Pengertian keaktifan belajar Keaktifan Belajar

3. Jenis-jenis keaktifan belajar

Jenis-jenis keaktifan belajar siswa dalam proses belajar sangat banyak. Mohammad Ali membagi jenis-jenis keaktifan siswa dalam proses belajar tersebut menjadi delapan aktivitas, yaitu: a. Mendengar, dalam proses belajar yang sngat menonjol mendengar dan melihat. Apa yang kita dengar dapat menimbulkan tanggapan dalam ingatan-ingatan, yang turut dalam membentuk jiwa seseorang. b. Melihat, siswa dapat menyerap dan belajar 8 dari pengelihatannya. Melihat berhubungan dengan penginderaan terhadap objek nyata, seperti peraga atau demonstrasi. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar melalui proses mendengar dan melihat, sering digunakan alat bantu dengar dan pandang atau yang sering dikenal dengan istilah alat peraga. c. Mencium, seseorang dapat memahami perbedaan objek melalui bau yang dapat dicium. d. Merasa, yang dapat memberi kesan sebagai dasar terjadinya berbagai bentuk perubahan bentuk tingkah laku bisa juga dirasakan dari benda yang dikecap. e. Meraba, dapat dilakukan untuk membedakan suatu benda dengan yang lainnya. f. Mengolah ide, dalam mengelolah ide siswa melakukan proses berpikir atau proses kognisi. g. Menyatakan ide, tercapainya kemampuan melakukan proses berpikir yang kompleks ditunjang dengan kegiatan belajar melalui pernyataan atau mengekspresikan ide. h. Melakukan latihan, kegiatan proses belajar yang tujuannya untuk membentuk tingkah laku psikomotorik dapat dicapai dengan melalui latihan-latihan.

4. Faktor-faktor yang memengaruhi keaktifan

Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembanggkan bakat yang dimilikinya. Peserta didik juga dapat berlatih untuk berpikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Gagne dan Briggs dalam Martinis 2007:84 menyebutkan faktor-faktor yang dapat menuimbuhkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, yaitu 1 memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran; 2 menjelaskan tujuan instruksional kemampuan dasar kepada peserta didik; 3 mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik; 4 memberikan stimulasi masalah, topik dan konsep yang akan dipelajari; 5 memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari; 6 memunculkan aktivitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran; 7 memberikan umpan balik feedback ; 8 melakukan tagihan- tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur; 9 menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran. Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa pada saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Moh. Uzer Usman 2009:26- 27 cara untuk memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya yaitu abadikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Selain memperbaiki keterlibtan siswa atau keaktifan siswa dalam belajar. Cara meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah mengenali dan membantu anak-anak yang kurang terlibat dan menyelidiki penyebab dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan pengajaran dengan meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berpikir secara altif dalam kegiatan belajar. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah pemberian motivasi atau menarik perhatian siswa, memberikan feedback , memberikan stimulus dan lain-lain. Kemudian keaktifan siswa yang rendah juga bisa ditingkatan, salah

Dokumen yang terkait

Pengaruh keaktifan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan pada pokok bahasan operasi aljabar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II tahun ajaran 2016/2017.

0 0 193

Hubungan keaktifan dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan keliling dan luas jajargenjang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di kelas VII A SMP Kanisius Muntilan tahun ajaran 2015/2016.

0 1 287

Hubungan antara motivasi dan hasil belajar serta keaktifan belajar dan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) di kelas VIII B SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 pada pokok bahasan prisma.

0 0 216

Pengaruh keaktifan dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II di kelas VIII SMPK Kemasyarakatan Kalibawang tahun pelajaran 2014/2015.

0 0 241

Pengaruh pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi PhET terhadap hasil belajar dan keaktifan peserta didik kelas VIII SMP Kanisius Wonogiri pada pokok bahasan Energi Potensial,

2 5 137

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.

1 6 193

Pengaruh pemberian kuis terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2012/2013 pada sub pokok bahasan pengertian dan operasi hitung bentuk aljabar.

0 1 2

Peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Kanisius Panembahan Senopati Tirtomoyo tahun ajaran 2012 2013 pada pokok bahasan faktorisasi suku aljabar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT

0 0 272

Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar

0 1 5

TINGKAT KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA PADA POKOK BAHASAN BANGUN DATAR DENGANMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II DI SMP KANISIUS SLEMAN

0 0 300