadi 92,11 pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penerapan ketrampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Penelitian mengenai Pendekatan Saintifik
Penelitian ini dilakukan oleh Fauziah, Abdullah, dan Hakim 2013 yang termasuk dalam jenis penelitian RD. Implementasi kurikulum
baru sangat menonjolkan pendekatan saintifik dengan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Perancangan skenario pembelajaran
berbasis pendekatan saintifik memerlukan hasil riset implementasi di kelas. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran elektronika dasar di Sekolah Menengah Kejuruan. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode
pengungkapan pendapat dan observasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, observasi, dan wawancara.
Penelitian ini menghasilkan RPP berbasis pendekatan saintifik melalui model problem based learning, dan mendapat tanggapan positif dari
guru dan peserta didik, sehingga berdampak positif terhadap peningkatan hard dan soft skill peserta didik. hasil dari penelitian tersebut
yaitu pada RPP berbasis pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL berhasil memotivasi dan menanamkan sikap