Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tipe JigsawII

1. Bentuk aljabar dan unsur-unsurnya

Menurut Dewi Huharini dan Marsigit 2009:2 bentuk aljabar adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui. Bentuk seperti + disebut bentuk aljabar. Contoh bentuk aljabar yang lain adalah , – , + , – + , + – , dan – – + . Huruf-huruf , , dan pada bentuk aljabar tersebut disebut variabel. Selanjutnya, pada suatu bentuk aljabar terdapat unsur-unsur aljabar, meliputi variabel, konstanta, faktor, suku sejenis, dan suku tak sejenis Endah Budi Rahayu, 2008:2.

a. Variabel, konstanta dan faktor

Pada bentuk aljabar + + – + , huruf dan disebut variabel. Menurut Dewi Nuharini 2008:5 variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, ..., z. Adapun bilangan 9 pada bentuk aljabar di atas disebut konstanta. Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Jika suatu bilangan dapat diubah menjadi = × dengan , , bilangan bulat, maka dan disebut faktor-faktor dari . Pada bentuk aljabar di atas, dapat diuraikan sebagai = × atau = × . Jadi, faktor-faktor dari adalah , , , dan . Adapun yang dimaksud koefisien adalah faktor konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar. Perhatikan koefisien masing-masing suku pada bentuk aljabar + + – + . Koefisien pada suku adalah 5, pada suku adalah 3, pada suku adalah 8, dan pada suku – adalah –6

b. Suku sejenis dan suku tak sejenis

1 Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih. Suku sejenis adalah adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing- masing variabel yang sama. Contoh: dan − , dan − , dan . Suku tak sejenis adalah adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang tidak sama. Contoh: dan − , − dan − , dan . 2 Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah atau selisih. Contoh: dan 3 Suku banyak adalah jumlah atau selisih dari beberapa suku satu. Setiap suku satu disebut suku dan suku yang tidak memuat variabel disebut suku konstan dari suku banyak. Pangkat tertinggi pada suatu suku banyak menunjukkan orde atau derajat dari suku banyak tersebut Xu Jiagu, 2010:7. Contoh: + dan + −

2. Operasi bentuk aljabar

a. Penjumlahan bentuk aljabar

Pemahaman mengenai pengertian suku-suku sejenis dan suku-suku tidak sejenis sangat bermanfaat dalam menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Bentuk-bentuk aljabar dapat dijumlahkan atau dikurangkan dengan memperhatikan koefisien dari suku-suku sejenis Marsigit, 2009:3. Menurut Nuniek Avianti 2008:2 penjumlahan bentuk aljabar, memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1 Sifat komutatif Secara umum, untuk setiap bilangan real dan berlaku: Pada operasi aljabar berikut: + = + = + = + Bentuk penjumlahan diatas adalah salah satu contoh penjumlahan bentuk aljabar. 2 Sifat asosiatif Secara umum, untuk setiap bilangan real , dan berlaku: + + = + + Pada bentuk operasi aljabar berikut: + + = + + + = + = 3 Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan Secara umum, untuk setiap bilangan real , dan berlaku: + = + Perhatikan operasi berikut: × + × = × + + = × =

b. Perkalian bentuk aljabar

Menurut Nuniek Avianti 2008:3 sifat distributif merupakan konsep dasar perkalian pada bentuk aljabar. Jika , dan adalah bilangan real maka + = + . Sifat seperti ini disebut sifat distributif. Sifat distributif juga berlaku untuk perkalian bentuk aljabar. Bentuk umum dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pengaruh keaktifan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan pada pokok bahasan operasi aljabar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II tahun ajaran 2016/2017.

0 0 193

Hubungan keaktifan dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan keliling dan luas jajargenjang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di kelas VII A SMP Kanisius Muntilan tahun ajaran 2015/2016.

0 1 287

Hubungan antara motivasi dan hasil belajar serta keaktifan belajar dan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) di kelas VIII B SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 pada pokok bahasan prisma.

0 0 216

Pengaruh keaktifan dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II di kelas VIII SMPK Kemasyarakatan Kalibawang tahun pelajaran 2014/2015.

0 0 241

Pengaruh pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi PhET terhadap hasil belajar dan keaktifan peserta didik kelas VIII SMP Kanisius Wonogiri pada pokok bahasan Energi Potensial,

2 5 137

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.

1 6 193

Pengaruh pemberian kuis terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2012/2013 pada sub pokok bahasan pengertian dan operasi hitung bentuk aljabar.

0 1 2

Peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Kanisius Panembahan Senopati Tirtomoyo tahun ajaran 2012 2013 pada pokok bahasan faktorisasi suku aljabar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT

0 0 272

Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar

0 1 5

TINGKAT KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA PADA POKOK BAHASAN BANGUN DATAR DENGANMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II DI SMP KANISIUS SLEMAN

0 0 300