2.2.5. Mutu Protein
Mutu protein dihitung berdasarkan bahan makanan yang ditentukan oleh jenis dan proporsi asam amino yang di kandungnya. Protein komplit
atau protein dengan nilai biologi tinggi atau bermutu tinggi adalah protein yang mengandung semua jenis asam amino esensial dalam proporsi yang
sesuai untuk keperluan pertumbuhan, yaitu semua protein hewani kecuali gelatin, merupakan protein komplit. Protein tidak komplit atau protein
bermutu rendah adalah protein yang tidak mengandung atau mengandung dalam jumlah yang kurang satu atau lebih asam amino esensial, yaitu
sebagian besar protein nabati kecuali kacang kedelai dan kacang-kacang lain merupakan protein tidak komplit.
Asam amino yang terdapat dalam jumlah terbatas untuk memungkinkan pertumbuhan dinamakan “asam amino pembatas” limiting
amino acid . Metionin merupakan asam amino pembatas kacang-kacangan
dan lisin dari beras. Campuran dua jenis protein nabati atau penambahan sedikit protein hewani ke protein nabati akan menghasilkan protein
bermutu tinggi dengan harga relative rendah Almatsier, 2009.
2.2.5.1. Penilaian Mutu Protein
Mutu protein dalam berbagai bahan makanan dapat diukur dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut:
1. Nilai biologik NB Nilai biologik NB makanan adalah jumlah nitrogen yang
ditahan tubuh untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh yang
berasal dari jumlah nitrogen yang di absorpsi. Pengukuran ini didasarkan pada asumsi bahwa nitrogen akan lebih banyak ditahan
tubuh bila asam amino esensial hadir dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan. Nilai biologik dinyatakan
sebagai persen nitrogen yang diabsorpsi dan yang ditahan tubuh. NB =
=
Makanan yang mempunyai nilai NB 70 atau lebih dianggap mampu memberi pertumbuhan jika dimakan dalam jumlah cukup dan
konsumsi energi mencukupi.
2. Net Protein Utilization NPU Net protein utilization
NPU adalah indeks mutu yang tidak saja memperhatikan jumlah protein yang ditahan akan tetapi
juga jumlah yang dicernakan.
NPU = NB koefisien kecernaan
NPU merupakan perbandingan antara nitrogen yang ditahan dan nitrogen yang dikonsumsi.
3. Protein Efficiency Ratio PER
Protein efficiency ratio PER merupakan pengukuran mutu
protein makanan yang di tetapkan oleh kemampuan protein menghasilkan pertumbuhan pada tikus muda.