Dari hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan konsumsi
suplemen asam amino. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri 2004 pada anggota Cilandak Sport Center yang mengatakan
bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan konsumsi suplemen makanan. Sejalan juga dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Indrianan 2003 pada karyawan PT. Bank BNI yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan konsumsi
suplemen vitamin dan mineral. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Goston dan Correia 2010 yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan konsumsi suplemen asam amino pada anggota fitness. Hal tersebut dimungkinkan
karena sampel dalam penelitian ini lebih sedikit dari pada penelitian yang dilakukan oleh Gosthon dan Correia.
Peneliti berpendapat bahwa seseorang yang memiliki aktivitas fisik berat jika energi yang dibutuhkan sudah tercukupi dari makanan
maka tidak dibutuhkan lagi untuk mengkonsumsi suplemen seperti dijelasakan oleh Wirakusumah 2000 menyebutkan bahwa selama
makanan mampu memenuhi kebutuhan gizi yang berimbang, maka suplemen tidak diperlukan. Tetapi dalam beberapa penelitian dinyatakan
bahwa individu yang teratur berolahraga setidaknya tiga kali seminggu lebih cenderung untuk mengkonsusmsi suplemen makanan Lyle et.al,
1998.
6.4.4. Hubungan antara Status Merokok dengan Konsumsi Suplemen
Asam Amino
Merokok merupakan salah satu faktor gaya hidup utama yang berpengaruh pada kesehatan seseorang. Orang yang merokok dalam
waktu lama mempunyai resiko tinggi terhadap beberapa penyakit seperti atherosclerosis
dengan dampak sistemik yang signifikan. Kebiasaan merokok terutama berpengaruh pada daya tahan kardiovaskuler Fatmah,
2010. Hasil penelitian ini diketahui bahwa proporsi responden yang
tidak merokok lebih banyak dibandingkan responden yang merokok. Dari hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara status merokok dengan konsumsi suplemen asam amino. Temuan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ishihara
et.al 2003 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara status merokok dengan konsumsi suplemen makanan dengan P value 0,001.
Hal tersebut berarti orang yang aktif secara fisik lebih sedikit untuk merokok serta menurut peneliti bahwa responden memiliki pengetahuan
tantang dampak merokok dan percaya jika zat yang terkandung di dalam rokok dapat menghambat penyerapan zat-zat gizi.
Peneliti berpendapat bahwa kecenderungan responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok untuk mengkonsumsi suplemen
makanan, hal ini dapat disebabkan karena responden yang tidak berstatus merokok cenderung lebih peduli dengan kesehatan. Sedangkan pada
responden yang merokok dan tidak mengkonsumsi suplemen asam amino
kemungkinan uang yang seharusnya digunakan untuk membeli suplemen tidak digunakan dengan baik atau malah digunakan untuk membeli
rokok. Berdasarkan hal tersebut disarankan bagi anggota fitness
sebaiknya untuk tidak merokok karena zat yang terkandung dalam rokok dapat menghambat penyerapan zat gizi dan akan berdampak pada
penyakit-penyakit lain, seperti yang dijelaskan oleh Gunawan 2013 yang menyatkan bahwa zat nikotin yang terkandung dalam rokok dapat
menghambat penyerapan zat gizi dan mengurangi nafsu makan.
6.4.5. Hubungan antara Asupan Protein dengan Konsusi Suplemen Asam
Amino
Kebutuhan akan zat gizi mutlak bagi tubuh agar dapat melaksanakan fungsi normalnya. Pada dasarnya kebutuhan makanan bagi
atlet atau olahragawan atau orang yang sering melakukan aktivitas fisik berat seperti fitness sangat perlu diperhatikan. Dalam hal ini makanan
yang diperlukan tubuh adalah makanan yang seimbang dengan kebutuhan tubuh sesuai dengan umur dan jenis pekerjaan yang dilakukan
sehari-harinya Fatmah, 2010. Makanan harus mengandung zat gizi penghasil energi yang jumlahnya tertentu. Selain itu makanan juga harus
mampu mengganti zat gizi dalam tubuh yang berkurang akibat digunakan untuk aktivitas olahraga Departeman Kesehatan RI, 2000.
Protein dapat berfungsi untuk pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, pembentukan antibodi,
mengangkut zat-zat gizi, dan sumber energi. Protein dapat berfungsi