101
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
Sejak didirikan pada tahun 2008 dengan jumlah outlet
bjb Prioritas sebanyak 3 outlet, pada tahun 2011 bank bjb telah memiliki outlet bjb Prioritas sebanyak
11 outlet bjb Prioritas. Jumlah nasabah bjb Prioritas
pada tahun 2011 sebesar 1.986 nasabah, mengalami peningkatan 57,74 atau 727 nasabah dibandingkan
tahun 2010 yang berjumlah 1259 nasabah. Dana
kelolaan bjb Prioritas pada tahun 2011 mencapai
Rp 2.602.308 juta, meningkat 69,66 atau sebesar Rp 1.068.476 juta dibandingkan tahun sebelumnya yang
sebesar Rp 1.533.832 juta.
Rencana dan Strategi layanan bjb Prioritas 2012
Dalam rangka membuat layanan bjb prioritas semakin
optimal dan memiliki positioning yang kuat di masyarakat serta untuk meningkatkan persaingan dengan layanan
prioritas bank lain, maka bank bjb prioritas akan melakukan
rebrand dan relaunch dengan tujuan:
1. Menjadikan bjb Prioritas suatu brand yang kuat dimata
masyarakat 2. Dapat menyampaikan pesan dan informasi yang
semakin jelas dan tegas kepada nasabahmasyarakat
3. Menegaskan kredibilitas dan ekslusifitas layanan bjb
Prioritas 4. Meningkatkan kualitas dan spesifikasi layanan kepada
nasabah. Selain melakukan pembenahan terhadap sarana prasana
layanan, bank bjb prioritas akan senantiasa meningkatkan
kompetensi pemahaman Wealth Management para
pemasar bjb prioritas sehingga dapat meingkatkan skill
untuk memberikan advice dan pengelolaan dana nasabah dengan lebih baik.
bjb Priority now runs 11 outlets compared to 3 outlets when first introduced in 2008. bjb Priority has 1,986
customers, increasing by 57.74 or 727 clients compared to 2010, with 1,259 member customers.
bjb Priority’s third party fund in 2011 reached
Rp 2,602,308 million, showing an increase of 69.66 or Rp 1,068,476 million compared to the previous year, which
amounted to Rp 1,533,832 million.
bjb Priority’s Strategic Plan and in 2012
In order to optimise services and secure more solid positions in the society and to compete with other priority services
offered by other banks, bjb Priority will be re branded and
re-launched to:
1. Promote bjb Priority strong brand image within the
society 2. Be able to convey increasingly clear and firm messages
to customers society
3. Strengthen the reliability and exclusivity of bjb Priority
service 4. Improve service quality and redefine member customer
service specifications. In addition to improvements to service infrastructures,
bank bjb Priority will always increase the competence of its
units’ Wealth Management competence so each of them is better trained to give valuable advices and offer quality
fund management to member customers.
BUSINESS REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
102
SYARIAH
Sharia
As a subsidiary, Bank Jabar Banten Shariah, increasingly completes its service and becomes an alternative bank which provides banking product
and service that the Company provides to public.
BANK JABAR BANTEN SYARIAH SEBAGAI ANAK PERUSAHAAN SEMAKIN MELENGKAPI DAN
MENJADI ALTERNATIF KETERSEDIAAN PRODUK DAN LAYANAN PERBANKAN YANG DIBERIKAN
PERUSAHAAN KEPADA MASYARAKAT.
Pendirian
PT Bank Jabar Banten Syariah adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya
menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia, berkedudukan di
Kota Bandung. Didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.4 tanggal 15 Januari 2010, dibuat
oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta. Akta telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan
Surat Keputusan No. AHU-04317.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010 dan telah didaftarkan dalam
Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT No.AHU-0006426. AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010.
Bank Jabar Banten Syariah merupakan perusahaan hasil pemisahan spin off Unit Usaha Syariah Bank Jabar Banten
Establishment
PT Bank Jabar Banten Sharia is a Limited subsidiary that conducts its operations according to and based on laws and
regulations of the Republic of Indonesia, and is located in Bandung. Was established under the Deed of Establishment
Limited No.4 January 15, 2010, made by Fathiah Helmi, SH, Notary in Jakarta. Deed which was approved by the
Menkumham decision-04317.AH.01.01.Tahun AHU 2010 January 26, 2010 and has been registered in accordance
with the Company Law No.AHU 0006426.AH.01.09.Tahun 2010-January 26, 2010.
Bank Jabar Banten Sharia is the result of a spin off of the Bank Jabar Banten as set forth in the Deed of Separation of
TINJAUAN BISNIS
103
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
Pertumbuhan Aset Bank Jabar Banten
Syariah Bank Jabar Banten
Sharia Asset Growth
48
sebagaimana termaktub dalam Akta Pemisahan Unit Usaha Syariah Bank Jabar Banten ke dalam Bank Jabar Banten
Syariah No.3 tanggal 15 Januari 2010 dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta.
Kegiatan Usaha
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Bank Jabar Banten Syariah, maksud dan tujuan adalah menyelenggarakan
usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No.13 tanggal 19 Oktober 2011, dibuat
oleh Popy Kuntari Sutresna, S.H., Notaris di Bandung, struktur permodalan dan susunan pemegang saham
adalah sebagai berikut:
Keterangan Nilai Nominal Rp250,-per saham
Nominal Value Rp250,- per Share Description
Jumlah Nilai Nominal Rp Total Nominal Value
Persentase Percentage
Modal Dasar
2.000.000.000.000
Basic Capital
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh bank bjb PD Banten Global Development
495.000.000.000 12.000.000.000
97,63 2,37
Issued and Fully Paid Capital bank bjb
PD Banten Global Development Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
507.000.000.000 100,00
Total Issued and Fully Paid Capital
the Sharia Unit Sharia Bank Jabar Banten from Bank Jabar Banten Sharia No. 3 dated January 15, 2010 Fathiah Helmi,
SH, Notary in Jakarta.
Business Activity
In accordance with Article 3 of the Articles of Bank Jabar Banten Sharia Association, intent and purpose is to conduct
banking business based on sharia principles.
Capital Structure and Composition of Shareholders
Under the Deed General meeting Shareholders No.13 Oktober 19, 2011, made by Popy Kuntari Sutresna, SH,
Notary in Bandung, the capital structure and shareholding structure is as follows:
BUSINESS REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
104
Per tanggal 31 Desember 2011, susunan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas adalah
sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 15 tanggal 23
Februari 2011, dibuat oleh Popy Kuntari Sutresna, S.H., Notaris di Bandung dan Akta Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa No. 13 tanggal 19 Oktober 2011, dibuat oleh Popy Kuntari Sutresna, S.H., Notaris di
Bandung itu sebagai berikut:
Dewan Komisaris Nama Name
Board Of Commissioner
Komisaris Utama Nana Supriana
President Commissioner Komisaris
Santoso Djojo Koesoemo Commissioner
Komisaris Sudi Rahayu Suwarno
Commissioner Komisaris Independen
Buyung Zaenal Independent Commissioner
Direksi Board Of Directors
Direktur Utama Hendarin Sukarmadji
President Director Direktur Bisnis
A. Suryaman Business Director
Direktur Operasi Didi Muwardi
Operational Director Direktur Kepatuhan
Hadi Sunaryo Compliance Director
Dewan Pengawas Syariah Sharia Supervisory Board
Ketua Atjep Djazuli
Chairman Anggota
Jaih Member
Anggota Asep Zaenal Ausop
Member
Per tanggal 31 Desember 2011, susunan Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah di atas telah
memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana termaksud dalam:
a. Surat Bank Indonesia No.116DpGDPbS tanggal 25 November 2009 perihal Izin Prinsip Pendirian PT Bank
Jabar Banten Syariah; b. Surat Bank Indonesia No.125GBIDPbS tanggal
30 Maret 2010 perihal Keputusan Atas Pencalonan Komisaris PT Bank Jabar Banten Syariah; dan
c. Surat Bank Indonesia No.126GBIDPbS tanggal 29 April 2010 perihal Keputusan Atas Pencalonan
Komisaris Independen dan Direktur Kepatuhan PT Bank Jabar Banten Syariah.
d. Surat Bank Indonesia No.135GBIDPbS tanggal 10 Agustus 2011 perihal Keputusan atas Pencalonan
Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi PT Bank Jabar Banten Syariah.
As of December 31, 2011, the composition of the Board of Commissioners, Board of Directors and the Supervisory
Board is described in Deed Extraordinary General Meeting of Shareholders No. 15 dated February 23, 2011, made
by Popy Kuntari Sutresna, SH, Notary in Bandung and the Deed of Minutes of Extraordinary General Meeting of
Shareholders No. 13 dated October 19, 2011, made by Popy Kuntari Sutresna, SH, Notary in Bandung:
As of December 31 2011, the Board of Commissioners, Directors and Supervisory Board of Islamic Sharia above,
has received approval from Bank Indonesia as set forth in: a
. Bank Indonesia No.116DpGDPbS Letter dated November 25, 2009 regarding Permit Principles of PT Bank Jabar Banten’s
Establishment of the Sharia; b. Bank Indonesia No.125GBIDPbS letter dated March 30, 2010
regarding the decision on the nomination of the Commissioner of PT Bank Jabar Banten Sharia; and
c. Bank Indonesia No.126GBIDPbS letter dated April 29, 2010 regarding the decision on the nomination of the
Independent Commissioner and Director of Compliance of PT Bank Jabar Banten Sharia.
d. Bank Indonesia No. 135GBIDPbS letter dated August 10, 2011 regarding the decision on the nomination of
Board of Commissioner and Director Members PT Bank Jabar Banten Sharia.
SYARIAH
Sharia
105
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
Kinerja
Bank Jabar Banten Syariah merupakan Bank Umum Syariah yang kegiatan usahanya menghimpun serta menyalurkan
dana ke masyarakat. Berdasarkan angka-angka yang dikutip dari laporan keuangan untuk periode Desember
2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo Rekan, aset BJBS meningkat
48 atau Rp 919 miliar dari posisi Rp 1.930 miliar pada Desember 2010 menjadi sebesar Rp 2.849 miliar pada
Desember 2011. Perkembangan penghimpunan Dana Pihak Ketiga DPK
adalah sebagai berikut: • DPKyangberasaldariprodukgiro,tabungan,deposito
dan simpanan dari bank lain meningkat sebesar Rp 1.314 miliar atau 145 yaitu dari Rp 905 miliar
pada Desember 2010 menjadi Rp 2.219 miliar pada 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut ditunjang oleh
kenaikan volume simpanan Deposito sebesar Rp 1.206 miliar atau 214 dari Rp 565 miliar menjadi Rp 1.771
miliar. • Produk giro meningkat Rp 76 miliar atau 58 dari
Rp 131 miliar pada Desember 2010 menjadi Rp 208 miliar pada 31 Desember 2011 dan produk tabungan
meningkat sebesar Rp 32 miliar 15 dari sebesar Rp 208 miliar menjadi Rp 240 miliar.
• Komposisi Dana Pihak Ketiga bank bjb Syariah
dari Desember 2010 hingga Desember 2011 masih didominasi oleh simpanan Deposito masing-masing
sebesar 62,43 dan 79,83 dari total Dana Pihak Ketiga. Sedangkan komposisi Giro dan Tabungan
mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 5 dan 12.
Meningkatnya volume usaha disebabkan pertumbuhan pembiayaan Bank Jabar Banten Syariah. Kinerja pembiayaan
syariah terus mengalami peningkatan dan pada tahun 2011 volume pembiayaan BJBS telah mencapai Rp 1.766
miliar dengan tingkat pertumbuhan mencapai 10.
Performance
Bank Jabar Banten Sharia is the Islamic Banks, whose operations raise and channel funds to the community.
According to figures quoted in the financial statements for the period 2011, audited by Public Accountant Office
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo Partners Crowe Horwath, BJBS assets increased by 48 or Rp 919 billion from the
position of Rp 1,930 billion in December 2010 to Rp 2,849 billion in December 2011.
Development of Third Party Fund-raising DPK is as follows:
• Third Party Funds from Current Account, Savings Deposits, Time Deposits and Deposits from other
banks increased by Rp 1,314 billion or 145, from Rp 905 billion in December 2010 to Rp 2,219 billion in
December 31, 2011. The increase is supported by the increase in the volume of savings deposits amounting
to Rp 1,206 billion or 214 from Rp 565 billion to Rp 1,771 billion.
• DemanddepositsincreasedbyRp111billionor270.7 from Rp 41 billion in May 2010 to Rp 152 billion as of
December 31, 2010.
• Composition of Third Party Funds Sharia bjb bank
of December 2010 until December 2011 was still dominated by savings deposits amounted to 62.43
and 79.83 of total third party funds. While the composition of the Current Account and Savings
decreased compared with the previous year by 5 and 12.
The increase in business volume is due to the growth of Bank Jabar Banten Sharia’s financing. Performance of
Islamic financing continues to increase and in 2010 the volume of Bank Jabar Banten Sharia’s financing has reached
Rp 1603 billion with a growth rate reaching 122.9.
BUSINESS REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
106
Perkembangan Ekuitas Modal
Ekuitas terdiri dari modal disetor dan saldo laba pada 31 Desember 2011 sebesar Rp 527 miliar atau meningkat 4
dibandingkan posisi pada Desember 2010. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya penambahan setoran modal
dari salah satu pemegang saham yaitu PD Banten Global Development PD BGD sebesar Rp 7 milyar pada bulan
Juni 2011 dan laba bersih yang dibukukan BJBS pada akhir tahun 2011 sebesar Rp 18 milyar.
Pertumbuhan Pendapatan, Beban dan Laba
Selama periode tahun buku 2011, pertumbuhan pendapatan, beban dan laba BJBS adalah sebagai berikut:
• Pendapatan operasional BJBS sebesar Rp 265 miliar dimana jumlah tersebut berasal dari pendapatan
penyaluran dana Rp 257 miliar 97 dan sisanya Rp 8 miliar 3 berasal dari pendapatan operasional
lainnya • BebanoperasionalBJBSRp138miliarterdiridaribeban
tenaga kerja Rp 64 miliar, beban administrasi dan umum Rp 18 miliar, beban penyisihan kerugian aset
produktif bersih Rp 15 miliar dan sisanya berupa beban lainnya.
• LababersihBJBSsebesarRp18miliar.
The Development of Equity Capital
Equity consists of paid-in capital and retained earnings as of December 31, 2010 amounted to Rp 505 billion or an
increase of 1.1 compared to the position on May 2010. This increase is made possible by Bank Jabar Banten Sharia
being able to post a net profit of Rp 5.39 billion at the end of 2010. While the bank’s paid up capital of Bank Jabar
Banten Sharia is unchanged at Rp 500 billion.
Revenue, Expense and Income Growth
During the period of fiscal year 2011, revenue growth, expense and profit BJBS are as follows:
• Operating income amounted to Rp 265 billion which is the amount derived from the income distribution
of funds of Rp 257 billion 97 and the remaining Rp 8 billion coming from other operating income.
• Bank Jabar Banten Sharia bank operating expenses of Rp 138 billion consists of personnel expenses of
Rp 64 billion, general and administrative expenses of Rp 18 billion, provision for losses in net earning assets
of Rp 15 billion and the rest are other expenses. • Bank Jabar Banten Sharia’s net proit amounted to
Rp 18 billion.
SYARIAH
Sharia
107
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
Rasio-rasio Keuangan
• RasiopermodalanCARbankbjb Syariah pada bulan
Desember 2011 sebesar 30,20 mengalami penurunan sebesar 1,19 dibandingkan bulan Desember 2010
yang berada pada posisi 31,39. • Kualitas aset produktif per 31 Desember 2011 rasio-
rasio terkait dengan kualitas aktiva produktif antara lain Net Performing Financing NPF – Gross 1,36,
Net Performing Financing NPF – Net 0,41. • Rasiorentabilitas:
- Imbal hasil Aset Return On Asset – ROA sebesar 1,22 pada Desember 2011 dan 0,72 pada
Desember 2010. - Imbal Hasil Ekuitas Return On Equity – ROE sebesar
3,53 pada Desember 2011 dan 1,62 pada Desember 2010.
- Peningkatan ROA dan ROE disebabkan oleh rasio BOPO yang mengalami perbaikan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. - NIM pada tahun 2011 sebesar 7, 84 mengalami
penurunan sebesar 0,45 apabila dibandingkan dengan posisi Desember 2010 sebesar 8,29.
.• Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO sebesar 84,12. Mengalami perbaikan
dibandingkan dengan posisi pada bulan Desember 2010 sebesar 90,33.
• Per31Desember2011,Financing Deposit Ratio FDR 79,61 apabila dibandingkan dengan Desember 2010
yang sebesar 121,31. Kondisi tersebut disebabkan karena rendahnya volume pembiayaan perusahaan
yang hanya meningkat sebesar Rp 163 milyar atau 10 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Financial Ratios
• bank bjb Sharia’s Current Account Ratio CAR in
December 2011 was 30.20, or declining by 1.19 compared to 31.39 in December 2010.
• The quality of productive assets as of December 31 2011 ratios related to the quality of productive assets
Such as Net-performing financing NPF - Gross 1:36, Net Performing Financing NPF - Net 0.41
• proitabilityratio: - Return On Assets – ROA was 1.22 in 2011
compared to 0.72 in December 2010. - Return on Equity ROE was 3.53 in December
2011 compared to 1.62 in December 2010. - Increases in ROA and ROE ratios were generated by
improved BOPO compared with the previous year. - NIM in 2011 was 7, 84, or experiencing a decline
of 0.45 when compared with 8.29 in December 2010
• Operational Expenses to Operating Income BOPO equals to 90.33. BOPO ratio is still higher than the
national ratio BOPO of the Islamic banking industry in 2010 That is 79.17.
• As of December 31, 2011, Financing Deposit Ratio FDR was 79.61, lower when compared to December
2010, which had a ratio of 121.31. This indicates smaller financing volume in the amount of Rp 163
billion, or increasing only by 10 compared with the previous year.
BUSINESS REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
108
ASPEK PEMASARAN
Marketing Aspect
Penetration into a different market share is a strategy to expand customer base and to increase the competitiveness. The Bank’s strength
in the consumer segment is continuously maintained as one of the main pedestal.
PENETRASI KE PANGSA PASAR YANG BERBEDA MERUPAKAN STRATEGI
MEMPERLUAS CUSTOMER BASE DAN MENINGKATKAN DAYA SAING USAHA,
SEMENTARA KEKUATAN BANK DI SEGMEN KONSUMER TERUS DIJAGA SEBAGAI SALAH
SATU TUMPUAN UTAMA.
Sementara itu, pertumbuhan yang dicapai semakin memperbesar customer base yang dimiliki Bank. Banyaknya
jumlah nasabah dengan beragam kebutuhan mereka yang kian kompleks harus bisa kami tangani dengan
kenyamanan dan kecepatan yang setara kualitasnya. Disini, keberadaan teknologi informasi yang tepat guna sangat
memegang peranan penting. Tersedianya berbagai sistem teknologi dengan segala kelebihannya harus bisa dicermati
secara baik. Bank harus mampu menetapkan sistem teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Infrastruktur dibangun berdasarkan keperluan, sehingga pengembangannya kedepan dapat dilakukan secara efisien
dan tidak mengganggu operasional Perusahaan.
Fokus pembiayaan bank bjb kepada segmen usaha kecil
dan menengah telah membuktikan bahwa Bank lebih Meanwhile, the growth achieved by the Bank has
increasingly widen its customer base. We have to facilitate a large number of clients with their various increasingly
complex needs with comfort and speed with equivalent quality. In this case, an efficient Information Technology plays
a very important role. The availability of various technology system with its excess must be considered carefully. Bank
must be able to use the Information Technology which is suitable with its need. Infrastructure is built based on need,
so that its development in the future can be done efficiently and does not interfere the company’s operation.
bank bjb’s progressive engagements in small and medium
business financings have demonstrated its persistence in
TINJAUAN BISNIS
109
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Oleh karena itu, di masa mendatang kami akan konsisten dalam
menjadikan segmen usaha kecil dan menengah sebagai pasar utama bagi pengembangan bisnis Bank.
Sesuai dengan misi dan fungsi kami sebagai motor penggerak dan pendorong kegiatan dan kemajuan
ekonomi daerah, bank bjb merupakan salah satu sumber
pendapatan asli daerah. Untuk mengoptimalkan penetrasi
pasar, bank bjb mengembangkan jaringan pemasaran
baik melalui jaringan kantor maupun jaringan pemasaran lainnya seperti agen channeling untuk menyalurkan Kredit
Multi Guna dan tenaga Direct Sales Agent DSA untuk bjb
Kredit Mikro Utama. Perluasan jaringan operasional juga terus kami lakukan,
guna meningkatkan daya jangkau pelayanan dan membangun daya saing produk. Hal ini dilakukan sebagai
upaya meningkatkan jasa pelayanan demi mencapai kepuasan nasabah.
Sementara itu, peningkatan volume maupun frekuensi transaksi valas selain didukung oleh peluncuran aplikasi
bjb TIP FX yang mempermudah nasabah dalam melakukan
transaksi valas, juga ditunjang dengan gencarnya aktivitas pemasaran yang dilakukan Tresuri dalam meningkatkan
basis nasabah bank bjb.
economic crisis. Having learnt this, we have decided to promote small and medium business segments as our key
markets for future business development.
Clinging to our mission and functions as the driving force in the region’s economic activities and progress, bank
bjb remains as one of the Province main local sources of revenues. To penetrate the market, bank bjb has
developed marketing network through branch offices and also through the distribution of Multi Guna Loan through
the regional development banks adopting the channeling scheme.
We also continue our network expansion to improve service coverage and strengthen our product competitive
edges. This is done as an effort to improve services to meet customer satisfaction.
Meanwhile, the increased volumes and frequencies of foreign exchange transactions are supported through the
application of TIP FX that provide easier foreign exchange transactions, and also by more rigorous marketing activities
by bank bjb’s Treasury to improve customer base.
BUSINESS REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
110
Konsumer
Selama berpuluh-puluh tahun bank bjb menggeluti
consumer banking, bahkan consumer banking menjadi tulang punggung bisnis bank secara keseluruhan baik dari
sisi pembiayaan maupun pendanaan.
Kredit konsumer terbukti telah membawa bank bjb terus
tumbuh semakin besar dari masa ke masa. Dengan kualitas aset yang relatif terjaga di tingkat yang sangat aman
sehingga mampu menghasilkan return yang optimal,
consumer banking yang dikelola bank bjb telah menjadi
daya tarik tersendiri bagi kalangan investor baik lokal maupun asing.
Dari sisi pendanaan, sebagaimana kita ketahui bank yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah di
Jawa Barat dan Banten ini memiliki kedekatan emosional dengan Pegawai Negeri Sipil PNS dan masyarakat umum
khususnya di wilayah Jawa Barat dan Banten. Suatu hal yang menjadi modal penting di tengah persaingan bisnis
yang semakin ketat. Ketatnya tingkat persaingan di industri perbankan sudah
dirasakan bank bjb sejak beberapa waktu lampau. Menyikapi hal ini tentunya bank bjb tidak tinggal diam
dan terus memperluas pangsa pasarnya hingga tingkat nasional dengan berbagai inovasi baik dari sisi produk
yang ditawarkan maupun kualitas pelayanan kepada para nasabahnya.
Dengan jaringan yang kini tidak terbatas di wilayah Jawa
Barat dan Banten maupun DKI Jakarta, bank bjb melakukan
berbagai terobosan untuk membangun image dan kepercayaan dari seluruh lapisan masyarakat dimanapun
mereka berada.
Tingkat persaingan ini yang menuntun bank bjb untuk terus
memodifikasi strategi pemasarannya, dan implementasi dari strategi tersebut tentunya harus didukung oleh kualitas
SDM dan infrastruktur TI yang mumpuni. Hal inilah yang kemudian menjadi perhatian jajaran Manajemen baru yang
terpilih di akhir Juli 2011 lalu.
Consumer Banking
Bank bjb has in years engaged in consumer banking, even
making it our backbone business both in funding and financings.
With many years spent in Consumer Loan, bank bjb has
grown to become what it is now. Having shown relatively maintained asset quality, this consumer banking of bank
bjb has attracted a number of foreign and local investors.
In funding, it is obvious to almost every one how bank bjb
has built solid and emotional relationship with majority government officials PNS and the public, especially those
residing in West Java and Banten. This very fact does give confidence in the increasing business competition.
The more intense competition in banking industry has been
sensed by bank bjb for quite sometime. Addressing this, bank bjb aggressively expands its market share to reach the
national level offering innovated products and improved service quality to its customers.
Having more capitalized businesses beyond the borders of
West Java and Banten, bank bjb made some breakthroughs
in promoting its brand image to gain more trust from all walks of life wherever they are.
This highly intense competition has also forced bank bjb to
more creative in marketing strategies, for which qualified human resources and sophisticated IT have become a must.
The new management team recently appointed in last July 2011 was sharply aware of this and has brought up this
issue as a major concern to address.
ASPEK PEMASARAN
Marketing Aspect
111
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
Selain menawarkan tingkat suku bunga yang kompetitif,
bank bjb juga berupaya untuk terus meningkatkan kualitas
pelayanannya kepada para nasabah. Dengan pelayanan
yang semakin baik, bank bjb meyakini bahwa loyalitas
nasabah akan tercipta dengan sendirinya. Loyalitas inilah yang kemudian membentuk persepsi yang kuat sehingga
akan membawa bank bjb ke tingkat yang lebih maju.
.
Komersial
bank bjb menyadari bahwa untuk menjadi bank yang terus
tumbuh semakin besar itu memerlukan berbagai terobosan. Terobosan itu dapat diciptakan melalui penetrasi pasar ke
segmen-segmen yang berbeda dengan sebelumnya. Perbankan komersial adalah salah satu bentuk penetrasi
pasar yang dilakukan bank bjb dalam beberapa tahun
terakhir. Menyadari bahwa potensi pembiayaan dan sumber dana yang berasal dari segmen ini cukup menjanjikan,
bank bjb kemudian menggarap bisnis perbankan komersial
secara bertahap dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
Saat ini perbankan komersial bank bjb telah menyalurkan
pembiayaan kepada perusahaan-perusahaan nasional dengan kualitas aset yang terjaga dengan baik. Dari sisi
pendanaan, bank bjb juga berhasil menurunkan cost
of fund segmen ini dengan terus menerus melakukan pendekatan kepada nasabah-nasabah institusi secara
profesional. Seperti halnya sistem pemasaran di segmen lainnya,
konsep pemasaran perbankan komersial yang saat ini
dikembangkan oleh bank bjb juga berorientasi kepada
keperluan dan kebutuhan para nasabahnya. Artinya bahwa kebutuhan nasabah institusi atau korporasi
yang sangat kompleks serta memerlukan produk-produk yang saling berkaitan dan mendukung satu sama lain,
dijawab dengan solusi tepat yang diberikan oleh bank bjb. Layanan terpadu yang diberikan bank bjb saat ini dapat
memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah baik dari sisi pendanaan, pembiayaan serta transaksional.
In addition to offering competitive interest rates, bank
bjb also strives to continuously improve service quality to its customers. With better service bank bjb believes that
customer loyalty will evolve by itself. It is this customer
loyalty that has attached a strong image to bank bjb as it
has advanced to a new business level.
Commercial Banking
Bank bjb realize a growing bank needs some breakthroughs.
Breakthroughs are possible when a company decides to penetrate new markets.
Commercial banking portrays bank bjb’s market
penetrations performed within the last couple of years. Recognizing the size of funds potential in this segment,
bank bjb started to engage in commercial segment,
gradually, and prudentially.
Bank bjb’s commercial banking has channeled financings to
large national companies with well preserved-asset quality.
In funding, bank bjb also managed to reduce the cost of
funds through professional and continuous approaches to institutional customers.
As with any other marketing system in the different segments, commercial banking marketing concept is
customer oriented.
This orientation produced business thoughts that institution or corporate customers’ needs are very complex
and require products that are interrelated and supportive of each other, which have been properly addressed by
bank bjb. In this segment, bank bjb has launched various
integrated services to meet customer in funding, financing and business transactions.
BUSINESS REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
112
Mikro
Segmen bisnis mikro atau UMKM merupakan segmen yang sedang digarap secara khusus oleh beberapa bank
nasional lainnya.
Demikian halnya dengan bank bjb yang telah
memperkenalkan produk mikronya kepada masyarakat sejak tahun 2007 lalu.
Berbagai penyempurnaan pun terus dilakukan bank bjb terhadap bisnis barunya yang menarik ini. bank bjb secara
konsisten mengembangkan produk dan layanan mikro dari waktu ke waktu. Penyesuaian tingkat suku bunga
agar tetap kompetitif serta akselerasi proses analisa dan collecting system dengan bantuan Teknologi Informasi
yang handal, menunjukan keseriusan bank bjb di dalam
menggarap bisnis ini. Selain penyempurnaan produk dan layanan, di tahun 2012
bank bjb juga berencana menambah jaringan pelayanan
untuk kredit mikronya dengan meluncurkan micro outlet
yang dinamakan “waroeng bjb”. Waroeng bjb adalah outlet khusus mikro yang bertempat
di seluruh Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu serta di pasar-pasar tradisional dan sentra bisnis yang
potensial.
Hal ini tentunya sebagai sarana dan upaya bagi bank bjb
untuk terus mendekatkan diri dengan para nasabahnya. Demografi Indonesia yang luas serta kebutuhan nasabah
mikro untuk memperoleh pembiayaan yang mudah dan cepat, dibaca sebagai satu potensi bisnis yang prospektif
oleh bank bjb.
Kedepannya, bisnis mikro diharapkan dapat menjadi pilar
bagi bank bjb untuk mendukung pertumbuhan bisnis
secara keseluruhan. Dengan jumlah permintaan yang sedemikian besar, bisnis mikro dapat menjadi bisnis yang
sangat prospektif sepanjang pengelolaannya dilakukan secara tepat dan profesional.
Micro Banking
Micro or SME business segment is an attractive segment currently attracting most large banks.
Likewise, bank bjb has been introducing innovative micro
products since 2007.
Various improvements have been made to maintain this
exciting segment. bank bjb from time to time develops
new products and services. The banks seriousness in this segment is portrayed in continuous adjustment for interest
rates in order to remain competitive and accelerated analyzing and collecting system processes through reliable
Information Technology,
In addition to product and service improvements, bank
bjb made another breakthrough by introducing its unique “waroeng bjb” to expand its micro loan facilities.
Waroeng bjb is a unique micro outlet located at all Branch Offices and Sub-Branch Offices of bank bjb as well as in
traditional markets and potential business centers.
This also portrays bank bjb’s continuous efforts to cement its presence among its customers. bank bjb sees the wide
regions of Indonesian archipelago and customer needs for easy and fast micro financing as challenging business
prospects.
In the future, micro-business is expected to be another
strong pillar of bank bjb to support its overall business
growth. Producing an abundance of loan proposals, micro business can be very high-returning so long as it is managed
professionally.
ASPEK PEMASARAN
Marketing Aspect
113
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
Kredit Pemilikan Rumah KPR
Strategi Bisnis di Tahun 2011
Strategi bisnis bjb KPR yang telah dilakukan di tahun
2011 sebagian besar telah dilaksanakan yaitu review dan implementasi kebijakan produk, melakukan perjanjian
kerja sama dengan developer, melakukan aktivitas bisnis di wilayah potensial, meluncurkan program marketing,
melakukan sosialisasi dan pemasaran produk melalui keikutsertaan pameran, event, open table, talk show radio.
Dilain pihak bank bjb telah mempersiapkan pembentukan
sentra KPR di 4 empat lokasi dengan penempatan 4 empat orang KPR Manager sebagai kepala Sentra KPR
yaitu untuk wilayah Bandung Kota, Bandung Kabupaten, Priangan Timur dan Surabaya.
