Gambaran Konsumsi Suplemen Asam Amino
mengandung 2000 mg asam amino esensial lengkap histidin, isoleusin, lisin, leusin, metionin, fenilalanin, triptofan, dan valin serta branched-chain amino
acid BCAA yang tinggi, dan enzim pencernaan alami yang membuat
penyerapannya menjadi sempurna. Suplemen asam amino ini sebenarnya mutlak diperlukan bagi para anggota ftiness untuk mendapatkan hasil yang maksimal
Liany, 2012. Dalam penelitian ini, jenis suplemen yang dikonsumsi responden
minimal 1 jenis suplemen asam amino, namun banyak juga responden yang mengkonsumsi lebih dari 1 jenis suplemen asam amino. Hal tersebut sesuai
dengan penelitian yang di lakukan National College Association Divission I University
NCAA menunjukkan 88 pada orang dewasa mengkonsumsi suplemen minimal 1 jenis suplemen dan 58 mengkonsumsi lebih dari 2 jenis
suplemen makanan McDowall, 2007. Sedangkan frekuensi responden dalam mengkonsumsi suplemen kebanyakan responden mengkonsumsi dalam waktu 3
kali seminggu, namun ada pula yang mengkosumsi setiap kali sebelum dan setelah melakukan latihan fitness.
Menurut Liany 2012 konsumsi suplemen asam amino dalam jumlah yang besar secara langsung ternyata kurang efektif apabila dibandingkan dengan
mengkonsumsi suplemen asam amino dalam jumlah yang kecil namun dikonsumsi secara rutin. Hal ini disebabkan karena efek stimulan dari konsumsi
suplemen asam amino terhadap sintesis protein otot bersifat sementara dan hanya dapat bertahan sekitar 1-2 jam. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan
bahwa mengkonsumsi suplemen asam amino sebaiknya dalam jumlah sedikit atau 1 jenis saja namun dikonsumsi rutin atau setiap hari.
Berdasarkan aktivitas fisik, penelitian ini didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh Goston dan Correia 2009 pada anggota fitness centre di Kota
Belo Horizonte, Brazil didapatkan bahwa 58 anggota fitness mengkonsumsi suplemen asam amino, dan mengkonsumsi suplemen asam amino setidaknya 1
jenis suplemen asam amino dalam seminggu, namun frekuensi konsumsi suplemen asam amino tertinggi yakni setiap hari sebesar 90,3. Kristiansen et al
2005 dalam McDowall 2007 juga menyebutkan bahwa 94,3 atlet kanada ditemukan mengkonsumsi satu atau lebih jenis suplemen sedikitnya satu kali
dalam sebulan. Hasil penelitian ini juga hampir sama dengan hasil penelitian Putri 2004 anggota Cilandak Sport Center Jakarta Selatan yang menyatakan
bahwa 70,4 responden pernah mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral dalam satu bulan terakhir.
Pada penelitian ini anggota fitness yang mengkonsumsi suplemen asam amino beranggapan bahwa dengan mengkonsumsi suplemen asam amino dapat
membantu membentuk massa otot dan membuat tubuh lebih prima. Namun menurut peneliti, kebanyakan responden mengkonsumsi suplemen tanpa indikasi
yang jelas atau tidak megetahui bahaya dan apakah mereka akan benar-benar memperoleh manfaat dari suplemen yang dikonsumsi. Kaufman et.al 2002 dan
Millen et.al 2004 dalam Putri 2004 mengatakan tentang peningkatan konsumsi suplemen seringkali tidak dilakukan pemeriksaan medis secara rutin
pada seseorang. Penggunaan suplemen yang tidak terkendali dapat merusak bioavailabilitas zat gizi lain dan efektivitas beberapa obat bila dikonsumsi secara
berlebihan.
6.3. Faktor Internal 6.3.1.
Hubungan antara Umur dengan Konsumsi Suplemen Asam Amino
Ketika memasuki umur dewasa atau usia produktif seseorang akan lebih memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsinya. Umur
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi suplemen makanan Lyle et.al, 1998. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh bahwa anggota fitness yang berada pada rentang usia dini lebih banyak dari pada yang berada pada rentang umur dewasa
madya. Berdasarkan hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan konsumsi
suplemen asam amino. Hal tersebut dimungkinkan karena umur pada penelitian ini kurang bervariatif atau lebih banyak yang berada pada
rentang dewasa dini. Ketidakbermaknaan ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Anggraini 2009 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan konsumsi suplemen vitamin dan mineral
pada atlet renang di klub renang di wilayah Jakarta Selatan. Namun, penelitian lain menyebutkan bahwa hal ini tidak sejalan dengan penilitian
yang dilakukan oleh Goston dan Correia 2010 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara umur dengan konsumsi suplemen asam amino pada
anggota fitness di fitness center Kota Belo Horzonte, Brazil tahun 2010, hal ini dikarenakan umur dalam penelitian yang dilakukan oleh Goston
et.al lebih bervariatif dan responden dalam penelitiannya lebih banyak.
Selain itu peneliti berpendapat bahwa kebanyakan responden yang mengkonsumsi suplemen asam amino adalah yang berusia masih
produktif atau dewasa dini 24 tahun karena responden percaya bahwa mengkonsumsi suplemen pada usia muda, selain dengan fitness yang
dilakukan secara rutin mengkonsumsi suplemen juga dapat membentuk performa sejak usia muda, meningkatkan massa otot dan mengganti
energi yang dikeluarkan saat latihan. Seperti yang dijelaskan oleh Goston dan Correia 2010 menjelaskan bahwa konsumsi suplemen asam amino
pada anggota fitness saat usia muda dapat meningkatkan stamina dan membantu meningkatkan massa otot.