Pengertian Motivasi Motivasi Belajar

kuat dan bertahan lama. Namun bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak penting. Motivasi yang berasal dari luar individu ini juga diperlukan ketika keadaan siswa dinamis, berubah-ubah, dan mungkin proses belajar-mengajar kurang menarik.

3. Fungsi motivasi

Motivasi mendorong timbulnya kelakukan dan memengaruhinya serta mengubah kelakuan. Menurut Agus Suprijono 2009:163 motivasi bertalian erat dengan tujuan belajar. Terkait dengan hal tersebut motivasi mempunyai fungsi a mendorong peserta didik untuk berbuat; b menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni ke arah tujuan belajar yang hendak dicapai; dan c menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-kegiatan apa yang harus dicapai tujuan pembelajaran dengan menyeleksi kegiatan- kegiatan yang tidak menunjang bagi pencapaian tujuan tersebut. Oemar Hamalik 2015:161 menambahkan fungsi penggerak, yaitu motivasi berfungsi sebagai mesin, dalam artian besar kecilnya motivasi akan menentukan capat atau lambatnya suatu pekerjaan. Sehingga dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun, terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar akan dapat menghasilkan prestasi belajar yang baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi

Menurut A. M Sardiman 2005:83 motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak akan berhenti sebelum selesai b. Ulet menghadapi kesulitan c. Menunjukan minat terhadap berbagai persoalan d. Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan pada hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif f. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini g. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal Dapat disimpulkan bahwa orang yang termotivasi akan menjadi sangat bersemangat dalam melakukan suatu hal tanpa paksaan. Pada siswa akan ditunjukkan dengan hasil belajar yang optimal.

D. Keaktifan Belajar

1. Pengertian keaktifan belajar

Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru di dalam setiap proses pembelajaran, dan juga berarti harus diterapkan oleh siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam setiap bentuk kegiatan belajar. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan. Daya keaktifan yang dimiliki anak secara kodrati itu akan dapat berkembang ke arah yang positif bilamana lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk tumbuh suburnya keaktifan itu dalam Aunurarahman, 2012:119. Keterlibatan langsung siswa di dalam proses pembelajaran memiliki intensitas keaktifan yang lebih tinggi. Dalam keadaan ini siswa tidak hanya sekedar aktif mendengar, mengamati dan mengikuti, akan tetapi terlibat langsung saat melaksanakan suatu percobaan, peragaan atau mendemonstrasikan sesuatu. Dengan keterlibatan langsung ini berarti siswa aktif mengalami dan melakukan proses belajar sendiri. Suatu tindakan tertentu dapat tumbuh subur menjadi kebisaaan bilamana didukung dengan motivasi atau keiinginan yang kuat untuk melakukan secara terus-menerus dalam Aunurarahman, 2012:121-122. Secara harafiah keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti sibuk, giat Kamus Besar Bahasa Indonesia: 17. Jadi, keaktifan belajar adalah kegiatan atau kesibukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang menunjag keberhasilan belajar siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono 2006 dalam skripsi Ana Karisma, 2015:36 keaktifan adalah keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sedangkan menurut Sardiman 2001:98 keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan adalah suatu kegiatan fisik maupun mental yang melibatkan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa keaktifan belajar ditandai dengan adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan.

2. Katagori keaktifan

Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim di sekolah-sekolah tradisional. Jenis-jenis aktivitas siswa dalam belajar Sardiman, 2014:101 adalah sebagai berikut 1 visual activities , yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain; 2 oral activities , seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi; 3 listenting activities , sebagai contoh mendengarkan percakapan, diskusi, musik, pidato; 4 writing activities , seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin; 5 drawing activities , misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram; 6 motor activities , yang termasuk didalamnya antara lain melakukan percobaan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pengaruh keaktifan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan pada pokok bahasan operasi aljabar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II tahun ajaran 2016/2017.

0 0 193

Hubungan keaktifan dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan keliling dan luas jajargenjang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di kelas VII A SMP Kanisius Muntilan tahun ajaran 2015/2016.

0 1 287

Hubungan antara motivasi dan hasil belajar serta keaktifan belajar dan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) di kelas VIII B SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 pada pokok bahasan prisma.

0 0 216

Pengaruh keaktifan dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II di kelas VIII SMPK Kemasyarakatan Kalibawang tahun pelajaran 2014/2015.

0 0 241

Pengaruh pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi PhET terhadap hasil belajar dan keaktifan peserta didik kelas VIII SMP Kanisius Wonogiri pada pokok bahasan Energi Potensial,

2 5 137

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.

1 6 193

Pengaruh pemberian kuis terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2012/2013 pada sub pokok bahasan pengertian dan operasi hitung bentuk aljabar.

0 1 2

Peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Kanisius Panembahan Senopati Tirtomoyo tahun ajaran 2012 2013 pada pokok bahasan faktorisasi suku aljabar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT

0 0 272

Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar

0 1 5

TINGKAT KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA PADA POKOK BAHASAN BANGUN DATAR DENGANMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II DI SMP KANISIUS SLEMAN

0 0 300