Rencana Strategi Bisnis di Tahun 2012
Rencana strategi bisnis bjb KPR di tahun 2012 merupakan
penerusan program di tahun 2011 dan penambahan pelaksanaan program kerja baru yang terdiri dari aktivitas
sebagai berikut: 1. Business as Usual
a. Pembentukan dan pemenuhan personil untuk 10 sepuluh Sentra KPR
b. Penempatan Group Head Bisnis Proses KPR pada Kantor Wilayah
c. Review Kebijakan dan Penetapan Kewenangan Keputusan Kredit
d. Implementasi bisnis proses melalui Web Scoring KPR
e. Pembentukan Tim Project Web Scoring, System Monitoring, Document Collection dan Repayment
Collection f. Peningkatan dan pemenuhan pipeline PKS
Developer g. PKS dengan mitra bisnis lainnya seperti brokerage
house, Jamsostek, Bapertarum, dan lain-lain h. Sales Promotion
2. Inisiatif Strategis a. Strategic Alliance
b. Program Marketing c. Program KPR Karyawan Take Over
d. Portfolio acquisition e. Branch Contest
f. Developer Gathering
Mortgage and Housing Loans
Business Strategic Plan in 2011
Most of bjb KPR’s 2011 business Strategies were
successfully implemented; which were to review and implement product policies, to have more partnerships
with developers, to perform business activities in potential areas, to launch and run focused marketing programs, and
to make the most use of our participations in exhibitions,
events, open tables, and radio talk shows to market bjb KPR. In support of these, 4 four bjb loan centers were
established, each directed by a home loan Manager, in Bandung, the secondary district of Bandung, East Priangan,
and Surabaya.
Business Strategic Plan in 2012
Bank bjb’s 2012 strategic business plan has been formulated to continue bjb KPR current progresses, supported by fresh
work programs including: 1. Business as Usual
a. Establishment of 10 Sentra KPR KPR Centers with its supporting personnel
b. Placement KPR Business Process of Group Heads at Regional Offices
c. Policy Reviews and Determination of Authorities for Credit Approval
d. Business process implementation through KPR Web Scoring
e. Team buildings for Web Scoring Project, Monitoring System, and repayment and Document Collections
f. Developer’s credit channelling scheme improvements and the implementation of those already in the
pipeline g. More credit channelling schemes with housing
brokers, Jamsostek Social Security Coverage of Workers, Bapertarum Government officer housing
Supervisory Board etc. h. Sales Promotion
2. Strategic initiatives a. Strategic Alliance
b. Marketing programs c. KPR Take Over Employee Programs
d. Portfolio acquisition e. Branch Contest
f. Developer Gathering
BUSINESS REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
114
TINJAUAN
FUNGSIONAL
FUNCTIONAL REVIEW
115
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
Sementara itu, pertumbuhan yang dicapai semakin memperbesar customer base yang dimiliki Bank. Banyaknya
jumlah nasabah dengan beragam kebutuhan mereka yang kian kompleks harus bisa kami tangani dengan
kenyamanan dan kecepatan yang setara kualitasnya. Disini, keberadaan teknologi informasi yang tepat guna sangat
memegang peranan penting. Tersedianya berbagai sistem teknologi dengan segala kelebihannya harus bisa dicermati
secara baik. Bank harus mampu menetapkan sistem teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Infrastruktur dibangun berdasarkan keperluan, sehingga pengembangannya kedepan dapat dilakukan secara efisien
dan tidak mengganggu operasional Perusahaan. Meanwhile, the growth achieved by the Bank has
increasingly widen its customer base. We have to facilitate a large number of clients with their various increasingly
complex needs with comfort and speed with equivalent quality. In this case, an efficient Information Technology plays
a very important role. The availability of various technology system with its excess must be considered carefully. Bank
must be able to use the Information Technology which is suitable with its need. Infrastructure is built based on need,
so that its development in the future can be done efficiently and does not interfere the company’s operation.
The growth of the Bank will always be followed by need to provide adequate human resources, both in terms of quantity and quality. To meet the need,
a well-planned process is required in order to get a good result. Thus, the banking operation runs smoothly and the quality of services provided bank
bjb can be maintained sustainably.
PERTUMBUHAN USAHA BANK AKAN SELALU DIIKUTI DENGAN KEBUTUHAN KETERSEDIAAN
SUMBER DAYA MANUSIA YANG MEMADAI, BAIK DARI SEGI JUMLAH MAUPUN KUALITASNYA.
UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN TERSEBUT, DIPERLUKAN PROSES YANG TERENCANA
SEHINGGA MENDAPATKAN HASIL YANG BAIK. DENGAN DEMIKIAN, KEGIATAN OPERASIONAL
BERJALAN SECARA LANCAR, KUALITAS LAYANAN YANG DIBERIKAN bank bjb PUN DAPAT TERJAGA
KESINAMBUNGANNYA.
FUNCTIONAL REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
116
Kriteria kompetensi yang harus dimiliki SDM bank bjb
dikembangkan seiring dengan kemajuan dan target yang ingin dicapai Bank.
Sumber daya manusia SDM yang berkualitas merupakan aset utama Perusahaan, oleh karenanya pengelolaan dan
pengembangan SDM sudah dimulai bank bjb sejak proses
perekrutan dan selama mereka berkarya di Bank. Sebagai apresiasi atas dedikasi dan integritas yang diberikan selama
mereka bekerja, kami juga menyiapkan paket paska karya yang memadai.
In line with its business progresses and future targets,
bank bjb continues adjusting the competence criteria of
its Human Resources Human resources HR quality is the bank’s main asset;
therefore, the bank begins our employees’ quality development and management since the recruitment
process and during their years of service at the bank. We also have attractive retirement package to show our
appreciation to retired personnel for their dedication and integrity.
SUMBER DAYA MANUSIA
Human Resources
Management and development on human resources is a sustainable program which goes since the process of selecting the candidate of
employees until they work and complete their duty in the Bank.
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MERUPAKAN
SUATU PROGRAM BERKESINAMBUNGAN, SEJAK PROSES PEMILIHAN CALON-
CALON PENGELOLA MASA DEPAN HINGGA KETIKA ASET UTAMA INI BERKARYA DAN
MENYELESAIKAN TUGASNYA DI BANK.
TINJAUAN FUNGSIONAL
117
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
Perencanaan SDM
Tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan merupakan salah
satu faktor yang sangat berpengaruh untuk menjaga keberlangsungan perusahaan, sehingga akan memudahkan
perusahaan dalam membangun pondasi yang kuat untuk menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Dalam
rangka pemenuhan SDM tersebut, kami melakukannya sejak mencari calon pegawai yang kompeten yang dapat
mempengaruhi masa depan Perusahaan, yakni melalui program rekrutmen yang terencana dengan baik.
Rekrutmen
Rekrutmen yang dijalankan bank bjb merupakan suatu
proses pengadaan sumber daya manusia yang berkualitas
dan profesional sejalan dengan pertumbuhan bank bjb
yang begitu pesat.
HR planning
The bank’s sustainability relies heavily on competent human resources to lay solid foundation for excellence in
the increasingly intense competition. To do this, we apply stringent screening since the initial stages of recruitment
process so we can ascertain higher possibility to hire qualified personnel that would bring continuous improvements to
the bank and to the Bank’s future growths.
Recruitment
At bank bjb, employee recruitment is conducted to ensure
qualified and professional personnel in line with the bank’s rapid business progress,
Biaya Pengelolaan SDM Cost of Human Resources
Management
488
miliar
FUNCTIONAL REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
118
Program rekrutmen yang diadakan Divisi SDM di tahun 2011 adalah sebagai berikut:
- Rekrutmen Fresh Graduate. Rekrutmen fresh graduate merupakan pengadaan tenaga fresh graduate dengan
status calon pegawai non pendidikan. Selama tahun 2011, Divisi SDM telah mengadakan rekrutmen dan
menjaring 371 fresh graduate. - Rekrutmen Special Hire. Rekrutmen special hire
merupakan pengadaan
tenaga berpengalaman
pada bidang pekerjaan tertentu yang selaras dengan
pencapaian kinerja bank bjb. Rekrutmen di tahun 2011
telah menjaring 45 tenaga special hire. - Rekrutmen Officer Development Program. Rekrutmen
Officer Development Program ODP merupakan pemenuhan kebutuhan calon tenaga pimpinan
creating business leader dimana calon tenaga ODP
berasal dari internal dan eksternal bank bjb.
- Rekrutmen pegawai melalui kerja sama dengan perusahaan penyedia jasa outsourcing. Program ini
khusus untuk memenuhi tenaga supportingnon core unit. Hingga tahun 2011, jumlah tenaga outsourcing
bank bjb sebanyak 1.498 pegawai.
- Rekrutmen tenaga Staf dengan status Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT. Tenaga staf status PKWT di
tahun 2011 terdapat sebanyak 22 pegawai.
Komposisi Karyawan Menurut Status pada tahun 2011
2011 Composition of Employees by Status
Tetap Permanent
93,31
Calon Pegawai Prospective
6,69 Komposisi Karyawan
Menurut Jenjang Pendidikan pada tahun 2011
2011 Composition of Employees by Educational Level
S3 Doctoral
0,19
Pasca Sarjana S2 Post Graduate
9,10
Sarjana Undergraduate
76,43
Diploma Diploma
11,74
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan Sederajat
Senior High School 2,26
Sekolah Menengah Tingkat Pertama Junior High School
0,23
Sekolah Dasar Elementary School
0,05 Komposisi Karyawan Menurut Status
Composition of Employees by Status
Status 2006
2007 2008
2009 2010
2011 Status
Tetap 1.484
1.515 1.742
1.608 1.532
1.979 Permanent
Calon pegawai 6
24 23
513 516
142 Prospective
Jumlah 1.490
1.539 1.765
2.121 2.048
2.121 Total
The following are our recruitment programs run during 2011:
- Fresh Graduate Recruitment. Fresh graduate recruitment gives the bank fresh graduate recruits with non-
academic status. During 2011, the Human Resources Division recruited 371 fresh graduates.
- Recruitment of Special Hire. This program is intended to hire experienced personnel for certain critical areas
to meet the bank’s business progress. Bank bjb hired
45 such personnel’ during 2011. - Officer
Development Program.
This particular
recruitment process is intended for succession purposes to prepare the bank’s future leaders whether from
external or internal sources. - Recruitment of staff through partnerships with the
bank’s outsourcing companies. This program is specifically designed to hire supporting personnelnon-
core units. Until 2011, the bank has employed 1,498 outsourced personnel.
- Staff recruitment under Employment Agreement for specific time PKWT. During 2011, the bank hired 22
personnel under this agreement.
SUMBER DAYA MANUSIA
Human Resources
119
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Pendidikan
Composition of Employees by Educational Level
Status 2006
2007 2008
2009 2010
2011 Status
S3 -
- -
3 5
4 Doctoral
Pasca Sarjana S2 76
119 151
189 188
193 Post Graduate
Sarjana 823
976 1.221
1.546 1.532
1.621 Undergraduate
Diploma 274
245 235
240 260
249 Diploma
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan
Sederajat 274
168 137
116 58
48 Senior High School
Sekolah Menengah Tingkat Pertama
11 8
8 8
2 1
Junior High School Sekolah Dasar
32 23
13 19
7 5
Elementary School Jumlah
1.490 1.539
1.765 2.121
2.048 2.121
Total
Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Manajemen pada tahun 2011
2011 Composition of Employees by Management Level
Manajemen Puncak Top Management
0,94
Manajemen Madya Senior Management
7,54
Manajemen Lini Junior Management
38,85
Staf dan Lainnya Staff and Others
52,66 Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Usia
pada tahun 2011 2011 Composition of Employees
by Age 18 – 30 Tahun
18 – 30 Years 46,77
31 – 40 Tahun 31 – 40 Years
29,28
41 – 50 Tahun 41 – 50 Years
21,45
Lebih dari 50 Tahun Older Than 50 Years
2,50 Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Manajemen
Composition of Employees by Management Level
Status 2006
2007 2008
2009 2010
2011 Status
Manajemen Puncak 15
19 20
20 20
20 Top Management
Manajemen Madya 99
110 120
147 120
160 Senior Management
Manajemen Lini 209
266 289
416 544
824 Junior Management
Staf dan lainnya 1167
1.144 1.336
1.538 1.364
1.117 Staff and Others
Jumlah 1.490
1.539 1.765
2.121 2.048
2.121 Total
Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Usia
Composition of Employees by Age
Status 2006
2007 2008
2009 2010
2010 Status
18 – 30 Tahun 357
386 543
705 983
992 18 – 30 Years
31 – 40 Tahun 558
567 582
704 574
621 31 – 40 Years
41 – 50 Tahun 501
514 547
571 444
455 41 – 50 Years
Lebih dari 50 Tahun 74
72 93
141 47
53 Older Than 50 Years
Jumlah 1.490
1.539 1.765
2.121 2.048
2.121 Total
FUNCTIONAL REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
120
Pengelolaan Kinerja
Setelah menjadi karyawan di bank bjb, kapabilitas mereka
terus-menerus dipantau. Penilaian kinerja merupakan suatu sistem untuk mengukur dan menilai kinerja setiap
pegawai yang dilaksanakan setiap awal tahun atas kinerja selama 1 tahun terakhir.
Penilaian kinerja yang kami lakukan terdiri dari: 1. Penilaian kinerja untuk tenaga pimpinan, yaitu suatu
sistem penilaian yang diperuntukkan bagi para tenaga pimpinan bank yang membuat sasaran kerja goal
setting. 2. Penilaian kinerja untuk tenaga non pimpinan, yaitu
suatu sistem penilaian yang diperuntukkan bagi para pegawai bank yang tidak membuat sasaran kerja non
goal setting.
Pengembangan Kompetensi
Pengembangan kemampuan karyawan merupakan kunci tersedianya sumber daya manusia yang handal untuk
menjawab tantangan berbagai jabatan dan bagi terciptanya
budaya kinerja yang dinamis di bank bjb.
Divisi SDM telah melaksanakan program assessment yang dilaksanakan secara berkala. Tujuan dari program ini
diantaranya adalah untuk mengukur kesesuaian antara kompetensi yang dibutuhkan untuk level jabatan tertentu
dengan kinerja yang ditampilkan dari pegawai yang bersangkutan. Hasil analisa kesenjangan antara kebutuhan
dengan apa yang ditampilkan, menjadi bahan rekomendasi yang kemudian disampaikan ke Divisi Pendidikan
Pelatihan dalam menyusun silabus guna mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan dari pegawai. Selain itu,
hasil assessment dapat dijadikan sebagai salah satu alat keputusan untuk menetapkan pengembangan karir
pegawai. Pegawai-pegawai yang dinilai memiliki potensi untuk menempati posisi manajerial telah ditempatkan
sesuai potensinya. Selama tahun 2011, Divisi SDM telah mengadakan 3 tiga
kali assessment untuk level Staf yakni pada bulan Juli yang diikuti 80 pegawai, bulan September 173 pegawai, dan
bulan November 33 pegawai.
Performance Management
At bank bjb, our employee performances are routinely
monitored. Assessment is performed at the beginning of each year to assess the employees’ performances for their
last one-year serving period
The employee assessment includes: 1. Assessment of Leaders performance, which is an
assessment system, intended to evaluate the bank leaders who are responsible for establishing business
objectives goal setting. 2. Performance assessment for non-leading personnel,
which is an assessment system intended for employees who are not responsible for establishing business
objectives non goal setting.
Competence Improvement
Employees’ competence Improvement is key to the availability of qualified human resources to address
challenges in various positions and to promote dynamic
performance culture in bank bjb.
Human Resources Division has periodically implemented assessment programs. This program is designed to evaluate
employees’ performances against the per-established competency requirements for a particular position. Findings
in such analysis or the gaps between what is required and how the requirement is performed are then submitted
to Education Training Division for recommendations to enable the Division to prepare syllabus in order to improve
employee competences as required. This assessment also serves as analytical tool to consider the relevant employees’
career developments. Employees with demonstrated potentials to fill managerial positions are promoted
according to their potentials.
During 2011, Human Resources Division held three 3 staff assessments, which were performed in July on
80 employees, in September on 73 employees, and in November on 33 employees.
SUMBER DAYA MANUSIA
Human Resources
121
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
Di tahun 2012, setiap pegawai pada jenjang manajerial direncanakan
akan mengikuti
assessment untuk
meningkatkan keterampilan serta kompetensinya dan menjadi indeks untuk mengukur kompetensi pegawai
pada bidang-bidang terkait.
Pengembangan Karir
Setiap pegawai bank bjb yang telah memenuhi persyaratan
yang berlaku memiliki peluang untuk mengembangkan karirnya yang diidentifikasi melalui metode assessment.
Metode ini untuk mengidentifikasi talenta yang dimiliki para pegawai dan menjadi salah satu acuan dalam pemetaan
pegawai potensial dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan SDM, salah satunya adalah promosi.
Unit Penunjang Layanan SDM
Untuk mendukung pengelolaan SDM yang baik, Divisi SDM saat ini tengah melakukan penyempurnaan sistem
informasi manajemen SDM yakni Human Resources Information System yang merupakan implementasi aplikasi
sistem informasi SDM yang berbasis kompetensi. Selain itu, untuk menunjang pemberian layanan kepada
pegawai, Divisi SDM memiliki fasilitas yang bernama “Kios Informasi Kepegawaian Divisi SDM”. Fasilitas ini berfungsi
sebagai media komunikasi antara Divisi SDM dengan seluruh pegawai mengenai pekerjaanaktivitas SDM yang
terbaru dengan melalui teknologi layar sentuh.
Kesempatan Kerja yang Sama
Setiap pegawai mendapatkan kesempatan kerja yang sama. Terkait dengan kenaikan jabatan, setiap pegawai
yang telah memenuhi persyaratan memiliki hak yang sama untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi setelah
melalui tahapan seleksi dimana keputusannya menjadi kewenangan Manajemen.
Biaya yang Telah Dikeluarkan
Biaya yang telah dikeluarkan oleh bank bjb terkait dengan
pengelolaan SDM hingga akhir tahun 2011 adalah sekitar Rp 488 miliar. Sekitar Rp 3,8 miliar dari jumlah tersebut
merupakan biaya rekrutmen. In 2012, All employees at managerial levels are scheduled for
assessments for further skill and competence improvements and as index to measure employees’ competence in their
related areas of functions.
Career Development
Through assessment methods, any of the bank employees whose competency has been identified is given upmost
opportunities to develop their careers. This method helps the bank to identify all employees’ talents and serves as
one of the bank’s references for mapping of potential employees and for decision-making process related to
human resources, including for promotion.
Human Resource Services Supporting Units
To support good human resource management, Human Resources Division is currently improving HR management
information system, which is a competency-based HR information system application.
In addition, to support its services to employees, HR Division has established “Human Resources Division Kiosk”, which
is a special facility that serves as a communication tool between HR Division and all employees, which covers all
HR activities widely disseminated and displayed using latest touch screen technology.
Equal Employment Opportunities
Bank bjb ascertains equal opportunities to all employees.
All employees who have met certain requirements have equal rights for upper vacant positions, however, selection
and decisions on such promotion process remains the authority of the management.
Expenses
During 2011, bank bjb spent Rp 488 billion for HR
developments. Of such total cost, Rp 3.8 billion was spent on recruitment process.
FUNCTIONAL REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
122
Program Pelatihan
Dalam meningkatkan kemampuan dan wawasan para
pegawai, bank bjb telah mengikutsertakan karyawannya
kedalam berbagai program pendidikan dan pelatihan, baik yang dilakukan secara internal maupun oleh pihak
eksternal. Di tahun 2011, terdapat sekitar 242 program pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti oleh 5014
karyawan bank bjb.
Adapun program pendidikan dan pelatihan yang diikuti karyawan selama tahun 2011 tersebut adalah:
Program Pendidikan dan Pelatihan Karyawan Tahun 2011
No. Nama Program Pelatihan
Jumlah Peserta Training Program
1. Diskusi Workshop 2 Hari tentang Penilaian Atas
Kepatuhan PSAK 5055 untuk Auditor 5
2 Days Discussion Workshop Compliance Assessment PSAK 5055 for Auditor
2. Akuntansi
99 Accounting
3. Balance Leadership Training
66 Balance Leadership Training
4. Banking Crisis Management, Basel III and Stress Testing
2 Banking Crisis Management, Basel III and Stress Testing
5. BARA Refreshment Program-2nd Senior Management Risk
Summit 2011 2
BARA Refreshment Program-2nd Senior Management Risk Summit 2011
6. Dasar-Dasar Analisa Kredit
100 Basic Credit Analysis
7. Dasar-Dasar Tresuri
15 Basic Treasury
8. Certified Ethical Hacker CEH
1 Certified Ethical Hacker CEH
9. Pelatihan dan Sertifikasi Certified Information System
Security Professional CISSP Common Body of Knowledge CBK
1 Certified Information System Security Professional
CISSP Common Body of Knowledge CBK Training and Sertification
10. Pembangunan Karakter
138 Character Building
11. Program Persiapan Chartered Financial Analysis
40 Chartered Financial Analysis Preparation Program
12. Pelatihan Penagihan dan Dokumentasi Kredit
2 Collection Documentary Credit Training
13. Penagihan dan Dokumentasi Kredit
2 Collections and Documentary Credit
14. Kredit Konsumen dan Penilaian Kredit
3 Consumer Lending and Credit Scoring
15. Analisa Keuangan Perusahaan
100 Corporate Financial Analyis
16. Pendidikan Pengenalan Perbankan
142 Corporate Induction Pendidikan Pengenalan Perbankan
17. Administrasi dan Pelaporan Kredit
53 Credit Administration and Reporting
18. Administrasi dan Pelaporan Kredit bagi Manajer KC
51 Credit Administration and Reporting for
Sub-Branch Manager 19.
Credit Card: Pengenalan Bisnis Kartu Kredit 88
Credit Card: Introducing Credit Card Business 20.
Penilaian Risiko Kredit untuk Kredit Konsumer 1
Credit Risk Scoring for Consumer Loan 21.
Diklat Audit Kecurangan 1
Fraud Audit Training Course 22.
Diklat Keuangan Perusahaan Corporate Finance 1
Training Course 23.
Diklat Penulisan Laporan Hasil Audit yang Efektif 1
Training Course 24.
Diklat Penyerapan Aspirasi 2
Absorbing Aspiration Training Course 25.
Diklat PPH Pemotongan dan Pemungutan 2
Withholding Taxes Training Course 26.
Proyeksi Keuangan 100
Financial Projection 27.
Seminar Setengah Hari “Masalah-Masalah Dalam Pembiayaan Ekspor Indonesia”
2 Half Day Seminar “Problems in Export Financing
in Indonesia”
Training Program
The bank has involved its employees in various internal and external trainings to enhance their knowledge and
capabilities, During 2011, approximately 242 education and training programs were run, participated by 5,014
employees.
The following is list of Employee Education and training programs during 2011:
Employee Education
and Training
Program in 2011
SUMBER DAYA MANUSIA
Human Resources
123
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011 No.
Nama Program Pelatihan Jumlah Peserta
Training Program
28. In House Training Program Manajemen Aktiva - Passiva
ALM 19
In House Training Assets Liabilities Management ALM Program
29. In House Training Banknotes Likuiditas Valas
34 In House Training Banknotes Forex Liquidity
30. In House Training Compliance Assessment PSAK 5055
Revisi 2006 for Auditor 59
In House Training Penilaian Kepatuhan PSAK 5055 Revisi 2006 untuk Auditor
31. In House Training Workshop Perbankan Konsumer
60 In House Training Consumer Banking Workshop
32. In House Training Kebijakan, Peraturan dan
Surat Edaran BI 30
In House Training on Policies, Regulations and Circular Letter of Bank
33. In House Training Pengembangan Diri bank bjb Cabang
Batam 14
In House Training Self Development at bank bjb Batam
34. In House Training System and Network Security untuk EDP
53 In House Training System and Network Security for EDP
35. In House Training Dasar-Dasar Pembiayaan Perdagangan
23 In House Training Basic Trade Finance
36. In House Training Perbankan Internasional
27 In House Training International Banking
37. In House Training Operasional Pembiayaan Perdagangan
23 In House Training Trade Finance Operation
38. Analisa Industri
100 Industry Analysis
39. Interconnecting Cisco Network Devices II
1 Interconnecting Cisco Network Devices II
40. Investasi Dana Pensiun
1 Pension Fund Investment
41. Investor Relations Workshop
2 Workshop Hubungan Investor
42. ISO 27001:2005 PCI-DSS
2 ISO 27001:2005 PCI-DSS
43. In House Training Internal Audit: Penilaian Kepatuhan
PSAK 50-55 Revisi 2006 untuk Auditor 59
In House Training Internal Audit: Compliance Assessment PSAK 50-55 Revisi 2006 for Auditor
44. Konferensi 2nd Asia Corporate University Summit 2011
2 Conference on 2nd Asia Corporate University
Summit 2011 45.
Konferensi Nasional III Ikatan Auditor Intern Bank 2
3rd National Conference on Bank Internal Auditors Association
46. Aspek Hukum Pinjaman
100 Loan Legal Aspect
47. Pengawasan Pinjaman Deteksi Masalah
100 Loan Monitoring Problem Detection
48. Remedial Pinjaman
98 Loan Remedial
49. Restrukturisasi Kredit
100 Loan Structuring
50. Manajemen Keaslian Uang Rupiah Graphonomy
51 Authenticity Management Rupiah Graphonomy
51. Manajerial Lini Pertama
307 First-line managerial
52. Mengelola dan Menghitung Kecukupan Modal Risiko
Operasional 2
Managing and Calculating Operational Risk Capital Adequacy
53. Micro Finance Summit 2011
1 Micro Finance Summit 2011
54. Seminar Nasional Bancassurance
6 National Seminar Bancassurance
55. On the Job Training Calon Pegawai
144 On the Job Training for Future Employee
56. Pelatihan Sertifikasi Brevet Pajak
58 Tax Brevet Course Certification
57. Pelatihan Analisa Kredit Mikro dan Supervisi Kredit
121 Training on Analysis and Supervision of Micro Credit Loans
58. Pelatihan Aplikasi FinArch Functional
11 FinArch Application Training
59. Pelatihan Applied Leadership Program
51 Applied Leadership Program Training
60. Pelatihan Assets Liabilities Management ALMA
31 Assets Liabilities Management ALMA Training
61. Pelatihan Audit Internal
53 Audit Internal Training
62. Pelatihan Bancassurance
57 Bancassurance Training
63. Pelatihan Basic Instructional Design
18 Basic Instructional Design Training
64. Pelatihan Business Process Management
1 Business Process Management Training
65. Pelatihan Cash Management
1 Cash Management Training
66. Pelatihan CCNA Fast Track dan Ujian CCNA
2 CCNA Fast Track Training and CCNA Test
67. Pelatihan Certified Organization Development Analyst
2 Certified Organization Development Analyst Training
68. Pelatihan CISA Exam Preparation
1 CISA Exam Preparation Training
FUNCTIONAL REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
124
No. Nama Program Pelatihan
Jumlah Peserta Training Program
69. Cisco Certified Network Associate CCNA –
Interconnecting Cisco Network Devices Training 2
Pelatihan Cisco Certified Network Associate CCNA – Interconnecting Cisco Network Devices
70. Pelatihan Competitor Intelligence
4 Competitor Intelligence Training
71. Pelatihan Configuring and Troubleshooting a Windows
Server 2008 Active Directory + Exam 3
Configuring and Troubleshooting a Windows Server 2008 Active Directory + Exam Training
72. Pelatihan Contract Drafting Negotiation Skill for Legal
Officer 4
Contract Drafting Negotiation Skill for Legal Officer Training
73. Pelatihan CTP-PLTE
2 CTP-PLTE Training
74. Pelatihan dan Sertifikasi Affiliate Wealth Management
WM 01 25
Affiliate Wealth Management WM 01 Training and Certification
75. Pelatihan dan Sertifikasi Assessment Center Assessor
1 Assessment Center Assessor Training and Certification
76. Pelatihan dan Sertifikasi Wealth Management Level 2 WM
02 31
Wealth Management Level 2 WM 02 Training and Certification
77. Pelatihan dan Sertifikasi Wealth Management WM 01 –
WM 07 8
Wealth Management WM 01 – WM 07 Training and Certification
78. Pelatihan e-Learning Learning Management System
4 e-Learning Learning Management SystemTraining
79. Pelatihan ERM ISO 31000 Sertifikasi ERMCP
3 ERM ISO 31000 Training ERMCP Certification
80. Pelatihan Financial Statement Analysis
3 Financial Statement Analysis Training
81. Pelatihan Guarantee: Understanding Benefit Risk
Product Guarantee, TypeMechanism Legal Issue 3
Guarantee: Understanding Benefit Risk Product Guarantee, TypeMechanism Legal Issue Training
82. Pelatihan Hak Tanggungan
7 Mortgage Training
83. Pelatihan Hukum Perkreditan
2 Credit Law Training
84. Pelatihan Hypnoselling
55 Hypnoselling Training
85. Pelatihan IBM eSeries iSeries Administration Control
3 IBM eSeries iSeries Administration Control Training
86. Pelatihan IT Infrastructure Library - ITIL
1 IT Infrastructure Library ITIL Training
87. Pelatihan ITIL Training with the Experts
3 ITIL Training with the Experts Training
88. Pelatihan Jaminan Perbankan Standby Letter of Credit,
Demand Guarantee, Bank Guarantee 5
Bank Guarantees Training Standby Letter of Credit, Demand Guarantee, Bank Guarantee
89. Pelatihan Kejahatan Perbankan: Modus, Pencegahan
Penanganannya Dikaitkan dengan Implementasi UU No. 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana
5 Training on Banking Crimes: Modus, Prevention
Handling in Relation with the Implementation of Law no. 3 Year 2011 on the Transfer of Funds
90. Pelatihan Keterampilan Menangani Berbagai Hal Khusus
dalam Proses Perdata di Luar Pengadilan Sesuai UU No. 301999 tentang Arbitrase Alternatif Penyelesaian
Sengketa 2
Training on Arbitration Advocacy Skills in Accordance to the Law No. 301999 on Arbitration and Alternative
Dispute Resolution 91.
Pelatihan Legal Contract Drafting 2
Legal Contract Drafting Training 92.
Pelatihan Legal Derivatives ISDA Master Agreement 3
Legal Derivatives ISDA Master Agreement Training 93.
Pelatihan Legal Risk Management Legal Audit for Good Corporate Govermance Fraud Prevention
2 Legal Risk Management Legal Audit for Good Corporate
Governance Fraud Prevention Training 94.
Pelatihan Managing and Running an Effective Helpdesk 2
Managing and Running an Effective Helpdesk Training 95.
Pelatihan Manajemen Risiko dan Bisnis Kredit Sindikasi 4
Training on Risk Management and Loan Syndication Business
96. Pelatihan Manajemen Risiko, Hukum, dan Fraud Agunan
Kredit 2
Training on Risk Management, Law, and Loan Collateral Fraud
97. Pelatihan Menangani Aspek Hukum Perseroan Terbatas
dan Membuat Dokumen-Dokumen Perseroan Terbatas 2
Training on Handling The Legal Aspect and Preparing Documents for Limited Company
98. Pelatihan Menangani Aspek Hukum Tenaga Kerja,
Penanganan Masalah Ketenagakerjaan, PNK, PHI, Kontrak Kerja
2 Training on the Legal Aspect of Employment, Employment
Problem, PNK, PHI Contract 99.
Pelatihan Mencegah dan Menangani Masalah Tanah dan Bangunan
2 Training
100. Pelatihan Metode dan Teknik Penyusunan SOP
3 Training on SOP Method and Preparation
101. Pelatihan Micropayment 2011: Global Indonesia Trend
3 Micropayment 2011: Global Indonesia Trend Training
SUMBER DAYA MANUSIA
Human Resources
125
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011 No.
Nama Program Pelatihan Jumlah Peserta
Training Program
102. Pelatihan Nasional tentang Pertanahan
2 National Land Training
103. Pelatihan New Product Development
3 New Product Development Training
104. Pelatihan Payments Cash Management
1 Payments Cash Management Training
105. Pelatihan Pelaporan SID Versi 6
42 Training on SID Reporting Version 6
106. Pelatihan Pembiayaan Sindikasi
20 Syndication Financing Training
107. Pelatihan Pemeriksaan Berbasis Risiko Risk Based
Examination 2
Risk Based Examination Training 108.
