Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
2
X : Kuadrat skor butir soal
2
Y : Kuadrat skor total
Hasil perhitungan dengan koefisien korelasi dapat dihubungkan dengan tabel r hasil korelasi product moment. Jika
XY
r lebih kecil dari r
tabel
, maka butir soal tidak valid. Jika
XY
r lebih besar dari r
tabel
, maka butir soal valid. Setelah melakukan uji coba instrumen pemahaman konsep siswa dan
melakukan perhitungan diperoleh informasi, dari 24 soal yang diujicobakan terdapat 17 soal valid dan 7 soal lainnya tidak valid. Hasil
validitas butir soal dapat dilihat pada Lampiran C Tabel C.2.
2 Reliabilitas
Pengukuran dikatakan reliabel andal jika alat ukur itu dipakai berulang-ulang pada objek yang sama, maka hasilnya tetap.
4
Untuk mengukur reliabilitas instrumen tes kemampuan pemahaman konsep
matematika digunakan rumus alpha cronbach, yaitu:
5
2 2
11
1 1
i i
n n
r
N N
X X
i i
i 2
2 2
N N
Y Y
i i
t 2
2 2
Keterangan:
11
r : Reliabilitas yang dicari
2 i
: Jumlah varians skor tiap-tiap item
2 i
: Varians Total
n : Jumlah soal yang valid
Adapun klasifikasi dari reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
4
W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT GRASINDO, 2010, Cet. VI, h. 113.
5
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 109.
Tabel 3.2 Klasifikasi Reliabilitas
Berdasarkan perhitungan reliabilitas diperoleh 89
,
11
r
. Jika
dikaitkan dengan kriteria reliabilitas yang disajikan pada Tabel 3.2, maka nilai r berada pada interval 0,81 – 1,00. Artinya, instrumen yang akan
digunakan untuk menganalisis pemahaman konsep siswa setelah melakukan pembelajaran memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Adapun
hasil perhitungan reliabilitas butir soal dapat dilihat pada Lampiran C Tabel C.3.
3 Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran dapat dicari dengan menggunakan rumus:
6
JS B
P
Keterangan:
P
: Indeks Kesukaran
B
: Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS
: Jumlah seluruh siswa peserta tes Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Menurut ketentuan yang diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan seperti pada Tabel 3.3:
7
6
Ibid., h. 208.
7
Ibid., h. 210.
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,20 Sangat rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,60 Cukup
0,61 – 0,80 Tinggi
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Nilai P Tingkat Kesukaran
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap tingkat kesukaran yang disajikan pada Lampiran C Tabel C.4, diperoleh informasi bahwa dari 24
soal yang diujicobakan terdapat 9 soal mudah, 11 soal sedang, dan 4 soal sukar.
4 Daya Beda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan
siswa yang bodoh berkemampuan rendah.
8
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Adapun
cara menentukan daya pembeda dapat menggunakan rumus:
9
JB BB
JA BA
D
Keterangan:
D
: Daya Pembeda
J
: Jumlah peserta tes
A
J : Skor maksimum yang dapat diperoleh siswa kelas atas
B
J : Skor maksimum yang dapat diperoleh siswa kelas bawah
A
B : Total skor yang diperoleh siswa kelas atas
B
B : Total skor yang diperoleh siswa kelas bawah Adapun daya pembeda soal diklasifikasikan menjadi lima kriteria,
yaitu, jelek, cukup, baik, baik sekali, dan tidak baik. Soal yang mendapatkan kriteria tidak baik lebih baik dibuang saja tidak digunakan .
Karena artinya soal tersebut tidak dapat membedakan mana yang pandai
8
Ibid., h. 211.
9
Ibid., h. 213.