cenderung mengonsumsi
suplemen dibandingkan
dengan yang
berpendidikan rendah. Dari survey tersebut diperoleh 30,7 dari responden yang berpendidikan 9 tahun dan 49,95 dari responden yang
berpendidikan ≥ 13 tahun menggunakan suplemen Balluz et.al, 2000. Menurut Lyle et.al 1998, semakin tinggi pendidikan maka
penggunaan suplemen semakin meningkat. Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zainal, dkk terhadap 209 pria dewasa di Jakarta
Selatan tahun 2001, pendidikan berhubungan nyata dengan secara negatif dengan konsumsi suplemen. Semakin tinggi pendidikan, konsumsi
suplemen semakin menurun. Hal tersebut dapat disebabkan individu dengan pendidikan formal lebih tinggi mempunyai wawasan berpikir yang
lebih luas sehingga menjadi dasar kehati-hatian di dalam mengonsusmsi suplemen Zainal dkk, 2002 dalam Putri, 2004.
2.4.4. Pendapatan
Pendapatan juga terlihat mempunyai hubungan dengan pola makan. Konsumsi buah, jus buah, suplemen makanan, soft drinks, gula dan
makanan yang manis meningkat seiring dengan peningkatan sosial ekonomi Brown et.al, 2005 dalam Dilapanga, 2008. Tingginya
penggunaan suplemen makanan berada pada responden yang memiliki pendapatan tinggi Greger, 2001. Menurut Syahni 2002 dalam Sarjono
2010 karakteristik ekonomi tingkat pendapatan pada responden sangat penting diukur karena merupakan salah satu hal yang diduga berpengaruh
terhadap perilaku pembelian suatu produk.
Menurut Balluz et.al 2000 berdasarkan data Third National Health and Nutrition Examination Survey
NHANES III, responden dengan pendapatan menengah dan tinggi lebih cenderung mengkonsumsi
suplemen makanan dibandingkan dengan yang mempunyai pendapatan rendah. Dari hasil survey tersebut, 49,4 dari responden yang memiliki
pendapatan tinggi dan 28,6 dari responden yang memiliki pendapatan rendah menggunakan suplemen makanan Putri, 2004.
2.4.5. Riwayat Penyakit
Keinginan untuk mencapai status fisik yang lebih baik, dan perawatan sendiri self-treatment terhadap penyakit merupakan alasan
untuk mengkonsumsi suplemen makanan Franklin et.al, 2009 dalam Yunaeni 2010. Menurut White et.al 2004 kondisi tubuh yang kurang
baik, atau sedang dalam kondisi sakit atau memiliki keluhan akan kesehatan mendorong mereka untuk menggunakan suplemen. Menurut
Bender et.al 1992 mengemukakan bahwa penggunaan suplemen berkaitan dengan individu yang memiliki satu atau lebih masalah
kesehatan.
2.4.6. Pengetahuan Gizi tentang Suplemen
Pengetahuan gizi tentang suplemen berhubungan degan konsumsi suplemen makanan, semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang
suplemen maka semakin kecil kemungkinan untuk mengkonsumsi suplemen Massad et al, 1995. Menurut Soekanto 1981 dalam Habibi