Hubungan antara Asupan Protein dengan Konsusi Suplemen Asam
sebagai sumber energi apabila karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi seperti pada waktu berdiit ketat atau pada waktu latihan fisik
intensif. Agar cukup energi yang dikonsumsi untuk latihan pembentukan otot, makanan harus mengandung 60 karbohidrat dan 15 protein dari
total energi Fatmah, 2010. Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino, yang terikat satu
sama lain dalam ikatan peptida Almatsier, 2009. Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Tidak seperti bahan
makronutrien lainnya karbohidrat, lemak, protein ini berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada sumber energi. Namun
demikian apabila organisme sedang kekurangan energi, maka protein ini dapat juga di pakai sebagai sumber energi. Protein merupakan suatu zat
makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur, Protein adalah sumber
asam- asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat Budianto, A.K, 2009.
Menurut teori protein berfungsi sebagai pembentuk otot sehingga dijadikan pedoman bagi para atlet, olahragawan dan para
angota fitness. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden dengan asupan protein cukup lebih tinggi dibandingkan responden
dengan asupan protein kurang. Dalam penelitian ini asupan protein dinilai berdasarkan mutu protein yang terkandung di dalam makanan
yang dihitung berdasarkan skor asam amino. Berdasarkan hal tersebut
responden dengan asupan protein cukup lebih tinggi, berarti skor asam amino yang dikonsumsi juga tinggi.
Dari hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan konsumsi
suplemen asam amino. Berdasarkan karakteristik yang sama pada penelitian yang dilakukan oleh Goston dan Correia 2010 hasil
penelitian ini sesuai bahwa ada hubungan asupan protein dengan konsumsi suplemen asam amino pada anggota fitness di fitness centre
Kota Belo Horzonte, Brazil tahun 2010. Menurut peneliti, pada penelitian ini menunjukkan bahwa
asupan protein dinilai cukup baik, namun yang menarik berdasarkan tabel 5.19 justru responden yang mengkonsumsi suplemen asam amino
lebih banyak bahkan semua responden yang mengkonsumsi suplemen asam amino mempunyai tingkat asupan protein yang tergolong “cukup”
yaitu sebesar 71,4 dibandingkan dengan responden yang mempunyai tingkat asupan protein “kurang” 7,4. Padahal menurut Wirakusumah
2000 menyebutkan bahwa selama makanan mampu memenuhi kebutuhan gizi yang berimbang, maka suplemen tidak diperlukan.
Peneliti berpendapat pula, tingginya konsumsi suplemen asam amino pada responden yang memiliki asupan protein cukup baik,
dimungkinkan karena responden percaya bahwa asupan protein yang
tinggi dapat membentuk massa otot dan dapat membentuk performa tubuhnya menjadi lebih maksimal.
Namun, untuk penambahan suplemen sebenarnya tidak diperlukan karena tingkat asupan protein yang berasal
dari makanan saja sudah di atas kecukupan, tetapi konsumsi suplemen bagi responden memang sesuatu yang wajib. Selain itu menurut
kebanyakan responden yang mengkonsumsi suplemen asam amino dengan mengkonsumsi tambahan suplemen asam amino ini maka dapat
meningkatkan kinerja otot, meningkatkan massa otot, dan dapat membentuk tubuh yang lebih prima. Namun, asupan protein yang
berlebihan dan asam amino dapat mengakibatkan efek samping seperti ketosis, asam urat, peningkatan lemak tubuh, peningkatan kerja ginjal,
dehidrasi, dan hilangnya massa tulang Tarnopolsky, 1995. Selain itu, d
i dalam Alqur’an Allah SWT juga menjelaskan bahwa tidak boleh makan dan minum secara berlebihan. Seperti
diterangkan dalam surah AL- A’raf ayat 31, Allah SWT berfirman:
Artinya: “Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan
[535].
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. QS. 7:31
”.
[535] Maksudnya: janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.
Disebutkan juga dalam surah At-Thaha ayat 81, Allah SWT. Berfirman:
Artinya: “Makanlah di antara rezki yang baik bergizi yang Telah kami berikan
kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku,
Maka Sesungguhnya binasalah ia. QS. 20:81 ”.
Berdasarkan ayat alqur’an diatas bahwa dalam ilmu kesehatan, makan dan minum merupakan kebutuhan dalam pemenuhan nutrisi
sebagai penunjang hidup, yang jumlah dan macamnya harus sesuai dengan keperluan tubuh, tidak boleh kekurangan dan tidak boleh
berlebihan. Bila kekurangan atau berlebihan akan menggangu kesehatan tubuh. Sebagaimana dijelaskan juga dalam sabda Nabi Muhammad
SAW. Yang artinya : “Tidaklah seseorang manusia memenuhi satu wadah
yang lebih buruk daripada perutnya, cukuplah bagi anak manusia beberapa makanan yang dapat menegakkan tulang rusuknya, jika
memang harus makan banyak, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan
sepertiga lagi untuk nafasnya”. HR. Tirmidzi: 2302, Nasai dari Ibnu Majah.
Olahragawan atau orang yang memiliki aktivitas fisik berat seperti fitness memang sangat identik dan gemar mengkonsumsi
suplemen untuk meningkatkan atau memperbaiki performanya. Latihan yang berat dan ketidakseimbangan asupan energi dan protein dapat
meningkatkan kebutuhan akan vitamin, mineral dan asam amino. Oleh sebab itu, suplemen dengan kandungan gizi yang esensial dalam dosis
tinggi kerap kali dikonsumsi. Menurut Departemen Kesehatan 1997, menyebutkan bahwa ada tiga alasan dasar mengapa seorang atlet
menggunakan suplemen makanan yaitu : 1. Makanan yang mereka makan merasa masih kurang atau belum
mencukupi 2. Kebutuhan zat-zat gizi untuk atlet adalah tinggi
3. Beberapa suplemen makanan diyakini dapat mengubah prestasi mereka secara langsung.
Berdasarkan hal tersebut di sarankan bagi anggota fitness untuk memperhatikan asupan makanan mereka, walaupun kebutuhan akan zat-
zat gizi terutama protein pada pada orang yang memiliki aktivitas tinggi atau aktivitas berat seperti orang-orang fitness tergolong cukup tinggi,
namun penggunaan suplemen tidaklah bijaksana. Sebaiknya responden membiasakan diri berperilaku makan seimbang setiap hari. Jika hendak
mengkonsumsi suplemen maka sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis atau ahli gizi.
125