Analisis Instrumen METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran Nilai P Tingkat Kesukaran 0,00-0,30 Sukar 0,31-0,70 Sedang 0,71-1,00 Mudah Berdasarkan hasil perhitungan terhadap tingkat kesukaran yang disajikan pada Lampiran C Tabel C.4, diperoleh informasi bahwa dari 24 soal yang diujicobakan terdapat 9 soal mudah, 11 soal sedang, dan 4 soal sukar. 4 Daya Beda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. 8 Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Adapun cara menentukan daya pembeda dapat menggunakan rumus: 9 JB BB JA BA D   Keterangan: D : Daya Pembeda J : Jumlah peserta tes A J : Skor maksimum yang dapat diperoleh siswa kelas atas B J : Skor maksimum yang dapat diperoleh siswa kelas bawah A B : Total skor yang diperoleh siswa kelas atas B B : Total skor yang diperoleh siswa kelas bawah Adapun daya pembeda soal diklasifikasikan menjadi lima kriteria, yaitu, jelek, cukup, baik, baik sekali, dan tidak baik. Soal yang mendapatkan kriteria tidak baik lebih baik dibuang saja tidak digunakan . Karena artinya soal tersebut tidak dapat membedakan mana yang pandai 8 Ibid., h. 211. 9 Ibid., h. 213. dan kurang pandai bodoh. Lebih jelasnya kriteria daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.4 10 : Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Nilai D Daya Pembeda 0,00-0,19 Jelek poor 0,20-0,39 Cukup satisfactory 0,40-0,69 Baik good 0,70-1,00 Baik Sekali excellent 0,00 negatif Tidak baik sebaiknya dibuang saja Berdasarkan perhitungan diperoleh informasi bahwa dari 24 soal yang diujicobakan terdapat 7 soal dengan kriteria jelek, 10 soal dengan kriteria cukup, dan 7 soal dengan kriteria baik. Soal yang mendapatkan kriteria jelek, artinya soal tersebut tidak dapat membedakan antara siswa yang pandai dan bodoh. Sehingga ada baiknya soal tersebut tidak digunakan sebagai instrumen pemahaman konsep. Adapun hasil perhitungan untuk daya beda dapat dilihat pada Lampiran C Tabel C.5.

F. Teknik Analisis Data

Analisis dan pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menentukan uji statistik yang akan digunakan, terlebih dahulu diuji normalitas data dan homogenitas varians. Sebelum uji tersebut dilakukan harus ditentukan terlebih dahulu rata-rata skor serta simpangan baku untuk setiap kelompok. Setelah data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis dan mengolah data kuantitatif dengan bantuan software SPSS versi 17.0. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut: 10 Ibid., h. 211. 1 Menghitung skor posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada sampel penelitian. 2 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan mempelajari apakah distribusi sampel yang terpilih berasal dari sebuah distribusi populasi normal atau tak normal. Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Perumusan Hipotesis H : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H 1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal b. Menentukkan taraf signifikansi yang digunakan. Dalam penelitian ini taraf signifikansi yang digunakan yakni nilai α = 0,05. c. Kriteria Pengujian Jika p-valuenilai signifikansi α maka H ditolak Jika p-value nilai signifikansi α maka H diterima d. Menarik kesimpulan. Dengan membandingkan nilai p-value maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Jika p-valuenilai signifikansi sig α 0,05 , maka H ditolak, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal 2. Jika p-valuenilai signifikansi sig α 0,05 , maka H 1 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal 3 Uji Homogenitas Pengujian homogenitas varians kedua kelas data posstest pemahaman konsep kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji Homogenity of Variances Levene Statistic. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Perumusan Hipotesis Hipotesis uji homogenitas skor posttest kemampuan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah: H : varians sampel kedua kelas data adalah homogen H 1 : varians sampel kedua kelas data tidak homogen b. Menentukan taraf signifikansi, taraf signifikansi yang digunakan yakni nilai α = 0,05. c. Kriteria Pengujian 1. Jika nilai signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05, maka H diterima. 2. Jika nil ai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0,05, maka H ditolak. d. Menarik Kesimpulan 1. Jika nilai signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05, maka H diterima. Artinya varians sampel kedua kelas data adalah homogen. 2. Jika nil ai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0,05, maka H ditolak. Artinya varians sampel kedua kelas data tidak homogen. 4 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Setelah uji prasyarat analisis dilakukan, maka langkah berikutnya adalah melakukan uji perbedaan dua rata-rata skor posttest kelas eksperimen dan kontrol. Langkah-langkah yang dilakukan adalah a. Merumuskan hipotesis, H dan H 1 . Adapun hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: Hipotesis perbedaan rata-rata skor posttest, yang diajukan adalah: H ∶ 1  ≤ 2  H 1 ∶ 1  2  Keterangan: 1  : rata-rata posttest pemahaman konsep siswa kelas eksperimen 2  : rata-rata posttest pemahaman konsep siswa kelas kontrol b. Menentukkan taraf signifikansi yang digunakan, dalam penelitian ini taraf signifikansi yang digunakan yakni nilai α = 0,05. c. Kriteria Pengujian 1. Jika p-valuenilai signifikansi sig α 0,05 , maka H diterima. 2. Jika p-valuenilai signifikansi sig α 0,05 , maka H 1 diterima d. Menarik Kesimpulan. Dengan membandingkan nilai p-value maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Jika p-valuenilai signifikansi sig α 0,05 , maka H diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. 2. Jika p-valuenilai signifikansi sig α 0,05 , maka H 1 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Sementara itu, dalam menganalisis data angket digunakan metode deskriptif kuantitatif. Diperoleh dari hasil kuesioner dalam bentuk angka- angka yang terbatas pada penyajian secara frekuensi dan persentase tanggapan responden. Adapun untuk memperoleh persentase tanggapan responden menggunakan rumus sebagai berikut 11 : P = Jumlah skor jawaban hasil penelitian x 100 Skor jawaban ideal Langkah Selanjutnya setelah presentase angket diperoleh adalah mengklasifikasikan presentase berdasarkan kriterianya. Termasuk kriteria sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, atau tidak baik. Adapun kriteria dari setiap persentase dapat dilihat pada Tabel 3.5 12 : 11 Herliany, Analisis Budaya Kerja Pegawai pada Bagian Kebersihan Dinas Pasar dan Penataan Pedagang Kaki Lima PKL Kota Samarinda, Jurnal Imu Administrasi, Volume V, No. 4, 2008, http:beta.stialanbandung.ac.idimagesstoriesjurnal_administrasi408-04herliany.pdf , diunduh pada tanggal 10 Maret 2013, pk.12:12. 12 Ibid.