Pelatihan Pendidikan Profesi Lanjutan Wakil Agen Penjual Reksa dana
30 Advanced Course for Mutual Fund Agent
109. Pelatihan Penggunaan IS-WARE dalam Skim Subsidi Resi
Gudang S-SRG bank bjb 8
Training on IS-WARE Application in Warehouse Receipt
Subsidy Scheme of bank bjb
110. Pelatihan Perencanaan Strategik
2 Training on Strategic Planning
111. Pelatihan Perkasan
1 Cash Activities Training
112. Pelatihan Persiapan Lisensi AAJI
65 AAJI License Preparation Training
113. Pelatihan Personnel Administration Development Program
2 Personnel Administration Development Program Training
114. Pelatihan PHP wick Socket Connection to AS 400
2 PHP wick Socket Connection to AS 400 Training
115. Pelatihan Prodcut Knowledge bank bjb, Service Excellence,
Teller Program bagi Customer Service dan Teller 5
Training on bank bjb Product Knowledge, Service Excellence, Teller Program for Customer Service and
Teller 116.
Pelatihan Program Anti Pencucian Uang APU 66
Training on Anti Money Laundering Program 117.
Pelatihan Project Management 2
Project Management Training 118.
Pelatihan Project Management Certification for PMP 1
Training on Project Management Certification for PMP 119.
Pelatihan Project Management Essential 1
Essential Management Project Training 120.
Pelatihan Riset Pemasaran Terapan 2
Training on Applied Marketing 121.
Pelatihan Sales Force Management 2
Sales Force Management Training 122.
Pelatihan Seri Teknik Manajemen Risiko Simulasi Monte Carlo
2 Monte Carlo Simulation of Risk Management Training
123. Pelatihan Sharepoint 2010 for Business Intelligence
2 Sharepoint 2010 for Business Intelligence Training
124. Pelatihan Ship Finance
2 Ship Finance Training
125. Pelatihan SOP Lifecycle
5 SOP Lifecycle Training
126. Pelatihan Strategic Asset Liability Management ALM
1 Strategic Asset Liability Management ALM Training
127. Pelatihan Talent Management System
62 Talent Management System Training
128. Pelatihan Tekno Ekonomi Budidaya dan Pengolahan
Kelapa Sawit 2
Training on Techno Economics of Oil Palm Cultivation and Processing
129. Pelatihan Treasury Audit Framework
1 Treasury Audit Framework Training
130. Pelatihan untuk Para Pejabat Bank “Fraud di Bidang
Perbankan” 2
Training for Bank Executives on Banking Fraud 131.
Pendidikan dan Pelatihan Analisis Laporan Keuangan 1
Training Course on Financial Report Analysis 132.
Pendidikan dan Pelatihan bagi Para Calon Pegawai bank bjb
24 Training Course for bank bjb New Recruits
133. Pendidikan dan Pelatihan Loan Monitoring Problem
Detection bagi Supervisi Kredit 136
Training Course on Loan Monitoring Problem Detection for Loan Supervisor
134. Pendidikan dan Pemahaman Praktek Asuransi
19 Training on Insurance Practices
135. Pendidikan Manajemen Umum Dana Pensiun
2 Pension Fund Management Course
136. Program Certified Investor Relations
2 Certified Investor Relations Program
137. Program Pemeliharaan Sertifikasi Manajemen Risiko
“Advance Credit Analysis Workshop” 1
“Advance Credit Analysis Workshop” Risk Management Certification Program
138. Program Tutorial Certificate in Sales Operation
4 Program Tutorial Sertifikat untuk Sales Operation
139. Project Financing
100 Project Financing
FUNCTIONAL REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
126
No. Nama Program Pelatihan
Jumlah Peserta Training Program
140. Public Training “Dasar-dasar Negosiasi Penagihan Kredit
Macet” 1
Public Training on “Basic Negotiation Non-Performing Loan Collection”
141. Workshop Evaluasi Kartu Pegawai Elektronik KPE
2 Workshop on the Evaluation of Employee Electronic Card
KPE 142.
Right Attitude and Positive Thinking 142
Right Attitude and Positive Thinking 143.
SafeNet Lune SA and Luna EFT Training 2
SafeNet Lune SA and Luna EFT Training 144.
Seminar “Amankah Uang Simpanan Nasabah pada Bank Pasca Kasus Malinda Dee Pemkab Batubara?”
1 Seminar “How Safe is Customers Saving After the Case of
Malinda Dee and Provincial Government of Batubara” 145.
Seminar Accelerated Culture Transformation 4
Seminar on Accelerated Culture Transformation 146.
Seminar Akutansi PSAK 24 Revisi 2011 3
Accounting Seminar on PSAK 24 Revisi 2011 147.
Seminar Asia Growth Innovation in The New Financial Order
5 Seminar on Asia Growth Innovation in The New
Financial Order 148.
Seminar Banking Solution Day 1
Seminar Banking Solution Day 149.
Seminar dan Musyawarah Kerja Nasional XI ASBANDA 1
The 11th Seminar and Work Meeting of ASBANDA 150.
Seminar Developing an Effective Risk Based Bank Rating RBBR for Commercial Bank
1 Seminar of Developing an Effective Risk Based Bank Rating
RBBR for Commercial Bank 151.
Seminar Gambaran Ekonomi Tahun 2012 Mitigasi Dampak Krisis Global
1 Seminar on Economy Outlook in 2012 Mitigation of
Global Crisis Impact 152.
Seminar Good Governance 3
Seminar on Good Governance 153.
Seminar HR Expo 2011 3
Seminar on HR Expo 2011 154.
Seminar Nasional “Banking Leadership Banking Fraud in Asia”
2 National Seminar on “Banking Leadership Banking Fraud
in Asia” 155.
Seminar Nasional Jamsostek 2
National Seminar on Jamsostek 156.
Seminar Nasional ke-3 AAI “Kompetensi dan Kemandirian Auditor Internal di Masa Mendatang”
2 3rd AAI National Seminar on “Competence and
Independence of Internal Auditor in the Future” 157.
Seminar Nasional Pencucian Uang 1
National Seminar on Money Laundry 158.
Seminar Nasional Penegakan Hukum dan Upaya Pencegahan terhadap Kejahatan Perbankan
2 National Seminar on Law Enforcement and Prevention of
Banking Crimes 159.
Seminar Peluang dan Tantangan Refinancing dalam Industri Multifinance
2 Seminar on Opportunities and Challenges in Refinancing in
the Multifinance Industry 160.
Seminar Recruitment Selection Strategies 2
Seminar on Recruitment Selection Strategies 161.
Seminar Risk Management Summit 3
Seminar Risk Management Summit 162.
Seminar Selling with Character 3
Seminar Selling with Character 163.
Seminar Tantangan Pasar Modal Indonesia dalam Menghadapi Integrasi Pasal Modal ASEAN melalui
Keterbukaan Informasi dan Penerapan IFRS 2
Seminar on the Challenges for Indonesian Stock Market in Facing the Integration of ASEAN Stock Market Through
Information Disclosure and IFRS Implementation 164.
Sertifikasi Certified Information System Auditor CISA 1
Certified Information System Auditor CISA Certification 165.
Sertifikasi Manajemen Risiko Level 1 6
Level 1 Risk Management Certification 166.
Sertifikasi Manajemen Risiko Level 2 6
Level 2 Risk Management Certification 167.
Sertifikasi Manajemen Risiko Level 3 3
Level 3 Risk Management Certification 168.
Service Mindset, Interpersonal Communication Assertiveness
139 Service Mindset, Interpersonal Communication
Assertiveness 169.
SESPIBANK 2
SESPIBANK School of Banking Leadership 170.
Structure Trade Finance STF Set Up Scheme Financing by Using Exim Financing, Guarantee Insurance Product
4 Structure Trade Finance STF Set Up Scheme Financing by
Using Exim Financing, Guarantee Insurance Product 171.
Syndication Loan 100
Syndication Loan 172.
Technical Induction Produk Jasa, Perkreditan dan Akuntansi Bank Tingkat Dasar
142 Technical Induction Product Service, Loan and Basic
Bank Accounting 173.
The Essentials of Residential Mortgage Banking Best Practices Legal Land for KPR
2 The Essentials of Residential Mortgage Banking Best
Practices Legal Land for KPR 174.
Training Balance Score Card BSC SysAdmin 9
Training Balance Score Card BSC SysAdmin 175.
Training Certified Data Center Professional 2
Training Certified Data Center Professional
SUMBER DAYA MANUSIA
Human Resources
127
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011 No.
Nama Program Pelatihan Jumlah Peserta
Training Program
176. Training Change Agent
75 Training Change Agent
177. Training Failure Analysis
2 Training Failure Analysis
178. Training Hak-hak Atas Tanah dan Penyelesaian Sengketa
4 Training on Land Rights and Dispute Settlement
179. Training Investasi Pasar Modal
1 Training for Capital Market Investment
180. Training Kiriman Uang BNI Wesel PIN bank bjb
41 Training on BNI Wesel PIN at bank bjb
181. Training Need Analysis Training Impact Evaluation
2 Training Need Analysis Training Impact Evaluation
182. Training for Trainer Program Pengendalian Gratifikasi
40 Training for Trainer Program for Gratification Control
183. Training Operational Risk Management
4 Training Operational Risk Management
184. Training Stress Testing on Banking Risk Exposure
4 Training Stress Testing on Banking Risk Exposure
185. Training Treasury Interactive Pricing
20 Training Treasury Interactive Pricing
186. Treasury Management
1 Treasury Management
187. Two Days Discussion Workshop: “Kupas Tuntas
Perhitungan Collective and Individual Impairment – Data Historis and Unwinding Interest Implementation”
2 Two Days Discussion Workshop: “Discussing the
Collective Calculation and Individual Impairment – Historical Data and Unwinding Interest Implementation”
188. Ujian Kompetensi Dealer
3 Dealers’ Competence Test
189. Ujian Sertifikasi Certificate in Sales Operation
4 Sales Operation Certification Test
190. Ujian Standar Profesi Dana Pensiun
2 Pension Fund Professional Standard Test
191. Valuation Appraisal
100 Valuation Appraisal
192. Wakil Agen Penjual Reksa dana
78 Mutual Funds Sales Agent
193. Wealth Planner Workshop
2 Wealth Planner Workshop
194. Workshop “bank bjb Brings the World to Your Hand”
96 Workshop “bank bjb Brings the World to Your Hand”
195. Workshop Advance Report Writing
2 Workshop Advance Report Writing
196. Workshop Analisa Komprehensif Pemilihan Metode
Perhitungan CKPN Kolektif Serta Perhitungan Unwinding Interset Sesuai PSAK 50-55 Revisi 2006
2 Workshop on Comprehensive Analysis of Calculation
Method for Collective CKPN and Unwinding Interest Calculation according to PSAK 50-55 Revision 2006
197. Workshop Analisa Portofolio Kredit melalui Linkage
Program 3
Workshop on Loan Portfolio Analys through Linkage Program
198. Workshop Anti Pencucian Uang Pencegahan Pendanaan
Terorisme APU PPT 1
Workshop on Anti Money Loundering Terorism Financing Prevention APU PPT
199. Workshop Assessor Uji Kompetensi Bidang Manajemen
Risiko 3
Workshop on Assessor Risk Management Competency Test
200. Workshop Auditing for Internal Fraud
4 Workshop Auditing for Internal Fraud
201. Workshop Best Practice Pengelolaan Data Kerugian Bank
2 Workshop on Best Management of Data Bank Losses
202. Workshop Change Process Strategy bank bjb
73 Workshop Change Process Strategy bank bjb
203. Workshop dan Dialog Nasional Ketenagakerjaan
2 Workshop on National Dialogue and Employment
204. Workshop Framework Enhance Liquidity Standard
Refreshment BSMR 3
Workshop Framework Enhance Liquidity Standard Refreshment BSMR
205. Workshop Fraud Investigatve Auditing: Prevention,
Detection, and Investigation 2
Workshop Fraud Investigatve Auditing: Prevention, Detection, and Investigation
206. Workshop Fungsi Kepatuhan dalam MendeteksiMencegah
Menangani Tindak Kejahatan Bidang Perbankan 4
Workshop on Compliance Function in Detecting Preventing Tackling Crime in Banking
207. Workshop How to Handle Media
2 Workshop on How to Handle Media
208. Workshop How to Handle Press Well
2 Workshop on How to Handle Press Well
209. Workshop Human Resources Development Center
1 Workshop on Human Resources Development Center
210. Workshop Impairment Kredit Ritel Kolektif
6 Workshop on Impairment Credit Ritel Collective
211. Workshop Implementasi Tingkat Kesehatan Bank
2 Workshop on Implementation of the Bank
212. Workshop IT Audit: Risk Mapping Audit Planning 2012
2 Workshop IT Audit: Risk Mapping Audit Planning 2012
213. Workshop Kiat Sukses Penanganan Kredit Sindikasi
2 Workshop on of Handling Loan Syndication
214. Workshop Managing Corporate Communication
1 Workshop on Managing Corporate Communication
FUNCTIONAL REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
128
No. Nama Program Pelatihan
Jumlah Peserta Training Program
215. Workshop Media Relations
1 Workshop on Media Relations
216. Workshop Nasional 2 Hari Indonesia Crisis Center
5 Workshop on Nasional 2 Indonesia Day Crisis Center
217. Workshop Nasional Akuntansi
2 Workshop on National Accounting
218. Workshop Nasional Legal Audit Legal Opinion
1 Workshop Nasional Legal Audit Legal Opinion
219. Workshop Nasional Penegakan Hukum Tindak Kejahatan
Dunia Maya dan Kejahatan Transaksi Elektronik Berdasarkan UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE
6 Workshop on National for Law Enforcement Cyber Crimes
and Crimes Under the Electronic Transactions Law. 11 Year 2008 on ITE
220. Workshop Office Management Filling System
Management 2
Workshop Office Management Filling System Management
221. Workshop on Auditing Treasury in Financial Institution
4 Workshop on Auditing Treasury in Financial Institution
222. Workshop Pedoman dan Kebijakan Manajemen Risiko
30 Workshop on Manual and Risk Management Policy
223. Workshop Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum
2 Workshop on the Implementation of Compliance Function
in Commercial Banking 224.
Workshop Pelaksanaan Kepatuhan Bank Umum PBI No. 132PBI2011
2 Workshop on the Implementation of Compliance in
Commercial Banking PBI No. 132PBI2011 225.
Workshop Pembiayaan kepada Usaha Tani Semusim 1
Workshop on Seasonal Farming Financing 226.
Workshop Penerapan Standar Akuntansi PSAK Baru Sesuai IFRS
2 Workshop on the Implementation of New Standard of
Accounting Based on IFRS 227.
Workshop Penyempurnaan Penyusunan Laporan Bulanan Bank Umum LBU dan Laporan Keuangan Publikasi LKP
Bank Berdasarkan Basel 2
Workshop on Improvement of Monthly Report Writing for Commercial Banking LBU and Financial Statement
Publication LKP Based on Basel 228.
Workshop Perbankan Syariah vs Perbankan Konvensional 1
Workshop on Sharia Banking vs Conventional Banking 229.
Workshop Perencanaan Pengembangan Program Divisi Jaringan Pengembangan Layanan bank bjb
15 Workshop on Program Development Planning for the
Division of Network and Service Development of bank bjb 230.
Workshop Practicing 4 Level Training Evaluation 1
Workshop on Practicing 4 Level Training Evaluation 231.
Workshop Prosedur dan Teknik Penyelesaian Sengketa Pajak
4 Workshop on Tax Dispute Settlement Procedures and
Technique 232.
Workshop PSAK 50 55 3
Workshop PSAK 50 55 233.
Workshop PSAK 50-55 IFRS for Auditors 2
Workshop PSAK 50-55 IFRS for Auditors 234.
Workshop PSAK Baru dari KAP Purwantono, Suherman Surja Ernst Young
23 Workshop on New PSAK from KAP Purwantono,
Suherman Surja Ernst Young 235.
Workshop Restrukturisasi Non Performing Loan NPL 2
Workshop on Non Performing Loan NPL Restructuring 236.
Workshop Secure e-Banking: Audit Engagement 2
Workshop Secure e-Banking: Audit Engagement 237.
Workshop Series Everyday Negotiations 2
Workshop Series Everyday Negotiations 238.
Workshop Sistem Informasi Manajemen Arsip Dokumen Perusahaan
2 Workshop on Information System for Corporate Archive
Document Management 239.
Workshop Software Testing Foundation Based in ISTQB International Software Testing Qualifiation Board
2 Workshop Software Testing Foundation Based in ISTQB
International Software Testing Qualifiation Board 240.
Workshop Strategic Solution Center 2
Workshop Strategic Solution Center 241.
Workshop Training Management 1
Workshop Training Management 242.
Workshop Uji Coba dan Kaji Ulang Implementasi Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Risiko Risk Based
Bank Rating 6
Workshop on Testing and Assessment Review Implementation of the Bank Based on Risk Risk-Based
Bank Rating
Jumlah 5.014
Total
Anggaran Pelatihan 2011
Sesuai dengan Rencana Bisnis Bank, anggaran untuk program pendidikan dan pelatihan bagi karyawan di tahun
2011 adalah sebesar Rp 53,5 miliar dimana jumlah ini telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yakni sebesar 5
dari biaya sumber daya manusia.
2011 Training’s Budget
In accordance with the Business Plan, the budget for education programs and training for employees in the
year 2011 amounted to Rp 53.5 billion, which amount is compliant with Bank Indonesia regulation, amounting to
5 of the cost of resources humans.
SUMBER DAYA MANUSIA
Human Resources
129
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
Rencana Pendidikan dan Pelatihan di Tahun 2012
Visi bank bjb merupakan arah dan tujuan bersama dalam
menjalankan misi menentukan strategi serta kebijakan operasional Bank. Dalam Rangka pencapaian Visi dan Misi
tersebut, bank bjb perlu menentukan strategi dan action
plan untuk mengantisipasi perkembangan ekonomi secara makro yang akan mempengaruhi perkembangan kegiatan
bank dan strategi untuk menghadapi persaingan yang akan dihadapi. Salah satu langkah yang menjadi prioritas bank
bjb dalam mendukung visi dan misi yang ditetapkan adalah
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Untuk menjalankan visi dan tercapainya misi yang telah ditetapkan maka
diperlukan Sumber Daya Manusia yang dapat mendukung hal tersebut, yaitu melalui program pengembangan pegawai
yang terintegrasi melalui Program Pendidikan dan Pelatihan maupun melalui program pengembangan on site bagi
seluruh pegawai sebagai aset perusahaan dengan tujuan terbentuknya Sumber Daya Manusia yang handal sebagai
motor dan penggerak bisnis bank bjb.
Pelaksanaan program pengembangan pegawai yang terintegrasi melalui Program Pendidikan dan Pelatihan telah
terencana dalam Rencana Bisnis bank bjb 2012 dengan
Kebijakan antara lain melakukan pendidikan dan pelatihan secara profesional, terprogram dan berkesinambungan
dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi sesuai
dengan arsitektur Pendidikan dan Pelatihan bank bjb. Divisi Pendidikan dan Pelatihan bank bjb mengajukan
usulan pemenuhan ketersediaan Infrastruktur, menyusun dan merancang penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan
pelatihan baik bagi para karyawan maupun manajemen. Adapun rencana pendidikan dan pelatihan pada tahun
2012 yang akan diikuti oleh karyawan bank bjb adalah
sebagai berikut: 1. Program pelatihan dasar perbankan
2. Program peningkatan kompetensi keahlian 3. Program pelatihan managerial
4. Program pelatihan penunjang keahlian 5. Program pelatihan perbankan syariah
6. Seminar dan Workshop kompetensi 7. Program beasiswa pendidikan
8. Program kegiatan ceramahpenyegaran rohani
9. Program E-Learning bank bjb
Planning Education and Training in the Year 2012
Bank bjb vision is a shared purpose and direction in
carrying out the mission of determining the Bank’s strategy and operational policy. In the framework of achieving
the vision and mission, bank bjb should determine the
strategy and action plan to anticipate the macro-economic developments that will influence the development of bank
activities and strategies to face the competition that will
be faced. One step is a priority bank bjb in favor of the
vision and mission set is Human Resource Development. To achieve the vision and mission that has established,
bank bjb needs human resources to support the program
through the Education and Training Program as well as on-site development program for all employees as the
company’s assets with the aim of Human Resources reliable
to drive business bank bjb.
Implementation of the integrated staff development program through the Education and Training Program
has been plan in the Business Plan Policy 2012 by among others professional program and continuous education
and training, by considering the effectiveness and efficiency
according to the bank bjb architecture of Education and
Training. Proposing. Education and training division of bank
bjb proposing the fulfillment of infrastructure, developing
and designing the implementation of educational and traning activities for employees and management.
The education and training plan in 2012 which will be
followed by bank bjb’s employees are as follows:
1. Basic training program of banking 2. Competency improvement program
3. Managerial program 4. Supporting training program
5. Sharia banking training program 6. Competency workshop and seminar
7. Scholarship program 8. Religious program
9. E-learning program
FUNCTIONAL REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
130
Agar tercapainya misi bank bjb maka program
pengembangan pegawai melalui Program Pendidikan dan Pelatihan bagi seluruh pegawai di anggarkan untuk tahun
2012 sebesar:
No. Deskripsi
Anggaran Tahun 2012 2012 budgeting
Description
1 Anggaran pendidikan dan pelatihan
Rp 54 miliar Educational and training budgeting
2 Program E - Learning
Rp 1 miliar e-Learning Program
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa anggaran
pendidikan dan pelatihan bank bjb tahun 2012 Rp 55
miliar.
Penghasilan Berdasarkan Jabatan
Program kesejahteraan bagi karyawan terus kami tingkatkan seiring dengan pertumbuhan yang dicapai
oleh Bank. Penetapannya kami lakukan berdasarkan analisa terhadap industri dan disesuaikan dengan tingkat
kemampuan Perusahaan. Di bawah ini, kisaran penghasilan mulai dari posisi
Komisaris Utama hingga tenaga outsourcing yang berkarya
di bank bjb:
In order to achieve the mission of the program employee development through education and training program for
all employees in the Budget for 2012 amounting to:
Based on data above it can be seen that the budget for
education and training bank bjb in 2012 amount Rp 55
billion.
Position-based Income
Our employee welfare programs are continuously improved in line with the bank’s business growth, and will
be based on our analytical approach against the banking industry and adjusted to the bank’s financial capability.
Presented below is the range of income starting from President Commissioner to outsourced personnel:
SUMBER DAYA MANUSIA
Human Resources
131
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
Tingkat Penghasilan Tahun 2011
Income Levels in 2011
No. Jabatan
Penghasilan Rupiah Income
Position Terendah
Lower Tertinggi
Highest I. Pengurus dan Pegawai
I. Officers and Employees
1. Dewan Komisaris
30.000.000 40.000.000
Board of Commissioners 2.
Direksi 75.000.000
100.000.000 Board of Directors
3. Pemimpin Divisi
23.000.000 33.000.000
Head of Division 4.
Pemimpin Cabang UtamaKhusus Setara Main Branch Manager Special Branch Manager
5. Pemimpin Cabang Kelas 1 Setara
12.000.000 23.000.000
Class 1 Branch Manager 6.
Pemimpin Cabang Kelas 2 Setara Class 2 Branch Manager
7. Pemimpin Cabang Kelas 3 Setara
Class 3 Branch Manager 8.
Pemimpin Grup Setara 8.000.000
17.000.000 Group Head
9. Manajer Setara
Manager 10.
Analis Setara 2.000.000
9.000.000 Analyst
11. Staf
Staff 12.
Pegawai Teknis Technical Employees
II. Pegawai Kontrak dan Outsourcing II. Contract Employees and Outsourcing
1. Kontrak Tenaga Ahli Pemimpin Divisi
36.000.000 50.000.000
Contract Expert Division Leader 2.
Kontrak Tenaga Ahli Advisor Contract Expert Advisor
3. PKWT
1.500.000 3.000.000
PKWT 4.
Tenaga Outsourcing Manpower Outsourcing
Strategi Ketentuan
Remunerasi Pegawai
Strategi Ketentuan Remunerasi Karyawan:
Strategi ketentuan Remunerasi Karyawan bank bjb
kedepannya akan diawali dari penyempurnaan sistem kepangkatan grading. Perbaikan sistem kepangkatan
grading dirasakan perlu dibenahi untuk mengakomodir penerimaan karyawan baru dan pengangkatan karyawan
outsourcing dengan masa pensiun 36 tahun. Sistem Kepangkatan yang berlaku saat ini belum mengakomodir
adanya penerimaan karyawan dan pengangkatan tenaga outsourcing dengan masa pensiun 36 tahun.
Dengan diberlakukannya sistem grading yang baru, nantinya akan berpengaruh kepada skala imbalan gaji,
tunjangan jabatan dan tunjangan kesejahteraan bagi seluruh karyawan. Sistem Kepangkatan yang baru tidak
lebih tidak bukan hanya untuk kesejahteraan karyawan
bank bjb kedepannya.
Terms of Employee Remuneration Strategy
Terms of Employee Remuneration Strategy:
Going forward, the bank’s Employee Remuneration will be preceded by grading system improvement, as the latter also
needs some improvements to be able to accommodate new employee recruitments and hiring outsourced employees
with 36-year pension period. Our current system is just not adequate to accommodate such needs.
The application of the new grading system will improve the process of determining the scales of employee
remuneration, allowance and welfares. The new grading system is not designed for any purpose other than to
improve the banks employee welfares.
FUNCTIONAL REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
132
Peran Jabatan Pemimpin Divisi SDM:
• MemimpinfungsiSDMdilingkupbankbjb. • Memberikan panduan dan pengalamannya sebagai
anggota tim manajemen senior untuk mewujudkan rencana kinerja bisnis dan rencana pertumbuhan Bank
ini. • MendorongkinerjabisnisBankinimelaluipenyediaan
insentif remunerasi, keterlibatan individu, dan hal-hal lain yang dapat mempertahankan sumber daya terbaik
yang dimiliki organisasi ini retensi, dan memastikan pemanfaatan sumber daya manusia tersebut dengan
cara yang paling efektif sesuai dengan strategi dan nilai
yang dianut bank bjb ini.
• Mengembangkan strategi, kebijakan, program dan praktek pengelolaan sumber daya manusia human
capital yang berlaku di seluruh lini organisasi. • Mendampingi dan memberikan konsultasi kepada
pihak manajemen senior mengenai masalah-masalah kepegawaian human capital.
Kewenangan Pemimpin Divisi SDM:
• Menandatangani Memo, Surat dan Dokumen lainnya yang berkaitan dengan tugas Divisi SDM sesuai batas
kewenangan yang diberikan oleh Direksi. • Mewakili Direksi dalam hubungan dengan pihak
ekstern Instansi PemerintahLembaga lainnya dalam upaya pencapaian misi Divisi SDM secara optimal.
• Melaksanakan penerimaan pegawai sesuai batas kewenangan yang diberikan oleh Direksi.
• Melaksanakan mutasi, rotasi dan demosi pegawai sesuai batas kewenangan yang diberikan oleh Direksi.
• Menyelenggarakan assessment center untuk tenaga Pimpinan sesuai dengan batas kewenangan yang
diberikan oleh Direksi. • Menyelenggarakankonselingkepadapegawaitertentu
sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan oleh Direksi.
• Memberikan pembinaan kepada Cabang-cabang dalam bidang SDM.
• Menetapkanpembagiantugassertapenegakandisiplin kepada pejabat pegawai yang menjadi tanggungjawab
penyeliaannya. • Memberikan Penilaian Kinerja terhadap Pejabat dan
Pegawai bawahannya.
Role of Head of Human Resources Division:
• ToleadHRfunctionwithinbankbjb. • Provideguidanceandsharehisexperienceasahigher
management member to realize the bank’s business performance and the bank’s growth plan
• Encourage the Bank’s business performance through attractive remuneration incentives, individual employee
involvements, and other issues that can help the bank retain its best human resources retention, and ensure
that human resources are effectively hired in line with the banks strategies and values.
• Develophumanresourcesstrategies,policies,programs and practices and management that are applicable
across organizational lines. • Assistandadviseuppermanagementonhumancapital
issues.
Authority of
Head of
Human Resources Division:
• Signingamemo,letterandotherdocumentsthatare responsibilities of Human Resources Division within
certain limits predetermined by the Board of Directors. • ActingonbehalfofBODindealingwithexternalparties
government agenciesother institutions in order to optimally achieve the HR Division mission
• Recruiting and hiring employees within the limits of authority predetermined by BOD.
• Re-assigning,Rotatinganddemotingemployeeswithin the limits of authority predetermined by the Board of
Directors. • Organizingassessmentcenterdesignatedforleadership
succession within the limits of authority predetermined by the Board of Directors.
• Providing counseling services to certain employees within the limits of authority predetermined y the Board
of Directors. • Providing fostering in the areas of HR to branch
offices. • Determining duties and responsibilities of employees
officials that function under his supervision. • Assessingtheperformanceshissubordinates.
SUMBER DAYA MANUSIA
Human Resources
133
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
• Menyampaikan rekomendasi untuk pengembangan Pejabat dan Pegawai bawahannya.
• Melakukan PersetujuanKeputusan lainnya sesuai dengan BPP Kewenangan danatau Keputusan
Kebijakan Direksi.
Tugas Pemimpin Grup Perencanaan SDM:
• Mengorganisasikan perencanaan Sumber Daya Manusia.
• Memantau penyebarluasan informasi seleksi dan rekrutmen calon pegawai baru.
• MemonitorprosesrekrutmendanseleksiSDM. • Mengorganisasikan penerimaan calon pegawai dan
penempatannya. • Menyusun mengelola BPP serta kebijakan bidang
Perencanaan Pengembangan SDM. • Memanfaatkan anggaran yang ada se eisien dan
seefektif mungkin dan memastikan agar program dan sistem berjalan secara cost effective.
• MenetapkanRencanaBisnisuntukGrupnya.
Tugas Pemimpin Grup Assessment Center SDM:
• Mengorganisasikan pengelolaan
program pengembangan SDM.
• Menyusun mengelola BPP serta kebijakan bidang Assessment Center SDM.
• Memanfaatkan anggaran yang ada seeisien dan seefektif mungkin dan memastikan agar program dan
sistem berjalan secara cost effective. • MenetapkanRencanaBisnisuntukGrupnya.
Tugas Pemimpin Grup Administrasi SDM
• Mengusulkan perubahan ketentuan kompensasi pegawai kepada Pemimpin Divisi SDM untuk diajukan
secara berjenjang kepada Direksi. • Menindaklanjuti keputusan perubahan ketentuan
kompensasi, dari Direksi dengan pembuatan SK. • Memeriksapengajuanperhitunganpenggajianbulanan,
rapel serta koreksi gaji, uang makan dan tunjangan lain untuk pihak-pihak sesuai peraturan yang berlaku.
• Providingrecommendationsimprovementstohis subordinates
• EnteringintoAgreementMakingDecisioninaccordance with BPP Authority andor BOD’s DecisionPolicy.
Tasks of Head of HR Planning Group
• OrganizingHumanResourcesplanning. • Monitoringthedisseminationofinformationregarding
new employee selection and recruitment. • MonitoringHRrecruitmentandselectionprocess.
• Organizing a plan to recruit employees and their assignments.
• DevelopingmanagingtheCPPandHumanResources Planning Development.
• Allocating the existing budget as eficiently and effectively as possible and ensuring that all HR programs
are run cost effectively. • EstablishingitsinternalBusinessPlan
Tasks of Head of HR Assessment Group:
• Organizinghumanresourcesdevelopmentprograms. • Developing managing the CPP and HR Assessment
Center related to its policies. • Allocatingeficientandeffectivebudgetsandensuring
that all HR programs are run cost effectively. • EstablishitsinternalBusinessPlanfortheGroup.
Duties of HR Administration Group Head:
• Toproposeadjustmentstoemployeecompensationto HR Division Head for further submission to BOD
• To follow up BOD’s decision regarding the adjusted terms of compensation through the issuance of a
Decree. • Toreviewmonthlyemployeepayrolls,rappelandsalary
adjustments, meal allowance and other benefits in accordance with prevailing rules and regulations.
FUNCTIONAL REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
134
• Memantauprosesdaneksekusipembayarangajipihak- pihak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
• Memeriksa perhitungan iuran Jamsostek, JHT, iuran pensiun untuk pihak-pihak sesuai dengan peraturan
yang berlaku. • Memonitor pembayaran iuran Jamsostek, JHT, iuran
pensiun untuk pihak-pihak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
• Memeriksa dan memastikan data-data pegawai yang diajukan untuk mendapat penghargaan masa kerja.
• Memeriksaperhitunganhakdankewajibankaryawan pensiun, undur diri atau diberhentikan secara tidak
hormat dan memintakan persetujuan kepada Pemimpin Divisi SDM diteruskan secara berjenjang ke Direksi.
