Aktivitas Fisik Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Suplemen Makanan

mengandalkan makanan tinggi kalori, tetapi seharusnya memilih makanan yang kaya zat gizi Sizer, 1998 dalam Indriana, 2003. Barr 1986 dalam Sarjono 2010 juga menyatakan bahwa 64 dari orang yang mengikuti kelas fitness menggunakan suplemen dan rata- rata mengkonsumsi suplemen lebih dari dua suplemen perhari. Menurut Foote et al 2003, mereka yang melakukan olahraga dan menghasilkan keringat setidaknya 3 kaliminggu memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi suplemen lebih besar dibandingkan mereka yang tidak teratur untuk berolahraga. Menurut Baecke 1982 bahwa indeks aktivitas fisik merupakan aktivitas sehari-hari yang meliputi indeks kegiatan waktu bekerja, indeks kegiatan olahraga dan kegiatan waktu luang yang diukur dengan skor yang telah ditentukan. Setiap aktivitas fisik memerlukan energi untuk bergerak. Aktivitas fisik berupa aktivitas rutin sehari-hari, misalnya membaca, pergi ke sekolah, bekerja sebagai karyawati kantor. Besarnya energi yang digunakan tergantung dari jenis, intensitas dan lamanya aktivitas fisik. Pengukuran aktivitas fisik ini dilakukan dengan menggunakan Questionnaire Baecke 1982 yang merupakan kuesioner internasional yang telah divalidasi untuk mengukur aktivitas fisik pada orang dewasa. Jenis pengukuran aktivitas fisik Baecke ini mencakup aktivitas sehari-hari yang meliputi indeks kegiatan waktu bekerja, indeks kegiatan olahraga dan kegiatan waktu luang. Perhitungan aktivitas fisik berdasarkan Beacke 1982 yakni dengan:  Indeks Aktivitas Waktu Kerja = {X1a1+6-X1a2+X1a3+ X1a4+ X1a5+ X1a7+ X1a8} 8  Indeks Aktivitas Olah Raga = {[X2a1 x X2a2 x X2a3xX2b1 x X2b2 x X2b3] + X4+X5+X6} 4  Indeks Aktivitas Waktu Luang = [6 – X7a1 + X7a2 + X7a3 + X7a4] 4 Setelah dilakukan perhitungan kemudian diukur dengan kategori “aktivitas ringan” jika 5,6, “aktivitas sedang” jika 5,6 – 7,9, dan “aktivitas berat” jika 7,9.

2.4.9. Status Merokok

Seseorang yang merokok membutuhkan konsumsi suplemen makanan karena merokok dapat menyebabkan penurunan absorbsi dari vitamin dan mineral. Menurut Karyadi 1998 dalam Sarjono 2010, kebiasaan merokok membutuhkan konsumsi suplemen makanan karena tembakau yang merupakan bahan baku rokok dapat menurunkan absorpsi dari vitamin dan mineral, seperti vitamin B6, vitamin C, asam folat, dan niasin. Menurut Frankle 1993, perokok mengabsorpsi vitamin C 10 lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Peningkatan konsumsi vitamin C dibutuhkan dalam keadaan stress secara psikologis atau fisik. Namun, berdasarkan Rock 2007 individu yang merokok lebih sedikit mengkonsumsi suplemen makanan dibandingkan individu yang tidak merokok.

2.4.10. Asupan Makanan Konsumsi Asupan Protein

Menurut Lyle et.al 1998 asupan makan mempengaruhi pemakaian suplemen makanan, orang yang menggunakan suplemen makanan cenderung mengkonsumsi lebih banyak buah-buahan dan sedikit mengkonsumsi lemak. Kondisi yang mungkin melatarbelakangi penggunaan suplemen makanan adalah ketidakseimbangan pola makan seseorang yang disebabkan aktivitas yang tinggi sehingga kurang tersedia waktu untuk menyiapkan makanan Karyadi, 1997 dalam Sarjono, 2010. Berdasarkan Harrison et.al 2003 orang yang mengkonsumsi buah dan sayuran atau minyak ikan, lebih banyak mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral daripada orang yang tidak mengkonsumsi jenis makanan tersebut. Pada penelitian terhadap orang belanda, responden yang mempunyai intake serat yang tinggi memiliki hubungan yang positif dengan konsumsi suplemen multivitamin dan mineral Jong et.al, 2003. Responden yang mengkonsumsi buah, serat dan energi dari lemak lebih banyak mengkonsumsi suplemen makanan Foote et.al, 2003. Hal ini sesuai dengan pernyataan Greger 2001 bahwa pada umumnya, gaya hidup yang positif berhubungan dengan penggunaan suplemen makanan.

2.5. Kerangka Teori

Berdasarkan teori-teori dari Lyle et.al 1998, Greger 2001 dan teori- teori yang telah dipaparkan dalam tinjauan pustaka serta berdasarkan hasil penelitian yang ada pada tinjauan pustaka, maka kerangka teori dalam penelitian

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

9 149 181

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014

7 35 188

faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makanan mahasiswa kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011

1 10 136

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Upper Limb Extremities Mahasiswa Ketika Proses Belajar Mengajar di Kelas di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

2 20 174

Faktor Risiko Penggunaan Jibab Dengan Kejadian Ketombe pada Mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

18 103 83

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Cleaning Service di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

13 89 171

Faktor – faktor yang mempengaruhi kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa di fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012

0 10 135

Analisis Kualitatif Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Berhenti Merokok

6 23 129

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program StudiKesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

1 11 185

85 1 165 1 10 20161107

0 0 14