• Memantau pembayaran penghargaan masa kerja karyawan, pembayaran hak serta kewajiban karyawan
yang memasuki masa pensiun. • MemeriksadanmenyetujuiSuratpenugasanpegawai,
sesuai dengan batas kewenangan. • MereviewTORyangakandigunakanGrupPengadaan.
• Mereview dan memeriksa Peraturan Perusahaan yang diperbarui, kemudian mengajukanya kepada Pemimpin
Divisi SDM, diteruskan secara berjenjang ke Direksi untuk dimintakan persetujuannya.
• Memantau pelaporan ketenagakerjaan kepada Dinas Tenaga Kerja.
Reward Punishment Pengungkapan
Reward Punishment Beserta Ketentuannya
Reward diberikan sebagai bentuk penghargaan perusahaan kepada pegawai atas dedikasi yang diberikan kepada
perusahaan dan dalam rangka memotivasi pegawai agar berkinerja lebih baik lagi ke depannya. Reward yang
diberikan perusahaan antara lain: 1. Penghargaan Masa Kerja diberikan kepada pegawai
berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 433 SKDIR-SDM2006 tanggal 25 Agustus 2006 tentang
Penghargaan Masa Kerja, dengan ketentuan sebagai berikut:
• To monitor employee salary payments in accordance with prevailing rules and regulations.
• To calculate the amount that should be deducted from employees’ salaries as dues for social security
coverage and pensions, and JHT old age insurance, in accordance with prevailing rules and regulations.
• Tomonitoremployees’socialsecurity,JHT,andpension monthly dues in accordance with prevailing rules and
regulations. • Toreviewandensuretheaccuracyofdataofemployees
entitled for of Years of Serving Rewards. • To review the calculation of rights and obligations
of retiring, resigning and dishonorably discharged employees and ask for BOD’s approvals through HR
Division Head. • Tomonitorpaymentsforyearsofservicerewards,and
pension payments for retired employees. • Toreviewandapprovelettersofassignmentsofcertain
employees, within hisher limits of authority. • To review Terms of References to be applied by the
Procurement Division. • ToreviewupdatesinCorporateRegulations,andsubmit
them to BOD for approvals through HR Division Head.
• TomonitoremploymentreportingtotheDepartment of Labor.
Reward Punishment Disclosure of Reward Punishment
Provisions
Reward is given by the Company to show its appreciation to employees for their dedication to the company and to
motivate employees to perform better in the future. The company has determined the following rewards:
1. Years of Service Award is given to an employee pursuant to Directors Decree No. 433SKDIR-SDM2006 dated
August 25, 2006 regarding the years of services Awards, with the following terms:
SUMBER DAYA MANUSIA
Human Resources
135
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
a. Pegawai yang memiliki masa kerja 15 tahun diberikan penghargaan 4 empat kali take home
pay. b. Pegawai yang memiliki masa kerja 25 tahun
diberikan penghargaan 6 empat kali take home pay.
c. Pegawai yang memiliki masa kerja 30 tahun diberikan penghargaan 8 empat kali take home
pay. 2. Jasa Produksi diberikan atas kinerja pegawai selama 1
satu tahun penuh. 3. Indeks Prestasi Pegawai yang diberikan 3 tiga kali
dalam setahun berdasarkan laba yang diperoleh perusahaan pada triwulan tertentu.
Punishment diberikan kepada para pegawai yang telah melakukan fraud kelalaian dan penyimpangan yang
secara umum mengandung unsur-unsur: 1. Dilakukan tidak dengan itikad tidak baik untuk
melanggar peraturan; 2. Tidak berusaha melakukan sesuatu tindakan yang
sepatutnya dilakukan atau tindakan yang seharusnya dapat dihindarkan.
3. Adanya kesadaran penuh atas perbuatan yang dilakukan.
4. Dengan niat dan maksud yang telah diperhitungkan terlebih dulu.
5. Disadari bahwa sebagai akibat dari perbuatannya itu menimbulkan risiko bagi bank
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Nomor 63SK-DIR1998 tanggal 09 Juli
1998 tentang Pedoman Sanksi Administrasi Dan Tuntutan Ganti Rugi, tingkat dan jenis sanksi adalah sebagai
berikut: 1. Tingkat Sanksi Administratif Ringan, jenisnya terdiri
dari: a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis c. Pernyataan tidak puas
2. Tingkat Sanksi Administratif Sedang, jenisnya terdiri dari:
a. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 satu tahun
a. Employees who have had 15 years of service are awarded with bonus in the amount of 4 four
times of his take home pay. b. Employees who have had 25 years of services are
rewarded a bonus allowance in the amount of 6 six times of their take home pays.
c. Employees who 30 years of services are rewarded bonus allowance in the amount of 8 eight times
of their take home pays. 2. Production services compensation is given to employees
after having served for 1 full year. 3. Employees are given Employee Achievement Index 3
three times per year based on profits earned by the Company in a particular quarter.
Punishment is given to employees who have committed fraud negligent and deviations, as they:
1. Conduct certain activities with bad intentions or violate a certain prevailing regulation;
2. Fail to perform an activity that should other wise be done or does one that should otherwise be avoided.
3. The employee is fully aware of the act committed. 4. Conduct an activity with a considered intention and
purpose. 5. The employee is aware that hisher conduct is likely to
harm the bank Based on the Decree of the Directors of Regional
Development Bank of West Java No. 63SK-DIR1998 dated July 9, 1998 regarding Guidelines for Administrative
Penalties and Compensation claim, sanctions classified as follows:
1. Light Administrative Sanctions comprising: a. Oral reprimand
b. Written warning c. Statement of dissatisfaction
2. Medium administrative sanctions, comprising: a. Delays of Periodic salary increases for maximum 1
one year
FUNCTIONAL REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
136
b. Penurunan gaji sebesar 1 satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 satu tahun
c. Penundaaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 satu tahun
3. Tingkat Sanksi Administratif Berat, jenisnya terdiri dari: a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat
lebih rendah untuk paling lama 1 satu tahun b. Penurunan Jabatan
c. Pembebasan dari jabatan d. Pemberhentian sementara
e. Pemberhentian dengan
hormat tidak
atas permintaan sendiri sebagai pegawai
f. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai pegawai
Penerapan Reward
Punishment Beserta Ketentuannya
Penerapan reward punishment yang berlaku saat ini di
bank bjb adalah terkait dengan penilaian kinerja pegawai
yang dilaksanakan oleh Perusahaan pada setiap awal tahun.
Ketentuan Penilaian Kinerja yang saat ini berlaku di bank
bjb adalah berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor
057SKDIR-SDM2003 tanggal 30 Januari 2003 tentang Pedoman Sistem Penilaian Kinerja dan Potensi Pegawai
dan SK Direksi nomor 265SKDIR-SDM2004 tanggal 30 Juni 2004 tentang Matriks Kewenangan Dalam Proses
Penilaian Kinerja dan Potensi Pegawai bank bjb. Sedangkan
Ketentuan mengenai kenaikan nominal imbalan kerja, pangkat, ataupun penyesuaian pangkat diatur dalam Surat
Keputusan Direksi nomor 1624SKDIR-SDM2010 tanggal 14 Desember 2010 tentang Kenaikan Nominal Imbalan
Kerja, Kenaikan Pangkat, dan Penyesuaian Pangkat Pegawai Level Pejabat Dengan Mempertimbangkan
Balanced Scorecard. Penilaian kinerja pegawai tersebut ditujukan untuk
mengukur produktivitas kerja dan potensi serta sarana motivasi bagi pegawai untuk mengembangkan
kemampuannya. b. Salary Reduction in by 1 time regular salary increase
for maximum 1 one year c. Delays for Promotion for maximum 1 year
3. Weight Administrative Penalty comprising: a. Position demotion to a level lower for maximum 1
one year b. Position demotion
c. Released from hisher responsibility d. Suspension
e. Dismissed with no respect at hisher own request as an official
f. Dismissed without respect as an employee
Application of Reward Punishment and Its Provisions
Bank bjb’s current applications of rewards and
punishments are associated with employee performance assessment conducted by the Company at the beginning
of each year. The Bank’s current Performance Assessment has been
referred to Directors Decree No. 057SKDIR-SDM2003 dated January 30, 2003 regarding Guidelines for
Performance Assessment System and Potential Employees and Directors Decree No. 265SKDIR-SDM2004 dated June
30, 2004 regarding the Authority Matrix in Performance Assessment Process and Potential Employees of Bank
Jabar. Meanwhile, Stipulations on nominal increase in employee salaries, ranking, or rank adjustments are
stipulated in Directors Decree No. 1624SKDIR-SDM2010 dated December 14, 2010 regarding Nominal increase
in Employee Salaries, Ranking, and Rank Adjustment at Officer Levels With considered Balanced Scorecard.
The employee performance appraisal is intended to measure employees’ productivity and serves as a motivation means
to improve the employees’ capabilities.
SUMBER DAYA MANUSIA
Human Resources
137
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
Hasil penilaian kinerja pegawai akan berpengaruh pada kenaikan imbalan kerja, kenaikan pangkat, dan penyesuaian
pangkat pada level pejabat dengan mempertimbangkan penilaian Balance Scorecard Unit Kerja.
Rencana Pengembangan SDM
Implementasi penyempurnaan pedoman SDM yang meliputi Rekrutmen, Pengangkatan Pegawai Tetap
Frontliner, Pengangkatan Tenaga PKWT menjadi Pegawai Tetap, Penempatan Mutasi, Penilaian Kinerja dan Potensi
Pegawai, Pengelolaan Jalur Karir Career Path, Sistem Kepangkatan Grading, Management Development
Program Program Jalur Karir untuk level Manajer dan Pemimpin Grup, Executive Development Program Program
Jalur Karir untuk level Pemimpin Cabang, Senior Executive Development Program Program Jalur Karir untuk level
Pemimpin Divisi dan tentang Kesejahteraan Pegawai.
Rekrutmen Pegawai
Melalui Mekanisme:
• MelaluiPenyediaJasaOutsourcing • Perekrutan Terbuka oleh Konsultan, dengan Status
PKWT. • PerekrutanTerbukaolehKonsultanmaupunolehpihak
bank bjb, dengan Status Calon Pegawai.
• Perekrutan Tenaga Berpengalaman, dengan Status Special Hire.
• Perekrutan Calon Tenaga Pimpinan melalui program ODP Officer Development Program
• PerekrutanTenagaKontrakAhli. Employee performance assessment results are used as
recommendations for salary increase, promotion, and ranking adjustments at official levels after reviews on Work
Unit Balance Scorecard
HR Development Plan
Guidelines for HRD Improvement and Implementation cover Appointment of Permanent frontline Employees,
Appointment of PKWT personnel as Permanent Employees, Re-locating and Mutation, Assignments Movement,
Employee Performance and Potential Assessment, Career Path Management, Grading, Management Development
Program, Executive Development Program, Senior Executive Development Program, and Employee Welfare System.
Employee Recruitment Through The Following Mechanisms:
• ThroughOutsourcingCompanies • Open Recruitment Process through Consultants, with
PKWT Status. • Open Recruitment Process through Consultant, with
Probationary Status. • Recruitment of Experienced Manpower with Special
Hire Status. • Recruitment of Prospective Leaders through Oficer
Development Program • RecruitmentofContractSkilledEmployees.
FUNCTIONAL REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
138
TEKNOLOGI INFORMASI
Information Technology
Di era globalisasi, kehandalan sistem teknologi informasi milik Bank merupakan salah satu kunci utama pendukung
proses transaksi dan pengelola informasi untuk memenangkan persaingan di dunia perbankan. bank
bjb telah dan terus mengupayakan langkah-langkah
pengembangan secara responsif dalam memberikan layanan secara prima kepada nasabah dengan tetap
memperhatikan aspek risiko operasional yang mungkin terjadi sebagai akibat dari ketidakmampuan sistem
teknologi informasi dalam mengimbangi perkembangan bisnis.
Sebagai mitra bisnis bagi seluruh unit kerja organisasi, kami terus mengembangkan teknologi informasi untuk
dapat memastikan memiliki solusi teknologi yang paling tepat untuk situasi saat ini dan kebutuhan bisnis di masa
In the era of globalization, winning the competition in
the banking industry requires bank bjb to see technology
system reliability as one of its key supports for transaction
process and information management. Bank bjb has
been and will continue to responsively take development measures to provide excellent service to customers without
overlooking operational risks potentially arising when systems fail to respond to business progresses.
As a business partner to every other member of the organization, we continue to develop our IT to ensure that
it is capable of providing the best technology solutions for our current and future business needs, through effective
We continuously strengthen our Information Technology infrastructure in order to establish an efficient banking operation, to give comfort
and facility to our customers, and to support the implementation of the improving sustainable governance.
KAMI TERUS MELAKUKAN PENGUATAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI
DEMI MENCIPTAKAN EFISIENSI OPERASIONAL, MEMBERI KENYAMANAN DAN KEMUDAHAN
BAGI NASABAH, SERTA MENDUKUNG PENYEMPURNAAN IMPLEMENTASI TATA
KELOLA YANG BERKELANJUTAN.
TINJAUAN FUNGSIONAL
139
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
mendatang, melalui perancangan teknologi informasi yang efektif dan efisien, pengembangan terus-menerus,
implementasi serta pemeliharaan dan dukungan yang berkelanjutan.
Penyempurnaan tata kelola usaha serta peningkatan
efisiensi operasional bank bjb tidak terlepas dari aspek
teknologi informasi. Hal ini diharapkan dapat menurunkan biaya transaksi dengan mengimplementasikan solusi
teknologi yang tepat guna. Unit kerja Teknologi Informasi
di bank bjb berusaha mengutamakan layanan operasional
yang berbiaya rendah namun tetap kompetitif, memenuhi kebutuhan pasar, bisnis, dan nasabah secara tepat.
Untuk menjawab ketersediaan teknologi informasi yang aman, cepat, handal dan selaras dengan kebutuhan bisnis,
bank bjb memperkuat infrastruktur teknologi informasi
baik perangkat infrastruktur, jaringan komunikasi, dan pengamanan informasi dengan melakukan penambahan
maupun perubahan didalamnya. Untuk memastikan kelancaran operasional secara berkelanjutan, kami
melakukan penyempurnaan pada Kebijakan dan Prosedur bidang Teknologi Informasi yang sejalan dengan strategi,
hukum, regulasi, dan bisnis bank bjb.
and efficient information technology design, continuous development, proper IT implementation and maintenance,
and our ongoing supports.
GCG Improvement and the bank’s operational increased efficiency rely heavily on various aspects of information
technology. IT is also heavily relied on to reduce transactional
expenses by bringing best technology solutions. bank bjb’s
IT work unit has made efforts to provide competitive but low-cost operational services to accurately meet market,
consumer, and business needs.
To secure safe, fast, and reliable information technology
that is suitable for our business needs, bank bjb has
strengthened its IT infrastructures including infrastructure devices, communications network, and IT security by
upgrading or making changes to it. To maintain smooth operations, we brought some improvements to our IT
Policies and Procedures that are in line with bank bjb’s
strategy, legal aspect and regulations, and of course, its business.
FUNCTIONAL REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
140
Tantangan di masa yang akan datang terus bertambah. Kami harus dapat meningkatkan upaya dalam mempersingkat
“time to market” pada pengembangan produk dan layanan baru namun juga tetap memudahkan “time to
change” dalam rangka mendukung perubahan organisasi
sesuai dengan strategi bank bjb dengan strategi tahun
2012 sebagai berikut: 1. Menyediakan produk dan jasa keuangan yang dapat
memberikan solusi atas kebutuhan nasabah terkait
dengan pencapaian bisnis bank bjb;
2. Melakukan pengembangan dan implementasi pada sistem sehingga menjadi lebih terpadu serta melakukan
penerapan kebijakan dan prosedur yang lebih fokus kepada end user dengan dukungan manajemen;
3. Meningkatkan performa kinerja sistem secara keseluruhan sehingga lebih dapat diandalkan dan stabil
melalui pengembangan kualitas karyawan di bidang teknologi;
4. Sebagai servicing center yang memberikan dukungan kepada bisnis dengan menerapkan tata kelola yang baik
untuk meningkatkan kualitas layanan dan waktu yang dapat diukur melalui optimalisasi sistem informasi;
5. Berperan aktif dalam penyediaan sarana dan prasarana penunjang proses bisnis dengan menjunjung tinggi
integritas dan profesionalisme. Challenges just wouldn’t stop coming. Hence, we should
find best ways to shorten “time to market” for our new products, but also remain agile to always have “time to
change” in order to allow necessary changes in organization given the bank’s 2012 strategies, as detailed below:
1. Provide financial products and services that can provide
solutions to our customers’ needs related to bank bjb’s
business progress; 2. Prepare and implement more integrated systems and
establish IT policies and procedures that focus more on end users while securing management support such
purposes 3. Improve the overall system performance to secure its
stability and reliability through continuous improvements in IT Division’s human resources;
4. Serve as servicing centers that provide support to the bank’s business by implementing good governance to
ensure improved service quality and more measureable time through information systems optimization;
5. Actively participate in business process facility and infrastructure procurements in a professionalism and
integrated manner.
TEKNOLOGI INFORMASI
Information Technology
141
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
Perkembangan struktur dan Sumber Daya Manusia Divisi TI sampai dengan
Desember 2011
Struktur organisasi Divisi Teknologi Informasi untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis tentunya terdapat
penyesuaian sesuai dengan struktur organisasi bank yang ditetapkan. Sumber Daya Manusia di unit kerja Teknologi
Informasi turut dilakukan penyesuaian-penyesuaian untuk dapat menjawab tantangan bank, diantaranya melalui
pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan internal maupun eksternal dalam dan luar negeri.
Langkah strategis Divisi TI sepanjang tahun 2011
Disamping Core Banking, sistem pelaporan yang dapat memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku
serta sistem E-Channel merupakan dua tulang punggung lainnya didalam Industri Perbankan. Disamping melakukan
penambahan fitur transaksi atas E-Channel yang sudah ada sebelumnya melalui beberapa kerja sama strategis dengan
beberapa instansi, pada tahun 2011 telah dilakukan langkah strategis untuk melakukan pengembangan
E-Channel baru guna menjawab kebutuhan bisnis serta
nasabah bank bjb.
Disamping itu sistem pelaporan yang cepat, dapat dipercaya dan efisien merupakan tulang punggung lainnya
dalam menyajikan pelaporan serta pengambilan keputusan yang cepat dan efektif. Kerja sama dengan beberapa unit
kerja yang terkait didalam Bank dapat memberikan hasil optimal dalam membangun sistem pelaporan yang ada di
Bank. Interface diantara beberapa sistem yang telah ada guna dapat menghasilkan sistem pelaporan yang lebih
cepat dan otomasi merupakan salah satu perhatian kami di tahun 2011.
The Developments of IT Division Structure and Human Resources until
December 2011
In order to better align with business needs, IT Division organizational structure also needs to adjust to the
established organizational structure. Improvements are encouraged in IT Division through internal and external,
domestic and overseas trainings so its human resources are able to address challenges faced by the bank.
IT Division’s Strategic Measures During 2011
Besides Core Banking, the other key components of the bank to highly perform in the banking industry are a
reporting system capable of meeting certain requirements and prevailing rules and regulations, and the E-Channel.
Through partnerships with relevant institutions, the bank has made some major strides in 2011 to develop a new
E-Channel in addition to previous improvements to existing E-Channel when more features were added; These efforts
were made to address the bank’s business needs and those of our customers.
Besides, a prompt and reliable reporting system is central to fast and effective reporting and decision making process.
This might as well be achieved through cooperation with relevant units within the bank so it is possible for the
bank to have such reliable reporting. Interfaces among the existing systems may produce faster reporting systems
while automation will be one of our focuses in 2011.
FUNCTIONAL REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
142
Pengungkapan Mengenai Mitra Bisnis Yang Mendukung Divisi TI
Dalam menjalankan fungsinya menjalankan operasional infrastruktur Teknologi Informasi didukung oleh mitra
bisnis yang terpercaya. Mitra bisnis sesuai dengan perannya masing-masing dalam mendukung operasional Teknologi
Informasi baik itu Core Banking, Sistem Pelaporan maupun E-Channel terdiri dari berbagai instansi dalam dan luar
negeri. Infrastruktur Teknologi Informasi yang memiliki mitra bisnis terdiri dari layanan jaringan komunikasi, infrastruktur
hardware, core banking, sistem pelaporan dan sistem E-Channel guna memastikan layanan operasional Teknologi
Informasi dapat berfungsi sebagaimana mestinya serta melakukan pengembangan-pengembangan Teknologi
Informasi untuk mendukung strategis bisnis bank. .
Disclosure of Business Partners That Support IT Division
In carrying out its functions, IT Division is assisted by reliable business partners, foreign and local agencies,
respectively responsible for providing assistance in Core Banking, reporting system, and E-Channel. Information
Technology infrastructures maintained with assistance from business partners are communication network services,
hardware infrastructure, core banking, reporting systems and E-Channel systems, and they need such assistance
to ensure that IT operational services function properly through continuous improvements to support the bank’s
strategic business .
TEKNOLOGI INFORMASI
Information Technology
143
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
Implementasi Proyek Divisi Teknologi Informasi Sepanjang Tahun 2011
Untuk dapat selaras dengan perkembangan bisnis, Teknologi Informasi Bank perlu adanya penyelarasan guna
memastikan adanya dukungan sistem informasi yang terpercaya sehingga tujuan bisnis dapat tercapai. Melalui
Rencana Strategis Teknologi Informasi yang selaras dengan Strategi Bisnis merupakan kunci pelaksanaan proyek-
proyek yang berjalan sepanjang Tahun 2011. Untuk menjawab ketersediaan sistem teknologi informasi
yang aman, cepat, handal dan selaras dengan kebutuhan
bisnis, bank bjb memperkuat infrastruktur teknologi
informasi baik itu dari sisi perangkat infrastruktur, jaringan komunikasi dan pengamanan informasi dengan melakukan
penambahan danatau perubahan didalamnya. Untuk memastikan kelancaran operasional secara berkelanjutan
kami lakukan penyempurnaan pada Kebijakan dan Prosedur bidang Teknologi Informasi yang sejalan dengan
strategi, hukum, regulasi dan bisnis bank bjb.
Langkah-Langkah Pengendalian Risiko Operasional Yang Dilakukan oleh Divisi
Ti Sepanjang Tahun 2011
Dalam melakukan mitigasi risiko operasional di bank
bjb termasuk risiko penggunaan Teknologi Informasi
didalamnya, dilakukan dengan berbagai pendekatan baik itu dengan menggunakan Sistem Otomasi maupun melalui
pendekatan Kebijakan dan Prosedural. Melalui metodology Risk Assessment yang ditetapkan di internal Bank, kami
berupaya semaksimal mungkin untuk menerapkan pengendalian-pengendalian yang bersifat dapat mencegah
preventive controls disamping mendeteksi dan melakukan koreksi atas risiko yang mungkin atau telah terjadi.
Information Technology Division Project Implementation During The Year 2011;
To be in line with business progresses, some adjustments are from time to time made to ensure business goal
achievements. IT Strategic Plan that has been aligned with the bank’s Business Strategy is the key to the continuation
of projects implemented throughout 2011.
To secure safe, fast, and reliable information technology that
is suitable for our business needs, bank bjb strengthened
its IT infrastructure including infrastructure devices, communications network, and IT security by upgrading
or making changes to it. To maintain smooth operations, we brought some improvements to our IT Policies and
Procedures that are in line with bank bjb’s strategy, legal
aspect, regulations, and business.
Operational Risk Control Measures Taken by IT Division During 2011
To mitigate operational risks in bank bjb including
risks potentially arising in the utilization of Information Technology, a number approaches are applied using
Automated System or through Policy and Procedural approach. We have also used the pre-established internal
Risk Assessment methodology, so we are now trying our best to ascertain preventive controls in addition to our
efforts to detect and repair system damages caused by certain risk events.
FUNCTIONAL REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
144
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
TINJAUAN
KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
145
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
Tinjauan Ekonomi Global
Tahun 2011 ditandai dengan adanya dua situasi yang berbeda. Pada paruh pertama tahun 2011, pemulihan
ekonomi dan pasar keuangan tampaknya tidak menunjukkan adanya masalah. Mesin ekonomi Eropa dan
Amerika untuk sementara mampu meredakan tekanan yang timbul selepas krisis keuangan global 2008-2009.
Akan tetapi, tindakan politik yang nyata tetap dibutuhkan, karena pada dasarnya beban hutang tidak mungkin diatasi
dengan membuat hutang baru. Pada paruh ke dua tahun 2011, kembali terjadi tekanan
yang ditimbulkan oleh krisis hutang Masyarakat Eropa dan pelemahan pada ekonomi Amerika. Setelah
Pemerintah Negara-negara Eropa dan Amerika melakukan penjaminan terhadap sektor swasta dan perbankan dari
Global Economic Review
2011 was marked by the story of two halves, where the economic recovery and financial markets seems to have no
concern during the first half of the year. Western money printing machine worked very well to give a temporary
relieve on economic concern post global financial crisis on 2008-2009. Despising gravity policy actions, however, is
not sustainable in nature as we basically cannot solve debt with more debt.
On the second half of 2011, the tension on EU debt crisis and slowing US economic was back into the play. After bailing
out the private and banking sector on 2008-2009 financial crisis by taking over the toxic asset and nationalization,
which is basically transforming private debt into public
TINJAUAN INDUSTRI
Industry Review
Again, globalization proves its power and international economic is shaken. Every country depends on its domestic economy to
maintain their economic growth.
GLOBALISASI KEMBALI MEMBUKTIKAN KEKUATANNYA DAN EKONOMI INTERNASIONAL
KEMBALI DIGOYANG. KEKUATAN EKONOMI DOMESTIK MENJADI ANDALAN BANYAK
NEGARA UNTUK MEMPERTAHANKAN PERTUMBUHAN EKONOMI MEREKA.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
146
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
debt, the general public and financial market participant start to bring the question on those government ability to
pay its debt. Debt repayment obligation that will dominate the fiscal policy might post the risk of secular slow growth
going forward.
Despite the sign of western economic weaknesses start to flush, Asia-Pacific economies were still relatively stable
as China and India continues to grow at 8.9 and 8.4. Indonesia started to be recognized by the global investors
and leaders for its economic resiliency during the 2008- 2009 global financial crises also had a good year with
6.5 real GDP growth.
We expect the 2012 will be filled by a lot of discussion between political leaders on how to deal with the
economic crisis. 2012 is a very important year which is marked by several important election, including US and
France presidential election. From economic perspectives, a strong cooperation between leaders on solving the crisis
is important. However, cooperation that often needs a sacrifice of national interest for the global benefit might
not be a popular policy to be chased after. For this reason, we see the policy risk as the biggest threat for global
economics on 2012. krisis keuangan 2008-2009 dengan jalan mengambil
alih aset-aset bermasalah serta melakukan nasionalisasi, yang sebenarnya hanyalah mengalihkan hutang swasta
menjadi hutang publik, maka masyarakat dan para pemain di pasar keuangan mulai mempertanyakan kesanggupan
Pemerintah dalam membayar hutang-hutang tersebut. Kewajiban untuk membayar hutang, yang mendominasi
kebijakan fiskal, akan menimbulkan risiko terjadinya perlambatan ekonomi untuk kedua kalinya.
Walaupun perekonomian Eropa dan Amerika menunjukkan tanda-tanda akan terjadi pelemahan, namun perekonomian
Asia-Pasifik ternyata masih relatif stabil, dimana China dan India mampu mencatat pertumbuhan sebesar 8,9 dan
8,4. Indonesia mulai mendapatkan kembali perhatian dari investor global dan dari para pemimpin dunia
karena ketahanan ekonominya di tengah krisis keuangan global tahun 2008-2009 dan kemampuannya mencetak
pertumbuhan GDP real sebesar 6.5. Kami berharap bahwa pada tahun 2012 para pemimpin
dunia akan sering duduk bersama untuk mencari cara terbaik dalam mengatasi krisis ekonomi. Tahun 2012 adalah
tahun yang menentukan karena akan diselenggarakannya pemilihan kepala pemerintahan, termasuk pemilihan
presiden Amerika dan Perancis. Dari perspektif ekonomi, kerja sama pemimpin dunia sangat penting dalam
menyelesaikan krisis. Akan tetapi, kebijakan untuk melakukan kerja sama politik adakalanya mengharuskan
negara-negara tersebut untuk mengorbankan kepentingan nasional demi kepentingan global, sehingga seringkali
bukan merupakan keputusan yang populer. Itu sebabnya, risiko politik akan menjadi ancaman terbesar bagi
perekonomian global 2012
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
147
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
Asian Tiger is Back Indonesia’s Economic Review
Despite the gloomy outlook of the global economic, Indonesia once again proof to be a resilient growth
generator with 6.5 real GDP growth on 2011, its fastest pace in more than a decade. On nominal terms, Indonesia’s
GDP reach USD 816 billion and is expected to join the elite 14 countries with GDP above USD 1 trillion within
two years. Strong consumer confidence continues to support robust domestic consumption during the slowing
down export growth. Economic resiliency, growing debt repayment capacity and young demographic put a relative
optimistic view on Indonesia’s outlook going forward.
Kembalinya Macan Asia Tinjauan Ekonomi Indonesia
Terlepas dari situasi ekonomi global yang kurang menggembirakan,
Indonesia sekali
lagi mampu
membuktikan ketahanan ekonominya dengan mencatat pertumbuhan GDP real sebesar 6,5 pada tahun 2011,
angka pertumbuhan tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam lebih dari 10 tahun terakhir. Secara
nominal, Indonesia mencatat GDP sebesar USD 816 miliar dan diperkirakan dalam dua tahun akan masuk ke dalam
kelompok elite 14 negara dengan GDP di atas USD 1 triliun. Kepercayaan konsumer yang terus menguat mendukung
tingginya tingkat konsumsi domestik di tengah terjadinya perlambatan pada pertumbuhan ekspor Indonesia.
Ketahanan ekonomi, kemampuan membayar hutang, dan tumbuhnya demografi muda memberikan outlook yang
optimistis pada Indonesia.
Dec 01 Oct 02
Aug 02 Jun 03
Apr 04 Feb 05
Dec 05 Oct 06
Aug 07 Jun 08
Apr 09 Feb 10
Dec 10 Oct 11
Nominal GDP in USD BN
Jan 00 Jan 01
Jan 02 Jan 03
Jan 04 Jan 05
Jan 06 Jan 07
Jan 08 Jan 09
Jan 10 Jan 11
GDP GROWTH
Apr 02 Jan 03
Oct 03 Jul 04
Apr 05 Jan 06
Oct 06 Jul 07
Apr 08 Jan 09
Oct 09 Jul 10
Apr 11 Jan 12
Consumer Confidence Index
FINANCIAL REVIEW
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
148
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
The optimistic outlook also supported by the facts that Indonesia’s per capita GDP had reach above USD3000,
this is often quoted as an important mark for countries to enter its J-curve growth style. This per capita figure is
associated with a consumption boom especially for higher value added goods such as auto and property sectors. To
reach its full growth potential, however, the big homework for Indonesia is to develop its infrastructure which was left
behind for decade after Asian Financial Crisis on 1997- 1998.
Strong growth fortunately is not followed by stronger inflation where the headline inflation fell to 3.7 compared
to 7.0 on 2010. Falling inflation trend, however, might be reversed on 2012 as government intensively discuss the
possibility to lift up the subsidized fuel price to provide more fiscal room to support its infrastructure development. Many
economists believe that proper infrastructure development will push upward the economic growth to 7.5 - 8.5
level from 6.0 - 6.5 current level.
For its infrastructure development, however, Indonesia is known for its chronic land clearing problems. The good
news came on late December as Parliament ratified Land Clearing Bill. This new regulation is going to significantly
cut the land clearing process for infrastructure development purpose. The bill is important to support infrastructure
Outlook yang optimistis tadi juga didukung dengan fakta bahwa GDP per kapita Indonesia telah melampaui USD
3.000, hal mana yang sering menjadi tanda bagi suatu negara yang akan memasuki fase J-curve growth style.
Angka tersebut dikaitkan dengan terjadinya booming tingkat konsumsi publik, terutama pada produk-produk
bernilai tambah tinggi, seperti kendaraan bermotor dan properti. Akan tetapi, sebelum mewujudkan potensi
pertumbuhannya secara maksimal, Indonesia masih harus menyelesaikan pekerjaan rumahnya yang tertinggal, yakni
membenahi infrastruktur yang sempat terbengkalai selepas krisis keuangan Asia 1997-1998.
Untungnya, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat ini tidak diikuti oleh tingkat inflasi yang lebih
tinggi, dimana headline inflation turun menjadi 3,7 dari 7,0 pada tahun 2010. Akan tetapi, pada tahun 2012
trend penurunan inflasi ini dapat berbalik karena saat ini Pemerintah masih terus menggodok rencana untuk
menghapuskan subsidi BBM dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur. Banyak ekonom yang percaya
bahwa pembangunan infrastruktur yang tepat akan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga ke tingkat
7,5 - 8,5 dari kisaran saat ini yakni 6,0 - 6,5. Pembebasan lahan telah lama menjadi persoalan yang
menghambat pembangunan infrastruktur Indonesia. Untuk mengatasi masalah tersebut, pada akhir Desember tahun
lalu DPR mengesahkan UU Pembebasan Lahan. Adanya UU baru ini akan mempercepat proses pembebasan
lahan untuk pembangunan infrastruktur, dan dengan
CPI
Jan 00 Jan 01
Jan 02 Jan 03
Jan 04 Jan 05
Jan 06 Jan 07
Jan 08 Jan 09
Jan 10 Jan 11
Jan 12
FDI in USDmn
Dec 04 Jun 05
Dec 05 Jun 06
Dec 06 Jun 07
Dec 07 Jun 08
Dec 08 Jun 09
Dec 09 Jun 10
Dec 10 Jun 11
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
149
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
development which is very important for supporting the nation’s future economic growth. Government also launch
MP3EI program which is the road map for the nation’s infrastructure development until 2014.
The excitement for Indonesia’s economic prospect accompanied by healthy fiscal discipline and growing
debt repayment capacity had finally resulted in our credit rating upgrade which brought back to investment grade
by Moody’s and Fitch. This is remarkable achievement as Indonesia credit ratings upgrade comes in the midst
of continued global crisis and credit ratings downgrade for developed countries. FDI will continue to be a strong
growth driver after up 11.5 YoY on 2011.
High capital inflow as marked by strong FDI growth and portfolio investment pushed USD-IDR to 9,069 at the end
of the year 2011. The USD-IDR had previously touch record low level at 8,464 on August along with JCI which touch it’s
highest ever level at 4,193.44. Global sentiment, however, reverse the movement on along with JCI which fell from its
record high level to its low on 3,269.45 on October. Despite the volatile movement, JCI successfully closed at 3,821.99
at year end, up 3.2. Despite the relative modest return compared to return on 2010, JCI was perform superbly
compared to regional and global indices which closed down with 15 - 25 range. Strong portfolio investment
is the driver behind a good stock market return in the past two years.
demikian penting pula untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Pemerintah juga telah
meluncurkan program MP3EI, peta jalan road map menuju pembangunan infrastruktur Indonesia hingga tahun 2014.
Cerahnya prospek ekonomi Indonesia, didukung dengan penerapan kebijakan fiskal yang sehat dan menguatnya
kemampuan Indonesia dalam membayar hutang akhirnya memberi imbas positif, yakni meningkatnya peringkat
kredit Indonesia yang diikuti dengan kembalinya peringkat investasi yang diberikan oleh Moody’s and Fitch. Pencapaian
yang luar biasa ini bahkan terjadi di tengah berlanjutnya krisis ekonomi global dan menurunnya peringkat kredit
banyak negara berkembang. PMA akan terus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia, setelah
mengalami peningkatan sebesar 11,5 YoY pada tahun 2011.
Tingginya arus investasi yang ditandai dengan tingginya angka pertumbuhan PMA dan portofolio investasi telah
mendorong nilai tukar USD-IDR ke angka 9.069 pada akhir tahun 2011. Angka ini sebelumnya sempat menyentuh
rekor terendah 8.464 pada bulan Agustus, bersamaan dengan rekor tertinggi IHSG yakni 4.193,44. Akan tetapi,
adanya sentimen global membalikkan situasi sehingga IHSG jatuh dari tingkat tertingginya ke angka 3.269,45 pada
bulan Oktober. Walaupun ada pergerakan yang volatil, namun IHSG berhasil ditutup pada angka 3.821,99 pada
akhir tahun, atau meningkat 3,2. Terlepas dari imbas hasil yang relatif rendah dibandingkan tahun 2010, IHSG
masih lebih baik dibandingkan situasi pasar modal regional dan global yang melemah antara 15 - 25. Portofolio
investasi yang kuat adalah pendorong terciptanya imbal hasil yang baik dalam dua tahun terakhir.
Dec 00 Oct 01
Aug 02 Jun 03
Apr 04 Feb 05
Dec 05 Oct 06
Aug 07 Jun 08
Apr 09 Feb 10
Dec 10
Portfolio Investment in USDmn
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
150
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
On the contrary, Indonesian bond market continues to perform very well as our newly acquired investment
grade title get some traction to international investment community. Our bond market yield fell to 6.1 on Dec’ 11
versus 7.6 on Dec’ 10. The superb performance is continued during the first two months of 2012 where the yield had
touched 5.0 in the beginning of February 2012. Slower growth outlook favor the fixed income market as opposed
to equity market, while relatively low debt to GDP, relatively stable political, and good domestic condition prolong
investment appeal on our bond market. Sebaliknya, pasar obligasi Indonesia masih menunjukkan
kinerja yang sangat baik, terlebih setelah Indonesia berhasil meraih peringkat investasi sehingga menarik perhatian
dari masyarakat investor dunia. Imbal hasil pasar obligasi Indonesia menurun menjadi 6,1 pada bulan Desember
2011 dari 7,6 pada bulan Desember 2010. Kinerja yang baik ini terus berlanjut hingga dua bulan pertama
tahun 2012, dimana imbal hasil menyentuh angka 5,0 di awal bulan Februari 2012. Perkiraan akan terjadinya
perlambatan pertumbuhan ekonomi membuat pasar investasi pendapatan tetap lebih menarik dibandingkan
pasar ekuitas. Sedangkan dengan jumlah hutang yang relatif rendah dibandingkan GDP, ditunjang situasi politik
yang stabil, kondisi dalam negeri yang kondusif, maka investasi jangka panjang seperti di pasar obligasi akan lebih
menarik.
Syr 10yr
20yr
Jan 11 Feb 11
Mar 11 Apr 11
May 11 Jun 11
Jul 11 Aug 11
Sep 11 Oct 11
Nov 11 Dec 11
Jan 12 Feb 12
Deposit Growth Loans Growth
Jan 01 Aug 01
Mar 02 Oct 02
May 03 Dec 03
Jul 04 Feb 05
Apr 06 Nov 06
Aug 08 Mar 09
Oct 09 May 10
Dec 10 Jun 07
Jan08 Jul 11
Feb 12
USD IDR JCI
Jan 11 Apr 11
Jun 11 Aug 11
Sep 11 Oct 11
Jan 12
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
151
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
Ready to Support the Structural Growth
Banking Sector Review
Banking sector, which the basic importance for the economy is to provide financing by converting short term fund into
longer term investment and loans, are the beneficial of structural economic development of Indonesia. Growing
per capita income will support consumption going forward, while the growing investment which sparked by the nation
economic development needs and conducive investment climate are both provide a clear business potential for banks.
We should also note that Indonesian banks currently run a very basic business model, accompanied by strong capital.
For all of those reasons, we have a strong ground to believe that Indonesian banks are very strong and ready to support
Indonesian structural growth going forward.
Siap Mendukung
Pembangunan Struktural
Tinjauan Sektor Perbankan
Sektor perbankan, yang fungsi paling mendasar dalam ekonomi adalah menyediakan pembiayaan dengan
mengubah dana jangka pendek menjadi investasi jangka panjang dan pinjaman, adalah sektor yang diuntungkan
oleh adanya pembangunan struktur ekonomi Indonesia. Tumbuhnya pendapatan per kapita akan mendukung
pertumbuhan tingkat konsumsi, sementara pertumbuhan investasi yang dipacu kebutuhan pembangunan nasional,
serta iklim investasi yang mendukung jelas akan menjadi potensi bisnis bagi dunia perbankan. Kami juga mencatat
bahwa perbankan Indonesia saat ini dioperasikan dengan model bisnis yang sangat mendasar dan dengan
permodalan yang kuat. Karena alasan-alasan tersebut, kami sangat yakin bahwa ke depannya perbankan Indonesia
sangat kokoh dan siap menunjang pertumbuhan struktural Indonesia.
Pada tahun 2011, perbankan mencatat statistik yang menggembirakan dengan total pinjaman meningkat 24,6
menjadi Rp 2200 triliun, sementara total pendanaan tumbuh 19 YoY menjadi Rp 2.784 triliun, dan menghasilkan
79 LDR. Pinjaman investasi meningkat 33, sementara pinjaman modal kerja dan pinjaman konsumtif masing-
masing meningkat 21 dan 24. Perbankan Indonesia juga dikenal dengan tingkat profitabilitasnya yang tinggi,
dengan ROA mencapai 3,0. Kualitas aset yang baik juga terbukti dari menurunnya NPL dari 39bps menjadi 2,1
dengan nilai Yoy stabil pada angka Rp 52 triliun. On 2011, banks provide an encouraging statistics with total
loans grew 24.6 to Rp 2,200 trillion, while total funding grew 19 YoY to Rp 2,784 trillion, resulting in 79 LDR.
Investment loans was up 33, while working capital and consumer loans grew where the investment loans as the
fastest growing segment up 33 YoY, followed by 21 and 24 increase in working capital and consumer loans.
Indonesian banks are also known for its high profitability level with ROA reaching 3.0. A good asset quality also
evidence with NPL figures fell by 39bps to 2.1 with the absolute figures stable on year-over-year basis at Rp 52
trillion.
Jan 06 Jun 06
Nov 06 Apr 07
Sep 07
Feb 08 Jul 08
Dec 08 May 09
Oct 09 Mar 10
Aug 10 Jan 11
Jun 11 Nov 11
BI Rate
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
152
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
2011 was also marked by ever lower BI Rate which touched 6.0 on December. Easing inflation and enough
liquidity are the main reason for the central bank to cut its benchmark rate. The central bank also keenly supported
Indonesian banks to provide lower lending rate to boost economic growth going forward. Many have worried that
those policy might sparked inflation in the next 12 – 18 months period as strong loans growth might push up the
consumer staples prices going forward. The development, however, should be perceived as a positive signal if we
successfully develop our infrastructure. Combined strong infrastructure and low real lending rates should result in
strong economic growth.
From capital perspectives, Indonesia has a very strong banking sector with 16.1 CAR ratio of which 90 - 95
tier-1 capital. The total system leverage is very low at 7.8x while national banks leverage ratio stood between 6x –
11x ranges, implied a bulk of capital is in place to bear the business risk. On capital quality, Indonesian banks also very
high when compared to regional and international banks. As a matter of fact, Indonesian banks capital structure is
basically consist of retained earnings and paid up capital for tier-1, while account sub-ordinate debt as a tier-2 capital.
This structure is even more conservative when compared to proposed Basel III capital standard.
Tahun 2011 juga ditandai rendahnya tingkat suku bunga BI Rate yakni 6,0 pada bulan Desember. Tingkat inflasi
yang relatif rendah serta likuiditas yang tinggi adalah alasan mengapa BI menurunkan tingkat suku bunganya. BI
juga mendorong bank-bank Indonesia untuk menyediakan bunga pinjaman yang lebih terjangkau untuk memacu
pertumbuhan ekonomi. Banyak pihak khawatir jika kebijakan tersebut dapat menimbulkan inflasi dalam 12 –
18 bulan ke depan karena bila jumlah pinjaman meningkat maka harga kebutuhan pokok juga akan terdongkrak naik.
Akan tetapi bila kita mampu membangun infrastruktur yang kuat didukung dengan suku bunga pinjaman yang
rendah maka kita dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Dari sisi permodalan, Indonesia memiliki sektor perbankan yang kuat dengan CAR ratio 16,1 dimana 90 hingga
95 di antaranya adalah modal inti tier-1. System leverage total sangat rendah yakni 7,8x sementara
leverage ratio bank-bank nasional berada pada kisaran 6 – 11x, yang berarti tersedia permodalan dalam jumlah
besar siap untuk menanggung risiko bisnis yang mungkin terjadi. Kualitas modal bank-bank Indonesia juga sangat
baik bila dibandingkan dengan perbankan regional dan internasional. Bahkan, struktur modal perbankan
Indonesia biasanya terdiri dari laba ditahan dan modal disetor, sedangkan akun while account hutang subordinasi
menjadi modal tambahan tier-2. Struktur ini bahkan lebih konservatif dibandingkan dengan yang diusulkan dalam
Basel III.
Jan 03 Aug 03
Mar 04 Oct 04
May 05 Dec 05
Jul 06 Feb 07
Sep 07 Apr 08
Nov 08 Jun 09
Jan 10 Aug 10
Mar 11 Oct 11
CAR Ratio
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
153
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
Sisi positif perbankan Indonesia juga tercermin dari kenyataan bahwa mayoritas bisnis di Indonesia saat
ini masih menggunakan model tradisional brick and mortar sehingga 75 - 90 pendapatan bank berasal
dari pinjaman untuk ekonomi riil, sedangkan fee based income terutama berasal dari biaya administrasi untuk
akun pinjaman dan tabungan, karena biasanya bank- bank Indonesia tidak mempunyai produk yang terkait
pasar modal. Bisa disimpulkan bahwa model bisnis yang dijalankan di Indonesia lebih banyak terpengaruh oleh
dinamika ekonomi domestik.
Bersiap Untuk Tahap Selanjutnya
Strategi dan Rencana bank bjb
Kami memperkirakan persaingan akan meningkat namun secara keseluruhan kondisi masih dapat ditangani. Pinjaman
inkremental mencapai Rp 435 triliun pada tahun 2011, sedangkan deposito inkremental mencapai Rp 446 triliun.
Pertumbuhan yang setimbang antara deposito inkremental dan pinjaman inkremental telah terjadi sejak tiga tahun
terakhir sehingga LDR stabil sejak 2008. Dengan turunnya imbal hasil obligasi serta biaya dana cost of fund secara
keseluruhan, kami percaya bank-bank menengah punya peluang besar untuk tumbuh.
The positive side of Indonesian banks also reflected on facts that Indonesia currently run a brick and mortar business
model where 75 - 90 of banks income comes from loans to real economy, while fee based income mainly
comes from administration fee of loans and savings account product as Indonesian banks generally not operates any
capital market linked products. Hence, we could say that our business model is more affected by domestic than
international economic dynamics.
Getting Ready for the Next Level
bank bjb Strategic and Plans
We expect the increasing competition but the overall condition should be manageable going forward.
Incremental loans reached Rp 435 trillion on 2011, while incremental deposit reached Rp 446 trillion. A more balance
growth between incremental deposit and incremental loans is evidence in the past three years which result in
stabilizing LDR since 2008. Combine with falling bond yield and overall cost of fund, we believe there is a big room to
grow for mid-sized banks going forward.
2011-2012 2013-2014
2015
BuildingEstablishment New Infrastructure
Leading in Service As One of the Big 10 Banks
A National Bank Leading in Service and
Performance
Leading in Service and Performance National Bank
Matching the 10 Biggest Banks in areas:
• HRCompetenceIT • Services
• Bankbjb ‘Incorporated’
DevelopingHR Competence, IT
Infrastructure, and organization for:
• MicroSMEFinancing • ConsumerCommercial
Banking • Treasury
International
Strategy Strategy
Strategy
R oad
M ap
A Strong Sustainable Growth and Profitable National Bank
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
154
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
To catch the growth potential on structural story of Indonesia, we have strategic plans with vision of
transforming bank bjb into a full services financial
powerhouse as stated on our vision to create a strong sustainable growth and profitable national bank which
leading in service and performances. We divide the vision into three important milestones as follow 1 building
new infrastructure 2 providing equal service level to 10 big banks 3 to be a national bank leading in service and
performance.
bank bjb will focus on developing its core competencies
on providing micro loans while maintaining its core civil
servant loans market. bank bjb also put a strong strategic
focus to develop its current account and savings account market share by enhancing our product and service and
tapping into a new customer based. Along with those two
strategic focuses, bank bjb currently build branches across
Indonesia for funding purpose while focusing its effort on loans for West Java and Banten area, which include
B usiness and
S trategic
a lliances
A Strong Sustainable Growth and Profitable National Bank
Support Strategy
Risk Management and Compliance
ImprovingHRCompetencies Through Extensive Training
ProgramProfesionalHire Program
Developing IT Infrastructure and
e-banking Services Networking
Expansion and Services
Improvement Enhance
Communication with Investor
Sustainable Profit and Growth
SME Micro Financing
•DeepeningOur Presence on West
Java and Banten Area
•Developing
Waroeng BJB
•MSMEFinancial Institution Strategic
Alliances and Acquisition
Intstitutional Commercial
Banking
•ImprovingLoans Process
•RiskManagement and Debtor Rating
System
Consumer Loans
•StrengtheningOur Position on Civil
Servent Loans •Centralizedand
Electronic Loans Infrastructure
•MultiFinance Company
Acquisition
Consumer Deposit
•Rebranding, Network Expansion
and Service Excellence
•AggresiveSalesand Promotion
•PricingStrategy
Treasury and International
•Providing Trade Finance,
Remittances and Dealing Services
for Customer and Investor.
•StrategicAlliances with corresponden
Bank Remittance Agencies
Subsidiary Companies
•Acquisition of Insurance
and Securities Companies to
ProvideAll-in-One Banking Services
Untuk menangkap potensi pertumbuhan struktural di Indonesia, kami telah menyusun rencana strategis dengan
visi mengubah bank bjb menjadi penyedia jasa keuangan
lengkap, sebagaimana yang tercantum dalam visi perusahaan, yakni menjadi bank nasional yang mempunyai
pertumbuhan berkelanjutan dan profitabilitas yang kuat, dan menjadi yang terdepan dalam layanan dan kinerja.
Kami membagi visi tersebut menjadi tiga bagian penting, yakni 1 membangun infrastruktur baru 2 menyediakan
layanan sekelas bank-bank 10 besar 3 menjadi bank nasional yang terdepan dalam layanan dan kinerja.
bank bjb akan fokus membangun kompetensi inti yakni
menyediakan pinjaman mikro sambil mempertahankan
pasar pinjaman untuk pegawai negeri. bank bjb juga
menyusun strategi untuk meningkatkan pangsa pasar rekening koran dan rekening tabungan dengan jalan
meningkatkan kualitas produk dan layanan, serta membangun basis nasabah baru. Sejalan dengan fokus
dari kedua strategi tersebut, bank bjb saat ini tengah
membangun jaringan kantor cabang di seluruh Indonesia
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
155
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
untuk pendanaan, sementara untuk pinjaman akan difokuskan pada Jawa Barat dan Banten, termasuk dengan
membangun jaringan cabang micro bernama Waroeng
bjb yang ditujukan untuk pedagang-pedagang di pasar
tradisional. Strategi ini disusun sedemikian rupa karena Jawa Barat dan
Banten mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang kuat karena meningkatnya tingkat pendapatan dan tingkat
pendidikan masyarakat kelak menjadi peluang bisnis yang
menjanjikan. Fakta bahwa bank bjb dimiliki oleh Pemda
Jawa Barat dan Banten juga menjanjikan peluang investasi yang besar. Kami percaya bahwa kami dapat menjalankan
peran sebagai profit center dan agen pembangunan ekonomi bila kami bertransformasi menjadi bank nasional.
Ke depannya, kami akan melanjutkan peningkatan operasional melalui pengembangan infrastruktur IT
dan SDM sejalan dengan inisiatif-inisiatif baru dalam meningkatkan layanan. Kami melakukan pembinaan
karyawan secara serius melalui kegiatan pelatihan in-house dan menjadikan self-development sebagai salah satu point
dalam KPI. Kami juga terus mengembangkan produk dan layanan dengan mengubah kantor-kantor cabang,
memberikan internal awards untuk bagian frontline, serta meluncurkan produk dan layanan baru.
developing micro branches called Waroeng bjb to finance
wet market traders.
This strategic focus is based on believe that West Java and Banten area has a strong economic development potential
as growing income, along with better education level should provide a good business opportunity going forward.
The facts that we are owned by provincial and municipal government across this area also promise a strong potential
comes from growing investment theme. We believe that we could fulfil our role both as profit centre and economic
development agent as we transform ourselves into a national bank. Going forward, we are going to continue
our operational improvement through IT infrastructure and human resources development along with new initiatives
on enhancing services. We seriously trained our employee through inclusion of in-house training into our activities
and self-development requirements into personal KPI. We also continue to develop our product and services through
revamping our branches, internal awards for frontliner, as well as launching new products and services.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
156
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
Informasi Keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan
Informasi keuangan bank bjb 2011 yang mengandung kejadian luar biasa
Selama tahun 2011 terdapat beberapa kejadian yang bersifat luar biasa yang berdampak pada kinerja keuangan
2011. Kejadian yang pertama adalah perubahan susunan
Direksi dan Dewan Komisaris bank bjb, dimana pada
manajemen baru tersebut telah disusun roadmap bank
bjb menuju ‘A Strong Sustainable Growth and Profitable
National Bank’. Hal ini tentu saja berdampak pada perubahan strategi dan fokus bisnis sehingga pada tahun
2011 bank bjb mengalami peningkatan kinerja keuangan
khususnya asset sebesar 25,33 dibandingkan dengan tahun 2010. Yang kedua, perubahan struktur organisasi
berdasarkan SK Direksi Nomor 454SKDIR-PS2011 yang didalamnya termasuk penambahan Divisi Institusional dan
Divisi Credit Risk Reviewer serta pembentukan kanwil. Dengan perubahan struktur organisasi tersebut, maka
terdapat beberapa bisnis proses yang diubah. Ketiga, Penerbitan Obligasi VII pada bulan Februari 2011 sebesar
Rp 2 triliun yang meliputi 3 series diantaranya: • Series7ARp276.000.000.000,-
• Series7BRp601.000.000.000,- • Series7CRp1.123.000.000.000,-
Dampak perubahan
bunga atau
perubahan lainnya
yang sifatnya
material terhadap pendapatan bersih dan Laba Operasional dalam kurun
waktu 2 tahun terakhir
Sepanjang tahun 2011 suku bunga kredit perbankan cenderung mengalami penurunan sedangkan suku bunga
Deposito relatif stabil. Begitu pula dengan bank bjb yang
menurunkan suku bunga khususnya tingkat suku bunga deposito untuk special rate yang dilakukan pada bulan April
2011 dan suku bunga counter rate pada bulan November 2011 turun sekitar 0,25 sampai dengan 0,5. Kebijakan
ini dilakukan seiring dengan semakin meningkatnya brand
image bank bjb di mata masyarakat sebagai salah satu
bank Nasional yang sedang berkembang dengan cukup
pesat sehingga bargaining power bank bjb semakin kuat
dan mampu sejajar dengan bank-bank nasional lainnya. Penurunan tingkat suku bunga special rate dan counter
Financial Information Company and Subsidiary
The financial information pertaining extraordinary event in 2011
During the year 2011 there were some extraordinary events that are affecting the financial performance of 2011. The
first event is a change in the composition of the Boards
of Commissioners and Board of Directors of bank bjb, where the new management has prepared a bank bjb
roadmap to ‘A Strong Profitable Growth and Sustainable National Bank’. This is of course an impact on changes
in business strategy and focus so that in the year 2011 bjb bank’s financial performance improved in particular
assets of 25.33 compared to 2010. Secondly, changes in organizational structure based on the Decree No. 454
SKDIR-PS2011 Directors which includes the addition of the Institutional Division and the Division of Credit Risk
Reviewer and the establishment of Regional Offices. With these organizational changes, there are some business
processes are changed. Third, the issuance of Bonds VII in February 2011 amounting to Rp 2 trillion, which includes
three series are: • 7ASeriesRp276,000,000,000,-
• 7BSeriesRp601,000,000,000,- • 7CSeriesRp1,123,000,000,000,-
The impact of interest rate changes or other changes that are material to the
net income and operating profit in the period of 2 years
Throughout the year 2011 bank lending rates tend to decrease, while deposits interest rates are relatively stable.
Similarly bank bjb to cut interest rates, especially special
rates for time deposit that conducted in April 2011 and the counter interest rate in November 2011 decreased by
approximately 0.25 to 0.5. This policy was carried out
in line with the increasing bank bjb brand image in the
public eye as one of the national bank that is growing quite
rapidly so that the bank bjb’s bargaining power getting
stronger and able to align with other national banks. Decline in interest rates both special rate and counter rate
impact on the amount of Deposits Under Management in April for about 2.05, but in year to year the number of
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
157
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
rate tersebut berdampak pada penurunan jumlah Kelolaan DPK pada bulan April sekitar 2,05, namun secara year to
year jumlah DPK posisi Desember 2011 meningkat 19,31 dibandingkan dengan posisi Desember 2010. Penurunan
suku bunga tersebut tidak berpengaruh pula secara
signifikan terhadap pendapatan bank bjb. Peningkatan pendapatan bank bjb lebih banyak dipengaruhi oleh
kenaikan volume bisnis dan pertumbuhan asset produktif
bank bjb.
Tabel berikut memperlihatkan komposisi pendapatan bunga dan syariah serta beban bunga dan syariah
Perusahaan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008.
Uraian 31 Desember December 31
Description 2008
2009 2010
2011
Pendapatan Bunga dan Syariah 3,079,494
3,944,548 4,894,312
5,977,050 Interest Income and Sharia
Beban Bunga dan Bagi Hasil Syariah 1,253,624
1,841,510 2,254,731
2,915,841 Interest Expenses and Sharing Sharia
Pendapatan Bunga dan Syariah Bersih 1,825,870
2,103,038 2,639,581
3,061,209 Net Interest Income and Sharia
Pendapatan Operasional Lainnya 174,708
262,083 306,401
240,168 Others Operational Income
Beban Operasional Lainnya 1,200,443
1,410,138 1,755,444
2,026,483 Others Operational Income
Laba Operasional 800,135
954,983 1,190,538
1,274,894 Operational Income
Laba sebelum Beban Pajak Penghasilan 818,946
985,377 1,219,628
1,319,816 Income Before Tax
Laba Bersih 542,162
709,106 890,171
962,260 Net Income
Pendapatan
Selama tahun 2011, bank bjb dan anak perusahaan
berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 1,32 triliun, atau meningkat sebesar 8,21 dari tahun
2010. Laba sebelum pajak ini berasal dari pendapatan bunga dan syariah bersih dan pendapatan operasional
lainnya.
Pendapatan Bunga dan Syariah
Pendapatan bunga dan syariah bank bjb untuk periode
31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 5.977.050 juta. Pendapatan bunga dan syariah terbesar disumbangkan
oleh Pendapatan Bunga Atas Kredit Yang Diberikan kepada konsumen dan penempatan pada bank lain.
positions Deposits increased 19.31 in December 2011 compared with the position in December 2010. The rate
cut also does not affect significantly to the income bank
bjb. Improved bank bjb earnings more influenced by the increase in business volume and growth bank bjb’s earning
assets.
This table shows composition of interest income and revenue sharing sharia as well as interest and sharia revenue
sharing expenses for the period ended at December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008.
Income
During 2011 bank bjb and its subsidiary has generated
income before tax Rp 1.32 trillion increase 8.21 compared to 2010. Earning before tax primarily from interest and
sharia revenue sharing and other income.
Interest Income and Sharia
Interest income and revenue sharing bank bjb at 31
December period is Rp 5,977,050 million. The interest income and revenue sharing were primarily contributed
from interest income from consumer loan and interbank placement.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
158
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
Pendapatan Bunga dan Syariah-bersih
Pendapatan bunga dan syariah bersih merupakan pendapatan yang berasal dari pendapatan bunga dan
syariah serta pendapatan komisi dan provisi setelah dikurangi dengan beban bunga dan bagi hasil syariah.
Pendapatan bunga dan syariah bersih bank bjb untuk
periode Desember 2011 sebesar Rp 3.061.209 juta.
PendapatanOperasionalLainnya
Pendapatan operasional lainnya merupakan pendapatan non bunga yang berasal dari pendapatan provisi dan
komisi selain dari kredit yang diberikan, keuntungan dari penjualan surat berharga, pendapatan transaksi valuta
asing dan pendapatan operasional lainnya. Tabel berikut memperlihatkan perbandingan pendapatan operasional
lainnya bank bjb dan anak perusahaan untuk periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008.
Uraian 31 Desember December 31
Description 2008
2009 2010
2011
Provisi dan komisi selain dari kredit yang diberikan
144.357 236.195
204.145 180.278
Fees and commissions from loans Penerimaan Kembali Aset yang telah
Dihapus Buku -
- 28.689
42.545 Recovery from Assets Written-Off
Keuntungan dari penjualan surat berharga yang diperdagangkan
- 2.851
41.388 -
Income from sales securities Pendapatan transaksi valuta asing
22.380 16.227
13.698 10.751
foreign exchange Income Lain-lain
7.971 6.810
18.480 6.594
others Jumlah Pendapatan
Operasional Lainnya 174.708
262.083 306.401
240.168 Total others operational income
Net Interest and Sharia Income
Net Interest income and sharia is income which is from interest income and sharia as well as commission and
provision income after deducted by interest expenses and a revenue sharing sharia is Rp 3,061,209 million.
OtherOperationalIncome
Other operating income is non interest earning which is from fees and provisions income which is not from loans,
sale of bonds, foreign exchange, or other operating income. The table shows comparison other operating income of
bank bjb and its subsidiary between the period ended at
December 31, 2011, 1010, 2009, and 2008.
Pendapatan Bunga dan
Syariah Bersih
Net Interest Income and Sharia
+15,97
Laba Operasional
Operational Income
+7,09
3.079.494 5.977.050
4.894.312 3.944.548
Pendapatan Bunga dan Syariah
Net Interest Income and Sharia
Rp Juta Rp million
08 09
11 10
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
159
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
Other operating income for period of December 2011 is Rp 240,168 million. This revenue primarily from fees and
commission which is not from Rp 180,278 million and others Rp 6,594 million. Other operating income is for
one year period until December 31, 2011. Other operating income is from fees and commission and fee which is not
from loans and includes administration fees from savings, ATM charges, and fund transfer, as well as profit from sale
of securities.
OtherOperatingExpenses
Others operating expenses bank bjb and its subsidiary for
a period ended at December 31, 2011 is Rp 2,026,483 million. This operating expenses primarily from salary
expenses and facilities of Rp 762,652 million, general and administrative expenses of Rp 785,168 million and provision
for possible losses of financial assets and non financial Rp 340,719 million.
Pendapatan operasional lainnya untuk periode Desember 2011 adalah sebesar Rp 240.168 juta. Pendapatan ini
sebagian besar berasal dari provisi dan komisi selain dari kredit yang diberikan sebesar Rp 180.278 juta dan lain-
lain sebesar Rp 6.594 juta. Pendapatan operasional lainnya tersebut adalah selama 1 tahun dari 1 Januari 2011 sampai
dengan 31 Desember 2011. Pendapatan operasional lainnya merupakan pendapatan dari provisi dan komisi
serta fee selain dari kredit yang diberikan yang diantaranya berasal dari transaksi tabungan, ATM dan transfer dana,
serta peningkatan atas keuntungan dari penjualan surat berharga.
BebanOperasionalLainnya
Beban operasional lainnya bank bjb dan anak perusahaan
untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 2.026.483 juta. Beban operasional
ini sebagian besar berasal dari beban tenaga kerja dan tunjangan sebesar Rp 762.652 juta, beban umum dan
administrasi sebesar Rp 785.168 juta dan penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan non
keuangan sebesar Rp 340.719 juta.
Uraian 31 Desember December 31
Description 2008
2009 2010
2011 Beban Operasional Lainnya
Other Operating Expenses
Beban Tenaga kerja dan tunjangan
605.636 711.253
696.880 767.652
Labour Chargers Subsidy Beban Umum dan administrasi
348.692 433.486
555.563 785.168
General Administrative Expenses
Laba Bersih
Net Income
+8,1
Laba Bersih
Net Income
542.162
962.260
890.171 709.106
08 09
11 10
Rp Juta Rp million
Penerimaan Kembali Aset yang telah Dihapus Buku
Recovery from Assets Written-Off
48,3
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
160
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
Uraian 31 Desember December 31
Description 2008
2009 2010
2011
Penyisihan Pembalikan Kerugian Penurunan Nilai Atas Aset
Keuangan Dan Non Keuangan 110.658
160.184 381.356
340.719
Allowance for Losses on Decrease in Value of Financial Asset
Kerugian Yang Belum Direalisasikan Atas Penurunan
Nilai Wajar Surat Berharga Yang Diperdagangkan
20.512 -
-
Unrealized Losses to Decrease the Value of Fair Trading Securities
Kerugian dari Penjualan Surat Berharga yang Diperdagangkan
- -
- 147
Loss on sale of Held-for-Trading Marketable Securities
Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai atas Komitmen dan
Kontinjensi 18.723
7.402 5.072
35.873
Allowance For Losses on Decrease In The Value of
Commitment and Contingency Beban Lainnya
96.222 97.813
116.573 173.670
Other Expenses
Jumlah Beban Operasional Lainnya
1.200.443 1.410.138
1.755.444 2.026.483
Total Other Operational Expenses
Laba Bersih
Pada tahun 2011, bank bjb dan anak perusahaan berhasil
membukukan laba bersih sebesar Rp 962.260 juta yang meningkat sebesar 8,1 dibanding tahun sebelumnya.
Pengelolaan Aset
Tabel berikut menunjukkan komposisi aset bank bjb dan
anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008.
Uraian 31 Desember December 31
Description 2008
2009 2010
2011
Kas 1.049.539
1.386.775 1.374.719
1.725.621 Cash
Giro pada Bank Indonesia 2.095.787
1.347.701 2.719.321
3.673.929 Current Account in Bank Indonesia
Giro pada bank lain - bersih 16.747
178.414 201.924
108.013 Current Account in Others bank
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain- setelah dikurangi penyisihan
kerugian penurunan nilai 3.507.881
6.764.918 12.546.470
7.779.255
Placement in Bank Indonesia and Other Banks minus Provisions Losses
Surat berharga - setelah dikurangi Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai
2.892.623 2.627.916
1.089.946 4.007.065
Securities - Net of Allowance for Impairment Losses
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
- -
1.322.876 7.394.694
Securities under Resale Agreement Kredit yang Diberikan
Loans - Pihak-pihak yang Berelasi
1.392 702.268
559.475 475.431
Related Parties - - Pihak Ketiga
15.834.145 18.222.719
21.506.842 26.523.035
Third Parties -
15.835.537 18.924.987
22.066.317 26.998.466
Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai 289.618
388.780 574.526
507.900 Allowance for impairment losses
15.545.919 18.536.207
21.491.791 26.490.566
Pembiayaan Syariah Sharia Financing
- Pihak-pihak yang Berelasi 12
3 849
1.571
Related Parties - - Pihak Ketiga
593.520 706.978
1.602.553 1.764.664
Third Parties -
593.532 706.981
1.603.402 1.766.235
Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai 16.205
19.653 24.990
33.444 Allowance for impairment losses
577.327 687.328
1.578.412 1.732.791
Tagihan Akseptasi - setelah Dikurangi Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai
- -
14.556 78.715
Acceptances Receivable - Net of Allowance for Impairment Losses
Penyertaan Saham - Bersih 6.412
29.498 30.834
28.850 Net Investment
Aset tetap-setelah Dikurangi Akumulasi Penyusutan
456.369 527.855
549.014 559.884
Fixed Assets, Net of Accumulated Depreciation
Aset Pajak Tangguhan - Bersih 3.553
45.431 48.216
37.174 Differed Tax Asset
Aset Lain-lain - Bersih 183.892
324.961 477.621
832.101 Net Other Asset
Jumlah Aset 23.043.489
32.457.004 43.445.700
54.448.658 Total Assets
Net Profit
In 2011, bank bjb and its subsidiary has generated profit
of Rp 962,260 million which is increased 8.1 compared to previous years.
Asset Management
This table shows asset composition of bank bjb and its
subsidiary on December 31, 2008, 2009 , 2010 dan 2011.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
161
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
Jumlah Aset
Pada tahun 2011, total aset bank bjb dan anak perusahaan
adalah Rp 54.448.658 juta yang terdiri dari 52,83 Kredit yang diberikan dan 14,29 penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain. Nilai total aset ini meningkat Rp 11. 002.958 juta atau 25,33 dari Rp 43.445.700 pada
tahun 2010. Peningkatan aset ini terutama disebabkan oleh kenaikan dana pihak ketiga sebesar Rp 7.089.315 juta
atau 22,19 bila dibandingkan per 31 Desember 2010 yang berjumlah Rp 31.953.462 juta.
Aset Likuid
Aset likuid dimaksudkan untuk memenuhi komitmen kepada nasabah dan pihak lainnya, baik untuk kebutuhan
uang tunai transaksi melalui ATM, pembayaran kembali dana pihak ketiga, pemberian pinjaman dan memenuhi
kebutuhan likuiditas lainnya. Adapun komposisi aset
likuid bank bjb dan anak perusahaan terdiri dari kas, giro
pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan surat berharga dalam portofolio di
perdagangkan.
Uraian 31 Desember December 31
Description 2008
2009 2010
2011
Aset Likuid Liquid Asset
Rupiah 5.935.458
9.497.497 16.640.561
13.164.578 Rupiah
Mata Uang Asing 310.095
181.550 201.967
123.982 Foreign Currency
Jumlah Aset Likuid – Gross 6.245.553
9.679.047 16.842.528
13.288.560 Total Liquid Asset
Total Asset
The total asset of bank bjb and its subsidiary in 2011 is
Rp 54,448,658 million consisted of 52.83 of loans disbursement and 14.29 placement in Bank Indonesia
and other banks. The total asset increase Rp 11,002,958 million or 25.33 from Rp 43,445,700 in the year of 2010.
The increase of assets is primarily from the increase of third party of Rp 7,089,315 million or Rp 22.19 compared to
31 December 2010 of Rp 31,953,462 million.
Liquid Assets
Liquid asset is purposed for fulfil commitment to the customers and other parties, in cash ATM transaction,
third party payment, loans, and other liquidity requirement.
The composition liquid assets of bank bjb and its subsidiary
consists of cash, current account in Bank Indonesia, current account in other banks, interbank placement and trading
securities.
Jumlah Aset
Total Assets
+25,33
Kredit
Loans
+22,34
26.040.869 54.448.658
43.445.700 32.457.004
08 09
11 10
Jumlah Aset
Total Asset
Rp Juta Rp million
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
162
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
Loans
Total bank loans given by bank bjb and its subsidiary as per
December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 can be seen in the following table:
Aset Produktif
Aset produktif terdiri atas saldo aset likuid kecuali kas dan giro pada Bank Indonesia ditambah saldo surat berharga
dalam portofolio dimiliki hingga jatuh tempo, kredit konvensional dan pembiayaan syariah yang diberikan dan
penyertaan saham serta komitmen dan kontijensi pada rekening administratif yang mempunyai risiko kredit.
Berikut perkembangan jumlah aset produktif per 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008.
Uraian 31 Desember December 31
Description 2008
2009 2010
2011
Aset Produktif On Balance Sheet
Productive Asset On balance Sheet
Giro pada bank lain – Bersih 19.125
178.414 201.924
108.013 Current Account in other Banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain – Bersih
3.827.603 6.764.918
12.546.470 7.779.255
Placement in BI and Others Banks Surat berharga – Bersih
2.887.668 2.627.916
1.089.946 4.007.065
Securities Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
- -
1.322.876 7.394.694
Securities under resale agreement Kredit yang diberikan – Bersih
15.545.919 18.536.207
21.491.791 26.490.566
Net Loans Pembiayaan syariah – Bersih
577.327 687.328
1.578.412 1.732.791
Net Sharia Financing Tagihan Akseptasi – Bersih
14.556 78.715
Net Acceptance Receivable Penyertaan saham – Bersih
29.791 29.498
30.834 28.850
Net Invesment in share
Jumlah On Balance Sheet 22.887.433
28.824.281 38.276.810
47.619.949 Total On Balance Sheet
Off Balance Sheet Off Balance Sheet
Fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan
1.529.459 1.963.323
2.453.519 2.996.914
Loan Facility is not used to debitur Irrevocable letter of credit yang masih berjalan
1.131 2.059
1.338 96.724
Current LC Garansi yang diterbitkan
939.283 668.301
706.025 772.278
Warranty issued
Jumlah Off Balance Sheet 2.469.873
2.633.683 3.160.882
3.865.916 Total Off Balance Sheet
Jumlah Aset Produktif 25.357.306
31.457.964 41.437.692
51.485.865 Total Earning Asset
Kredit Yang Diberikan
Jumlah kredit yang diberikan bank bjb dan anak perusahaan
pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 dapat dilihat pada tabel berikut:
Uraian 31 Desember December 31
Description 2008
2009 2010
2011
Kredit yang diberikan – Gross 16.429.069
19.631.968 23.669.719
28.764.701 Loans
Dikurangi penyisihan kerugian 305.823
408.433 599.516
541.344 Allowance Losses
Kredit yang diberikan – Bersih 16.123.246
19.223.535 23.070.203
28.223.357 Net Loans
Earning Assets
Earning Assets Productive assets consist of the balance of liquid assets except cash and demand deposits Current at
Bank Indonesia plus the balance of the portfolio securities held to maturity, conventional loan and Islamic Financing
Syariah facilities, equity investments, commitments and contingencies at the administrative account with the credit
risk. This following table growth of productive asset period December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
163
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
Penyaluran Dana
Posisi kredit yang diberikan bank bjb dan anak perusahaan
Bersih pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 28.223.357 juta yang terdiri dari kredit yang diberikan
– gross sebesar Rp 28.764.701 juta dan penyisihan kerugian sebesar Rp 541.344 juta. Posisi kredit yang
diberikan bank bjb dan anak perusahaan Bersih per 31
Desember 2011 meningkat sebesar Rp 5.153.154 juta atau 22,34 dibandingkan per 31 Desember 2010 sebesar Rp
23.070.203 juta. Peningkatan kredit Bersih yang diberikan
bank bjb terutama disebabkan oleh peningkatan kredit konsumsi, peningkatan kredit modal kerja bank bjb dan
anak perusahaan sejalan dengan strategi dan kebijakan
bank bjb dalam meningkatkan kredit kepada sektor riil.
Keberhasilan ini diakibatkan karena penerapan strategi
bank bjb dalam mendistribusikan Kredit Mikro Utama
dengan mempergunakan jangkauan seluruh cabang, cabang pembantu serta memanfaatkan jaringan BPR dan
koperasi melalui linkage program. Berikut ini dijabarkan kredit yang diberikan berdasarkan
sektor:
Uraian 31 Desember December 31
Description 2008
2009 2010
2011
Pertanian 48.712
204.144 235.490
288.287 Agriculture
Pertambangan 16.863
17.360 36.509
205.781 Mining
Industri 129.801
294.544 382.091
525.206 Industry
Listrik, gas dan air 186.351
254.980 37.987
133.515 Electric, Gas and Water
Konstruksi 445.850
707.112 967.916
1.143.567 Construction
Perdagangan 905.916
1.724.677 2.732.189
3.339.241 Trade
Pengangkutan dan Pergudangan 559.964
567.341 522.950
276.767 Transportation and Warehouse
Jasa dunia usaha 371.422
777.739 1.249.772
1.767.377 Business Service
Jasa-jasa sosial 111.732
223.866 284.376
387.338 Social Service
Lain-lain 13.652.458
14.860.205 17.220.439
20.697.622 Others
Jumlah kredit yang diberikan – Gross 16.429.069
19.631.968 23.669.719
28.764.701 Total Loans
Sektor lain-lain diatas adalah sektor yang ditujukan ke pasar ritel dan pasar konsumtif, yang terbagi menjadi
sebagai berikut:
Lending
Outstanding loans Net of bank bjb and its subsidiary on
December 31, 2011 amounted to Rp 28,223,357 million, which consists of loans - gross of Rp 28,764,701 million
and allowance for losses amounting to Rp 541,344 million.
Outstanding bank loans of bjb and its subsidiary Net
as of December 31, 2011 an increase of Rp 5,153,154 million or 22.34 compared to December 31, 2010 of
Rp 23,070,203 million. The increase of loan enhancements Net given by the bank mainly caused by the increase of
consumer credit, loan enhancements, bank bjb and its
subsidiary working capital which is in line with bank policy
and strategy of bjb in increasing loan to the real sector. This
success mainly as a result of the implementation strategy of
bank bjb in distributing Main Micro loan using the reach of
all branches, sub branches and network of rural banks and the cooperative through a linkage program.
The following loans are adjusted based on the business sector:
Others sectors is a sector destined for the market retail and consumer market is divided as follows:
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
164
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
Uraian 31 Desember December 31
Description 2008
2009 2010
2011
Graha Bhakti 508.770
217.488 101.340
51.310 Graha Bhakti
Purna Bhakti 391.896
433.830 439.083
535.055 Purna Bhakti
Guna Bhakti 11.682.954
13.557.695 15.141.206
17.802.383 Guna Bhakti
Kredit Sektor Lainnya 815.615
309.665 853.988
1.633.467 Other Sector Credit
Jumlah Kredit-Gross 13.399.235
14.518.678 16.535.617
20.022.215 Total Loans
- Kredit Graha Bhakti merupakan fasilitas kredit yang diberikan kepada para PNS berpenghasilan tetap untuk
keperluan pembangunan atau renovasi rumah. - Kredit Purna Bhakti merupakan fasilitas kredit yang
diberikan kepada para pensiunan yang gajinya dibayarkan melalui Bank.
- Kredit Guna Bhakti merupakan fasilitas kredit yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil PNS
berpenghasilan tetap untuk keperluan konsumer, seperti biaya sekolah, pembelian peralatan rumah
tangga dan sebagainya. - Pembayaran kredit tersebut di atas sebagian besar
dilakukan melalui pemotongan gaji bulanan oleh Bank.
Secara sub sektoral, sektor kredit konsumtif yang antara lain terdiri dari Kredit Multigriya Bhakti adalah fasilitas
kredit bagi para pegawai negeri berpenghasilan tetap untuk keperluan pembangunan atau renovasi rumah
tinggal atau pembelian kavling, Kredit Purna Bhakti adalah fasilitas kredit bagi para pensiunan yang gajinya disalurkan
melalui bank bjb, Kredit Guna Bhakti adalah fasilitas
kredit bagi para pegawai negeri berpenghasilan tetap untuk keperluan konsumtif, seperti untuk biaya sekolah,
pembelian alat-alat rumah tangga dan lain-lain serta kredit Wira Usaha Bhakti adalah fasilitas kredit bagi para
pegawai negeri sipil berpenghasilan tetap yang memiliki bidang usaha sampingan atau yang membuka usaha jasa
sosial masyarakat dokter, bidan baik yang bersangkutan maupun suami atau isterinya. Kredit Guna Bhakti untuk
keperluan konsumtif masih memegang porsi terbesar dalam alokasi pemberian kredit yang diberikan pada
tanggal 31 Desember 2011 yakni mencapai 88,91 dari jumlah portofolio kredit konsumsi.
- Graha Bhakti Loan is a loan facility granted to the fixed-income civil servants for building or renovating
houses. - Purna Bhakti Loan is a loan facility granted to Retirees
whose salary is paid through the bank. - Guna Bhakti Loan is a loan facility granted to Civil
Servants PNS for consumer purposes, such as school fees, purchase of household appliances and so forth.
- Payment of loan mentioned above are mostly done through monthly payroll deductions by the bank.
By sub-sector, consumer loan sectors consist of Multigriya Bhakti Loan, a loan facility for the fixed-income civil
servants for who need to build, renovate or purchase of residential plots and Purna Bhakti Loan, a loan facility for
pensioners whose salary is disbursed through the bank bjb,
Guna Bhakti Loan is a loan facility for the fixed-income civil servants for consumptive purposes, such as school fees,
household equipment and others as well as loan Wira Bhakti Enterprises is a loan facility for the fixed-income civil
servants who have sideline business or who opened the business community social services doctors, midwives,
either concerned or the husband or wife. Guna Bhakti Loan for consumptive purposes still holds the largest
share in the allocation of loan granted on December 31, 2011 reaching 88.91 of total portfolio loans.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
165
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
Pengelolaan Kewajiban
Tabel berikut memperlihatkan komposisi kewajiban bank
bjb dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember
2011, 2010, 2009 dan 2008:
Uraian 31 Desember December 31
Description 2008
2009 2010
2011
Kewajiban segera 320.762
662.211 685.700
950.513 Current Liability
Simpanan nasabah dan simpanan nasabah syariah
18.347.050 23.718.912
31.953.462 39.042.777
Saving and Sharia Simpanan dari bank lain
2.322.237 2.323.050
3.353.645 5.298.687
Saving Others bank Kewajiban akseptasi
- -
14.556 78.715
Payable Efek hutang yang diterbitkan-bersih
1.683.408 1.744.253
1.745.936 2.742.993
Securities Issued Pinjaman yang diterima
35.886 11.101
12.585 173.998
Loan Received Penyisihan kerugian penurunan nilai komit-
men dan kontinjensi 24.699
32.101 37.173
1.300
Allowance Losses Hutang pajak
128.816 51.704
32.870 54.679
Tax Payable Kewajiban lain-lain
696.141 775.454
613.726
717.897
Other Liability
Jumlah Kewajiban 23.558.999
29.318.786 38.449.653
49.061.559 Total Liability
Jumlah Kewajiban
Jumlah kewajiban bank bjb dan anak perusahaan pada
tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 49.061.559 juta meningkat sebesar Rp 10.611.906 juta atau 27,60
bila dibandingkan dengan jumlah kewajiban bank bjb
dan anak perusahaan per 31 Desember 2010 sebesar Rp 38.449.653 juta. Peningkatan tersebut terutama
disebabkan oleh meningkatnya simpanan dan simpanan nasabah syariah nasabah sebesar Rp 7.089.315 juta atau
22,19. Peningkatan simpanan nasabah per 31 Desember 2011 sebagai akibat dari peningkatan pemasaran dan
promosi yang efektif diantaranya melalui program penarikan undian.
Simpanan Nasabah
Tabel berikut memperlihatkan komposisi simpanan nasabah
bank bjb dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember,
2011, 2010, 2009 dan 2008:
Uraian 31 Desember December 31
Description 2008
2009 2010
2011
Giro 7.405.206
8.272.288 7.610.327
11.168.241 Current Account
Tabungan 3.139.322
3.802.574 4.876.716
6.270.783 Saving Account
Deposito Berjangka 7.802.522
11.644.050 19.466.419
21.603.753 Time Deposits
Jumlah Simpanan Nasabah 18.347.050
23.718.912 31.953.462
39.042.777 Total Saving
Liability Management
The following table shows the composition of bank bjb
and its subsiadiary liabilities on December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008:
Total Liabilities
bank bjb and its subsidiary’s total liabilities at December
31, 2011 was Rp 49,061,559 million, an increase of Rp 10,611,906 million or 27.60 when compared with
total liabilities of the bank bjb and its subsidiary as of
December 31, 2010 amounted to Rp 38,449,653 million. The increase was mainly caused by increasing customer
deposits amounted Rp 7,089,315 million or 22.19. Increased customer deposits as of December 31, 2011 as
a result of increased marketing and effective promotion of them through the drawing program.
Customers Deposit
The following table shows the composition of bank bjb
and its subsidiary customer deposits as per December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008:
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
166
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
Jumlah simpanan nasabah bank bjb dan anak perusahaan
pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 39.042.777 juta yang terdiri dari simpanan dari Giro
dan Tabungan sebesar masing-masing Rp 11.168.241 juta
dan Rp 6.270.783 juta. Jumlah simpanan nasabah bank bjb
dan anak perusahaan per 31 Desember 2011 meningkat sebesar Rp 7.089.315 juta atau 22,19 bila dibandingkan
dengan simpanan nasabah bank bjb per 31 Desember
2010 yang berjumlah Rp 31.953.462 juta.
Tabungan
Pada tanggal 31 Desember 2011 bank bjb dan anak
perusahaan telah berhasil menghimpun simpanan nasabah dalam bentuk tabungan sebesar Rp 6.270.783 juta atau
meningkat sebesar Rp 1.394.067 juta atau 28,59 dibandingkan per 31 Desember 2010.
Deposito Berjangka
Per 31 Desember 2011, bank bjb dan anak perusahaan
berhasil menghimpun dana masyarakat dalam bentuk deposito berjangka sebesar Rp 21.603.753 juta, meningkat
sebesar Rp 2.137.334 juta atau naik 10,98 dibandingkan per 31 Desember 2010 Rp 19.466.419 juta. Peningkatan
Deposito bank bjb disebabkan adanya peningkatan
agresivitas pelaksanaan strategi pemasaran dan perluasan jaringan kerja dengan membuka kantor-kantor cabang di
luar Jawa Barat dan Banten.
Perkembangan Ekuitas
Tabel berikut memperlihatkan komposisi ekuitas bank bjb
dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008.
Uraian 31 Desember December 31
Description 2008
2009 2010
2011 Ekuitas
Equity
Modal ditempatkan dan disetor penuh 1.495.598
1.583.896 2.424.073
2.424.073 Paid Full-up Capital
Agio saham – bersih setelah biaya emisi saham
- -
823.423 823.423
Premium on share capital - net of shares issuance costs
Modal disetor lainnya 45.503
228.258 -
- Others Paid-up Capital
Saldo laba Profit Balance
- Telah ditentukan penggunaannya 398.607
570.283 806.651
1.164.886 Appropriated
- Belum ditentukan penggunaannya 542.162
755.781 936.846
962.260
Unappropriated
Jumlah Ekuitas 2.481.870
3.138.218 4.990.993
5.374.642 Total Equity
Total customer deposits at the bank bjb and its subsidiary
on December 31, 2011 amounted Rp 39,042,777 million consisting of Current Account and Saving Account of
Rp 11.168.241 million and Rp 6.270.783 million. Total bank
bjb and its subsidiary customer deposits as of December
31, 2011 increased by Rp 7,089,315 million or 22.19
when compared to bank bjb deposits as of December 31,
2010 which amounted Rp 31,953,462 million.
Savings
On December 31, 2011 bank bjb and its subsidiary
managed to collect deposits from customer of Rp 6,270,783 million or an increase Rp 1,394,067 million
or 28.59 as December 31, 2010 compared to December 31, 2010.
Time Deposits
As of December 31, 2011, the bank bjb and its subsidiary
managed to raise society in the form of time deposits of Rp 21,603,753 million, an increase of Rp 2,137,334
million or an increase of 10.98 as of December 31, 2010 compared to Rp 19,466,419 million. The increase in bank
deposits mainly caused by the aggressiveness of marketing strategies implementation and expansion of network by
opening branch offices outside of West Java and Banten.
Equity Growth
The following table shows the composition of the
bank bjb equity on December 31, 2011, 2010, 2009
and 2008.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
167
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
Ekuitas
Ekuitas bank bjb dan anak perusahaan pada tahun 2011
adalah sebesar Rp 5.374.642 juta, meningkat sebesar Rp 383.649 juta atau meningkat sebesar 7,69 bila
dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp 4.990.993 juta. Peningkatan ini disebabkan karena adanya saldo laba
ditahan yang menambah jumlah cadangan bank bjb.
KemampuanMembayarObligasi
Jumlah Obligasi yang terhutang per 31 Desember 2011
adalah Rp 2.750.000 juta. bank bjb telah memperoleh
peringkat obligasi dari PT. Pemeringkat Efek Indonesia per 31 Desember 2011 adalah AA- Stable Outlook. Peringkat
obligasi bank bjb dapat dilihat pada tabel berikut:
Obligasi Bond Nominal Nominal
Tanggal Pencatatan di Bursa
Listing date Peringkat Rat-
ings Obligasi Bond
Status
Obligasi III Rp 150.000 juta
25 April 2000 BBB-
Bond III Lunas
Paid Obligasi IV
Rp 1.000.000 juta 6 Oktober 2005
BBB+ Bond IV
Lunas Paid
Obligasi V Rp 1.000.000 juta
11 Desember 2006 A
Bond V Lunas Paid
Obligasi VI Rp 750.000 juta
13 Juli 2009 A+
Bond VI berjalan
outstanding Obligasi VII
Rp 2.000.000 juta 9 Februari 2011
iDAA- Bond VII
berjalan outstanding
Equity
The equity of bank bjb in 2011 amounted to Rp 5,374,642
million, an increase of Rp 383,649 million or increased by 7.69 compared to the bank’s equity in 2010 of
Rp 4,990,993 million. The increase was due to the retained
earnings that increase the amount of bank bjb reserves .
Bonds Paying Ability
Total bonds payable as of December 31, 2011 is
Rp 2,750,000 million. bank bjb has obtained a bond rating
of AA-Stable Outlook from PT Credit Rating Indonesia as of
December 31, 2011. bank bjb bond ratings can be seen in
the following table:
Giro
Current Account
+46,75
Tabungan
Saving Account
+28,59
2,481,870 5.387.099
4.990.992
3.138.218
08 09
11 10
Jumlah Ekuitas
Total Equity
Rp Juta Rp million
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
168
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
BBB+ dan BBB-
“Efek Hutang dengan Peringkat BBB didukung oleh kemampuan obligor yang memadai relatif dibandingkan
entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang
diperjanjikan, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan
perekonomian yang merugikan”.
A dan A+
“Efek hutang dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan obligor yang kuat relatif dibanding entitas
Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan,
namun cukup peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan”.
AA-
“Efek hutang dengan peringkat AA- memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan
jangkan panjang relatif dibandingkan terhadap obligor Indonesia lainnya, namun memiliki perbedaan dengan
peringkat tertinggi yang diberikan”.
Tanda minus -
“Tanda minus - menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori
yang bersangkutan”.
Tanda plus +
“Tanda plus menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan diatas rata-rata kategori yang
bersangkutan.” Pada tanggal 25 Mei 2011 berdasarkan surat dari
PT Pemeringkat Efek Indonesia Pefindo nomor 510PEF- DirXI2011, Panitia Pemeringkat PT Pefindo menaikkan
peringkat obligasi bank bjb dari A+ menjadi AA- Double
A Minus, Stable Outlookyang berarti “Efek hutang jangka panjang dengan peringkat AA memiliki kualitas
kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, relatif dibandingkan entitas Indonesia
lainnya.
BBB + and BBB-
“Debt Securities with a rating of BBB is supported by adequate obligor ability compared to other Indonesian
entities to comply with the obligation financially long term in accordance with the agreement, but Traffic can be
mitigated by changes in business conditions and economic disadvantage”.
A and A +
“Debt securities rated A has strong support obligors ability compared to other Indonesian entities to comply with
long-term financial obligations in accordance with the agreement, but it is quite sensitive to change due to a
disadvantage conditions”.
AA-
“Debt securities rated AA- has strong support obligors ability compared to other Indonesian entities to comply
with long-term financial obligations in accordance with the agreement, but it is different from the highest rating”.
The minus sign -
“Indicates that the ratings given relatively weak and below the average for the relevant category”.
The plus sign +
“Indicates that the ratings given relatively strong and above the average of the relevant category.”
On May 25, 2011 based on a letter from PT Pemeringkat Efek Indonesia Pefindo, number 510PEF-DirXI2011,
mentioned that the Rating Committee of PT Pefindo raise
bank bjb bond rating from A + to AA- Double A Minus,
Stable Outlook which means “long-term debt securities with a rating of AA have credit quality slightly below the
highest rating, supported by a very strong ability of obligor to meet its long-term financial obligations in accordance
with the agreement, Indonesia relative to other entities.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
169
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
Kolektibilitas
Tingkat kolektibilitas piutang bank bjb pada tahun
2011 setelah adanya perubahan proses evaluasi penurunan nilai kredit yang dilakukan sehubungan
dengan penerapan PSAK No.55 revisi 2006 dengan dilakukannya penilaian penurunan kredit secara individual,
31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 dapat dilihat pada tabel berikut:
Uraian 31 Desember December 31
Description 2008
2009 2010
2011
Lancar 15.806.339
19.064.000 22.962.040
27.749.535 Current
Dalam perhatian khusus 494.838
181.490 268.139
664.483 Special mention
Kurang lancar 10.514
184.887 46.447
66.924 Substandard
Diragukan 19.112
28.401 70.888
65.347 Doubtful
Macet 98.266
173.190 322.205
218.412 Loss
Jumlah kredit yang diberikan – Gross 16.429.069
19.631.968 23.669.719
28.764.701 Loans - Gross
Penyisihan Kerugian 289.618
408.433 599.516
541.344 Allowance For Losses
Jumlah kredit yang diberikan – Bersih 16.139.451
19.223.535 23.070.203
28.223.357 Loans – Netto
Kolektibilitas kredit yang diberikan yang dikategorikan sebagai Non Performing Loan NPL, adalah kredit yang
diberikan dengan kategori kurang lancar, diragukan dan macet sebagaimana yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Bank Indonesia pada tahun 2001 menetapkan batas maksimum NPL - Netto untuk bank-bank di Indonesia
adalah 5,0. Adapun NPL bank bjb pada tanggal 31
Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Uraian 31 Desember December 31
Description 2008
2009 2010
2011
NPL - Gross 115.569
369.701 439.540
350.683 NPL - Gross
Rasio NPL - Gross 0,73
1,96 1,86
1,21 Rasio NPL - Gross
NPL - Netto 15.312
145.683 68.642
117.935 NPL - Netto
Rasio NPL - Netto 0,10
0,77 0,29
0,41 Rasio NPL - Netto
Jumlah kredit yang diberikan – Gross 15.835.537
19.631.968 23.669.719
28.764.701 Jumlah kredit yang diberikan – Gross
Catatan:
Perhitungan rasio NPL untuk 31 Desember 2009, 2008 mengacu pada SE BI Nomor 710DPNP tanggal 31
Maret 2005 yang mana kredit kepada bank lain bukan merupakan komponen rasio NPL untuk 31 Desember
Collectibility
bank bjb collectability level in 2011 after a change in loan
impairment evaluation process conducted in compliance with SFAS 55 revised 2006 with the assessment done by
an individual loan impairment, December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 can be seen in the table follows:
The collectibility of loans are classified as Non Performing Loan NPL, is a category of loans with substandard,
doubtful and loss as determined by Bank Indonesia. Bank Indonesia in 2001 set a maximum limit NPL - Net to the
banks in Indonesia is 5.0. As for the NPL bank bjb on
December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 are as follows:
Notes:
NPL ratio was calculated for December 31, 2009, 2008 refer to the SE BI Number 710DPNP March 31, 2005
in which loans to other banks is not a component of the NPL ratio for December 31, 2011, 2010 NPL ratio
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
170
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
2011, 2010 perhitungan rasio NPL mengacu pada SE BI Nomor 1211DPNP tanggal 31 Maret 2010 yang mana
kredit kepada bank lain merupakan komponen pada perhitungan rasio NPL.
Rasio-rasio Keuangan
Berikut tabel yang menunjukkan rasio keuangan
bank bjb pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009
dan 2008 menurut ketentuan Bank Indonesia:
Uraian Description 2008
2009 2010
2011 Description
CAR 14,97
20,94 22,85
18,36 CAR
ROA 3,31
3,24 3,15
2,65 ROA
ROE 24,98
28,09 24,95
21,00 ROE
NIM 8,45
7.63 7,32
6,89 NIM
NPL GROSS 0,78
1,97 1,86
1,21 NPL GROSS
NPL NET 0,11
0,76 0,29
0,41 NPL NET
BOPO 75,41
77.30 76,60
80,02 BOPO
LDR 89,44
82,47 71,14
72,95 LDR
ASET PRODUKTIF BERMASALAH TERHADAP TOTAL ASET PRODUKTIF
0,56 1,25
1.11
0,73 PRODUCTIVE NON-PERFORMING ASSETS
TO TOTAL EARNING ASSETS ASET TETAP TERHADAP MODAL
32,78 30,81
20,45 23,22
FIXED ASSETS TO CAPITAL
Rasio Kecukupan Modal CAR
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.321PBI2001 tanggal 13 Desember 2001 ditetapkan bahwa bank wajib
menyediakan modal minimum atau CAR sebesar 8,00
dan bank bjb berhasil mencapai rasio CAR melebihi
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Non Performing Loan NPL
NPL adalah kredit yang diberikan dan pembiayaan syariah dengan kategori Kurang Lancar, Diragukan dan Macet
seperti yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia pada tahun 2001 menetapkan batas maksimum
NPL Netto untuk bank-bank di Indonesia adalah 5,00.
Rasio Rentabilitas
Rasio imbal hasil aset ROA pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 masing-masing adalah
sebesar 2,65, 3,15, 3,24 dan 3,31. Peningkatan ini disebabkan karena adanya peningkatan pendapatan
bersih Perseroan yang mengalami pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan peningkatan aset.
calculations based on Bank Indonesia Circular No. 12 11DPNP dated March 31, 2010 in which loans to
other banks is a component in the calculation of the NPL ratio.
Financial Ratio
The following table shows the financial ratios
bjb bank on December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008
under the terms of Bank Indonesia:
Capital Adequacy Ratio CAR
Bank Indonesia’s decree No.321PBI2001 December 13 2001, stipulated that the bank must provide a minimum
capital or CAR of 8.00, bank bjb CAR is managed to
reach beyond the provisions set by Bank Indonesia.
Non Performing Loan NPL Ratio
NPLs are loans and Sharia financing that are by category, substandard, doubtful and considered as losses as
determined by Bank Indonesia. In 2001, Bank Indonesia s a maximum limit of NPLs net for banks operating in
Indonesia at 5.00.
Profitability Ratios
The ratio of return on assets ROA of the bank on December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 amounted to 2.65,
3.15, 3.24 and 3.31 respectively. The increase is due to an increase in net income of the Company that
experienced greater growth than to the increase in assets.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
171
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
Rasio imbal hasil ekuitas ROE pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 adalah sebesar 21,00,
24,95, 28,09 dan 24,98.
Rasio Net Interest Margin NIM
Rasio Net Interest Margin NIM termasuk anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008
masing-masing adalah sebesar 6,89, 7,32, 7,63, dan 8,45. Penurunan NIM pada tahun 2011 disebabkan
oleh peningkatan rata-rata aktiva produktif lebih tinggi dari peningkatan pendapatan bunga bersih. Penurunan NIM
pada tahun 2010 terutama disebabkan oleh peningkatan rata-rata aktiva produktif yang lebih tinggi dari peningkatan
bunga bersih.
RasioBOPO
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO termasuk anak perusahaan adalah rasio untuk
mengukur tingkat efisiensi yang dicapai. BOPO per 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 berturut-turut
adalah sebesar 80,02, 76,60, 77,30 dan 75,41. Rasio BOPO Perusahaan terus dijaga dalam batas yang
sehat.
Rasio Pinjaman Terhadap Dana Yang Dihimpun LDR
Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang dihimpun LDR termasuk anak perusahaan pada tanggal
31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 adalah sebesar 72,95, 71,14, 82,47 dan 89,44. Rasio LDR yang
meningkat dari tahun 2010 ke tahun 2011 menunjukkan
besarnya upaya bank bjb dalam menjalankan fungsinya
sebagai lembaga perantara keuangan sedangkan pada tahun 2008 hingga 2010 rasio LDR mengecil dari tahun
ke tahun yang disebabkan oleh pertumbuhan DPK lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan Kredit. bank bjb telah
memelihara LDR nya pada kondisi sehat sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sehingga perusahaan dalam
kondisi yang efektif dan efisien dalam menjalankan kegiatan usahanya.
The ratio of return on equity ROE as at December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 amounted to 21,00,
24.95, 28.09 and 24.98.
Ratio of Net Interest Margin NIM
Ratio of Net Interest Margin NIM, including subsidiary on December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 amounted
to 6.89, 7.32, 7.63 and 8.45 respectively. NIM declined in 2011 is due to the increase in average earning
of assets that was higher than the increase in net interest income. NIM declined in 2010 mainly due to the increase
in average earning assets that was higher than the increase in net interest.
OperatingExpensestoOperatingIncome BOPORatio
Ratio of Operating Expenses to Operating Income BOPO including its subsidiaries is a ratio to measure the level of
efficiency achieved. BOPO as of December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 amounted to 80.02, 76.60, 77.30
and 75.41 respectively. Operating Expenses to Operating Income BOPO ratio of the company continues to be
maintained at a healthy level.
Loan to Deposit Ratio LDR
The ratio of Loan to Deposit LDR of the bank, including its subsidiaries, on December 31, 2011, 2010, 2009
and 2011 amounted to 72.95, 71.14, 82.47 and 89.44 respectively. The LDR ratio increase from 2010 to
2011 shows the commitment of bank bjb to carry out its
functions as a financial intermediary, while in 2008 until 20 10 the ratio of LDR decreases from year to year caused by
the growth of deposits is higher than the growth of loan.
bank bjb maintain its LDR in a healthy level in accordance
to Bank Indonesia so the company can be running its business in an effective and efficient condition.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
172
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
Tingkat Kolektibilitas Piutang
Rasio NPL Gross bank bjb pada tanggal 31 Desember
2011 adalah sebesar 1,21 sedangkan rasio NPL Netto
bank bjb pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar
0,41. Perbaikan Rasio NPL Gross pada periode 31 Desember 2011 dibandingkan Rasio 31 Desember 2010
sebesar 1,86 dikarenakan adanya perbaikan kolektibilitas dari debitur yang non performing sebelumnya.
Ikatan Material Untuk Investasi
Data penempatan dana pada bank lain dalam bentuk surat berharga obligasi bank investasi per tanggal 31 Desember
2011:
Surat Berharga Obligasi Tanggal Date
Valuta Nominal
Penempatan Nominal Placement
Rate P.A Rate
Securities Bond Terbit
Jatuh Tempo Due Date
BANK DANAMON I B 2007 19-Apr-07
19-Apr-12 IDR
25.000.000.000.00 10.600
BANK DANAMON I B 2007 BANK PANIN II B 2007
19-Jun-07 19-Jun-12
IDR 25.000.000.000.00
10.750 BANK PANIN II B 2007
BANK LAMPUNG II 2007 9-Nov-07
9-Nov-12 IDR
5.000.000.000.00 11.850
BANK LAMPUNG II 2007 BANK DKI V 2008
4-Mar-08 4-Mar-13
IDR 20.000.000.000.00
11.250 BANK DKI V 2008
BANK SULUT IV 2010 9-Apr-10
9-Apr-15 IDR
2.500.000.000.00 12.000
BANK SULUT IV 2010 BANK SULUT IV 2010
9-Apr-10 9-Apr-15
IDR 2.500.000.000.00
12.000 BANK SULUT IV 2010
BANK DANAMON II A 2010 9-Dec-10
9-Dec-13 IDR
25.000.000.000.00 8.750
BANK DANAMON II A 2010 BANK NAGARI VI 2010
13-Jan-11 13-Jan-16
IDR 20.000.000.000.00
9.875 BANK NAGARI VI 2010
BANK SULSEL I 2011 12-May-11
12-May-14 IDR
5.000.000.000.00 9.500
BANK SULSEL I 2011 BANK SULSEL I 2011
12-May-11 12-May-14
IDR 5.000.000.000.00
9.500 BANK SULSEL I 2011
BANK DKI VI 2011 17-Jun-11
17-Jun-14 IDR
24.000.000.000.00 9.250
BANK DKI VI 2011 BANK SUMUT III 2011
5-Jul-11 5-Jul-16
IDR 15.000.000.000.00
10.125 BANK SUMUT III 2011
BANK NTT I 2011 SERI B 8-Jul-11
8-Jul-14 IDR
15.000.000.000.00 9.900
BANK NTT I 2011 SERI B BANK RIAU 1 2011
8-Jul-11 8-Jul-16
IDR 12.000.000.000.00
10.400 BANK RIAU 1 2011
CIMB NIAGA 23-Dec-11
23-Dec-14 IDR
25.000.000.000.00 7.375
CIMB NIAGA MTN 1 BANDA ACEH 2011
29-Dec-11 1-Jan-13
IDR 50.000.000.000.00
9.200 MTN 1 BANDA ACEH 2011
Total Obligasi Bank 276.000.000.000.00
Total Bond
The Collectability
of Accounts
Receivable
NPL Ratio Gross of bank bjb including subsidiaries at
December 31, 2011 amounted to 1.21 while the NPL
ratio net of bank bjb on 31 December 2011 amounted to
0.41. NPL Ratio Improved in the period of December 31, 2011 compared to December 31, 2010 The ratio of 1.86
due to the improvement of the collectability of the earlier non-performing debtors.
Commitment of
Materials For
Investment
Placement at the others bank’s bonds as per December, 31 2011:
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
173
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
Penempatan dana pada bank lain dalam bentuk surat berharga obligasi non bank investasi per tanggal 31
Desember 2011:
Surat Berharga Obligasi Tanggal Date
Valuta Nominal
Penempatan Nominal Placement
Rate P.A Rate
Securities Bond Terbit
Jatuh Tempo Due Date
PPGD XII SERI A 2007 4-Sep-07
4-Sep-17 IDR
2.000.000.000.00 10.025
DANAREKSA II 2007 DANAREKSA II 2007
25-Sep-07 25-Sep-12
IDR 25.000.000.000.00
10.875 PPGD XII SERI A 2007
MTN PEGADAIAN I 27-Sep-11
7-Nov-12 IDR
75.000.000.000.00 8.000
MTN PEGADAIAN I ANTAM SERIA
14-Dec-11 14-Dec-18
IDR 5.000.000.000.00
8.375 ANTAM SERIA
ANTAM SERIA 14-Dec-11
14-Dec-18 IDR
10.000.000.000.00 8.375
ANTAM SERIA EXIM BANK SERI A
20-Dec-11 20-Dec-14
IDR 25.000.000.000.00
7.000 EXIM BANK SERI A
EXIM BANK SERI A 20-Dec-11
20-Dec-14 IDR
25.000.000.000.00 7.000
EXIM BANK SERI A
Total Obligasi Non Bank 167.000.000.000.00
Total Bond Non Bank
Sumber dana yang digunakan dalam penempatan dana pada bank lain Dana yang digunakan untuk penempatan
dalam bentuk surat berhargaobligasi, berasal dari ekses likuiditas yang dikelola oleh Divisi Treasury. Penempatan
dana dalam bentuk surat berhargaobligasi, bertujuan untuk memperoleh optimalisasi return.
Pengeluaran Investasi Lainnya
Tabel di bawah menyajikan rincian pengeluaran investasi lainnya per 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008.
Uraian 2006
2007 2008
2009 2010
2011 Description
Tanah 54.373
58.277 6.0936
6.0935 67.038
67.199 Land
Bangunan 23.7871
332.203 352.515
376.809 406.058
435.680 Building
Perlengkapan 22.0136
25.1566 327.108
380.727 414.475
491.428 Equipment
Kendaraan 22.975
23.421 23.565
24.651 27.964
30.290 Vehicle
Aset dalam Penyelesaian 60.476
1.971 10.716
36.647 56.386
38.074 Asset in Progress
Jumlah 595.831
667.438 774.840
879.769 972.201
1.062.671 Total
Source of funds used in the placement to other banks that are used for placement of funds in the form of
securities bonds, derived from the excess liquidity which is managed by the Treasury Division. Placement of funds
in the form of securities bonds, aiming to obtain the optimization of the return.
OtherInvestmentExpenses
The table below provides details of other investment expenditure of December 31, 2007, 2008, 2009 and
2010. Placement at non bank bonds as per December, 31 2011:
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
174
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
Informasi dan Fakta Material Yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan
Sejak 31 Desember 2011 hingga Laporan Tahunan ini diterbitkan tidak terdapat kejadian material penting yang
berdampak pada kinerja perusahaan dan menyebabkan risiko usaha di masa yang akan datang. Adapun Rencana
Bisnis bank bjb pada tahun 2011 adalah salah satunya
yaitu penyertaan modal kepada BPR yang berada di wilayah Jawa Barat dan Banten yang bertujuan untuk perluasan
bisnis bank bjb kredit kepada masyarakat terutama di wilayah yang belum terdapat bank bjb dan Pengembangan
Jaringan Kantor baik di dalam maupun di luar Pulau Jawa yang bertujuan untuk meningkatkan market share bank
bjb dan memperluas jangkauan pelayanan.
Informasi Transaksi
Material yang
Mengandung Benturan Kepentingan dan Transaksi Dengan Pihak Afiliasi
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, bank bjb
mempunyai transaksi-transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang meliputi pemberian
kredit, penyertaan, serta penerimaan giro, tabungan dan deposito berjangka. Transaksi-transaksi tersebut di atas
dilaksanakan dengan syarat dan kondisi serta jangka waktu yang sama seperti kepada pihak ketiga, kecuali transaksi
pemberian jasa giro kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu terdapat perbedaan 1,0 lebih tinggi dari yang
diberikan kepada pihak ketiga. Pemerintah Jawa Barat dan Banten giro kasda merupakan nasabah perusahaan
yang memberikan kontribusi yang besar baik dari sisi dana, kredit maupun ekuitas.
Selain memiliki portofolio dana yang cukup besar di bank
bjb, memberikan kontribusi terhadap perkembangan kredit
konsumtif yang besar, dimana para pegawainya dapat mengambil kredit dengan jaminan gaji yang telah dikelola
oleh bank bjb, Pemerintah Provinsi Jawa Barat merupakan Pemegang Saham Pengendali bank bjb yang selama
ini memberikan komitmen yang sangat tinggi terhadap
perkembangan bank bjb. Dengan adanya kontribusi yang begitu besar terhadap bank bjb, maka pemberian jasa
giro tersebut telah seimbang dibandingkan dengan pihak ketiga.
Information and Material Facts that happened After the Reporting Date of
Accountants
From December 31, 2011 until the published date of the Annual Report, there are no significant material
events that impact on corporate performance and lead to business risks in the future. One of the Business Plan
of bank bjb in 2011 is a capital investment to BPR in
West Java and Banten, which aims to expand business of
bank bjb loan to the community, especially in areas that do not have any of bank bjb branches and Development
Offices of both inside and outside Java that aims to increase
market share and expand the scope of banks bjb service.
Information of Material Transaction that has a Conflict of Interest and
Transactions with Affiliated Parties
In conducting its business, the bank bjb has transactions
with affiliates, including lending, investments, and acceptance of demand deposits, savings and time deposits.
Such transactions above implemented with the terms and conditions and the same timeframe as to third parties,
except for transaction fees for current accounts to the Government of West Java province is the difference 1.0
higher than that given to any third party. Government of West Java and Banten Giro Kasda is a company that gives
customers a great contribution both in terms of funds, loan and equity.
In addition to large portfolio of funds in bank bjb,
contributed to the development of a large consumer loan, where its employees can take loan with the
guarantee of salaries that have been managed by the
bank bjb, West Java Provincial Government is the Controlling Shareholder of bank bjb which has been
extending a very high commitment to the development of
the bank bjb. Given such a large contribution to the bank bjb, then the fees for current accounts had been balanced
compared to the third party.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
175
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya adalah: Pemberian kredit kepada
karyawan dengan tingkat bunga yang kecil dibandingkan tingkat bunga yang dikenakan pada debitur lain, Tingkat
suku bunga pada tahun 2010 dan 2011, rata-rata sebesar 6,50 annuitas bulanan dengan jangka waktu berkisar
antara 3 sampai dengan 20 tahun. Kredit ini dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan.
Keterangan 31 Desember December 31
Description
2010 2011
Kredit yang diberikan dan pembiayaan syariah Loans and sharia financing
Karyawan kunci 1.366
3.297 Key employees
Badan Usaha Milik Daerah 8.443
4.652 Regional owned company
Badan-badan dan lembaga-lembaga pemerintah
7.452 83.198
Government institution Bank Perkreditan Rakyat
37.896 46.503
Rural bank BUMN atau pemerintah campuran
429.762 300.371
State owned company and government Pemerintah Daerah Tingkat II
75.405 38.981
Regional government level II
Giro pada bank lain Current accounts with other banks
Bank Pembangunan Daerah 335
812 Regional development bank
Bank Umum 46.977
16.696 Bank
Penempatan pada bank lain Placements with other banks
Bank Pembangunan Daerah 980.050
455.000
Regional development bank Bank Umum
508 377.000
Bank Surat berharga
Marketable securities Pemerintah Pusat
14.854 19.854
Central government BUMN
- 15.000
State owned company Bank Pembangunan Daerah
30.000 176.058
Regional development bank
Penyertaan saham Investments
BPR dan PD-LPK 15.214
15.214 BPR and PD-LPK
Simpanan nasabah, simpanan nasabah syariah, dan dana syirkah temporer
Deposits from customers, deposits from customers - sharia, and temporary syirkah fund
Giro Current accounts
Pemerintah Pusat 53.526
42.226 Central government
Pemerintah Daerah Tingkat I 1.079.652
3.038.212 Regional government level I
Pemerintah Daerah Tingkat II 3.611.328
4.451.553 Regional government level II
Badan-badan dan lembaga-lembaga pemerintah
79.040 139.504
Government institution BUMN atau pemerintah campuran
168.557 141.286
State owned company and government Badan Usaha Milik Daerah
98.968 69.946
Regional owned company
Tabungan Savings
Karyawan kunci 8.395
9.044 Key employees
Pemerintah Pusat 953
1.456 Central government
Pemerintah Daerah Tingkat I 962
3.066 Regional government level I
Pemerintah Daerah Tingkat II 56.566
27.884 Regional government level II
Badan-badan dan lembaga-lembaga pemerintah
12.119 28.520
Government institution BUMN atau pemerintah campuran
2.219 4.364
State owned company and government Badan Usaha Milik Daerah
7.560 10.033
Regional owned company
Deposito berjangka Time deposits
Karyawan kunci 10.600
7.214 Key employees
Pemerintah Pusat 585.331
638.344 Central government
Pemerintah Daerah Tingkat I 1.904.350
359.280 Regional government level I
Pemerintah Daerah Tingkat II 676.196
1.225.405 Regional government level II
Badan-badan dan lembaga-lembaga pemerintah
58.328 189.054
Government institution BUMN atau pemerintah campuran
4.059.896 4.145.236
State owned company and government Badan Usaha Milik Daerah
115.969 91.061
Regional owned company
Transactions with related parties which include: loan to the employees of small interest rate than the interest rates
charged on other debtors, interest rates on average per year in 2010 and 2011 are 6.50 monthly annuity for a
period ranging from 3 to 20 years. These loans are paid back through monthly payroll deductions.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
176
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
Keterangan 31 Desember December 31
Description
2010 2011
Simpanan dari bank lain Deposits from other banks
Giro Current accounts
Bank Pembangunan Daerah 1.966
15.283 Regional development bank
Bank Umum 9
13 Bank
BPR 19.898
12.510 Rural bank
Tabungan Savings
BPR 63.616
76.803 Rural bank
Deposito Deposits
Bank Pembangunan Daerah -
500 Regional development bank
BPR -
50.590 Rural bank
Call Money Call Money
Bank Pembangunan Daerah 1.897.000
3.056.000 Regional development bank
Bank Umum 50.000
454.405 Bank
Pinjaman yang diterima Borrowings
Pemerintah Pusat 12.420
8.894 Central government
Pemerintah Daerah Tingkat I -
165.000 Regional government level I
Bank Umum 165
104 Bank
Kebijakan Akuntansi Perusahaan dan PenerapanPSAK5055
Aset keuangan dan liabilitas keuangan
Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain, surat-surat berharga, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, penyertaan saham,
kredit yang diberikan, tagihan akseptasi dan aset lain-lain.
Liabilitas keuangan Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas
akseptasi, efek hutang yang diterbitkan, pinjaman yang diterima, dan liabilitas lain-lain.
Bank menerapkan PSAK No. 55 Revisi 2006, ”Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No.
50 Revisi 2006, ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, yang
menggantikan PSAK No. 55 Revisi 1999, ”Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” dan PSAK
No. 50, ”Akuntansi Investasi Efek Tertentu”.
Dampak penyesuaian transisi atas penerapan awal PSAK No. 50 Revisi 2006 dan PSAK No. 55 Revisi 2006
dijelaskan:
Company Accounting Policies dan PenerapanPSAK5055
Financial assets and liabilities
The Bank’s financial assets consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks,
placements with Bank Indonesia and other banks, mar- ketable securities, marketable securities purchased under
agreements to resell, investments in shares, loans, accept- ances receivable and other assets.
The Bank’s financial liabilities consist of obligations due im- mediately, deposits from customers, deposits from other
banks, acceptances payable, debt securities issued, bor- rowings and other liabilities.
The Bank adopted PSAK No. 55 Revised 2006, “Financial Instruments: Recognition and Measurement” and PSAK
No. 50 Revised 2006, “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” with effect from January 1, 2010, which
replaced PSAK No. 55 Revised 1999, “Accounting for Derivatives and Hedging Activities” and PSAK No. 50,
“Accounting for Investments in Certain Debt and Equity Securities”, respectively.
The effect of the transition adjustments on the initial adoption of PSAK No. 50 Revised 2006 and PSAK No. 55
Revised 2006 is discussed in:
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
177
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
Klasifikasi
Sejak tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasi aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada
saat pengakuan awal: • Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi komprehensif, yang memiliki 2 dua sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan
demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasi dalam kelompok yang
diperdagangkan; • Kredityangdiberikandanpiutang;
• Investasidalamkelompokdimilikihinggajatuhtempo; • Aset keuangan yang diklasiikasikan dalam kelompok
tersedia untuk dijual. Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori
sebagai berikut pada saat pengakuan awal: • Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
komprehensif, yang memiliki 2 sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat
pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;
• Liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.
Kategori untuk diperdagangkan adalah aset dan liabilitas keuangan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk
tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan
tertentu yang dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking.
Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk
dijual atau yang tidak dikelompokkan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya. Pada tanggal 31 Desember
2011, Bank dan entitas anak tidak memiliki aset keuangan tersedia untuk dijual.
Di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau
telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan
untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
Classification
Starting January 1, 2010, the Bank classified its financial assets in the following categories on initial recognition:
• Financialassetsheldatfairvaluethroughproitorloss, which have 2 two sub-classifications, i.e. financial as-
sets designated as such upon initial recognition and financial assets classified as held-for-trading;
• Loansandreceivables; • Held-to-maturityinvestments;
• Available-for-saleinancialassets.
Financial liabilities are classified into the following catego- ries on initial recognition:
• Fairvalueheldatfairvaluethroughproitorloss,which has 2 sub-classifications, i.e. those designated as such
upon initial recognition and those classified as held for trading;
• Financialliabilitiesmeasuredatamortizedcost.
Held-for-trading are those financial assets and liabilities that the Bank acquires or incurs principally for the purpose of
selling or repurchasing in the near term, or holds as part of a portfolio that is managed together for short-term profit
or position taking
The available-for-sale category consists of non-derivative financial assets that are designated as available-for-sale or
are not classified in one of the other categories of financial assets. As of December 31, 2011, the Bank and its subsidi-
ary do not have available-for-sale financial assets.
Held-to-maturity category consists of non-derivative finan- cial assets with fixed or determinable payments and fixed
maturity which the Bank has the positive intent and ability to hold until maturity.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
178
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau
telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Bank tidak berniat untuk menjualnya segera atau
dalam waktu dekat. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan dan
liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
Pengakuan awal
a. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu
yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku di pasar pembelian secara reguler diakui
pada tanggal penyelesaian, seperti tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.
b. Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan
atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, nilai
wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan
atau liabilitas keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan
awal tergantung pada klasifikasinya.
Pengukuran setelah pengakuan awal
a. Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif diukur pada nilai wajarnya.
b. Kredit yang diberikan dan piutang serta investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan liabilitas keuangan
yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Penghentian pengakuan
a. Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika: - Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset
keuangan tersebut berakhir; atau - Bank mentransfer hak untuk menerima arus kas
yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted
in an active market and that the Bank does not intend to sell immediately or in the near term.
Management determines the classification of its financial assets and liabilities at initial recognition.
Initial recognition
a. Purchases or sales of financial assets that require deliv- ery of assets within a time frame established by regu-
lation or convention in the market place regular way purchases are recognized on the settlement date, i.e.,
the date that the companies commit to purchase or sell the assets.
b. Financial assets and liabilities are initially recognised at fair value plus, for those financial assets not at fair value
through profit and loss, directly attributable transaction costs. The subsequent measurement of financial assets
and liabilities depends on their classification.
Subsequent measurement
a. Available-for-sale financial assets and financial assets and liabilities measured at fair value through profit or
loss are subsequently carried at fair value.
b. Loans and receivables and held-to-maturity investments and financial liabilities measured at amortized cost us-
ing the effective interest method.
Derecognition
a. Financial assets are derecognized when: - The rights to receive cash flows from the financial
assets have expired; or - The Bank has transferred its rights to receive cash
flows from the financial assets or has assumed an obligation to pay the received cash flows in full
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
179
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga di bawah kesepakatan
pelepasan pass through arrangement; dan - a Bank telah mentransfer secara substansial
seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau b Bank tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara
substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset.
Ketika Bank telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau di bawah kesepakatan pelepasan
pass through arrangement, dan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan
manfaat atas aset dan masih memiliki pengendalian atas aset, aset diakui sebesar keterlibatan Bank yang
berkelanjutan atas aset tersebut. b. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika
liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan
atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan
dengan yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama pada keadaan yang secara substansial berbeda, atau
berdasarkan suatu liabilitas yang ada yang secara substansial telah diubah, seperti pertukaran atau
modifikasi yang diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas
baru, dan perbedaan nilai tercatat masing-masing diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Bank menghapusbukukan kredit atau aset produktif lainnya ketika tidak terdapat prospek yang realistis
mengenai pengembalian kredit dalam waktu dekat atau hubungan normal antara Bank dan debitur
telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan kerugian
penurunan nilai. Penerimaan kemudian atas kredit yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada
periode berjalan dikreditkan ke dalam akun penyisihan kerugian penurunan nilai atas kredit yang diberikan
di laporan posisi keuangan, sedangkan jika setelah tanggal laporan posisi keuangan dikreditkan sebagai
pendapatan operasional lainnya. without material delay to a third party under a ‘pass
through arrangement’; and
- Either a the Bank has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or b the Bank
has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has trans-
ferred control of the asset. When the Bank has transferred its rights to receive cash
flows from an asset or has entered into a pass through arrangement, and has neither transferred nor retained
substantially all risks and rewards of the asset nor transferred control of the asset, the asset is recognized
to the extent of the Bank’s continuing involvement in the asset.
b. Financial liabilities are derecognized when they are extinguished, i.e. liabilities stated in the contract are
released or cancelled or have expired.
Where an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms,
or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated
as derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the
respective carrying amounts is recognised in profit or loss.
The Bank writes off loans or other earning assets when there is no realistic prospect of collection in the
near future or the Bank’s normal relationship with the borrowers has ceased to exist. When a loan is deemed
uncollectible, it is written off against the related allowance for impairment losses. Subsequent recoveries
from loans previously written off, if in the current period are credited to the allowance for impairment losses on
loans in the statements of financial position, but if after balance sheet date, are credited to other operating
income.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
180
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
Pengakuan pendapatan dan beban
a. Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya
perolehan diamortisasi, pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasi
dengan menggunakan suku bunga efektif. b. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan
nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi komprehensif diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasi.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian
akibat perubahan nilai tukar dari item moneter, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau
adanya penurunan nilai. Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau
dilakukan penurunan nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas
harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasi.
Reklasifikasi aset keuangan
Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif selama instrumen keuangan tersebut dimiliki
atau diterbitkan. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan
sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam periode berjalan atau dalam kurun waktu 2 dua tahun
sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari
jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan
jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
a. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana
Income and expense recognition
a. For available-for-sale securities and financial assets and liabilities held at amortized cost, interest income
and interest expense is recognised in the consolidated statement of income using the effective interest rate
method. b. Gains and losses arising from changes in the fair value
of the financial assets and liabilities measured at fair value through profit or loss are included in the consoli-
dated statement of income.
Gains and losses arising from changes in the fair value of available-for-sale financial assets other than foreign
exchange gains and losses from monetary items are recognised directly in equity, until the financial asset is
derecognised or impaired.
At the time the financial asset is derecognised or impaired, the cumulative gain or loss previously
recognised in equity is recognised in consolidated statements of comprehensive income.
Reclassification of financial assets
The Bank shall not reclassify a financial instrument into or out of the fair value through profit or loss category while
it is held or issued.
The Bank can not classify financial assets as held to maturity investments, if in the current period or in the 2 two
preceding years, held-to-maturity investments have been sold or reclassified in more than an insignificant amount
before due date more than an insignificant amount if compared to the amount of held-to-maturity investment,
unless that sale or reclassification is:
a. conducted when the financial assets are close to matu- rity date or repurchase date where the change of inter-
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
181
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
FINANCIAL REVIEW
perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
b. terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai
jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisi-
pasi secara wajar oleh Bank. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki
hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk di- jual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau
kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut di-
hentikan pengakuannya.
Saling hapus
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi
keuangan jika, dan hanya jika Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas
jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset
dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih
hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Pengukuran biaya diamortisasi
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau
liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau
dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai
pengakuan awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan nilai.
Pengukuran nilai wajar
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat diselesaikan,
diantara para pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar pada tanggal
pengukuran, termasuk didalamnya adalah nilai pasar dari est rate will not affect significantly its financial assets’
fair value; b. made after the Bank has obtained substantially all the
principal amount of financial assets in accordance with the payment schedule or the Bank has obtained early
payment; or c. related to specific events that occurred out of control
of the Bank, non-recurring, and cannot be reasonably anticipated fairly by the Bank.
Reclassification of financial assets from held-to-maturi- ty to available-for-sale category is recorded at fair value.
Unrealized gains or losses are reported in equity up to derecognition of such financial assets.
Offsetting
Financial assets and liabilities are set off and the net amount is presented in the balance sheet when, and only when, the
Bank has a legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or to realize the asset and
settle the liability simultaneously.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by the accounting standards.
Amortized cost measurement
The amortized cost of a financial asset or liability is the amount at which the financial asset or liability is measured
at initial recognition, minus principal repayments, plus or minus the cumulative amortization using the effective in-
terest rate method of any difference between the initial amount recognised and the maturity amount, minus any
reduction for impairment.
Fair value measurement
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, between knowledgeable,
willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date, including the market value from the
Interdealer Market Association IDMA or the given price
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
182
TINJAUAN KEUANGAN
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
182
Interdealer Market Association IDMA atau harga yang diberikan oleh broker quoted price dari Bloomberg dan
Reuters pada tanggal pengukuran. Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar dari suatu
instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif
bila harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dari bursa, pedagang efek dealer, perantara efek broker,
kelompok industri, badan pengawas pricing service or regulating agency dan merupakan transaksi pasar aktual
dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar. Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, Bank
menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi penggunaan transaksi
pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan jika tersedia, referensi atas
nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial serupa dan analisis arus kas yang didiskonto.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, kuotasi harga pasar yang sesuai bagi aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan
diterbitkan biasanya sama dengan harga penawaran yang berlaku, sementara untuk aset yang akan diperoleh atau
liabilitas yang dimiliki adalah harga permintaannya. Jika Bank memiliki aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya
saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar
posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi
terbuka atau neto net open position, dimana yang lebih sesuai.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, aset dan liabilitas keuangan maupun long dan short position diukur pada
nilai tengah dari harga pasar mid price. PSAK No. 50 Revisi 2006, “Instrumen Keuangan: Penyajian
dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 Revisi 2006, “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”
berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010 dan
diterapkan secara prospektif. by brokers quoted price from Bloomberg and Reuters on
the measurement date.
When available, the Bank measures the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for
that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily available from the stock exchange, dealer,
broker, industry group, pricing service or regulating agency and represent actual and regularly occurring market
transactions on an arm’s length basis.
If a market for a financial instrument is not active, the Bank determines the fair value using a valuation technique.
Valuation techniques include using the recent arm’s length transactions between knowledgeable, willing parties
if available, reference to the current fair value of other instruments that are substantially the same and discounted
cash flow analysis. Starting January 1, 2010, the appropriate quoted market
price for an asset held or liability to be issued is usually the current bid price and, for an asset to be acquired or liability
held, the current offer or asking price. When the Bank has asset and liability with off-setting market risk, the Bank can
use middle-market prices to measure the fair value off- setting risk positions and apply bid or ask price to the net
open positions as appropriate.
Prior to January 1, 2010, financial assets and liabilities as well as long and short positions were measured at mid
price. PSAK No. 50 Revised 2006, “Financial Instruments:
Presentation and Disclosures” and PSAK No. 55 Revised 2006, “Financial Instruments: Recognition and
Measurement” became effective for financial statements beginning on or after January 1, 2010 and should be
applied prospectively.
183
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
183
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
The Transitional Provisions on the Initial Adoption of PSAK No. 50 Revised 2006 and PSAK No. 55 Revised 2006 in
accordance with Technical Bulletin No. 4 that was issued by the Indonesian Institute of Accountants, provide additional
guidance as follows: 1. Effective Interest Rate Calculation
Effective interest rate calculation for financial instruments measured at amortized acquisition cost
that were previously acquired and still have balances on January 1, 2010 is determined based on the future cash
flows that will be received since the initial application of PSAK No. 55 Revised 2006 up to the maturity date
of such financial instruments. 2. Derecognition
Derecognized financial instruments before January 1, 2010 are not re-evaluated based on the derecognition
provision in PSAK No. 55 Revised 2006.
3. Compound Financial Instruments Compound financial instruments that existed on
January 1, 2010, should be separated between liability and equity component based on paragraph 11 of PSAK
No. 55 Revised 2006. Such separation is determined based on the nature, conditions, requirements, and
other matters on such financial instrument as of January 1, 2010.
4. Classification of Financial Instruments as Liability or Equity
On January 1, 2010, the Bank has classified financial instruments as liability or equity in accordance with
paragraph 11 of PSAK No. 50 Revised 2006. 5. Impairment of Financial Instruments
On January 1, 2010, the Bank has determined the impairment of financial instruments based on the
current conditions. The difference between the current impairment and the impairment based on the previous
generally accepted accounting principles is recognized directly in the beginning balance of retained earnings
at January 1, 2010. Ketentuan Transisi atas Penerapan Awal PSAK No. 50 Revisi
2006 dan PSAK No. 55 Revisi 2006 dilaksanakan sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 yang dikeluarkan oleh Institut
Akuntan Indonesia, memberikan tambahan pedoman di bawah ini:
1. Perhitungan Suku Bunga Efektif Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen
keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada
tanggal 1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan
awal PSAK No. 55 Revisi 2006 sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut.
2. Penghentian Pengakuan Instrumen
keuangan yang
sudah dihentikan
pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak dievaluasi kembali berdasarkan ketentuan penghentian
pengakuan dalam PSAK No. 55 Revisi 2006. 3. Instrumen Keuangan Majemuk
Instrumen keuangan majemuk yang ada pada tanggal 1 Januari 2010 harus dipisahkan antara komponen
liabilitas dan komponen ekuitas berdasarkan paragraf 11 PSAK No. 50 Revisi 2006. Pemisahan tersebut
ditentukan berdasarkan sifat, kondisi, persyaratan, dan hal lainnya dari instrumen keuangan tersebut pada
tanggal 1 Januari 2010. 4. Klasifikasi Instrumen Keuangan sebagai Liabilitas atau
Ekuitas Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan
instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas sesuai dengan paragraf 11 PSAK No. 50 Revisi 2006.
5. Penurunan Nilai Instrumen Keuangan Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank menentukan
penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini
dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui
langsung ke saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
184
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
Pengelolaan Risiko
Pembentukan Satuan Kerja Manajemen Risiko didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia khususnya mengenai
penerapan Basel II Accord serta kebutuhan pengelolaan risiko secara lebih baik, maka setiap aktivitas operasional
bank bjb didasarkan atas pertimbangan asas risiko. Selain
pembentukan Komite Manajemen Risiko yang berfungsi memberikan persetujuan, peninjauan secara berkala dan
perbaikan yang berkelanjutan atas kerangka manajemen risiko yang dikembangkan, bank telah menerapkan GCG
dalam mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dengan membentuk
komite manajemen risiko serta mewajibkan sertifikasi manajemen risiko bagi seluruh pejabat dari level analis ke
atas sebagai upaya penerapan Basel II dari aspek SDM.
Risk Management
Risk Management Unit was established pursuant to Bank Indonesia regulations, particularly the act regarding
the implementation of Basel II Accord, and in line with the Bank’s need for better risk management. Each of
bank bjb’s operational activities has to be based on the
risk measurement principle. Besides Risk Management Committee which serves to give approvals, periodic reviews
and continuous improvements on the pre-established risk management framework, the Bank has also included GCG
implementation to support BOC’s effective performances by establishing Risk Monitoring Committee, and has also
required all officials from analysts level and above to obtain necessary certifications as an effort to implement Basel II,
particularly concerning the aspect of HR.
MANAJEMEN RISIKO
Risk Management
To facilitate its duties, especially those related to risk management and lending activities, bank bjb’s Board of Directors is assisted by
Risk Management Committee and Credit Policy Committee.
DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN TUGASNYA, TERUTAMA YANG TERKAIT
DENGAN PENGELOLAAN RISIKO DAN KEGIATAN PENYALURAN KREDIT, DIREKSI
bank bjb DIBANTU OLEH KOMITE MANAJEMEN RISIKO DAN KOMITE KEBIJAKAN KREDIT.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
185
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
Penerapan Sistem Manajemen Risiko bank bjb berdasarkan
empat cakupan: a Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi sebagai
bagian dari peran pengawasan manajemen. b Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit
sebagai pedoman penerapan manajemen risiko. c Kecukupan
proses identifikasi,
pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem
informasi manajemen. d Sistem pengendalian internal yang menyeluruh.
Untuk meningkatkan sustainability bank dalam menghadapi gejolak ekonomi, serta ancaman-ancaman eksternal lainnya,
bank berupaya memperkuat proses manajemen risiko di setiap kegiatan usaha. Bank melakukan penyempurnaan
atas kebijakan, infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia terkait dengan pengelolaan risiko, mengacu pada
ketentuan Bank Indonesia, Basel II dan international best practices.
Selain itu bank melakukan gap data analysis untuk persiapan penerapan Basel II, yang diikuti dengan action plan
berupa persiapan data, sistem simulasi untuk perhitungan capital charge, serta perbaikan sistem penyusunan profil
risiko agar menjadi lebih sistematis dan akurat. Semua inisiatif ini dilakukan untuk mempersiapkan bank agar
dapat mengetahui risiko yang dihadapi, melakukan upaya pencegahan dan mitigasi, mencadangkan modal sehingga
membantu bank dalam merencanakan arah pertumbuhan bisnis di masa depan.
Seiring dengan didirikannya bank bjb Syariah sebagai perusahaan anak bank bjb, berdasarkan Peraturan
Bank Indonesia No. 86PBI2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 827DPNP tanggal 27 November 2006,
bank melaksanakan manajemen risiko konsolidasi dengan perusahaan anak dalam rangka pengelolaan eksposur
risiko bank secara komprehensif. a. Organisasi Manajemen Risiko
Sesuai dengan struktur organisasi bank bjb, untuk
menciptakan suatu sistem tata kelola manajemen risiko yang kuat dan memadai, maka Direktur Kepatuhan
dan Manajemen Risiko dibantu oleh Satuan Kerja Manajemen RisikoDivisi Manajemen Risiko dalam
pengelolaan Risiko. The bank’s risk management system implementation covers
4 four areas: a. Active supervisions of BOD and BOC as part of
management supervisory roles. b. Adequacy of policies, procedures, and establishment
of limits as guidelines for risk management implementation.
c. Adequacy of the processes of risk identification, measurement,
monitoring, and
control and
management information systems. d. Comprehensive internal control system.
The bank needs to maintain business sustainability amid economic crisis and other external influences, so it has
sought to improve risk management processes in all business activities. The Bank has improved policies, infrastructure,
and human resources quality engaged in risk management pursuant to Bank Indonesia regulations, Basel II, and in line
with international best practices.
In addition, the Bank has conducted gap analysis and data analysis to prepare for the implementation of Basel II.
Following this stage is an action for data preparation, system simulation for capital expenses calculation, and improved,
more systematic, and more accurate system of risk profile compiling. All of these initiatives are undertaken so the
Bank will be aware of all risks and make necessary efforts to prevent and mitigate risks, determine capital reserves,
and plan for directions of future business growth.
Having established bank bjb Sharia as its subsidiary and
pursuant to Bank Indonesia Regulation. No. 86PBI2006 and Bank Indonesia Circular Letter No. 827DPNP dated
November 27, 2006, the Bank has then consolidated risk managements with its subsidiary to comprehensively
manage the Bank’s overall exposures to risks. a. Risk organization
In line with bank bjb’s organizational structure, creating
a robust and adequate risk management system has advised the bank to establish Risk Management Unit
Risk Management Division to provide assistance to Compliance and Risk Management Director.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
186
MANAJEMENRISIKO
Risk Management
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
b. Penerapan Manajemen Risiko Penerapan manajemen risiko yang telah dilaksanakan
antara lain bank bjb membangun Sistem Informasi
Manajemen Risiko sebagai salah satu infrastruktur penting dalam implementasi manajemen risiko, yaitu:
1 Membangun sistem
Informasi Manajemen
Risiko yang terintegrasi sebagai bagian dari sistem informasi manajemen yang dimiliki dan
dikembangkan bank, dalam rangka penerapan manajemen risiko yang efektif.
2 Implementasi model pengukuran risiko kepada seluruh risk taking unit, meliputi model pengukuran
risiko operasional serta uji coba metodologi pengukuran risiko kredit dan risiko pasar.
3 Pengembangan sistem manajemen risiko yang tersentralisasi, dalam memastikan terpantaunya
profil risiko dan terukurnya eksposur risiko secara akurat, informatif dan tepat waktu, baik risiko
secara keseluruhankomposit maupun per jenis risiko yang melekat pada kegiatan usaha bank serta
dapat mengukur efektivitas budaya risiko pada seluruh jajaran organisasi bank.
4 Pengembangan sistem yang dapat melakukan penyajian tersedianya data dan informasi yang
memadai untuk perhitungan cadangan modal dengan pendekatan yang lebih advanced.
Model pengukuran risiko yang telah dibuat dapat dilihat pada tabel berikut:
Model Pengukuran Measurement Method
Metodologi Methodology
Kegunaan Objective
1. Risiko Pasar Market Risk
• RisikoNilaiTukar Exchange Risk
Var EWMA Exponential Weighted Moving Average secara bankwide dengan metodologi
Parametrical Var EWMA Exponential Weighted Moving
Average bank-widely using Parametrical Methodology
Mengukur potensi kerugian akibat fluktuasi nilai tukar terhadap posisi devisa netto bank secara
bankwide. To measure bank-wide potential loss due to
exchange rate fluctuation against PDN VaR Simulasi Historis per Treasury transactional
Historical VaR Simulation per Treasury transactional
Mengukur tingkat potensi kerugian dari portofolio yang melibatkan nilai tukar ataupun
transaksi derivative dari aktivitas Treasury untuk klasifikasi Trading Book.
To measure potential loss involving exchange rate or derivative transactions in Treasury
activities in Trading Book
b. Risk Management Implementation
In applying risk management, bank bjb has established
Risk Management Information System as one of its key infrastructures in risk management implementation,
through: 1. Establishing Risk Management Information System as
part of the bank’s integrated management information system to support effective risk management.
2. Risk measurement model within all risk-taking units, covering operational risk measurement model and
trials for both credit risk and market risk measurement methodologies.
3. Centralized risk management system development, to ensure accurate, timely and informative measures on
risk exposure whether collectively or individually and to evaluate the effectiveness of the bank’s current risk
culture at all levels of the organization.
4. Systems Development to provide adequate data and information to determine capital reserves through the
deployments of more advanced approaches.
The bank’s risk measurement model is presented in the table below:
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
187
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
Model Pengukuran Measurement Method
Metodologi Methodology
Kegunaan Objective
• RisikoSukuBunga Interest Rate Risk
IRRM Interest Rate Risk Management secara bankwide.
Bank – wide IRRM Interest Rate Risk Management
Mengukur risiko suku bunga dari portofolio aset dan kewajiban yang sensitif terhadap perubahan
suku bunga serta menentukan besaran risiko terhadap bank
To measure interest rate risk in Assets and Liabilities that are sensitive to interest rate
change and determine risk size VaR Simulasi Historis per Treasury transactional
Historical VaR Simulation per Treasury transactional
Mengukur tingkat potensi kerugian dari setiap portofolio Treasury yang melibatkan suku bunga
dan melekat pada produk-produk aktivitas Treasury untuk klasifikasi Trading Book.
To measure the level of potential loss of any Treasury portfolio involving interest rate and
attached to products in Treasury’s activity classified in Trading Book.
2. Risiko Likuiditas Liquidity Risk
Stress testing terhadap skenario yang mungkin terjadi baik general market crisis maupun bank
spesifik crisis.
Stress Testing against possible scenario whether general market crisis or specific risk
Mengukur risiko likuiditas dari dengan berbagai skenario untuk merumuskan kondisi bank dalam
menghadapi kasus terburuk dan bagaimana memitigasinya.
To measure liquidity risk in a variety of scenarios to foresee the bank’s condition in the face of the
worst cases and including its mitigation efforts 3. Risiko Kredit
Credit Risk Metode yang digunakan dalam proses
identifikasi dan pengukuran risiko: a. Kredit Komersial dan Korporasi Implementasi
metode pemeringkatan internal berdasarkan risiko dengan internal credit risk rating.
b. Kredit Mikro dan Konsumer Implementasi metode pemeringkatan internal
dengan sistem internal credit risk rating, dan sistem credit scoring.
The same methods used risk identification and: a. Commercial and Corporate Credit
Implementation of internal risk-based ranking method with internal credit risk rating.
b. Micro Credit and Consumer Implementation of internal risk-based rating
method with internal credit risk rating systems and credit scoring systems.
1. Membangun klasifikasi debitur berdasarkan tingkat risikonya yang antara lain berdasarkan
kepada analisis risiko bisnis dan keuangan debitur secara objektif.
2. Penerapan ICRR dan ICS juga dapat digunakan sebagai landasan perhitungan
kewajiban penyisihan modal serta pricing berbasis risiko
3. Mendukung proses pelaksanaan analisa dan keputusan kelayakan kredit berdasarkan
parameter pengukuran yang akurat dan objektif untuk segmen kredit ritel.
1. To classify debtors based on their risk levels including objective risk analysis based on the
debtor’s business and financial performances. 2. ICRR and ICS applications can also be used as
the basis for calculation of allowances and risk –based pricing.
3. To Support analysis processes and approval on credit based on accurate measurement
parameters and objectives for credits disbursed in retail segment.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
188
MANAJEMENRISIKO
Risk Management
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
Model Pengukuran Measurement Method
Metodologi Methodology
Kegunaan Objective
Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit: a. Pengukuran limit dan toleransi berdasarkan
sektor industri dan jenis produk kredit. b. Penentuan limit transaksi yang terakomodasi
dalam batas kewenangan kredit secara berjenjang
Policies, procedures, and limit settings: a. Limit Measurements and tolerance based
on industry sectors and types of financing products.
b. Determination of transaction limits gradually accommodated within authority boundaries
1. Melakukan identifikasi terhadap potensi risiko yang akan diambil oleh bank maupun setiap
pemangku jabatan berdasarkan risk appetite yang dimiliki
2. Hitung batas toleransi risiko sesuai dengan risk appetite pada setiap pemangku jabatan.
1. To Identify potential risks to be taken by the bank or any risk-taking official based own its
risk appetite. 2. To calculate risk tolerance limits in accordance
with risk appetite for all risk-taking officials Infrastruktur manajemen risiko kredit:
a. Sistem Informasi Manajemen Risiko Kredit menggunakan credit risk dashboard.
b. Metode identifikasi dan mitigasi risiko kredit melalui Root Cause of Credit Risk RCCR.
c. Sistem aplikasi pendukung yang tersentralisasi untuk Credit Rating dan Scoring
menggunakan teknologi informasi. Credit risk management infrastructure:
a. Credit Risk Management Information System using credit risk dashboard.
b. Methods of identification and mitigation of credit risk through the Root Cause of Credit
Risk RCCR. c. centralized application system supports for
the Credit Rating and Scoring with the use of information technology.
1. Sebagai media pemantauan baik untuk satuan kerja manajemen risiko maupun manajemen
bank terhadap portofolio risiko kredit. 2. Sebagai upaya identifikasi dan mitigasi atas
risiko kredit sehingga laju pertumbuhan kredit dapat diimbangi dengan tingkat kesehatan
kredit yang terjaga. 1. To be used by both risk management unit
and the management as monitoring tools to oversee the bank’s risk portfolio.
2. As a means to identify and mitigate credit risk so credit growth can be offset by sound credit
performance. 3. To support the implementation of credit rating
method for faster and easier distribution at the entire network of branch offices and ease
monitoring task by the central office.
4. Risiko Operasional, Hukum, Reputasi, Strategik, dan
Kepatuhan Operational, Legal,
Reputation, Strategic, and Compliance Risks
Risk Control Self Assessmment RCSA Penilaian sendiri untuk mengukur eksposur
risiko dari kumpulan risk register sebagai analisis potensi risiko dari kegiatan operasional
bank. Hasil yang dikeluarkan adalah nilai operational risk score ORS untuk setiap
risk issue yang membentuk suatu peta risiko. Penilaian RCSA mencakup assessment
untuk sistem pengendalian risiko yang telah diimplementasikan bank.
Self-assessment to measure the risk exposure collected by risk registers to analyze potential
risks in the bank’s operations. Findings in RCSA are operational risk score ORS for each risk that
form a risk pattern. RCSA assessment include risk control system that has been adopted by the
bank
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
189
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
Model Pengukuran Measurement Method
Metodologi Methodology
Kegunaan Objective
Key Risk Indicator melalui tools Identifikasi Indikator Risiko Identikator
K ey Risk Indicator through Risk Identification
indicator Tools yang digunakan untuk mengukur eksposur
risiko melalui pengukuran terhadap indikator risiko yang ditetapkan sebagai Key Risk Indicator
Tools used to measure risk exposure through the measurement of risk indicators that are
predetermined as Key Risk Indicators. Loss Database Approach melalui tools Laporan
Peristiwa Risiko LPR dan Matrix Pendekatan Dini Risiko MPDR
Loss Database approaches through Risk Event Report and Early Risk Approach Matrix
Tools yang diinput oleh risk taking unit secara on-line. Data yang diinput berupa peristiwa
risiko yang berkategori risk loss dan potensial loss. Aplikasi ini bertujuan sebagai pemenuhan
internal loss database sehingga bank memiliki data kerugian yang dapat digunakan dalam
pengukuran modal risiko operasional.
Tools uploaded by the risk-taking units. The inputted data are risk events classified as risk loss
and potential loss. This application is intended to meet internal loss database requirement so
the bank has a loss data that can be used to measure operational risk capital using AMA
methodology.
Sistem informasi Manajemen Risiko Alarm Warning System AWAS
AWAS Alarm Warning System Risk Management Information System
Tools yang dapat memberi informasi diantaranya meliputi perhitungan pencadangan modal risiko
operasional, hasil pengukuran RCSA dan Key Risk Indicator serta peristiwa risiko secara real
time baik yang berkategori risk loss maupun potential loss kepada Manajemen. Untuk dapat
dilakukan pengendalian sejak dini terhadap kemungkinan timbulnya dampak risiko yang
signifikan.
Tools that can provide information to the management on operational risk capital reserve
calculation, RCSA findings, Key Risk Indicators, and risk events with real time basis whether risk
loss or potential loss. Early anticipatory measures can be taken to prevent more significant risk
impact.
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
190
MANAJEMENRISIKO
Risk Management
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
Model-model pengukuran tersebut digunakan sebagai
perangkat manajemen risiko bank bjb dalam pengelolaan
risiko, yang pada akhirnya akan dapat memberikan informasi terhadap penilaian profil risiko bank bjb.
c. Implementasi Basel II
Dalam rangka implementasi Basel II, bank bjb terus
berupaya menyempurnakan sekaligus meningkatkan pengembangan sistem infrastruktur pengelolaan
risiko sebagai upaya penerapan Basel II. Hal-hal yang dilakukan mencakup: i praktek manajemen risiko yang
efektif; ii peningkatan kesadaran dan kompetensi Sumber Daya Manusia; iii optimalisasi peran Satuan
Kerja Manajemen Risiko; iv penyempurnaan teknologi informasi dan sistem informasi manajemen; dan v
penerapan Aplikasi Risiko Operasional sesuai dengan roadmap Bank Indonesia.
Pada tahap awal bank akan menggunakan Standardized Approach dalam menghitung capital charge untuk
risiko kredit dan risiko pasar serta Basic Indicator Approach untuk risiko operasional, dan Bank Indonesia
akan melakukan review serta dapat mengijinkan bank menggunakan pendekatan yang lebih advance.
Beberapa program mitigasi risiko yang saat ini
dikembangkan bank bjb dalam rangka Implementasi
Basel II, diantaranya adalah: 1 Risiko Kredit
Dalam menjaga portofolio penyaluran kredit
yang sehat, bank bjb melakukan berbagai upaya
mitigasi dengan membangun sistem pengendalian risiko kredit yang kuat. Secara garis besar, sistem
pengendalian bank terhadap risiko kredit mencakup pengawasan manajemen terhadap eksposur
risiko kredit, memastikan kecukupan kebijakan internal dan prosedur dalam aktivitas perkreditan,
kecukupan proses
identifikasi, pengukuran,
pemantauan dan pengendalian risiko, penetapan limit transaksi secara berjenjang, penerapan proses
manajemen risiko kredit yang inheren hingga ke tingkat unit-unit kerja terkait sebagai pelaku proses
bisnis. Beberapa langkah yang dilakukan Bank dalam menunjang pengelolaan risiko kredit antara
lain adalah: These measurement models are used as bank bjb’s risk
management tools, which will eventually produce findings used as valuable information on the bank’s risk profile
assessment. c. Implementation of Basel II
bank bjb continues its efforts to improve and enhance
infrastructure system development to implement Basel II. The followings measures are always carried out: i
effective risk management practices, ii human capital awareness and competence improvements iii Risk
Management Unit role optimization, iv information technology and management information systems
developments, and V Operational Risk Applications, all adherent to the roadmap of Bank Indonesia.
In the early stage, the Bank will use the Standardized Approach to calculate the cost of capital for credit
risk and market risk, and Basic Indicator Approach for operational risk. Bank Indonesia will conduct a further
study on these to see whether the Bank can proceed using more advanced approaches.The Bank is currently
developing several risk mitigation programs to properly implement Basel II, in:
1 Credit Risk
To maintain sound credit portfolio, bank bjb makes
various mitigation efforts by developing strict credit risk control. In general, the bank’s control
system includes supervising credit risk exposure by management, ensuring the adequacy of internal
policies and procedures in lending activities, ensuring the adequacy of risk identification, risk
measurement, risk monitoring and risk control, and gradually setting transaction limits, as well as
implementing risk management processes on risks potentially arising in each level of relevant work
units as the implementers of business processes. The Bank is to take the following major steps to
support credit risk management:
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
191
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
• Melakukanpengkajiansecaraperiodikterhadap kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam
melaksanakan aktivitas fungsional bank terkait dengan potensi risiko kredit.
• Melakukan sosialisasi atas penerbitan dan perubahan kebijakan dan prosedur, pelatihan
manajemen risiko, serta tools yang dipergunakan dalam manajemen risiko guna meningkatkan
kemampuan teknis sekaligus meningkatkan kepedulian pegawai dalam unit bisnis tersebut
akan potensi risiko kredit. • Secara berkala melakukan upaya identiikasi
dan mitigasi risiko kredit melalui pelaporan Root Cause of Credit Risk RCCR.
• Pengembangan dan penyempurnaan media pemantauan eksposur risiko kredit Credit Risk
Dashboard guna menunjang fungsi mitigasi risiko manajemen portofolio.
Dalam rangka pengelolaan risiko kredit komersial dan korporasi, guna menjaga pertumbuhan bisnis
perkreditan dengan tingkat kesehatan yang baik, bank melakukan beberapa pengembangan tools
pemeringkatan untuk debitur yaitu Internal Credit Risk Rating ICRR, dengan tujuan untuk dapat
melakukan indentifikasi dan pengukuran risiko gagal bayar dari setiap debitur kredit komersial
secara individual. Sedangkan khusus untuk pengelolaan risiko
kredit Mikro dan Konsumer, bank melakukan pengembangan
tools pemeringkatan
untuk debitur yaitu Internal Credit Risk Rating ICRR, dan
Internal Credit Scoring ICS dengan tujuan untuk menstandarisasi indentifikasi dan pengukuran
risiko, juga untuk meningkatkan efisiensi dalam pemrosesan kredit Mikro dan Konsumer dengan
menciptakan standardisasi analisa kebutuhan kredit.
Pada tingkat transaksional kredit, bank menerapkan four-eyes principle dalam proses keputusan kredit
sebagai salah satu upaya implementasi prinsip-prinsip kehatian-hatian dalam perbankan. Sedangkan pada
tingkat portofolio, selain melakukan pemantauan • Conduct periodic reviews on policies and
procedures adopted in performing certain function activities related to potential credit
risk. • Socializetheissuanceofandchangesinpolicies
and procedures, risk management training, and risk management tools to improve technical
capabilities and to increase relevant employees’ awareness of credit risk potentials.
• Make periodic efforts to identify and mitigate credit risk through Root Cause of Credit Risk
RCCR reporting. • Develop and improve credit risk exposure
monitoring media Credit Risk Dashboard to support risk mitigation functions in portfolio
management.
To manage commercial and corporate credit risks while ensuring sound credit business growth,
the Bank has developed a specific tool to assess debtors namely Internal Credit Risk Rating ICRR,
which is designed to initially identify the possibility of payment failure on the part of each commercial
credit borrowers.
For micro credit and consumer credit risk managements, the Bank has combined ICRR
development with Internal Credit Scoring ICS, where the latter is designed to have standardized
method for risk identification and measurement, while also improving efficiency in micro and
consumer credit processing using a standardized credit demand analysis.
At credit transactional level, the bank has adopted the four-eyes principle in the process of
credit approval as one of its efforts to implement prudential banking principles. While at the portfolio
level, in addition to monitoring both the overall
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
192
MANAJEMENRISIKO
Risk Management
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
tingkat kesehatan secara keseluruhan dan periodik, bank melakukan pemantauan perkembangan
kondisi portofolio berdasarkan tingkat konsentrasi, baik pada 25 debitur terbesar, jenis produk, sektor
industri, maupun jenis mata uang. Dengan dilakukannya upaya mitigasi risiko kredit
tersebut, maka bank dapat mengambil langkah- langkah mitigasi risiko secara antisipatif baik pada
tingkat transaksional individu hingga tingkat portofolio. Disamping itu, pengembangan internal
model untuk pengukuran risiko kredit ini mendorong bank untuk lebih siap dalam penerapan perhitungan
modal dengan lebih advanced menggunakan IRBA Internal Rating-Based Approach.
2 Risiko Pasar dan Likuiditas a. Risiko Pasar Trading Book
Pengelolaan risiko pasar bank dilaksanakan dengan melakukan proses pemantauan daily
basis terhadap seluruh aktivitas Treasury. Pemantauan risiko pasar terhadap aktivitas
Treasury sekurang-kurangnya
meliputi diantaranya budget dan unrealized loss,
PV01 trading Surat Utang Negara, holding period Surat Utang Negara. Hasil pemantauan
aktivitas tersebut dilaporkan secara periodik kepada manajemen dan Divisi terkait termasuk
analisa pengukuran value at risk sebagai analisa maksimum kerugian dari aktivitas trading
portofolio. Dalam rangka menguji validitas pengukuran VaR, maka dilakukan proses
back-testing sebagai upaya untuk mengukur keakuratan model VaR selama kurun waktu
tertentu. Dalam rangka proses stress testing trading
book, bank melakukan faktor sensitivitas yaitu PV01 sebagai faktor sensitivitas suku bunga
dengan korelasi terhadap pergerakan yield curve di pasar. Stress testing terhadap gejolak
pasar yang menimbulkan shock interest rate untuk aktivitas trading meliputi Surat Utang
and periodic levels of soundness, the Bank also monitors progresses made in each portfolio based
on its concentration level, whether on its 25 largest debtors, or based on types of products, industry, or
currencies. Through such credit risk mitigation efforts, the Bank
is able to take anticipatory mitigation measures both at individual transactional level or at portfolio
level. In addition, this developed internal models for credit risk measurement also enables the Bank
to be better prepared for more advanced capital calculation using the IRBA Internal Ratings-Based
Approach.
2 Market and Liquidity Risks a. Trading Book Market Risk
The Bank’s market risk management process is implemented through daily monitoring
over Treasury’s overall activities. Market risk monitoring on Treasury’s activities at least include
budget and unrealized loss, PV01 Government Securities trading, and Government Securities
holding period. Findings in these are periodically reported to the management and all relevant
divisions, including measurement analysis of value at risk VaR to calculate maximum loss
potentially suffered in portfolio trading activities. In order to test the validity of VaR measurement,
back-testing process was also put into test to evaluate the accuracy of VaR model within a
specified period.
To conduct trading Book stress testing, the Bank puts into test its PV01, which is a sensitivity
factor of interest rate when correlated with the yield curve movement in the market. Stress
testing against market turmoil that leads to shock interest rate for trading activities is
still low because the Bank currently holds no
LaporanTahunan• AnnualReport•
LaporanTahunan• AnnualReport•
193
LaporanTahunan• AnnualReport•
bank bjb 2011
LaporanTahunan• AnnualReport•
Negara masih rendah disebabkan tidak terdapat kepemilikan surat berharga yang termasuk ke
dalam klasifikasi trading book untuk posisi akhir Desember 2011 sehingga tidak menimbulkan
dampak secara signifikan akibat gejolak pasar. b. Risiko Pasar Banking Book
Risiko pasar didefinisikan sebagai kemungkinan suatu bank mengalami kerugian dalam posisi
on dan off-balance sheet akibat fluktuasi harga karena kondisi pasar yang berubah.
Meningkatnya risiko pasar bagi perbankan disebabkan oleh kecenderungan diversifikasi
usaha dari fungsi intermediasi bank. Risiko pasar yang meliputi posisi aset dan kewajiban baik
secara on maupun off balance sheet termasuk di dalamnya adalah banking book.
Pengelolaan risiko pasar banking book, Bank melakukan proses simulasi dan analisa terhadap
perubahan gejolak pasar yang meliputi suku bunga dan nilai tukar. Dampak perubahan
gejolak pasar tersebut akan menimbulkan perubahan terhadap pendapatan bunga bersih
bank Net Interest Income maupun posisi devisa netto bank.
Adapun dalam pengukuran fluktuasi nilai tukar, bank mempergunakan model FX EWMA VaR
dengan tingkat kepercayaan yang diinginkan dengan menggambarkan dampak fluktuasi
terhadap ATMR Nilai Tukar dan Posisi Devisa Netto. Adapun dampak fluktuasi nilai tukar
dengan skenario mata uang rupiah melemah terhadap mata uang asing lainnya sebagai
berikut:
Skenario Mata Uang Desember 2011
December 2011 CL 99
Upper Kenaikan dari posisi existing
increasing from existing positions Currency Scenario
+ 50 + 75
PDN Absolut 4.37
4.54 6.55
7.64 PDN Absolute
ATMR Risiko Nilai Tukar 200,741
208,520 301,113
351,296 ATMR Risk Exchange Rate
Rasio CAR 18.66
18.65 18.58
18.55 Ratio CAR
Government securities that can be classified as trading book at the end of December 2011,
so such market shock has shown much less significant impacts.
b. Banking Book Market Risk Market risk is defined as the possibility of a bank
to suffer from losses both in on and off-balance sheet positions caused by price fluctuations due
to changing market conditions. Market risk in banking increases when bank intermediation
function tends to diversify businesses. Market risk includes asset and liability positions both
on and off balance sheet including the banking book.
In banking book market risk management, the Bank tries simulation and analyzes changes
during market turmoil, which includes changes in interest rates and exchange rates. This
market turmoil generates impacts that also cause changes to the bank’s net interest income
as well as to the bank’s net foreign exchange positions.
As for the measurement of exchange rate fluctuations, the Bank adopts FX EWMA VaR
model with desired confidence level to illustrate the impact of such fluctuations on exchange
rates and Net Open Position. The impact of exchange rate fluctuations in an assumed
scenario where rupiah weakens against other currencies are illustrated as follow: