Menjadikan bjb Prioritas suatu brand yang kuat dimata Menegaskan kredibilitas dan ekslusifitas layanan bjb Promote bjb Priority strong brand image within the Program E-Learning bank bjb

101 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Sejak didirikan pada tahun 2008 dengan jumlah outlet bjb Prioritas sebanyak 3 outlet, pada tahun 2011 bank bjb telah memiliki outlet bjb Prioritas sebanyak 11 outlet bjb Prioritas. Jumlah nasabah bjb Prioritas pada tahun 2011 sebesar 1.986 nasabah, mengalami peningkatan 57,74 atau 727 nasabah dibandingkan tahun 2010 yang berjumlah 1259 nasabah. Dana kelolaan bjb Prioritas pada tahun 2011 mencapai Rp 2.602.308 juta, meningkat 69,66 atau sebesar Rp 1.068.476 juta dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.533.832 juta. Rencana dan Strategi layanan bjb Prioritas 2012 Dalam rangka membuat layanan bjb prioritas semakin optimal dan memiliki positioning yang kuat di masyarakat serta untuk meningkatkan persaingan dengan layanan prioritas bank lain, maka bank bjb prioritas akan melakukan rebrand dan relaunch dengan tujuan:

1. Menjadikan bjb Prioritas suatu brand yang kuat dimata

masyarakat 2. Dapat menyampaikan pesan dan informasi yang semakin jelas dan tegas kepada nasabahmasyarakat

3. Menegaskan kredibilitas dan ekslusifitas layanan bjb

Prioritas 4. Meningkatkan kualitas dan spesifikasi layanan kepada nasabah. Selain melakukan pembenahan terhadap sarana prasana layanan, bank bjb prioritas akan senantiasa meningkatkan kompetensi pemahaman Wealth Management para pemasar bjb prioritas sehingga dapat meingkatkan skill untuk memberikan advice dan pengelolaan dana nasabah dengan lebih baik. bjb Priority now runs 11 outlets compared to 3 outlets when first introduced in 2008. bjb Priority has 1,986 customers, increasing by 57.74 or 727 clients compared to 2010, with 1,259 member customers. bjb Priority’s third party fund in 2011 reached Rp 2,602,308 million, showing an increase of 69.66 or Rp 1,068,476 million compared to the previous year, which amounted to Rp 1,533,832 million. bjb Priority’s Strategic Plan and in 2012 In order to optimise services and secure more solid positions in the society and to compete with other priority services offered by other banks, bjb Priority will be re branded and re-launched to:

1. Promote bjb Priority strong brand image within the

society 2. Be able to convey increasingly clear and firm messages to customers society

3. Strengthen the reliability and exclusivity of bjb Priority

service 4. Improve service quality and redefine member customer service specifications. In addition to improvements to service infrastructures, bank bjb Priority will always increase the competence of its units’ Wealth Management competence so each of them is better trained to give valuable advices and offer quality fund management to member customers. BUSINESS REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 102 SYARIAH Sharia As a subsidiary, Bank Jabar Banten Shariah, increasingly completes its service and becomes an alternative bank which provides banking product and service that the Company provides to public. BANK JABAR BANTEN SYARIAH SEBAGAI ANAK PERUSAHAAN SEMAKIN MELENGKAPI DAN MENJADI ALTERNATIF KETERSEDIAAN PRODUK DAN LAYANAN PERBANKAN YANG DIBERIKAN PERUSAHAAN KEPADA MASYARAKAT. Pendirian PT Bank Jabar Banten Syariah adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia, berkedudukan di Kota Bandung. Didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.4 tanggal 15 Januari 2010, dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta. Akta telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-04317.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT No.AHU-0006426. AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010. Bank Jabar Banten Syariah merupakan perusahaan hasil pemisahan spin off Unit Usaha Syariah Bank Jabar Banten Establishment PT Bank Jabar Banten Sharia is a Limited subsidiary that conducts its operations according to and based on laws and regulations of the Republic of Indonesia, and is located in Bandung. Was established under the Deed of Establishment Limited No.4 January 15, 2010, made by Fathiah Helmi, SH, Notary in Jakarta. Deed which was approved by the Menkumham decision-04317.AH.01.01.Tahun AHU 2010 January 26, 2010 and has been registered in accordance with the Company Law No.AHU 0006426.AH.01.09.Tahun 2010-January 26, 2010. Bank Jabar Banten Sharia is the result of a spin off of the Bank Jabar Banten as set forth in the Deed of Separation of TINJAUAN BISNIS 103 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Pertumbuhan Aset Bank Jabar Banten Syariah Bank Jabar Banten Sharia Asset Growth 48 sebagaimana termaktub dalam Akta Pemisahan Unit Usaha Syariah Bank Jabar Banten ke dalam Bank Jabar Banten Syariah No.3 tanggal 15 Januari 2010 dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta. Kegiatan Usaha Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Bank Jabar Banten Syariah, maksud dan tujuan adalah menyelenggarakan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No.13 tanggal 19 Oktober 2011, dibuat oleh Popy Kuntari Sutresna, S.H., Notaris di Bandung, struktur permodalan dan susunan pemegang saham adalah sebagai berikut: Keterangan Nilai Nominal Rp250,-per saham Nominal Value Rp250,- per Share Description Jumlah Nilai Nominal Rp Total Nominal Value Persentase Percentage Modal Dasar 2.000.000.000.000 Basic Capital Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh bank bjb PD Banten Global Development 495.000.000.000 12.000.000.000 97,63 2,37 Issued and Fully Paid Capital bank bjb PD Banten Global Development Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 507.000.000.000 100,00 Total Issued and Fully Paid Capital the Sharia Unit Sharia Bank Jabar Banten from Bank Jabar Banten Sharia No. 3 dated January 15, 2010 Fathiah Helmi, SH, Notary in Jakarta. Business Activity In accordance with Article 3 of the Articles of Bank Jabar Banten Sharia Association, intent and purpose is to conduct banking business based on sharia principles. Capital Structure and Composition of Shareholders Under the Deed General meeting Shareholders No.13 Oktober 19, 2011, made by Popy Kuntari Sutresna, SH, Notary in Bandung, the capital structure and shareholding structure is as follows: BUSINESS REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 104 Per tanggal 31 Desember 2011, susunan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas adalah sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 15 tanggal 23 Februari 2011, dibuat oleh Popy Kuntari Sutresna, S.H., Notaris di Bandung dan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 13 tanggal 19 Oktober 2011, dibuat oleh Popy Kuntari Sutresna, S.H., Notaris di Bandung itu sebagai berikut: Dewan Komisaris Nama Name Board Of Commissioner Komisaris Utama Nana Supriana President Commissioner Komisaris Santoso Djojo Koesoemo Commissioner Komisaris Sudi Rahayu Suwarno Commissioner Komisaris Independen Buyung Zaenal Independent Commissioner Direksi Board Of Directors Direktur Utama Hendarin Sukarmadji President Director Direktur Bisnis

A. Suryaman Business Director

Direktur Operasi Didi Muwardi Operational Director Direktur Kepatuhan Hadi Sunaryo Compliance Director Dewan Pengawas Syariah Sharia Supervisory Board Ketua Atjep Djazuli Chairman Anggota Jaih Member Anggota Asep Zaenal Ausop Member Per tanggal 31 Desember 2011, susunan Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah di atas telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana termaksud dalam: a. Surat Bank Indonesia No.116DpGDPbS tanggal 25 November 2009 perihal Izin Prinsip Pendirian PT Bank Jabar Banten Syariah; b. Surat Bank Indonesia No.125GBIDPbS tanggal 30 Maret 2010 perihal Keputusan Atas Pencalonan Komisaris PT Bank Jabar Banten Syariah; dan c. Surat Bank Indonesia No.126GBIDPbS tanggal 29 April 2010 perihal Keputusan Atas Pencalonan Komisaris Independen dan Direktur Kepatuhan PT Bank Jabar Banten Syariah. d. Surat Bank Indonesia No.135GBIDPbS tanggal 10 Agustus 2011 perihal Keputusan atas Pencalonan Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi PT Bank Jabar Banten Syariah. As of December 31, 2011, the composition of the Board of Commissioners, Board of Directors and the Supervisory Board is described in Deed Extraordinary General Meeting of Shareholders No. 15 dated February 23, 2011, made by Popy Kuntari Sutresna, SH, Notary in Bandung and the Deed of Minutes of Extraordinary General Meeting of Shareholders No. 13 dated October 19, 2011, made by Popy Kuntari Sutresna, SH, Notary in Bandung: As of December 31 2011, the Board of Commissioners, Directors and Supervisory Board of Islamic Sharia above, has received approval from Bank Indonesia as set forth in: a . Bank Indonesia No.116DpGDPbS Letter dated November 25, 2009 regarding Permit Principles of PT Bank Jabar Banten’s Establishment of the Sharia; b. Bank Indonesia No.125GBIDPbS letter dated March 30, 2010 regarding the decision on the nomination of the Commissioner of PT Bank Jabar Banten Sharia; and c. Bank Indonesia No.126GBIDPbS letter dated April 29, 2010 regarding the decision on the nomination of the Independent Commissioner and Director of Compliance of PT Bank Jabar Banten Sharia. d. Bank Indonesia No. 135GBIDPbS letter dated August 10, 2011 regarding the decision on the nomination of Board of Commissioner and Director Members PT Bank Jabar Banten Sharia. SYARIAH Sharia 105 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Kinerja Bank Jabar Banten Syariah merupakan Bank Umum Syariah yang kegiatan usahanya menghimpun serta menyalurkan dana ke masyarakat. Berdasarkan angka-angka yang dikutip dari laporan keuangan untuk periode Desember 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo Rekan, aset BJBS meningkat 48 atau Rp 919 miliar dari posisi Rp 1.930 miliar pada Desember 2010 menjadi sebesar Rp 2.849 miliar pada Desember 2011. Perkembangan penghimpunan Dana Pihak Ketiga DPK adalah sebagai berikut: •฀ DPK฀yang฀berasal฀dari฀produk฀giro,฀tabungan,฀deposito฀ dan simpanan dari bank lain meningkat sebesar Rp 1.314 miliar atau 145 yaitu dari Rp 905 miliar pada Desember 2010 menjadi Rp 2.219 miliar pada 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut ditunjang oleh kenaikan volume simpanan Deposito sebesar Rp 1.206 miliar atau 214 dari Rp 565 miliar menjadi Rp 1.771 miliar. •฀ Produk฀ giro฀ meningkat฀ Rp฀ 76฀ miliar฀ atau฀ 58฀ dari฀ Rp 131 miliar pada Desember 2010 menjadi Rp 208 miliar pada 31 Desember 2011 dan produk tabungan meningkat sebesar Rp 32 miliar 15 dari sebesar Rp 208 miliar menjadi Rp 240 miliar. •฀ Komposisi฀ Dana฀ Pihak฀ Ketiga฀ bank฀ bjb Syariah dari Desember 2010 hingga Desember 2011 masih didominasi oleh simpanan Deposito masing-masing sebesar 62,43 dan 79,83 dari total Dana Pihak Ketiga. Sedangkan komposisi Giro dan Tabungan mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 5 dan 12. Meningkatnya volume usaha disebabkan pertumbuhan pembiayaan Bank Jabar Banten Syariah. Kinerja pembiayaan syariah terus mengalami peningkatan dan pada tahun 2011 volume pembiayaan BJBS telah mencapai Rp 1.766 miliar dengan tingkat pertumbuhan mencapai 10. Performance Bank Jabar Banten Sharia is the Islamic Banks, whose operations raise and channel funds to the community. According to figures quoted in the financial statements for the period 2011, audited by Public Accountant Office Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo Partners Crowe Horwath, BJBS assets increased by 48 or Rp 919 billion from the position of Rp 1,930 billion in December 2010 to Rp 2,849 billion in December 2011. Development of Third Party Fund-raising DPK is as follows: •฀ Third฀ Party฀ Funds฀ from฀ Current฀ Account,฀ Savings฀ Deposits, Time Deposits and Deposits from other banks increased by Rp 1,314 billion or 145, from Rp 905 billion in December 2010 to Rp 2,219 billion in December 31, 2011. The increase is supported by the increase in the volume of savings deposits amounting to Rp 1,206 billion or 214 from Rp 565 billion to Rp 1,771 billion. •฀ Demand฀deposits฀increased฀by฀Rp฀111฀billion฀or฀270.7฀ from Rp 41 billion in May 2010 to Rp 152 billion as of December 31, 2010. •฀ Composition฀ of฀ Third฀ Party฀ Funds฀ Sharia฀ bjb bank of December 2010 until December 2011 was still dominated by savings deposits amounted to 62.43 and 79.83 of total third party funds. While the composition of the Current Account and Savings decreased compared with the previous year by 5 and 12. The increase in business volume is due to the growth of Bank Jabar Banten Sharia’s financing. Performance of Islamic financing continues to increase and in 2010 the volume of Bank Jabar Banten Sharia’s financing has reached Rp 1603 billion with a growth rate reaching 122.9. BUSINESS REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 106 Perkembangan Ekuitas Modal Ekuitas terdiri dari modal disetor dan saldo laba pada 31 Desember 2011 sebesar Rp 527 miliar atau meningkat 4 dibandingkan posisi pada Desember 2010. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya penambahan setoran modal dari salah satu pemegang saham yaitu PD Banten Global Development PD BGD sebesar Rp 7 milyar pada bulan Juni 2011 dan laba bersih yang dibukukan BJBS pada akhir tahun 2011 sebesar Rp 18 milyar. Pertumbuhan Pendapatan, Beban dan Laba Selama periode tahun buku 2011, pertumbuhan pendapatan, beban dan laba BJBS adalah sebagai berikut: •฀ Pendapatan฀ operasional฀ BJBS฀ sebesar฀ Rp฀ 265฀ miliar฀ dimana jumlah tersebut berasal dari pendapatan penyaluran dana Rp 257 miliar 97 dan sisanya Rp 8 miliar 3 berasal dari pendapatan operasional lainnya •฀ Beban฀operasional฀BJBS฀Rp฀138฀miliar฀terdiri฀dari฀beban฀ tenaga kerja Rp 64 miliar, beban administrasi dan umum Rp 18 miliar, beban penyisihan kerugian aset produktif bersih Rp 15 miliar dan sisanya berupa beban lainnya. •฀ Laba฀bersih฀BJBS฀sebesar฀Rp฀18฀miliar. The Development of Equity Capital Equity consists of paid-in capital and retained earnings as of December 31, 2010 amounted to Rp 505 billion or an increase of 1.1 compared to the position on May 2010. This increase is made possible by Bank Jabar Banten Sharia being able to post a net profit of Rp 5.39 billion at the end of 2010. While the bank’s paid up capital of Bank Jabar Banten Sharia is unchanged at Rp 500 billion. Revenue, Expense and Income Growth During the period of fiscal year 2011, revenue growth, expense and profit BJBS are as follows: •฀ Operating฀ income฀ amounted฀ to฀ Rp฀ 265฀ billion฀ which฀ is the amount derived from the income distribution of funds of Rp 257 billion 97 and the remaining Rp 8 billion coming from other operating income. •฀ Bank฀ Jabar฀ Banten฀ Sharia฀ bank฀ operating฀ expenses฀ of Rp 138 billion consists of personnel expenses of Rp 64 billion, general and administrative expenses of Rp 18 billion, provision for losses in net earning assets of Rp 15 billion and the rest are other expenses. •฀ Bank฀ Jabar฀ Banten฀ Sharia’s฀ net฀ proit฀ amounted฀ to฀ Rp 18 billion. SYARIAH Sharia 107 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Rasio-rasio Keuangan •฀ Rasio฀permodalan฀CAR฀bank฀bjb Syariah pada bulan Desember 2011 sebesar 30,20 mengalami penurunan sebesar 1,19 dibandingkan bulan Desember 2010 yang berada pada posisi 31,39. •฀ Kualitas฀ aset฀ produktif฀ per฀ 31฀ Desember฀ 2011฀ rasio- rasio terkait dengan kualitas aktiva produktif antara lain Net Performing Financing NPF – Gross 1,36, Net Performing Financing NPF – Net 0,41. •฀ Rasio฀rentabilitas: - Imbal hasil Aset Return On Asset – ROA sebesar 1,22 pada Desember 2011 dan 0,72 pada Desember 2010. - Imbal Hasil Ekuitas Return On Equity – ROE sebesar 3,53 pada Desember 2011 dan 1,62 pada Desember 2010. - Peningkatan ROA dan ROE disebabkan oleh rasio BOPO yang mengalami perbaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. - NIM pada tahun 2011 sebesar 7, 84 mengalami penurunan sebesar 0,45 apabila dibandingkan dengan posisi Desember 2010 sebesar 8,29. .•฀ Beban฀ Operasional฀ terhadap฀ Pendapatan฀ Operasional฀ BOPO sebesar 84,12. Mengalami perbaikan dibandingkan dengan posisi pada bulan Desember 2010 sebesar 90,33. •฀ Per฀31฀Desember฀2011,฀Financing Deposit Ratio FDR 79,61 apabila dibandingkan dengan Desember 2010 yang sebesar 121,31. Kondisi tersebut disebabkan karena rendahnya volume pembiayaan perusahaan yang hanya meningkat sebesar Rp 163 milyar atau 10 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Financial Ratios •฀฀ bank฀ bjb Sharia’s Current Account Ratio CAR in December 2011 was 30.20, or declining by 1.19 compared to 31.39 in December 2010. •฀ The฀ quality฀ of฀ productive฀ assets฀ as฀ of฀ December฀ 31฀ 2011 ratios related to the quality of productive assets Such as Net-performing financing NPF - Gross 1:36, Net Performing Financing NPF - Net 0.41 •฀฀ proitability฀ratio: - Return On Assets – ROA was 1.22 in 2011 compared to 0.72 in December 2010. - Return on Equity ROE was 3.53 in December 2011 compared to 1.62 in December 2010. - Increases in ROA and ROE ratios were generated by improved BOPO compared with the previous year. - NIM in 2011 was 7, 84, or experiencing a decline of 0.45 when compared with 8.29 in December 2010 •฀฀ Operational฀ Expenses฀ to฀ Operating฀ Income฀ BOPO฀ equals to 90.33. BOPO ratio is still higher than the national ratio BOPO of the Islamic banking industry in 2010 That is 79.17. •฀฀ As฀ of฀ December฀ 31,฀ 2011,฀ Financing฀ Deposit฀ Ratio฀ FDR was 79.61, lower when compared to December 2010, which had a ratio of 121.31. This indicates smaller financing volume in the amount of Rp 163 billion, or increasing only by 10 compared with the previous year. BUSINESS REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 108 ASPEK PEMASARAN Marketing Aspect Penetration into a different market share is a strategy to expand customer base and to increase the competitiveness. The Bank’s strength in the consumer segment is continuously maintained as one of the main pedestal. PENETRASI KE PANGSA PASAR YANG BERBEDA MERUPAKAN STRATEGI MEMPERLUAS CUSTOMER BASE DAN MENINGKATKAN DAYA SAING USAHA, SEMENTARA KEKUATAN BANK DI SEGMEN KONSUMER TERUS DIJAGA SEBAGAI SALAH SATU TUMPUAN UTAMA. Sementara itu, pertumbuhan yang dicapai semakin memperbesar customer base yang dimiliki Bank. Banyaknya jumlah nasabah dengan beragam kebutuhan mereka yang kian kompleks harus bisa kami tangani dengan kenyamanan dan kecepatan yang setara kualitasnya. Disini, keberadaan teknologi informasi yang tepat guna sangat memegang peranan penting. Tersedianya berbagai sistem teknologi dengan segala kelebihannya harus bisa dicermati secara baik. Bank harus mampu menetapkan sistem teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Infrastruktur dibangun berdasarkan keperluan, sehingga pengembangannya kedepan dapat dilakukan secara efisien dan tidak mengganggu operasional Perusahaan. Fokus pembiayaan bank bjb kepada segmen usaha kecil dan menengah telah membuktikan bahwa Bank lebih Meanwhile, the growth achieved by the Bank has increasingly widen its customer base. We have to facilitate a large number of clients with their various increasingly complex needs with comfort and speed with equivalent quality. In this case, an efficient Information Technology plays a very important role. The availability of various technology system with its excess must be considered carefully. Bank must be able to use the Information Technology which is suitable with its need. Infrastructure is built based on need, so that its development in the future can be done efficiently and does not interfere the company’s operation. bank bjb’s progressive engagements in small and medium business financings have demonstrated its persistence in TINJAUAN BISNIS 109 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Oleh karena itu, di masa mendatang kami akan konsisten dalam menjadikan segmen usaha kecil dan menengah sebagai pasar utama bagi pengembangan bisnis Bank. Sesuai dengan misi dan fungsi kami sebagai motor penggerak dan pendorong kegiatan dan kemajuan ekonomi daerah, bank bjb merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah. Untuk mengoptimalkan penetrasi pasar, bank bjb mengembangkan jaringan pemasaran baik melalui jaringan kantor maupun jaringan pemasaran lainnya seperti agen channeling untuk menyalurkan Kredit Multi Guna dan tenaga Direct Sales Agent DSA untuk bjb Kredit Mikro Utama. Perluasan jaringan operasional juga terus kami lakukan, guna meningkatkan daya jangkau pelayanan dan membangun daya saing produk. Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan jasa pelayanan demi mencapai kepuasan nasabah. Sementara itu, peningkatan volume maupun frekuensi transaksi valas selain didukung oleh peluncuran aplikasi bjb TIP FX yang mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi valas, juga ditunjang dengan gencarnya aktivitas pemasaran yang dilakukan Tresuri dalam meningkatkan basis nasabah bank bjb. economic crisis. Having learnt this, we have decided to promote small and medium business segments as our key markets for future business development. Clinging to our mission and functions as the driving force in the region’s economic activities and progress, bank bjb remains as one of the Province main local sources of revenues. To penetrate the market, bank bjb has developed marketing network through branch offices and also through the distribution of Multi Guna Loan through the regional development banks adopting the channeling scheme. We also continue our network expansion to improve service coverage and strengthen our product competitive edges. This is done as an effort to improve services to meet customer satisfaction. Meanwhile, the increased volumes and frequencies of foreign exchange transactions are supported through the application of TIP FX that provide easier foreign exchange transactions, and also by more rigorous marketing activities by bank bjb’s Treasury to improve customer base. BUSINESS REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 110 Konsumer Selama berpuluh-puluh tahun bank bjb menggeluti consumer banking, bahkan consumer banking menjadi tulang punggung bisnis bank secara keseluruhan baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan. Kredit konsumer terbukti telah membawa bank bjb terus tumbuh semakin besar dari masa ke masa. Dengan kualitas aset yang relatif terjaga di tingkat yang sangat aman sehingga mampu menghasilkan return yang optimal, consumer banking yang dikelola bank bjb telah menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan investor baik lokal maupun asing. Dari sisi pendanaan, sebagaimana kita ketahui bank yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah di Jawa Barat dan Banten ini memiliki kedekatan emosional dengan Pegawai Negeri Sipil PNS dan masyarakat umum khususnya di wilayah Jawa Barat dan Banten. Suatu hal yang menjadi modal penting di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat. Ketatnya tingkat persaingan di industri perbankan sudah dirasakan bank bjb sejak beberapa waktu lampau. Menyikapi hal ini tentunya bank bjb tidak tinggal diam dan terus memperluas pangsa pasarnya hingga tingkat nasional dengan berbagai inovasi baik dari sisi produk yang ditawarkan maupun kualitas pelayanan kepada para nasabahnya. Dengan jaringan yang kini tidak terbatas di wilayah Jawa Barat dan Banten maupun DKI Jakarta, bank bjb melakukan berbagai terobosan untuk membangun image dan kepercayaan dari seluruh lapisan masyarakat dimanapun mereka berada. Tingkat persaingan ini yang menuntun bank bjb untuk terus memodifikasi strategi pemasarannya, dan implementasi dari strategi tersebut tentunya harus didukung oleh kualitas SDM dan infrastruktur TI yang mumpuni. Hal inilah yang kemudian menjadi perhatian jajaran Manajemen baru yang terpilih di akhir Juli 2011 lalu. Consumer Banking Bank bjb has in years engaged in consumer banking, even making it our backbone business both in funding and financings. With many years spent in Consumer Loan, bank bjb has grown to become what it is now. Having shown relatively maintained asset quality, this consumer banking of bank bjb has attracted a number of foreign and local investors. In funding, it is obvious to almost every one how bank bjb has built solid and emotional relationship with majority government officials PNS and the public, especially those residing in West Java and Banten. This very fact does give confidence in the increasing business competition. The more intense competition in banking industry has been sensed by bank bjb for quite sometime. Addressing this, bank bjb aggressively expands its market share to reach the national level offering innovated products and improved service quality to its customers. Having more capitalized businesses beyond the borders of West Java and Banten, bank bjb made some breakthroughs in promoting its brand image to gain more trust from all walks of life wherever they are. This highly intense competition has also forced bank bjb to more creative in marketing strategies, for which qualified human resources and sophisticated IT have become a must. The new management team recently appointed in last July 2011 was sharply aware of this and has brought up this issue as a major concern to address. ASPEK PEMASARAN Marketing Aspect 111 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Selain menawarkan tingkat suku bunga yang kompetitif, bank bjb juga berupaya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya kepada para nasabah. Dengan pelayanan yang semakin baik, bank bjb meyakini bahwa loyalitas nasabah akan tercipta dengan sendirinya. Loyalitas inilah yang kemudian membentuk persepsi yang kuat sehingga akan membawa bank bjb ke tingkat yang lebih maju. . Komersial bank bjb menyadari bahwa untuk menjadi bank yang terus tumbuh semakin besar itu memerlukan berbagai terobosan. Terobosan itu dapat diciptakan melalui penetrasi pasar ke segmen-segmen yang berbeda dengan sebelumnya. Perbankan komersial adalah salah satu bentuk penetrasi pasar yang dilakukan bank bjb dalam beberapa tahun terakhir. Menyadari bahwa potensi pembiayaan dan sumber dana yang berasal dari segmen ini cukup menjanjikan, bank bjb kemudian menggarap bisnis perbankan komersial secara bertahap dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Saat ini perbankan komersial bank bjb telah menyalurkan pembiayaan kepada perusahaan-perusahaan nasional dengan kualitas aset yang terjaga dengan baik. Dari sisi pendanaan, bank bjb juga berhasil menurunkan cost of fund segmen ini dengan terus menerus melakukan pendekatan kepada nasabah-nasabah institusi secara profesional. Seperti halnya sistem pemasaran di segmen lainnya, konsep pemasaran perbankan komersial yang saat ini dikembangkan oleh bank bjb juga berorientasi kepada keperluan dan kebutuhan para nasabahnya. Artinya bahwa kebutuhan nasabah institusi atau korporasi yang sangat kompleks serta memerlukan produk-produk yang saling berkaitan dan mendukung satu sama lain, dijawab dengan solusi tepat yang diberikan oleh bank bjb. Layanan terpadu yang diberikan bank bjb saat ini dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah baik dari sisi pendanaan, pembiayaan serta transaksional. In addition to offering competitive interest rates, bank bjb also strives to continuously improve service quality to its customers. With better service bank bjb believes that customer loyalty will evolve by itself. It is this customer loyalty that has attached a strong image to bank bjb as it has advanced to a new business level. Commercial Banking Bank bjb realize a growing bank needs some breakthroughs. Breakthroughs are possible when a company decides to penetrate new markets. Commercial banking portrays bank bjb’s market penetrations performed within the last couple of years. Recognizing the size of funds potential in this segment, bank bjb started to engage in commercial segment, gradually, and prudentially. Bank bjb’s commercial banking has channeled financings to large national companies with well preserved-asset quality. In funding, bank bjb also managed to reduce the cost of funds through professional and continuous approaches to institutional customers. As with any other marketing system in the different segments, commercial banking marketing concept is customer oriented. This orientation produced business thoughts that institution or corporate customers’ needs are very complex and require products that are interrelated and supportive of each other, which have been properly addressed by bank bjb. In this segment, bank bjb has launched various integrated services to meet customer in funding, financing and business transactions. BUSINESS REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 112 Mikro Segmen bisnis mikro atau UMKM merupakan segmen yang sedang digarap secara khusus oleh beberapa bank nasional lainnya. Demikian halnya dengan bank bjb yang telah memperkenalkan produk mikronya kepada masyarakat sejak tahun 2007 lalu. Berbagai penyempurnaan pun terus dilakukan bank bjb terhadap bisnis barunya yang menarik ini. bank bjb secara konsisten mengembangkan produk dan layanan mikro dari waktu ke waktu. Penyesuaian tingkat suku bunga agar tetap kompetitif serta akselerasi proses analisa dan collecting system dengan bantuan Teknologi Informasi yang handal, menunjukan keseriusan bank bjb di dalam menggarap bisnis ini. Selain penyempurnaan produk dan layanan, di tahun 2012 bank bjb juga berencana menambah jaringan pelayanan untuk kredit mikronya dengan meluncurkan micro outlet yang dinamakan “waroeng bjb”. Waroeng bjb adalah outlet khusus mikro yang bertempat di seluruh Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu serta di pasar-pasar tradisional dan sentra bisnis yang potensial. Hal ini tentunya sebagai sarana dan upaya bagi bank bjb untuk terus mendekatkan diri dengan para nasabahnya. Demografi Indonesia yang luas serta kebutuhan nasabah mikro untuk memperoleh pembiayaan yang mudah dan cepat, dibaca sebagai satu potensi bisnis yang prospektif oleh bank bjb. Kedepannya, bisnis mikro diharapkan dapat menjadi pilar bagi bank bjb untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara keseluruhan. Dengan jumlah permintaan yang sedemikian besar, bisnis mikro dapat menjadi bisnis yang sangat prospektif sepanjang pengelolaannya dilakukan secara tepat dan profesional. Micro Banking Micro or SME business segment is an attractive segment currently attracting most large banks. Likewise, bank bjb has been introducing innovative micro products since 2007. Various improvements have been made to maintain this exciting segment. bank bjb from time to time develops new products and services. The banks seriousness in this segment is portrayed in continuous adjustment for interest rates in order to remain competitive and accelerated analyzing and collecting system processes through reliable Information Technology, In addition to product and service improvements, bank bjb made another breakthrough by introducing its unique “waroeng bjb” to expand its micro loan facilities. Waroeng bjb is a unique micro outlet located at all Branch Offices and Sub-Branch Offices of bank bjb as well as in traditional markets and potential business centers. This also portrays bank bjb’s continuous efforts to cement its presence among its customers. bank bjb sees the wide regions of Indonesian archipelago and customer needs for easy and fast micro financing as challenging business prospects. In the future, micro-business is expected to be another strong pillar of bank bjb to support its overall business growth. Producing an abundance of loan proposals, micro business can be very high-returning so long as it is managed professionally. ASPEK PEMASARAN Marketing Aspect 113 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Kredit Pemilikan Rumah KPR Strategi Bisnis di Tahun 2011 Strategi bisnis bjb KPR yang telah dilakukan di tahun 2011 sebagian besar telah dilaksanakan yaitu review dan implementasi kebijakan produk, melakukan perjanjian kerja sama dengan developer, melakukan aktivitas bisnis di wilayah potensial, meluncurkan program marketing, melakukan sosialisasi dan pemasaran produk melalui keikutsertaan pameran, event, open table, talk show radio. Dilain pihak bank bjb telah mempersiapkan pembentukan sentra KPR di 4 empat lokasi dengan penempatan 4 empat orang KPR Manager sebagai kepala Sentra KPR yaitu untuk wilayah Bandung Kota, Bandung Kabupaten, Priangan Timur dan Surabaya. Rencana Strategi Bisnis di Tahun 2012 Rencana strategi bisnis bjb KPR di tahun 2012 merupakan penerusan program di tahun 2011 dan penambahan pelaksanaan program kerja baru yang terdiri dari aktivitas sebagai berikut: 1. Business as Usual a. Pembentukan dan pemenuhan personil untuk 10 sepuluh Sentra KPR b. Penempatan Group Head Bisnis Proses KPR pada Kantor Wilayah c. Review Kebijakan dan Penetapan Kewenangan Keputusan Kredit d. Implementasi bisnis proses melalui Web Scoring KPR e. Pembentukan Tim Project Web Scoring, System Monitoring, Document Collection dan Repayment Collection f. Peningkatan dan pemenuhan pipeline PKS Developer g. PKS dengan mitra bisnis lainnya seperti brokerage house, Jamsostek, Bapertarum, dan lain-lain h. Sales Promotion 2. Inisiatif Strategis a. Strategic Alliance b. Program Marketing c. Program KPR Karyawan Take Over d. Portfolio acquisition e. Branch Contest f. Developer Gathering Mortgage and Housing Loans Business Strategic Plan in 2011 Most of bjb KPR’s 2011 business Strategies were successfully implemented; which were to review and implement product policies, to have more partnerships with developers, to perform business activities in potential areas, to launch and run focused marketing programs, and to make the most use of our participations in exhibitions, events, open tables, and radio talk shows to market bjb KPR. In support of these, 4 four bjb loan centers were established, each directed by a home loan Manager, in Bandung, the secondary district of Bandung, East Priangan, and Surabaya. Business Strategic Plan in 2012 Bank bjb’s 2012 strategic business plan has been formulated to continue bjb KPR current progresses, supported by fresh work programs including: 1. Business as Usual a. Establishment of 10 Sentra KPR KPR Centers with its supporting personnel b. Placement KPR Business Process of Group Heads at Regional Offices c. Policy Reviews and Determination of Authorities for Credit Approval d. Business process implementation through KPR Web Scoring e. Team buildings for Web Scoring Project, Monitoring System, and repayment and Document Collections f. Developer’s credit channelling scheme improvements and the implementation of those already in the pipeline g. More credit channelling schemes with housing brokers, Jamsostek Social Security Coverage of Workers, Bapertarum Government officer housing Supervisory Board etc. h. Sales Promotion 2. Strategic initiatives a. Strategic Alliance b. Marketing programs c. KPR Take Over Employee Programs d. Portfolio acquisition e. Branch Contest f. Developer Gathering BUSINESS REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 114 TINJAUAN FUNGSIONAL FUNCTIONAL REVIEW 115 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Sementara itu, pertumbuhan yang dicapai semakin memperbesar customer base yang dimiliki Bank. Banyaknya jumlah nasabah dengan beragam kebutuhan mereka yang kian kompleks harus bisa kami tangani dengan kenyamanan dan kecepatan yang setara kualitasnya. Disini, keberadaan teknologi informasi yang tepat guna sangat memegang peranan penting. Tersedianya berbagai sistem teknologi dengan segala kelebihannya harus bisa dicermati secara baik. Bank harus mampu menetapkan sistem teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Infrastruktur dibangun berdasarkan keperluan, sehingga pengembangannya kedepan dapat dilakukan secara efisien dan tidak mengganggu operasional Perusahaan. Meanwhile, the growth achieved by the Bank has increasingly widen its customer base. We have to facilitate a large number of clients with their various increasingly complex needs with comfort and speed with equivalent quality. In this case, an efficient Information Technology plays a very important role. The availability of various technology system with its excess must be considered carefully. Bank must be able to use the Information Technology which is suitable with its need. Infrastructure is built based on need, so that its development in the future can be done efficiently and does not interfere the company’s operation. The growth of the Bank will always be followed by need to provide adequate human resources, both in terms of quantity and quality. To meet the need, a well-planned process is required in order to get a good result. Thus, the banking operation runs smoothly and the quality of services provided bank bjb can be maintained sustainably. PERTUMBUHAN USAHA BANK AKAN SELALU DIIKUTI DENGAN KEBUTUHAN KETERSEDIAAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG MEMADAI, BAIK DARI SEGI JUMLAH MAUPUN KUALITASNYA. UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN TERSEBUT, DIPERLUKAN PROSES YANG TERENCANA SEHINGGA MENDAPATKAN HASIL YANG BAIK. DENGAN DEMIKIAN, KEGIATAN OPERASIONAL BERJALAN SECARA LANCAR, KUALITAS LAYANAN YANG DIBERIKAN bank bjb PUN DAPAT TERJAGA KESINAMBUNGANNYA. FUNCTIONAL REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 116 Kriteria kompetensi yang harus dimiliki SDM bank bjb dikembangkan seiring dengan kemajuan dan target yang ingin dicapai Bank. Sumber daya manusia SDM yang berkualitas merupakan aset utama Perusahaan, oleh karenanya pengelolaan dan pengembangan SDM sudah dimulai bank bjb sejak proses perekrutan dan selama mereka berkarya di Bank. Sebagai apresiasi atas dedikasi dan integritas yang diberikan selama mereka bekerja, kami juga menyiapkan paket paska karya yang memadai. In line with its business progresses and future targets, bank bjb continues adjusting the competence criteria of its Human Resources Human resources HR quality is the bank’s main asset; therefore, the bank begins our employees’ quality development and management since the recruitment process and during their years of service at the bank. We also have attractive retirement package to show our appreciation to retired personnel for their dedication and integrity. SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources Management and development on human resources is a sustainable program which goes since the process of selecting the candidate of employees until they work and complete their duty in the Bank. PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MERUPAKAN SUATU PROGRAM BERKESINAMBUNGAN, SEJAK PROSES PEMILIHAN CALON- CALON PENGELOLA MASA DEPAN HINGGA KETIKA ASET UTAMA INI BERKARYA DAN MENYELESAIKAN TUGASNYA DI BANK. TINJAUAN FUNGSIONAL 117 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Perencanaan SDM Tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk menjaga keberlangsungan perusahaan, sehingga akan memudahkan perusahaan dalam membangun pondasi yang kuat untuk menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Dalam rangka pemenuhan SDM tersebut, kami melakukannya sejak mencari calon pegawai yang kompeten yang dapat mempengaruhi masa depan Perusahaan, yakni melalui program rekrutmen yang terencana dengan baik. Rekrutmen Rekrutmen yang dijalankan bank bjb merupakan suatu proses pengadaan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional sejalan dengan pertumbuhan bank bjb yang begitu pesat. HR planning The bank’s sustainability relies heavily on competent human resources to lay solid foundation for excellence in the increasingly intense competition. To do this, we apply stringent screening since the initial stages of recruitment process so we can ascertain higher possibility to hire qualified personnel that would bring continuous improvements to the bank and to the Bank’s future growths. Recruitment At bank bjb, employee recruitment is conducted to ensure qualified and professional personnel in line with the bank’s rapid business progress, Biaya Pengelolaan SDM Cost of Human Resources Management 488 miliar FUNCTIONAL REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 118 Program rekrutmen yang diadakan Divisi SDM di tahun 2011 adalah sebagai berikut: - Rekrutmen Fresh Graduate. Rekrutmen fresh graduate merupakan pengadaan tenaga fresh graduate dengan status calon pegawai non pendidikan. Selama tahun 2011, Divisi SDM telah mengadakan rekrutmen dan menjaring 371 fresh graduate. - Rekrutmen Special Hire. Rekrutmen special hire merupakan pengadaan tenaga berpengalaman pada bidang pekerjaan tertentu yang selaras dengan pencapaian kinerja bank bjb. Rekrutmen di tahun 2011 telah menjaring 45 tenaga special hire. - Rekrutmen Officer Development Program. Rekrutmen Officer Development Program ODP merupakan pemenuhan kebutuhan calon tenaga pimpinan creating business leader dimana calon tenaga ODP berasal dari internal dan eksternal bank bjb. - Rekrutmen pegawai melalui kerja sama dengan perusahaan penyedia jasa outsourcing. Program ini khusus untuk memenuhi tenaga supportingnon core unit. Hingga tahun 2011, jumlah tenaga outsourcing bank bjb sebanyak 1.498 pegawai. - Rekrutmen tenaga Staf dengan status Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT. Tenaga staf status PKWT di tahun 2011 terdapat sebanyak 22 pegawai. Komposisi Karyawan Menurut Status pada tahun 2011 2011 Composition of Employees by Status Tetap Permanent 93,31 Calon Pegawai Prospective 6,69 Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Pendidikan pada tahun 2011 2011 Composition of Employees by Educational Level S3 Doctoral 0,19 Pasca Sarjana S2 Post Graduate 9,10 Sarjana Undergraduate 76,43 Diploma Diploma 11,74 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan Sederajat Senior High School 2,26 Sekolah Menengah Tingkat Pertama Junior High School 0,23 Sekolah Dasar Elementary School 0,05 Komposisi Karyawan Menurut Status Composition of Employees by Status Status 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Status Tetap 1.484 1.515 1.742 1.608 1.532 1.979 Permanent Calon pegawai 6 24 23 513 516 142 Prospective Jumlah 1.490 1.539 1.765 2.121 2.048 2.121 Total The following are our recruitment programs run during 2011: - Fresh Graduate Recruitment. Fresh graduate recruitment gives the bank fresh graduate recruits with non- academic status. During 2011, the Human Resources Division recruited 371 fresh graduates. - Recruitment of Special Hire. This program is intended to hire experienced personnel for certain critical areas to meet the bank’s business progress. Bank bjb hired 45 such personnel’ during 2011. - Officer Development Program. This particular recruitment process is intended for succession purposes to prepare the bank’s future leaders whether from external or internal sources. - Recruitment of staff through partnerships with the bank’s outsourcing companies. This program is specifically designed to hire supporting personnelnon- core units. Until 2011, the bank has employed 1,498 outsourced personnel. - Staff recruitment under Employment Agreement for specific time PKWT. During 2011, the bank hired 22 personnel under this agreement. SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources 119 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Pendidikan Composition of Employees by Educational Level Status 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Status S3 - - - 3 5 4 Doctoral Pasca Sarjana S2 76 119 151 189 188 193 Post Graduate Sarjana 823 976 1.221 1.546 1.532 1.621 Undergraduate Diploma 274 245 235 240 260 249 Diploma Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan Sederajat 274 168 137 116 58 48 Senior High School Sekolah Menengah Tingkat Pertama 11 8 8 8 2 1 Junior High School Sekolah Dasar 32 23 13 19 7 5 Elementary School Jumlah 1.490 1.539 1.765 2.121 2.048 2.121 Total Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Manajemen pada tahun 2011 2011 Composition of Employees by Management Level Manajemen Puncak Top Management 0,94 Manajemen Madya Senior Management 7,54 Manajemen Lini Junior Management 38,85 Staf dan Lainnya Staff and Others 52,66 Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Usia pada tahun 2011 2011 Composition of Employees by Age 18 – 30 Tahun 18 – 30 Years 46,77 31 – 40 Tahun 31 – 40 Years 29,28 41 – 50 Tahun 41 – 50 Years 21,45 Lebih dari 50 Tahun Older Than 50 Years 2,50 Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Manajemen Composition of Employees by Management Level Status 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Status Manajemen Puncak 15 19 20 20 20 20 Top Management Manajemen Madya 99 110 120 147 120 160 Senior Management Manajemen Lini 209 266 289 416 544 824 Junior Management Staf dan lainnya 1167 1.144 1.336 1.538 1.364 1.117 Staff and Others Jumlah 1.490 1.539 1.765 2.121 2.048 2.121 Total Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Usia Composition of Employees by Age Status 2006 2007 2008 2009 2010 2010 Status 18 – 30 Tahun 357 386 543 705 983 992 18 – 30 Years 31 – 40 Tahun 558 567 582 704 574 621 31 – 40 Years 41 – 50 Tahun 501 514 547 571 444 455 41 – 50 Years Lebih dari 50 Tahun 74 72 93 141 47 53 Older Than 50 Years Jumlah 1.490 1.539 1.765 2.121 2.048 2.121 Total FUNCTIONAL REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 120 Pengelolaan Kinerja Setelah menjadi karyawan di bank bjb, kapabilitas mereka terus-menerus dipantau. Penilaian kinerja merupakan suatu sistem untuk mengukur dan menilai kinerja setiap pegawai yang dilaksanakan setiap awal tahun atas kinerja selama 1 tahun terakhir. Penilaian kinerja yang kami lakukan terdiri dari: 1. Penilaian kinerja untuk tenaga pimpinan, yaitu suatu sistem penilaian yang diperuntukkan bagi para tenaga pimpinan bank yang membuat sasaran kerja goal setting. 2. Penilaian kinerja untuk tenaga non pimpinan, yaitu suatu sistem penilaian yang diperuntukkan bagi para pegawai bank yang tidak membuat sasaran kerja non goal setting. Pengembangan Kompetensi Pengembangan kemampuan karyawan merupakan kunci tersedianya sumber daya manusia yang handal untuk menjawab tantangan berbagai jabatan dan bagi terciptanya budaya kinerja yang dinamis di bank bjb. Divisi SDM telah melaksanakan program assessment yang dilaksanakan secara berkala. Tujuan dari program ini diantaranya adalah untuk mengukur kesesuaian antara kompetensi yang dibutuhkan untuk level jabatan tertentu dengan kinerja yang ditampilkan dari pegawai yang bersangkutan. Hasil analisa kesenjangan antara kebutuhan dengan apa yang ditampilkan, menjadi bahan rekomendasi yang kemudian disampaikan ke Divisi Pendidikan Pelatihan dalam menyusun silabus guna mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan dari pegawai. Selain itu, hasil assessment dapat dijadikan sebagai salah satu alat keputusan untuk menetapkan pengembangan karir pegawai. Pegawai-pegawai yang dinilai memiliki potensi untuk menempati posisi manajerial telah ditempatkan sesuai potensinya. Selama tahun 2011, Divisi SDM telah mengadakan 3 tiga kali assessment untuk level Staf yakni pada bulan Juli yang diikuti 80 pegawai, bulan September 173 pegawai, dan bulan November 33 pegawai. Performance Management At bank bjb, our employee performances are routinely monitored. Assessment is performed at the beginning of each year to assess the employees’ performances for their last one-year serving period The employee assessment includes: 1. Assessment of Leaders performance, which is an assessment system, intended to evaluate the bank leaders who are responsible for establishing business objectives goal setting. 2. Performance assessment for non-leading personnel, which is an assessment system intended for employees who are not responsible for establishing business objectives non goal setting. Competence Improvement Employees’ competence Improvement is key to the availability of qualified human resources to address challenges in various positions and to promote dynamic performance culture in bank bjb. Human Resources Division has periodically implemented assessment programs. This program is designed to evaluate employees’ performances against the per-established competency requirements for a particular position. Findings in such analysis or the gaps between what is required and how the requirement is performed are then submitted to Education Training Division for recommendations to enable the Division to prepare syllabus in order to improve employee competences as required. This assessment also serves as analytical tool to consider the relevant employees’ career developments. Employees with demonstrated potentials to fill managerial positions are promoted according to their potentials. During 2011, Human Resources Division held three 3 staff assessments, which were performed in July on 80 employees, in September on 73 employees, and in November on 33 employees. SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources 121 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Di tahun 2012, setiap pegawai pada jenjang manajerial direncanakan akan mengikuti assessment untuk meningkatkan keterampilan serta kompetensinya dan menjadi indeks untuk mengukur kompetensi pegawai pada bidang-bidang terkait. Pengembangan Karir Setiap pegawai bank bjb yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku memiliki peluang untuk mengembangkan karirnya yang diidentifikasi melalui metode assessment. Metode ini untuk mengidentifikasi talenta yang dimiliki para pegawai dan menjadi salah satu acuan dalam pemetaan pegawai potensial dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan SDM, salah satunya adalah promosi. Unit Penunjang Layanan SDM Untuk mendukung pengelolaan SDM yang baik, Divisi SDM saat ini tengah melakukan penyempurnaan sistem informasi manajemen SDM yakni Human Resources Information System yang merupakan implementasi aplikasi sistem informasi SDM yang berbasis kompetensi. Selain itu, untuk menunjang pemberian layanan kepada pegawai, Divisi SDM memiliki fasilitas yang bernama “Kios Informasi Kepegawaian Divisi SDM”. Fasilitas ini berfungsi sebagai media komunikasi antara Divisi SDM dengan seluruh pegawai mengenai pekerjaanaktivitas SDM yang terbaru dengan melalui teknologi layar sentuh. Kesempatan Kerja yang Sama Setiap pegawai mendapatkan kesempatan kerja yang sama. Terkait dengan kenaikan jabatan, setiap pegawai yang telah memenuhi persyaratan memiliki hak yang sama untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi setelah melalui tahapan seleksi dimana keputusannya menjadi kewenangan Manajemen. Biaya yang Telah Dikeluarkan Biaya yang telah dikeluarkan oleh bank bjb terkait dengan pengelolaan SDM hingga akhir tahun 2011 adalah sekitar Rp 488 miliar. Sekitar Rp 3,8 miliar dari jumlah tersebut merupakan biaya rekrutmen. In 2012, All employees at managerial levels are scheduled for assessments for further skill and competence improvements and as index to measure employees’ competence in their related areas of functions. Career Development Through assessment methods, any of the bank employees whose competency has been identified is given upmost opportunities to develop their careers. This method helps the bank to identify all employees’ talents and serves as one of the bank’s references for mapping of potential employees and for decision-making process related to human resources, including for promotion. Human Resource Services Supporting Units To support good human resource management, Human Resources Division is currently improving HR management information system, which is a competency-based HR information system application. In addition, to support its services to employees, HR Division has established “Human Resources Division Kiosk”, which is a special facility that serves as a communication tool between HR Division and all employees, which covers all HR activities widely disseminated and displayed using latest touch screen technology. Equal Employment Opportunities Bank bjb ascertains equal opportunities to all employees. All employees who have met certain requirements have equal rights for upper vacant positions, however, selection and decisions on such promotion process remains the authority of the management. Expenses During 2011, bank bjb spent Rp 488 billion for HR developments. Of such total cost, Rp 3.8 billion was spent on recruitment process. FUNCTIONAL REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 122 Program Pelatihan Dalam meningkatkan kemampuan dan wawasan para pegawai, bank bjb telah mengikutsertakan karyawannya kedalam berbagai program pendidikan dan pelatihan, baik yang dilakukan secara internal maupun oleh pihak eksternal. Di tahun 2011, terdapat sekitar 242 program pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti oleh 5014 karyawan bank bjb. Adapun program pendidikan dan pelatihan yang diikuti karyawan selama tahun 2011 tersebut adalah: Program Pendidikan dan Pelatihan Karyawan Tahun 2011 No. Nama Program Pelatihan Jumlah Peserta Training Program 1. Diskusi Workshop 2 Hari tentang Penilaian Atas Kepatuhan PSAK 5055 untuk Auditor 5 2 Days Discussion Workshop Compliance Assessment PSAK 5055 for Auditor 2. Akuntansi 99 Accounting 3. Balance Leadership Training 66 Balance Leadership Training 4. Banking Crisis Management, Basel III and Stress Testing 2 Banking Crisis Management, Basel III and Stress Testing 5. BARA Refreshment Program-2nd Senior Management Risk Summit 2011 2 BARA Refreshment Program-2nd Senior Management Risk Summit 2011 6. Dasar-Dasar Analisa Kredit 100 Basic Credit Analysis 7. Dasar-Dasar Tresuri 15 Basic Treasury 8. Certified Ethical Hacker CEH 1 Certified Ethical Hacker CEH 9. Pelatihan dan Sertifikasi Certified Information System Security Professional CISSP Common Body of Knowledge CBK 1 Certified Information System Security Professional CISSP Common Body of Knowledge CBK Training and Sertification 10. Pembangunan Karakter 138 Character Building 11. Program Persiapan Chartered Financial Analysis 40 Chartered Financial Analysis Preparation Program 12. Pelatihan Penagihan dan Dokumentasi Kredit 2 Collection Documentary Credit Training 13. Penagihan dan Dokumentasi Kredit 2 Collections and Documentary Credit 14. Kredit Konsumen dan Penilaian Kredit 3 Consumer Lending and Credit Scoring 15. Analisa Keuangan Perusahaan 100 Corporate Financial Analyis 16. Pendidikan Pengenalan Perbankan 142 Corporate Induction Pendidikan Pengenalan Perbankan 17. Administrasi dan Pelaporan Kredit 53 Credit Administration and Reporting 18. Administrasi dan Pelaporan Kredit bagi Manajer KC 51 Credit Administration and Reporting for Sub-Branch Manager 19. Credit Card: Pengenalan Bisnis Kartu Kredit 88 Credit Card: Introducing Credit Card Business 20. Penilaian Risiko Kredit untuk Kredit Konsumer 1 Credit Risk Scoring for Consumer Loan 21. Diklat Audit Kecurangan 1 Fraud Audit Training Course 22. Diklat Keuangan Perusahaan Corporate Finance 1 Training Course 23. Diklat Penulisan Laporan Hasil Audit yang Efektif 1 Training Course 24. Diklat Penyerapan Aspirasi 2 Absorbing Aspiration Training Course 25. Diklat PPH Pemotongan dan Pemungutan 2 Withholding Taxes Training Course 26. Proyeksi Keuangan 100 Financial Projection 27. Seminar Setengah Hari “Masalah-Masalah Dalam Pembiayaan Ekspor Indonesia” 2 Half Day Seminar “Problems in Export Financing in Indonesia” Training Program The bank has involved its employees in various internal and external trainings to enhance their knowledge and capabilities, During 2011, approximately 242 education and training programs were run, participated by 5,014 employees. The following is list of Employee Education and training programs during 2011: Employee Education and Training Program in 2011 SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources 123 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 No. Nama Program Pelatihan Jumlah Peserta Training Program 28. In House Training Program Manajemen Aktiva - Passiva ALM 19 In House Training Assets Liabilities Management ALM Program 29. In House Training Banknotes Likuiditas Valas 34 In House Training Banknotes Forex Liquidity 30. In House Training Compliance Assessment PSAK 5055 Revisi 2006 for Auditor 59 In House Training Penilaian Kepatuhan PSAK 5055 Revisi 2006 untuk Auditor 31. In House Training Workshop Perbankan Konsumer 60 In House Training Consumer Banking Workshop 32. In House Training Kebijakan, Peraturan dan Surat Edaran BI 30 In House Training on Policies, Regulations and Circular Letter of Bank 33. In House Training Pengembangan Diri bank bjb Cabang Batam 14 In House Training Self Development at bank bjb Batam 34. In House Training System and Network Security untuk EDP 53 In House Training System and Network Security for EDP 35. In House Training Dasar-Dasar Pembiayaan Perdagangan 23 In House Training Basic Trade Finance 36. In House Training Perbankan Internasional 27 In House Training International Banking 37. In House Training Operasional Pembiayaan Perdagangan 23 In House Training Trade Finance Operation 38. Analisa Industri 100 Industry Analysis 39. Interconnecting Cisco Network Devices II 1 Interconnecting Cisco Network Devices II 40. Investasi Dana Pensiun 1 Pension Fund Investment 41. Investor Relations Workshop 2 Workshop Hubungan Investor 42. ISO 27001:2005 PCI-DSS 2 ISO 27001:2005 PCI-DSS 43. In House Training Internal Audit: Penilaian Kepatuhan PSAK 50-55 Revisi 2006 untuk Auditor 59 In House Training Internal Audit: Compliance Assessment PSAK 50-55 Revisi 2006 for Auditor 44. Konferensi 2nd Asia Corporate University Summit 2011 2 Conference on 2nd Asia Corporate University Summit 2011 45. Konferensi Nasional III Ikatan Auditor Intern Bank 2 3rd National Conference on Bank Internal Auditors Association 46. Aspek Hukum Pinjaman 100 Loan Legal Aspect 47. Pengawasan Pinjaman Deteksi Masalah 100 Loan Monitoring Problem Detection 48. Remedial Pinjaman 98 Loan Remedial 49. Restrukturisasi Kredit 100 Loan Structuring 50. Manajemen Keaslian Uang Rupiah Graphonomy 51 Authenticity Management Rupiah Graphonomy 51. Manajerial Lini Pertama 307 First-line managerial 52. Mengelola dan Menghitung Kecukupan Modal Risiko Operasional 2 Managing and Calculating Operational Risk Capital Adequacy 53. Micro Finance Summit 2011 1 Micro Finance Summit 2011 54. Seminar Nasional Bancassurance 6 National Seminar Bancassurance 55. On the Job Training Calon Pegawai 144 On the Job Training for Future Employee 56. Pelatihan Sertifikasi Brevet Pajak 58 Tax Brevet Course Certification 57. Pelatihan Analisa Kredit Mikro dan Supervisi Kredit 121 Training on Analysis and Supervision of Micro Credit Loans 58. Pelatihan Aplikasi FinArch Functional 11 FinArch Application Training 59. Pelatihan Applied Leadership Program 51 Applied Leadership Program Training 60. Pelatihan Assets Liabilities Management ALMA 31 Assets Liabilities Management ALMA Training 61. Pelatihan Audit Internal 53 Audit Internal Training 62. Pelatihan Bancassurance 57 Bancassurance Training 63. Pelatihan Basic Instructional Design 18 Basic Instructional Design Training 64. Pelatihan Business Process Management 1 Business Process Management Training 65. Pelatihan Cash Management 1 Cash Management Training 66. Pelatihan CCNA Fast Track dan Ujian CCNA 2 CCNA Fast Track Training and CCNA Test 67. Pelatihan Certified Organization Development Analyst 2 Certified Organization Development Analyst Training 68. Pelatihan CISA Exam Preparation 1 CISA Exam Preparation Training FUNCTIONAL REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 124 No. Nama Program Pelatihan Jumlah Peserta Training Program 69. Cisco Certified Network Associate CCNA – Interconnecting Cisco Network Devices Training 2 Pelatihan Cisco Certified Network Associate CCNA – Interconnecting Cisco Network Devices 70. Pelatihan Competitor Intelligence 4 Competitor Intelligence Training 71. Pelatihan Configuring and Troubleshooting a Windows Server 2008 Active Directory + Exam 3 Configuring and Troubleshooting a Windows Server 2008 Active Directory + Exam Training 72. Pelatihan Contract Drafting Negotiation Skill for Legal Officer 4 Contract Drafting Negotiation Skill for Legal Officer Training 73. Pelatihan CTP-PLTE 2 CTP-PLTE Training 74. Pelatihan dan Sertifikasi Affiliate Wealth Management WM 01 25 Affiliate Wealth Management WM 01 Training and Certification 75. Pelatihan dan Sertifikasi Assessment Center Assessor 1 Assessment Center Assessor Training and Certification 76. Pelatihan dan Sertifikasi Wealth Management Level 2 WM 02 31 Wealth Management Level 2 WM 02 Training and Certification 77. Pelatihan dan Sertifikasi Wealth Management WM 01 – WM 07 8 Wealth Management WM 01 – WM 07 Training and Certification 78. Pelatihan e-Learning Learning Management System 4 e-Learning Learning Management SystemTraining 79. Pelatihan ERM ISO 31000 Sertifikasi ERMCP 3 ERM ISO 31000 Training ERMCP Certification 80. Pelatihan Financial Statement Analysis 3 Financial Statement Analysis Training 81. Pelatihan Guarantee: Understanding Benefit Risk Product Guarantee, TypeMechanism Legal Issue 3 Guarantee: Understanding Benefit Risk Product Guarantee, TypeMechanism Legal Issue Training 82. Pelatihan Hak Tanggungan 7 Mortgage Training 83. Pelatihan Hukum Perkreditan 2 Credit Law Training 84. Pelatihan Hypnoselling 55 Hypnoselling Training 85. Pelatihan IBM eSeries iSeries Administration Control 3 IBM eSeries iSeries Administration Control Training 86. Pelatihan IT Infrastructure Library - ITIL 1 IT Infrastructure Library ITIL Training 87. Pelatihan ITIL Training with the Experts 3 ITIL Training with the Experts Training 88. Pelatihan Jaminan Perbankan Standby Letter of Credit, Demand Guarantee, Bank Guarantee 5 Bank Guarantees Training Standby Letter of Credit, Demand Guarantee, Bank Guarantee 89. Pelatihan Kejahatan Perbankan: Modus, Pencegahan Penanganannya Dikaitkan dengan Implementasi UU No. 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana 5 Training on Banking Crimes: Modus, Prevention Handling in Relation with the Implementation of Law no. 3 Year 2011 on the Transfer of Funds 90. Pelatihan Keterampilan Menangani Berbagai Hal Khusus dalam Proses Perdata di Luar Pengadilan Sesuai UU No. 301999 tentang Arbitrase Alternatif Penyelesaian Sengketa 2 Training on Arbitration Advocacy Skills in Accordance to the Law No. 301999 on Arbitration and Alternative Dispute Resolution 91. Pelatihan Legal Contract Drafting 2 Legal Contract Drafting Training 92. Pelatihan Legal Derivatives ISDA Master Agreement 3 Legal Derivatives ISDA Master Agreement Training 93. Pelatihan Legal Risk Management Legal Audit for Good Corporate Govermance Fraud Prevention 2 Legal Risk Management Legal Audit for Good Corporate Governance Fraud Prevention Training 94. Pelatihan Managing and Running an Effective Helpdesk 2 Managing and Running an Effective Helpdesk Training 95. Pelatihan Manajemen Risiko dan Bisnis Kredit Sindikasi 4 Training on Risk Management and Loan Syndication Business 96. Pelatihan Manajemen Risiko, Hukum, dan Fraud Agunan Kredit 2 Training on Risk Management, Law, and Loan Collateral Fraud 97. Pelatihan Menangani Aspek Hukum Perseroan Terbatas dan Membuat Dokumen-Dokumen Perseroan Terbatas 2 Training on Handling The Legal Aspect and Preparing Documents for Limited Company 98. Pelatihan Menangani Aspek Hukum Tenaga Kerja, Penanganan Masalah Ketenagakerjaan, PNK, PHI, Kontrak Kerja 2 Training on the Legal Aspect of Employment, Employment Problem, PNK, PHI Contract 99. Pelatihan Mencegah dan Menangani Masalah Tanah dan Bangunan 2 Training 100. Pelatihan Metode dan Teknik Penyusunan SOP 3 Training on SOP Method and Preparation 101. Pelatihan Micropayment 2011: Global Indonesia Trend 3 Micropayment 2011: Global Indonesia Trend Training SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources 125 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 No. Nama Program Pelatihan Jumlah Peserta Training Program 102. Pelatihan Nasional tentang Pertanahan 2 National Land Training 103. Pelatihan New Product Development 3 New Product Development Training 104. Pelatihan Payments Cash Management 1 Payments Cash Management Training 105. Pelatihan Pelaporan SID Versi 6 42 Training on SID Reporting Version 6 106. Pelatihan Pembiayaan Sindikasi 20 Syndication Financing Training 107. Pelatihan Pemeriksaan Berbasis Risiko Risk Based Examination 2 Risk Based Examination Training 108. Pelatihan Pendidikan Profesi Lanjutan Wakil Agen Penjual Reksa dana 30 Advanced Course for Mutual Fund Agent 109. Pelatihan Penggunaan IS-WARE dalam Skim Subsidi Resi Gudang S-SRG bank bjb 8 Training on IS-WARE Application in Warehouse Receipt Subsidy Scheme of bank bjb 110. Pelatihan Perencanaan Strategik 2 Training on Strategic Planning 111. Pelatihan Perkasan 1 Cash Activities Training 112. Pelatihan Persiapan Lisensi AAJI 65 AAJI License Preparation Training 113. Pelatihan Personnel Administration Development Program 2 Personnel Administration Development Program Training 114. Pelatihan PHP wick Socket Connection to AS 400 2 PHP wick Socket Connection to AS 400 Training 115. Pelatihan Prodcut Knowledge bank bjb, Service Excellence, Teller Program bagi Customer Service dan Teller 5 Training on bank bjb Product Knowledge, Service Excellence, Teller Program for Customer Service and Teller 116. Pelatihan Program Anti Pencucian Uang APU 66 Training on Anti Money Laundering Program 117. Pelatihan Project Management 2 Project Management Training 118. Pelatihan Project Management Certification for PMP 1 Training on Project Management Certification for PMP 119. Pelatihan Project Management Essential 1 Essential Management Project Training 120. Pelatihan Riset Pemasaran Terapan 2 Training on Applied Marketing 121. Pelatihan Sales Force Management 2 Sales Force Management Training 122. Pelatihan Seri Teknik Manajemen Risiko Simulasi Monte Carlo 2 Monte Carlo Simulation of Risk Management Training 123. Pelatihan Sharepoint 2010 for Business Intelligence 2 Sharepoint 2010 for Business Intelligence Training 124. Pelatihan Ship Finance 2 Ship Finance Training 125. Pelatihan SOP Lifecycle 5 SOP Lifecycle Training 126. Pelatihan Strategic Asset Liability Management ALM 1 Strategic Asset Liability Management ALM Training 127. Pelatihan Talent Management System 62 Talent Management System Training 128. Pelatihan Tekno Ekonomi Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit 2 Training on Techno Economics of Oil Palm Cultivation and Processing 129. Pelatihan Treasury Audit Framework 1 Treasury Audit Framework Training 130. Pelatihan untuk Para Pejabat Bank “Fraud di Bidang Perbankan” 2 Training for Bank Executives on Banking Fraud 131. Pendidikan dan Pelatihan Analisis Laporan Keuangan 1 Training Course on Financial Report Analysis 132. Pendidikan dan Pelatihan bagi Para Calon Pegawai bank bjb 24 Training Course for bank bjb New Recruits 133. Pendidikan dan Pelatihan Loan Monitoring Problem Detection bagi Supervisi Kredit 136 Training Course on Loan Monitoring Problem Detection for Loan Supervisor 134. Pendidikan dan Pemahaman Praktek Asuransi 19 Training on Insurance Practices 135. Pendidikan Manajemen Umum Dana Pensiun 2 Pension Fund Management Course 136. Program Certified Investor Relations 2 Certified Investor Relations Program 137. Program Pemeliharaan Sertifikasi Manajemen Risiko “Advance Credit Analysis Workshop” 1 “Advance Credit Analysis Workshop” Risk Management Certification Program 138. Program Tutorial Certificate in Sales Operation 4 Program Tutorial Sertifikat untuk Sales Operation 139. Project Financing 100 Project Financing FUNCTIONAL REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 126 No. Nama Program Pelatihan Jumlah Peserta Training Program 140. Public Training “Dasar-dasar Negosiasi Penagihan Kredit Macet” 1 Public Training on “Basic Negotiation Non-Performing Loan Collection” 141. Workshop Evaluasi Kartu Pegawai Elektronik KPE 2 Workshop on the Evaluation of Employee Electronic Card KPE 142. Right Attitude and Positive Thinking 142 Right Attitude and Positive Thinking 143. SafeNet Lune SA and Luna EFT Training 2 SafeNet Lune SA and Luna EFT Training 144. Seminar “Amankah Uang Simpanan Nasabah pada Bank Pasca Kasus Malinda Dee Pemkab Batubara?” 1 Seminar “How Safe is Customers Saving After the Case of Malinda Dee and Provincial Government of Batubara” 145. Seminar Accelerated Culture Transformation 4 Seminar on Accelerated Culture Transformation 146. Seminar Akutansi PSAK 24 Revisi 2011 3 Accounting Seminar on PSAK 24 Revisi 2011 147. Seminar Asia Growth Innovation in The New Financial Order 5 Seminar on Asia Growth Innovation in The New Financial Order 148. Seminar Banking Solution Day 1 Seminar Banking Solution Day 149. Seminar dan Musyawarah Kerja Nasional XI ASBANDA 1 The 11th Seminar and Work Meeting of ASBANDA 150. Seminar Developing an Effective Risk Based Bank Rating RBBR for Commercial Bank 1 Seminar of Developing an Effective Risk Based Bank Rating RBBR for Commercial Bank 151. Seminar Gambaran Ekonomi Tahun 2012 Mitigasi Dampak Krisis Global 1 Seminar on Economy Outlook in 2012 Mitigation of Global Crisis Impact 152. Seminar Good Governance 3 Seminar on Good Governance 153. Seminar HR Expo 2011 3 Seminar on HR Expo 2011 154. Seminar Nasional “Banking Leadership Banking Fraud in Asia” 2 National Seminar on “Banking Leadership Banking Fraud in Asia” 155. Seminar Nasional Jamsostek 2 National Seminar on Jamsostek 156. Seminar Nasional ke-3 AAI “Kompetensi dan Kemandirian Auditor Internal di Masa Mendatang” 2 3rd AAI National Seminar on “Competence and Independence of Internal Auditor in the Future” 157. Seminar Nasional Pencucian Uang 1 National Seminar on Money Laundry 158. Seminar Nasional Penegakan Hukum dan Upaya Pencegahan terhadap Kejahatan Perbankan 2 National Seminar on Law Enforcement and Prevention of Banking Crimes 159. Seminar Peluang dan Tantangan Refinancing dalam Industri Multifinance 2 Seminar on Opportunities and Challenges in Refinancing in the Multifinance Industry 160. Seminar Recruitment Selection Strategies 2 Seminar on Recruitment Selection Strategies 161. Seminar Risk Management Summit 3 Seminar Risk Management Summit 162. Seminar Selling with Character 3 Seminar Selling with Character 163. Seminar Tantangan Pasar Modal Indonesia dalam Menghadapi Integrasi Pasal Modal ASEAN melalui Keterbukaan Informasi dan Penerapan IFRS 2 Seminar on the Challenges for Indonesian Stock Market in Facing the Integration of ASEAN Stock Market Through Information Disclosure and IFRS Implementation 164. Sertifikasi Certified Information System Auditor CISA 1 Certified Information System Auditor CISA Certification 165. Sertifikasi Manajemen Risiko Level 1 6 Level 1 Risk Management Certification 166. Sertifikasi Manajemen Risiko Level 2 6 Level 2 Risk Management Certification 167. Sertifikasi Manajemen Risiko Level 3 3 Level 3 Risk Management Certification 168. Service Mindset, Interpersonal Communication Assertiveness 139 Service Mindset, Interpersonal Communication Assertiveness 169. SESPIBANK 2 SESPIBANK School of Banking Leadership 170. Structure Trade Finance STF Set Up Scheme Financing by Using Exim Financing, Guarantee Insurance Product 4 Structure Trade Finance STF Set Up Scheme Financing by Using Exim Financing, Guarantee Insurance Product 171. Syndication Loan 100 Syndication Loan 172. Technical Induction Produk Jasa, Perkreditan dan Akuntansi Bank Tingkat Dasar 142 Technical Induction Product Service, Loan and Basic Bank Accounting 173. The Essentials of Residential Mortgage Banking Best Practices Legal Land for KPR 2 The Essentials of Residential Mortgage Banking Best Practices Legal Land for KPR 174. Training Balance Score Card BSC SysAdmin 9 Training Balance Score Card BSC SysAdmin 175. Training Certified Data Center Professional 2 Training Certified Data Center Professional SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources 127 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 No. Nama Program Pelatihan Jumlah Peserta Training Program 176. Training Change Agent 75 Training Change Agent 177. Training Failure Analysis 2 Training Failure Analysis 178. Training Hak-hak Atas Tanah dan Penyelesaian Sengketa 4 Training on Land Rights and Dispute Settlement 179. Training Investasi Pasar Modal 1 Training for Capital Market Investment 180. Training Kiriman Uang BNI Wesel PIN bank bjb 41 Training on BNI Wesel PIN at bank bjb 181. Training Need Analysis Training Impact Evaluation 2 Training Need Analysis Training Impact Evaluation 182. Training for Trainer Program Pengendalian Gratifikasi 40 Training for Trainer Program for Gratification Control 183. Training Operational Risk Management 4 Training Operational Risk Management 184. Training Stress Testing on Banking Risk Exposure 4 Training Stress Testing on Banking Risk Exposure 185. Training Treasury Interactive Pricing 20 Training Treasury Interactive Pricing 186. Treasury Management 1 Treasury Management 187. Two Days Discussion Workshop: “Kupas Tuntas Perhitungan Collective and Individual Impairment – Data Historis and Unwinding Interest Implementation” 2 Two Days Discussion Workshop: “Discussing the Collective Calculation and Individual Impairment – Historical Data and Unwinding Interest Implementation” 188. Ujian Kompetensi Dealer 3 Dealers’ Competence Test 189. Ujian Sertifikasi Certificate in Sales Operation 4 Sales Operation Certification Test 190. Ujian Standar Profesi Dana Pensiun 2 Pension Fund Professional Standard Test 191. Valuation Appraisal 100 Valuation Appraisal 192. Wakil Agen Penjual Reksa dana 78 Mutual Funds Sales Agent 193. Wealth Planner Workshop 2 Wealth Planner Workshop 194. Workshop “bank bjb Brings the World to Your Hand” 96 Workshop “bank bjb Brings the World to Your Hand” 195. Workshop Advance Report Writing 2 Workshop Advance Report Writing 196. Workshop Analisa Komprehensif Pemilihan Metode Perhitungan CKPN Kolektif Serta Perhitungan Unwinding Interset Sesuai PSAK 50-55 Revisi 2006 2 Workshop on Comprehensive Analysis of Calculation Method for Collective CKPN and Unwinding Interest Calculation according to PSAK 50-55 Revision 2006 197. Workshop Analisa Portofolio Kredit melalui Linkage Program 3 Workshop on Loan Portfolio Analys through Linkage Program 198. Workshop Anti Pencucian Uang Pencegahan Pendanaan Terorisme APU PPT 1 Workshop on Anti Money Loundering Terorism Financing Prevention APU PPT 199. Workshop Assessor Uji Kompetensi Bidang Manajemen Risiko 3 Workshop on Assessor Risk Management Competency Test 200. Workshop Auditing for Internal Fraud 4 Workshop Auditing for Internal Fraud 201. Workshop Best Practice Pengelolaan Data Kerugian Bank 2 Workshop on Best Management of Data Bank Losses 202. Workshop Change Process Strategy bank bjb 73 Workshop Change Process Strategy bank bjb 203. Workshop dan Dialog Nasional Ketenagakerjaan 2 Workshop on National Dialogue and Employment 204. Workshop Framework Enhance Liquidity Standard Refreshment BSMR 3 Workshop Framework Enhance Liquidity Standard Refreshment BSMR 205. Workshop Fraud Investigatve Auditing: Prevention, Detection, and Investigation 2 Workshop Fraud Investigatve Auditing: Prevention, Detection, and Investigation 206. Workshop Fungsi Kepatuhan dalam MendeteksiMencegah Menangani Tindak Kejahatan Bidang Perbankan 4 Workshop on Compliance Function in Detecting Preventing Tackling Crime in Banking 207. Workshop How to Handle Media 2 Workshop on How to Handle Media 208. Workshop How to Handle Press Well 2 Workshop on How to Handle Press Well 209. Workshop Human Resources Development Center 1 Workshop on Human Resources Development Center 210. Workshop Impairment Kredit Ritel Kolektif 6 Workshop on Impairment Credit Ritel Collective 211. Workshop Implementasi Tingkat Kesehatan Bank 2 Workshop on Implementation of the Bank 212. Workshop IT Audit: Risk Mapping Audit Planning 2012 2 Workshop IT Audit: Risk Mapping Audit Planning 2012 213. Workshop Kiat Sukses Penanganan Kredit Sindikasi 2 Workshop on of Handling Loan Syndication 214. Workshop Managing Corporate Communication 1 Workshop on Managing Corporate Communication FUNCTIONAL REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 128 No. Nama Program Pelatihan Jumlah Peserta Training Program 215. Workshop Media Relations 1 Workshop on Media Relations 216. Workshop Nasional 2 Hari Indonesia Crisis Center 5 Workshop on Nasional 2 Indonesia Day Crisis Center 217. Workshop Nasional Akuntansi 2 Workshop on National Accounting 218. Workshop Nasional Legal Audit Legal Opinion 1 Workshop Nasional Legal Audit Legal Opinion 219. Workshop Nasional Penegakan Hukum Tindak Kejahatan Dunia Maya dan Kejahatan Transaksi Elektronik Berdasarkan UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE 6 Workshop on National for Law Enforcement Cyber Crimes and Crimes Under the Electronic Transactions Law. 11 Year 2008 on ITE 220. Workshop Office Management Filling System Management 2 Workshop Office Management Filling System Management 221. Workshop on Auditing Treasury in Financial Institution 4 Workshop on Auditing Treasury in Financial Institution 222. Workshop Pedoman dan Kebijakan Manajemen Risiko 30 Workshop on Manual and Risk Management Policy 223. Workshop Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum 2 Workshop on the Implementation of Compliance Function in Commercial Banking 224. Workshop Pelaksanaan Kepatuhan Bank Umum PBI No. 132PBI2011 2 Workshop on the Implementation of Compliance in Commercial Banking PBI No. 132PBI2011 225. Workshop Pembiayaan kepada Usaha Tani Semusim 1 Workshop on Seasonal Farming Financing 226. Workshop Penerapan Standar Akuntansi PSAK Baru Sesuai IFRS 2 Workshop on the Implementation of New Standard of Accounting Based on IFRS 227. Workshop Penyempurnaan Penyusunan Laporan Bulanan Bank Umum LBU dan Laporan Keuangan Publikasi LKP Bank Berdasarkan Basel 2 Workshop on Improvement of Monthly Report Writing for Commercial Banking LBU and Financial Statement Publication LKP Based on Basel 228. Workshop Perbankan Syariah vs Perbankan Konvensional 1 Workshop on Sharia Banking vs Conventional Banking 229. Workshop Perencanaan Pengembangan Program Divisi Jaringan Pengembangan Layanan bank bjb 15 Workshop on Program Development Planning for the Division of Network and Service Development of bank bjb 230. Workshop Practicing 4 Level Training Evaluation 1 Workshop on Practicing 4 Level Training Evaluation 231. Workshop Prosedur dan Teknik Penyelesaian Sengketa Pajak 4 Workshop on Tax Dispute Settlement Procedures and Technique 232. Workshop PSAK 50 55 3 Workshop PSAK 50 55 233. Workshop PSAK 50-55 IFRS for Auditors 2 Workshop PSAK 50-55 IFRS for Auditors 234. Workshop PSAK Baru dari KAP Purwantono, Suherman Surja Ernst Young 23 Workshop on New PSAK from KAP Purwantono, Suherman Surja Ernst Young 235. Workshop Restrukturisasi Non Performing Loan NPL 2 Workshop on Non Performing Loan NPL Restructuring 236. Workshop Secure e-Banking: Audit Engagement 2 Workshop Secure e-Banking: Audit Engagement 237. Workshop Series Everyday Negotiations 2 Workshop Series Everyday Negotiations 238. Workshop Sistem Informasi Manajemen Arsip Dokumen Perusahaan 2 Workshop on Information System for Corporate Archive Document Management 239. Workshop Software Testing Foundation Based in ISTQB International Software Testing Qualifiation Board 2 Workshop Software Testing Foundation Based in ISTQB International Software Testing Qualifiation Board 240. Workshop Strategic Solution Center 2 Workshop Strategic Solution Center 241. Workshop Training Management 1 Workshop Training Management 242. Workshop Uji Coba dan Kaji Ulang Implementasi Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Risiko Risk Based Bank Rating 6 Workshop on Testing and Assessment Review Implementation of the Bank Based on Risk Risk-Based Bank Rating Jumlah 5.014 Total Anggaran Pelatihan 2011 Sesuai dengan Rencana Bisnis Bank, anggaran untuk program pendidikan dan pelatihan bagi karyawan di tahun 2011 adalah sebesar Rp 53,5 miliar dimana jumlah ini telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yakni sebesar 5 dari biaya sumber daya manusia. 2011 Training’s Budget In accordance with the Business Plan, the budget for education programs and training for employees in the year 2011 amounted to Rp 53.5 billion, which amount is compliant with Bank Indonesia regulation, amounting to 5 of the cost of resources humans. SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources 129 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Rencana Pendidikan dan Pelatihan di Tahun 2012 Visi bank bjb merupakan arah dan tujuan bersama dalam menjalankan misi menentukan strategi serta kebijakan operasional Bank. Dalam Rangka pencapaian Visi dan Misi tersebut, bank bjb perlu menentukan strategi dan action plan untuk mengantisipasi perkembangan ekonomi secara makro yang akan mempengaruhi perkembangan kegiatan bank dan strategi untuk menghadapi persaingan yang akan dihadapi. Salah satu langkah yang menjadi prioritas bank bjb dalam mendukung visi dan misi yang ditetapkan adalah Pengembangan Sumber Daya Manusia. Untuk menjalankan visi dan tercapainya misi yang telah ditetapkan maka diperlukan Sumber Daya Manusia yang dapat mendukung hal tersebut, yaitu melalui program pengembangan pegawai yang terintegrasi melalui Program Pendidikan dan Pelatihan maupun melalui program pengembangan on site bagi seluruh pegawai sebagai aset perusahaan dengan tujuan terbentuknya Sumber Daya Manusia yang handal sebagai motor dan penggerak bisnis bank bjb. Pelaksanaan program pengembangan pegawai yang terintegrasi melalui Program Pendidikan dan Pelatihan telah terencana dalam Rencana Bisnis bank bjb 2012 dengan Kebijakan antara lain melakukan pendidikan dan pelatihan secara profesional, terprogram dan berkesinambungan dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi sesuai dengan arsitektur Pendidikan dan Pelatihan bank bjb. Divisi Pendidikan dan Pelatihan bank bjb mengajukan usulan pemenuhan ketersediaan Infrastruktur, menyusun dan merancang penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan baik bagi para karyawan maupun manajemen. Adapun rencana pendidikan dan pelatihan pada tahun 2012 yang akan diikuti oleh karyawan bank bjb adalah sebagai berikut: 1. Program pelatihan dasar perbankan 2. Program peningkatan kompetensi keahlian 3. Program pelatihan managerial 4. Program pelatihan penunjang keahlian 5. Program pelatihan perbankan syariah 6. Seminar dan Workshop kompetensi 7. Program beasiswa pendidikan 8. Program kegiatan ceramahpenyegaran rohani

9. Program E-Learning bank bjb

Planning Education and Training in the Year 2012 Bank bjb vision is a shared purpose and direction in carrying out the mission of determining the Bank’s strategy and operational policy. In the framework of achieving the vision and mission, bank bjb should determine the strategy and action plan to anticipate the macro-economic developments that will influence the development of bank activities and strategies to face the competition that will be faced. One step is a priority bank bjb in favor of the vision and mission set is Human Resource Development. To achieve the vision and mission that has established, bank bjb needs human resources to support the program through the Education and Training Program as well as on-site development program for all employees as the company’s assets with the aim of Human Resources reliable to drive business bank bjb. Implementation of the integrated staff development program through the Education and Training Program has been plan in the Business Plan Policy 2012 by among others professional program and continuous education and training, by considering the effectiveness and efficiency according to the bank bjb architecture of Education and Training. Proposing. Education and training division of bank bjb proposing the fulfillment of infrastructure, developing and designing the implementation of educational and traning activities for employees and management. The education and training plan in 2012 which will be followed by bank bjb’s employees are as follows: 1. Basic training program of banking 2. Competency improvement program 3. Managerial program 4. Supporting training program 5. Sharia banking training program 6. Competency workshop and seminar 7. Scholarship program 8. Religious program 9. E-learning program FUNCTIONAL REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 130 Agar tercapainya misi bank bjb maka program pengembangan pegawai melalui Program Pendidikan dan Pelatihan bagi seluruh pegawai di anggarkan untuk tahun 2012 sebesar: No. Deskripsi Anggaran Tahun 2012 2012 budgeting Description 1 Anggaran pendidikan dan pelatihan Rp 54 miliar Educational and training budgeting 2 Program E - Learning Rp 1 miliar e-Learning Program Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa anggaran pendidikan dan pelatihan bank bjb tahun 2012 Rp 55 miliar. Penghasilan Berdasarkan Jabatan Program kesejahteraan bagi karyawan terus kami tingkatkan seiring dengan pertumbuhan yang dicapai oleh Bank. Penetapannya kami lakukan berdasarkan analisa terhadap industri dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan Perusahaan. Di bawah ini, kisaran penghasilan mulai dari posisi Komisaris Utama hingga tenaga outsourcing yang berkarya di bank bjb: In order to achieve the mission of the program employee development through education and training program for all employees in the Budget for 2012 amounting to: Based on data above it can be seen that the budget for education and training bank bjb in 2012 amount Rp 55 billion. Position-based Income Our employee welfare programs are continuously improved in line with the bank’s business growth, and will be based on our analytical approach against the banking industry and adjusted to the bank’s financial capability. Presented below is the range of income starting from President Commissioner to outsourced personnel: SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources 131 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Tingkat Penghasilan Tahun 2011 Income Levels in 2011 No. Jabatan Penghasilan Rupiah Income Position Terendah Lower Tertinggi Highest I. Pengurus dan Pegawai

I. Officers and Employees

1. Dewan Komisaris 30.000.000 40.000.000 Board of Commissioners 2. Direksi 75.000.000 100.000.000 Board of Directors 3. Pemimpin Divisi 23.000.000 33.000.000 Head of Division 4. Pemimpin Cabang UtamaKhusus Setara Main Branch Manager Special Branch Manager 5. Pemimpin Cabang Kelas 1 Setara 12.000.000 23.000.000 Class 1 Branch Manager 6. Pemimpin Cabang Kelas 2 Setara Class 2 Branch Manager 7. Pemimpin Cabang Kelas 3 Setara Class 3 Branch Manager 8. Pemimpin Grup Setara 8.000.000 17.000.000 Group Head 9. Manajer Setara Manager 10. Analis Setara 2.000.000 9.000.000 Analyst 11. Staf Staff 12. Pegawai Teknis Technical Employees II. Pegawai Kontrak dan Outsourcing II. Contract Employees and Outsourcing 1. Kontrak Tenaga Ahli Pemimpin Divisi 36.000.000 50.000.000 Contract Expert Division Leader 2. Kontrak Tenaga Ahli Advisor Contract Expert Advisor 3. PKWT 1.500.000 3.000.000 PKWT 4. Tenaga Outsourcing Manpower Outsourcing Strategi Ketentuan Remunerasi Pegawai Strategi Ketentuan Remunerasi Karyawan: Strategi ketentuan Remunerasi Karyawan bank bjb kedepannya akan diawali dari penyempurnaan sistem kepangkatan grading. Perbaikan sistem kepangkatan grading dirasakan perlu dibenahi untuk mengakomodir penerimaan karyawan baru dan pengangkatan karyawan outsourcing dengan masa pensiun 36 tahun. Sistem Kepangkatan yang berlaku saat ini belum mengakomodir adanya penerimaan karyawan dan pengangkatan tenaga outsourcing dengan masa pensiun 36 tahun. Dengan diberlakukannya sistem grading yang baru, nantinya akan berpengaruh kepada skala imbalan gaji, tunjangan jabatan dan tunjangan kesejahteraan bagi seluruh karyawan. Sistem Kepangkatan yang baru tidak lebih tidak bukan hanya untuk kesejahteraan karyawan bank bjb kedepannya. Terms of Employee Remuneration Strategy Terms of Employee Remuneration Strategy: Going forward, the bank’s Employee Remuneration will be preceded by grading system improvement, as the latter also needs some improvements to be able to accommodate new employee recruitments and hiring outsourced employees with 36-year pension period. Our current system is just not adequate to accommodate such needs. The application of the new grading system will improve the process of determining the scales of employee remuneration, allowance and welfares. The new grading system is not designed for any purpose other than to improve the banks employee welfares. FUNCTIONAL REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 132 Peran Jabatan Pemimpin Divisi SDM: •฀ Memimpin฀fungsi฀SDM฀di฀lingkup฀bank฀bjb. •฀ Memberikan฀ panduan฀ dan฀ pengalamannya฀ sebagai฀ anggota tim manajemen senior untuk mewujudkan rencana kinerja bisnis dan rencana pertumbuhan Bank ini. •฀ Mendorong฀kinerja฀bisnis฀Bank฀ini฀melalui฀penyediaan฀ insentif remunerasi, keterlibatan individu, dan hal-hal lain yang dapat mempertahankan sumber daya terbaik yang dimiliki organisasi ini retensi, dan memastikan pemanfaatan sumber daya manusia tersebut dengan cara yang paling efektif sesuai dengan strategi dan nilai yang dianut bank bjb ini. •฀ Mengembangkan฀ strategi,฀ kebijakan,฀ program฀ dan฀ praktek pengelolaan sumber daya manusia human capital yang berlaku di seluruh lini organisasi. •฀ Mendampingi฀ dan฀ memberikan฀ konsultasi฀ kepada฀ pihak manajemen senior mengenai masalah-masalah kepegawaian human capital. Kewenangan Pemimpin Divisi SDM: •฀ Menandatangani฀ Memo,฀ Surat฀ dan฀ Dokumen฀ lainnya฀ yang berkaitan dengan tugas Divisi SDM sesuai batas kewenangan yang diberikan oleh Direksi. •฀ Mewakili฀ Direksi฀ dalam฀ hubungan฀ dengan฀ pihak฀ ekstern Instansi PemerintahLembaga lainnya dalam upaya pencapaian misi Divisi SDM secara optimal. •฀ Melaksanakan฀ penerimaan฀ pegawai฀ sesuai฀ batas฀ kewenangan yang diberikan oleh Direksi. •฀ Melaksanakan฀ mutasi,฀ rotasi฀ dan฀ demosi฀ pegawai฀ sesuai batas kewenangan yang diberikan oleh Direksi. •฀ Menyelenggarakan฀ assessment center untuk tenaga Pimpinan sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan oleh Direksi. •฀ Menyelenggarakan฀konseling฀kepada฀pegawai฀tertentu฀ sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan oleh Direksi. •฀ Memberikan฀ pembinaan฀ kepada฀ Cabang-cabang฀ dalam bidang SDM. •฀ Menetapkan฀pembagian฀tugas฀serta฀penegakan฀disiplin฀ kepada pejabat pegawai yang menjadi tanggungjawab penyeliaannya. •฀ Memberikan฀ Penilaian฀ Kinerja฀ terhadap฀ Pejabat฀ dan฀ Pegawai bawahannya. Role of Head of Human Resources Division: •฀฀ To฀lead฀HR฀function฀within฀bank฀bjb. •฀฀ Provide฀guidance฀and฀share฀his฀experience฀as฀a฀higher฀ management member to realize the bank’s business performance and the bank’s growth plan •฀฀ Encourage฀ the฀ Bank’s฀ business฀ performance฀ through฀ attractive remuneration incentives, individual employee involvements, and other issues that can help the bank retain its best human resources retention, and ensure that human resources are effectively hired in line with the banks strategies and values. •฀฀ Develop฀human฀resources฀strategies,฀policies,฀programs฀ and practices and management that are applicable across organizational lines. •฀฀ Assist฀and฀advise฀upper฀management฀on฀human฀capital฀ issues. Authority of Head of Human Resources Division: •฀฀ Signing฀a฀memo,฀letter฀and฀other฀documents฀that฀are฀ responsibilities of Human Resources Division within certain limits predetermined by the Board of Directors. •฀฀ Acting฀on฀behalf฀of฀BOD฀in฀dealing฀with฀external฀parties฀ government agenciesother institutions in order to optimally achieve the HR Division mission •฀฀ Recruiting฀ and฀ hiring฀ employees฀ within฀ the฀ limits฀ of฀ authority predetermined by BOD. •฀฀ Re-assigning,฀Rotating฀and฀demoting฀employees฀within฀ the limits of authority predetermined by the Board of Directors. •฀฀ Organizing฀assessment฀center฀designated฀for฀leadership฀ succession within the limits of authority predetermined by the Board of Directors. •฀฀ Providing฀ counseling฀ services฀ to฀ certain฀ employees฀ within the limits of authority predetermined y the Board of Directors. •฀฀ Providing฀ fostering฀ in฀ the฀ areas฀ of฀ HR฀ to฀ branch฀ offices. ฀•฀฀ Determining฀ duties฀ and฀ responsibilities฀ of฀ employees officials that function under his supervision. •฀฀ Assessing฀the฀performances฀his฀subordinates. SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources 133 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 •฀ Menyampaikan฀ rekomendasi฀ untuk฀ pengembangan฀ Pejabat dan Pegawai bawahannya. •฀ Melakukan฀ PersetujuanKeputusan฀ lainnya฀ sesuai฀ dengan BPP Kewenangan danatau Keputusan Kebijakan Direksi. Tugas Pemimpin Grup Perencanaan SDM: •฀ Mengorganisasikan฀ ฀ perencanaan฀ Sumber฀ Daya฀ Manusia. •฀ Memantau฀ penyebarluasan฀ informasi฀ seleksi฀ dan฀ rekrutmen calon pegawai baru. •฀ Memonitor฀proses฀rekrutmen฀dan฀seleksi฀SDM. •฀ Mengorganisasikan฀ penerimaan฀ calon฀ pegawai฀ dan฀ penempatannya. •฀ Menyusun฀ ฀ mengelola฀ BPP฀ serta฀ kebijakan฀ bidang฀ Perencanaan Pengembangan SDM. •฀ Memanfaatkan฀ anggaran฀ yang฀ ada฀ se฀ eisien฀ dan฀ seefektif mungkin dan memastikan agar program dan sistem berjalan secara cost effective. •฀ Menetapkan฀Rencana฀Bisnis฀untuk฀Grup฀nya. Tugas Pemimpin Grup Assessment Center SDM: •฀ Mengorganisasikan฀ pengelolaan฀ program฀ pengembangan SDM. •฀ Menyusun฀ ฀ mengelola฀ BPP฀ serta฀ kebijakan฀ bidang฀ Assessment Center SDM. •฀ Memanfaatkan฀ anggaran฀ yang฀ ada฀ seeisien฀ dan฀ seefektif mungkin dan memastikan agar program dan sistem berjalan secara cost effective. •฀ Menetapkan฀Rencana฀Bisnis฀untuk฀Grup฀nya. Tugas Pemimpin Grup Administrasi SDM •฀฀ Mengusulkan฀ perubahan฀ ketentuan฀ kompensasi฀ pegawai kepada Pemimpin Divisi SDM untuk diajukan secara berjenjang kepada Direksi. •฀฀ Menindaklanjuti฀ keputusan฀ perubahan฀ ketentuan฀ kompensasi, dari Direksi dengan pembuatan SK. •฀฀ Memeriksa฀pengajuan฀perhitungan฀penggajian฀bulanan,฀ rapel serta koreksi gaji, uang makan dan tunjangan lain untuk pihak-pihak sesuai peraturan yang berlaku. •฀ Providing฀recommendations฀improvements฀to฀his฀ subordinates •฀฀ Entering฀into฀AgreementMaking฀Decision฀in฀accordance฀ with BPP Authority andor BOD’s DecisionPolicy. Tasks of Head of HR Planning Group •฀฀ Organizing฀Human฀Resources฀planning. •฀฀ Monitoring฀the฀dissemination฀of฀information฀regarding฀ new employee selection and recruitment. •฀฀ Monitoring฀HR฀recruitment฀and฀selection฀process. •฀฀ Organizing฀ a฀ plan฀ to฀ recruit฀ employees฀ and฀ their฀ assignments. •฀฀ Developing฀฀managing฀the฀CPP฀and฀Human฀Resources฀ Planning Development. •฀฀ Allocating฀ the฀ existing฀ budget฀ as฀ eficiently฀ and฀ effectively as possible and ensuring that all HR programs are run cost effectively. •฀฀ Establishing฀its฀internal฀Business฀Plan Tasks of Head of HR Assessment Group: •฀฀ Organizing฀human฀resources฀development฀programs. •฀฀ Developing฀ ฀ managing฀ the฀ CPP฀ and฀ HR฀ Assessment฀ Center related to its policies. •฀฀ Allocating฀eficient฀and฀effective฀budgets฀and฀ensuring฀ that all HR programs are run cost effectively. •฀฀ Establish฀its฀internal฀Business฀Plan฀for฀the฀Group. Duties of HR Administration Group Head: •฀ To฀propose฀adjustments฀to฀employee฀compensation฀to฀ HR Division Head for further submission to BOD •฀ To฀ follow฀ up฀ BOD’s฀ decision฀ regarding฀ the฀ adjusted฀ terms of compensation through the issuance of a Decree. •฀ To฀review฀monthly฀employee฀payrolls,฀rappel฀and฀salary฀ adjustments, meal allowance and other benefits in accordance with prevailing rules and regulations. FUNCTIONAL REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 134 •฀฀ Memantau฀proses฀dan฀eksekusi฀pembayaran฀gaji฀pihak- pihak sesuai dengan peraturan yang berlaku. •฀฀ Memeriksa฀ perhitungan฀ iuran฀ Jamsostek,฀ JHT,฀ iuran฀ pensiun untuk pihak-pihak sesuai dengan peraturan yang berlaku. •฀฀ Memonitor฀ pembayaran฀ iuran฀ Jamsostek,฀ JHT,฀ iuran฀ pensiun untuk pihak-pihak sesuai dengan peraturan yang berlaku. •฀฀ Memeriksa฀ dan฀ memastikan฀ data-data฀ pegawai฀ yang฀ diajukan untuk mendapat penghargaan masa kerja. •฀฀ Memeriksa฀perhitungan฀hak฀dan฀kewajiban฀karyawan฀ pensiun, undur diri atau diberhentikan secara tidak hormat dan memintakan persetujuan kepada Pemimpin Divisi SDM diteruskan secara berjenjang ke Direksi. •฀฀ Memantau฀ pembayaran฀ penghargaan฀ masa฀ kerja฀ karyawan, pembayaran hak serta kewajiban karyawan yang memasuki masa pensiun. •฀฀ Memeriksa฀dan฀menyetujui฀Surat฀penugasan฀pegawai,฀ sesuai dengan batas kewenangan. •฀฀ Mereview฀TOR฀yang฀akan฀digunakan฀Grup฀Pengadaan.฀ •฀฀ Mereview dan memeriksa Peraturan Perusahaan yang diperbarui, kemudian mengajukanya kepada Pemimpin Divisi SDM, diteruskan secara berjenjang ke Direksi untuk dimintakan persetujuannya. •฀฀ Memantau฀ pelaporan฀ ketenagakerjaan฀ kepada฀ Dinas฀ Tenaga Kerja. Reward Punishment Pengungkapan Reward Punishment Beserta Ketentuannya Reward diberikan sebagai bentuk penghargaan perusahaan kepada pegawai atas dedikasi yang diberikan kepada perusahaan dan dalam rangka memotivasi pegawai agar berkinerja lebih baik lagi ke depannya. Reward yang diberikan perusahaan antara lain: 1. Penghargaan Masa Kerja diberikan kepada pegawai berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 433 SKDIR-SDM2006 tanggal 25 Agustus 2006 tentang Penghargaan Masa Kerja, dengan ketentuan sebagai berikut: •฀ To฀ monitor฀ employee฀ salary฀ payments฀ in฀ accordance฀ with prevailing rules and regulations. •฀ To฀ calculate฀ the฀ amount฀ that฀ should฀ be฀ deducted฀ from employees’ salaries as dues for social security coverage and pensions, and JHT old age insurance, in accordance with prevailing rules and regulations. •฀ To฀monitor฀employees’฀social฀security,฀JHT,฀and฀pension฀ monthly dues in accordance with prevailing rules and regulations. •฀ To฀review฀and฀ensure฀the฀accuracy฀of฀data฀of฀employees฀ entitled for of Years of Serving Rewards. •฀ To฀ review฀ the฀ calculation฀ of฀ rights฀ and฀ obligations฀ of retiring, resigning and dishonorably discharged employees and ask for BOD’s approvals through HR Division Head. •฀ To฀monitor฀payments฀for฀years฀of฀service฀rewards,฀and฀ pension payments for retired employees. •฀ To฀review฀and฀approve฀letters฀of฀assignments฀of฀certain฀ employees, within hisher limits of authority. •฀ To฀ review฀ Terms฀ of฀ References฀ to฀ be฀ applied฀ by฀ the฀ Procurement Division. •฀ To฀review฀updates฀in฀Corporate฀Regulations,฀and฀submit฀ them to BOD for approvals through HR Division Head. •฀ To฀monitor฀employment฀reporting฀to฀the฀Department฀ of Labor. Reward Punishment Disclosure of Reward Punishment Provisions Reward is given by the Company to show its appreciation to employees for their dedication to the company and to motivate employees to perform better in the future. The company has determined the following rewards: 1. Years of Service Award is given to an employee pursuant to Directors Decree No. 433SKDIR-SDM2006 dated August 25, 2006 regarding the years of services Awards, with the following terms: SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources 135 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 a. Pegawai yang memiliki masa kerja 15 tahun diberikan penghargaan 4 empat kali take home pay. b. Pegawai yang memiliki masa kerja 25 tahun diberikan penghargaan 6 empat kali take home pay. c. Pegawai yang memiliki masa kerja 30 tahun diberikan penghargaan 8 empat kali take home pay. 2. Jasa Produksi diberikan atas kinerja pegawai selama 1 satu tahun penuh. 3. Indeks Prestasi Pegawai yang diberikan 3 tiga kali dalam setahun berdasarkan laba yang diperoleh perusahaan pada triwulan tertentu. Punishment diberikan kepada para pegawai yang telah melakukan fraud kelalaian dan penyimpangan yang secara umum mengandung unsur-unsur: 1. Dilakukan tidak dengan itikad tidak baik untuk melanggar peraturan; 2. Tidak berusaha melakukan sesuatu tindakan yang sepatutnya dilakukan atau tindakan yang seharusnya dapat dihindarkan. 3. Adanya kesadaran penuh atas perbuatan yang dilakukan. 4. Dengan niat dan maksud yang telah diperhitungkan terlebih dulu. 5. Disadari bahwa sebagai akibat dari perbuatannya itu menimbulkan risiko bagi bank Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Nomor 63SK-DIR1998 tanggal 09 Juli 1998 tentang Pedoman Sanksi Administrasi Dan Tuntutan Ganti Rugi, tingkat dan jenis sanksi adalah sebagai berikut: 1. Tingkat Sanksi Administratif Ringan, jenisnya terdiri dari: a. Teguran lisan b. Teguran tertulis c. Pernyataan tidak puas 2. Tingkat Sanksi Administratif Sedang, jenisnya terdiri dari: a. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 satu tahun a. Employees who have had 15 years of service are awarded with bonus in the amount of 4 four times of his take home pay. b. Employees who have had 25 years of services are rewarded a bonus allowance in the amount of 6 six times of their take home pays. c. Employees who 30 years of services are rewarded bonus allowance in the amount of 8 eight times of their take home pays. 2. Production services compensation is given to employees after having served for 1 full year. 3. Employees are given Employee Achievement Index 3 three times per year based on profits earned by the Company in a particular quarter. Punishment is given to employees who have committed fraud negligent and deviations, as they: 1. Conduct certain activities with bad intentions or violate a certain prevailing regulation; 2. Fail to perform an activity that should other wise be done or does one that should otherwise be avoided. 3. The employee is fully aware of the act committed. 4. Conduct an activity with a considered intention and purpose. 5. The employee is aware that hisher conduct is likely to harm the bank Based on the Decree of the Directors of Regional Development Bank of West Java No. 63SK-DIR1998 dated July 9, 1998 regarding Guidelines for Administrative Penalties and Compensation claim, sanctions classified as follows: 1. Light Administrative Sanctions comprising: a. Oral reprimand b. Written warning c. Statement of dissatisfaction 2. Medium administrative sanctions, comprising: a. Delays of Periodic salary increases for maximum 1 one year FUNCTIONAL REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 136 b. Penurunan gaji sebesar 1 satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 satu tahun c. Penundaaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 satu tahun 3. Tingkat Sanksi Administratif Berat, jenisnya terdiri dari: a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama 1 satu tahun b. Penurunan Jabatan c. Pembebasan dari jabatan d. Pemberhentian sementara e. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai pegawai f. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai pegawai Penerapan Reward Punishment Beserta Ketentuannya Penerapan reward punishment yang berlaku saat ini di bank bjb adalah terkait dengan penilaian kinerja pegawai yang dilaksanakan oleh Perusahaan pada setiap awal tahun. Ketentuan Penilaian Kinerja yang saat ini berlaku di bank bjb adalah berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 057SKDIR-SDM2003 tanggal 30 Januari 2003 tentang Pedoman Sistem Penilaian Kinerja dan Potensi Pegawai dan SK Direksi nomor 265SKDIR-SDM2004 tanggal 30 Juni 2004 tentang Matriks Kewenangan Dalam Proses Penilaian Kinerja dan Potensi Pegawai bank bjb. Sedangkan Ketentuan mengenai kenaikan nominal imbalan kerja, pangkat, ataupun penyesuaian pangkat diatur dalam Surat Keputusan Direksi nomor 1624SKDIR-SDM2010 tanggal 14 Desember 2010 tentang Kenaikan Nominal Imbalan Kerja, Kenaikan Pangkat, dan Penyesuaian Pangkat Pegawai Level Pejabat Dengan Mempertimbangkan Balanced Scorecard. Penilaian kinerja pegawai tersebut ditujukan untuk mengukur produktivitas kerja dan potensi serta sarana motivasi bagi pegawai untuk mengembangkan kemampuannya. b. Salary Reduction in by 1 time regular salary increase for maximum 1 one year c. Delays for Promotion for maximum 1 year 3. Weight Administrative Penalty comprising: a. Position demotion to a level lower for maximum 1 one year b. Position demotion c. Released from hisher responsibility d. Suspension e. Dismissed with no respect at hisher own request as an official f. Dismissed without respect as an employee Application of Reward Punishment and Its Provisions Bank bjb’s current applications of rewards and punishments are associated with employee performance assessment conducted by the Company at the beginning of each year. The Bank’s current Performance Assessment has been referred to Directors Decree No. 057SKDIR-SDM2003 dated January 30, 2003 regarding Guidelines for Performance Assessment System and Potential Employees and Directors Decree No. 265SKDIR-SDM2004 dated June 30, 2004 regarding the Authority Matrix in Performance Assessment Process and Potential Employees of Bank Jabar. Meanwhile, Stipulations on nominal increase in employee salaries, ranking, or rank adjustments are stipulated in Directors Decree No. 1624SKDIR-SDM2010 dated December 14, 2010 regarding Nominal increase in Employee Salaries, Ranking, and Rank Adjustment at Officer Levels With considered Balanced Scorecard. The employee performance appraisal is intended to measure employees’ productivity and serves as a motivation means to improve the employees’ capabilities. SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources 137 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Hasil penilaian kinerja pegawai akan berpengaruh pada kenaikan imbalan kerja, kenaikan pangkat, dan penyesuaian pangkat pada level pejabat dengan mempertimbangkan penilaian Balance Scorecard Unit Kerja. Rencana Pengembangan SDM Implementasi penyempurnaan pedoman SDM yang meliputi Rekrutmen, Pengangkatan Pegawai Tetap Frontliner, Pengangkatan Tenaga PKWT menjadi Pegawai Tetap, Penempatan Mutasi, Penilaian Kinerja dan Potensi Pegawai, Pengelolaan Jalur Karir Career Path, Sistem Kepangkatan Grading, Management Development Program Program Jalur Karir untuk level Manajer dan Pemimpin Grup, Executive Development Program Program Jalur Karir untuk level Pemimpin Cabang, Senior Executive Development Program Program Jalur Karir untuk level Pemimpin Divisi dan tentang Kesejahteraan Pegawai. Rekrutmen Pegawai Melalui Mekanisme: •฀ Melalui฀Penyedia฀Jasa฀Outsourcing •฀ Perekrutan฀ Terbuka฀ oleh฀ Konsultan,฀ dengan฀ Status฀ PKWT. •฀ Perekrutan฀Terbuka฀oleh฀Konsultan฀maupun฀oleh฀pihak฀ bank bjb, dengan Status Calon Pegawai. •฀ Perekrutan฀ Tenaga฀ Berpengalaman,฀ dengan฀ Status฀ Special Hire. •฀ Perekrutan฀ Calon฀ Tenaga฀ Pimpinan฀ melalui฀ program฀ ODP Officer Development Program •฀ Perekrutan฀Tenaga฀Kontrak฀Ahli. Employee performance assessment results are used as recommendations for salary increase, promotion, and ranking adjustments at official levels after reviews on Work Unit Balance Scorecard HR Development Plan Guidelines for HRD Improvement and Implementation cover Appointment of Permanent frontline Employees, Appointment of PKWT personnel as Permanent Employees, Re-locating and Mutation, Assignments Movement, Employee Performance and Potential Assessment, Career Path Management, Grading, Management Development Program, Executive Development Program, Senior Executive Development Program, and Employee Welfare System. Employee Recruitment Through The Following Mechanisms: •฀฀ Through฀Outsourcing฀Companies •฀฀ Open฀ Recruitment฀ Process฀ through฀ Consultants,฀ with฀ PKWT Status. •฀฀ Open฀ Recruitment฀ Process฀ through฀ Consultant,฀ with฀ Probationary Status. •฀฀ Recruitment฀ of฀ Experienced฀ Manpower฀ with฀ Special฀ Hire Status. •฀฀ Recruitment฀ of฀ Prospective฀ Leaders฀ through฀ Oficer฀ Development Program •฀฀ Recruitment฀of฀Contract฀Skilled฀Employees. FUNCTIONAL REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 138 TEKNOLOGI INFORMASI Information Technology Di era globalisasi, kehandalan sistem teknologi informasi milik Bank merupakan salah satu kunci utama pendukung proses transaksi dan pengelola informasi untuk memenangkan persaingan di dunia perbankan. bank bjb telah dan terus mengupayakan langkah-langkah pengembangan secara responsif dalam memberikan layanan secara prima kepada nasabah dengan tetap memperhatikan aspek risiko operasional yang mungkin terjadi sebagai akibat dari ketidakmampuan sistem teknologi informasi dalam mengimbangi perkembangan bisnis. Sebagai mitra bisnis bagi seluruh unit kerja organisasi, kami terus mengembangkan teknologi informasi untuk dapat memastikan memiliki solusi teknologi yang paling tepat untuk situasi saat ini dan kebutuhan bisnis di masa In the era of globalization, winning the competition in the banking industry requires bank bjb to see technology system reliability as one of its key supports for transaction process and information management. Bank bjb has been and will continue to responsively take development measures to provide excellent service to customers without overlooking operational risks potentially arising when systems fail to respond to business progresses. As a business partner to every other member of the organization, we continue to develop our IT to ensure that it is capable of providing the best technology solutions for our current and future business needs, through effective We continuously strengthen our Information Technology infrastructure in order to establish an efficient banking operation, to give comfort and facility to our customers, and to support the implementation of the improving sustainable governance. KAMI TERUS MELAKUKAN PENGUATAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DEMI MENCIPTAKAN EFISIENSI OPERASIONAL, MEMBERI KENYAMANAN DAN KEMUDAHAN BAGI NASABAH, SERTA MENDUKUNG PENYEMPURNAAN IMPLEMENTASI TATA KELOLA YANG BERKELANJUTAN. TINJAUAN FUNGSIONAL 139 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 mendatang, melalui perancangan teknologi informasi yang efektif dan efisien, pengembangan terus-menerus, implementasi serta pemeliharaan dan dukungan yang berkelanjutan. Penyempurnaan tata kelola usaha serta peningkatan efisiensi operasional bank bjb tidak terlepas dari aspek teknologi informasi. Hal ini diharapkan dapat menurunkan biaya transaksi dengan mengimplementasikan solusi teknologi yang tepat guna. Unit kerja Teknologi Informasi di bank bjb berusaha mengutamakan layanan operasional yang berbiaya rendah namun tetap kompetitif, memenuhi kebutuhan pasar, bisnis, dan nasabah secara tepat. Untuk menjawab ketersediaan teknologi informasi yang aman, cepat, handal dan selaras dengan kebutuhan bisnis, bank bjb memperkuat infrastruktur teknologi informasi baik perangkat infrastruktur, jaringan komunikasi, dan pengamanan informasi dengan melakukan penambahan maupun perubahan didalamnya. Untuk memastikan kelancaran operasional secara berkelanjutan, kami melakukan penyempurnaan pada Kebijakan dan Prosedur bidang Teknologi Informasi yang sejalan dengan strategi, hukum, regulasi, dan bisnis bank bjb. and efficient information technology design, continuous development, proper IT implementation and maintenance, and our ongoing supports. GCG Improvement and the bank’s operational increased efficiency rely heavily on various aspects of information technology. IT is also heavily relied on to reduce transactional expenses by bringing best technology solutions. bank bjb’s IT work unit has made efforts to provide competitive but low-cost operational services to accurately meet market, consumer, and business needs. To secure safe, fast, and reliable information technology that is suitable for our business needs, bank bjb has strengthened its IT infrastructures including infrastructure devices, communications network, and IT security by upgrading or making changes to it. To maintain smooth operations, we brought some improvements to our IT Policies and Procedures that are in line with bank bjb’s strategy, legal aspect and regulations, and of course, its business. FUNCTIONAL REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 140 Tantangan di masa yang akan datang terus bertambah. Kami harus dapat meningkatkan upaya dalam mempersingkat “time to market” pada pengembangan produk dan layanan baru namun juga tetap memudahkan “time to change” dalam rangka mendukung perubahan organisasi sesuai dengan strategi bank bjb dengan strategi tahun 2012 sebagai berikut: 1. Menyediakan produk dan jasa keuangan yang dapat memberikan solusi atas kebutuhan nasabah terkait dengan pencapaian bisnis bank bjb; 2. Melakukan pengembangan dan implementasi pada sistem sehingga menjadi lebih terpadu serta melakukan penerapan kebijakan dan prosedur yang lebih fokus kepada end user dengan dukungan manajemen; 3. Meningkatkan performa kinerja sistem secara keseluruhan sehingga lebih dapat diandalkan dan stabil melalui pengembangan kualitas karyawan di bidang teknologi; 4. Sebagai servicing center yang memberikan dukungan kepada bisnis dengan menerapkan tata kelola yang baik untuk meningkatkan kualitas layanan dan waktu yang dapat diukur melalui optimalisasi sistem informasi; 5. Berperan aktif dalam penyediaan sarana dan prasarana penunjang proses bisnis dengan menjunjung tinggi integritas dan profesionalisme. Challenges just wouldn’t stop coming. Hence, we should find best ways to shorten “time to market” for our new products, but also remain agile to always have “time to change” in order to allow necessary changes in organization given the bank’s 2012 strategies, as detailed below: 1. Provide financial products and services that can provide solutions to our customers’ needs related to bank bjb’s business progress; 2. Prepare and implement more integrated systems and establish IT policies and procedures that focus more on end users while securing management support such purposes 3. Improve the overall system performance to secure its stability and reliability through continuous improvements in IT Division’s human resources; 4. Serve as servicing centers that provide support to the bank’s business by implementing good governance to ensure improved service quality and more measureable time through information systems optimization; 5. Actively participate in business process facility and infrastructure procurements in a professionalism and integrated manner. TEKNOLOGI INFORMASI Information Technology 141 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Perkembangan struktur dan Sumber Daya Manusia Divisi TI sampai dengan Desember 2011 Struktur organisasi Divisi Teknologi Informasi untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis tentunya terdapat penyesuaian sesuai dengan struktur organisasi bank yang ditetapkan. Sumber Daya Manusia di unit kerja Teknologi Informasi turut dilakukan penyesuaian-penyesuaian untuk dapat menjawab tantangan bank, diantaranya melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan internal maupun eksternal dalam dan luar negeri. Langkah strategis Divisi TI sepanjang tahun 2011 Disamping Core Banking, sistem pelaporan yang dapat memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku serta sistem E-Channel merupakan dua tulang punggung lainnya didalam Industri Perbankan. Disamping melakukan penambahan fitur transaksi atas E-Channel yang sudah ada sebelumnya melalui beberapa kerja sama strategis dengan beberapa instansi, pada tahun 2011 telah dilakukan langkah strategis untuk melakukan pengembangan E-Channel baru guna menjawab kebutuhan bisnis serta nasabah bank bjb. Disamping itu sistem pelaporan yang cepat, dapat dipercaya dan efisien merupakan tulang punggung lainnya dalam menyajikan pelaporan serta pengambilan keputusan yang cepat dan efektif. Kerja sama dengan beberapa unit kerja yang terkait didalam Bank dapat memberikan hasil optimal dalam membangun sistem pelaporan yang ada di Bank. Interface diantara beberapa sistem yang telah ada guna dapat menghasilkan sistem pelaporan yang lebih cepat dan otomasi merupakan salah satu perhatian kami di tahun 2011. The Developments of IT Division Structure and Human Resources until December 2011 In order to better align with business needs, IT Division organizational structure also needs to adjust to the established organizational structure. Improvements are encouraged in IT Division through internal and external, domestic and overseas trainings so its human resources are able to address challenges faced by the bank. IT Division’s Strategic Measures During 2011 Besides Core Banking, the other key components of the bank to highly perform in the banking industry are a reporting system capable of meeting certain requirements and prevailing rules and regulations, and the E-Channel. Through partnerships with relevant institutions, the bank has made some major strides in 2011 to develop a new E-Channel in addition to previous improvements to existing E-Channel when more features were added; These efforts were made to address the bank’s business needs and those of our customers. Besides, a prompt and reliable reporting system is central to fast and effective reporting and decision making process. This might as well be achieved through cooperation with relevant units within the bank so it is possible for the bank to have such reliable reporting. Interfaces among the existing systems may produce faster reporting systems while automation will be one of our focuses in 2011. FUNCTIONAL REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 142 Pengungkapan Mengenai Mitra Bisnis Yang Mendukung Divisi TI Dalam menjalankan fungsinya menjalankan operasional infrastruktur Teknologi Informasi didukung oleh mitra bisnis yang terpercaya. Mitra bisnis sesuai dengan perannya masing-masing dalam mendukung operasional Teknologi Informasi baik itu Core Banking, Sistem Pelaporan maupun E-Channel terdiri dari berbagai instansi dalam dan luar negeri. Infrastruktur Teknologi Informasi yang memiliki mitra bisnis terdiri dari layanan jaringan komunikasi, infrastruktur hardware, core banking, sistem pelaporan dan sistem E-Channel guna memastikan layanan operasional Teknologi Informasi dapat berfungsi sebagaimana mestinya serta melakukan pengembangan-pengembangan Teknologi Informasi untuk mendukung strategis bisnis bank. . Disclosure of Business Partners That Support IT Division In carrying out its functions, IT Division is assisted by reliable business partners, foreign and local agencies, respectively responsible for providing assistance in Core Banking, reporting system, and E-Channel. Information Technology infrastructures maintained with assistance from business partners are communication network services, hardware infrastructure, core banking, reporting systems and E-Channel systems, and they need such assistance to ensure that IT operational services function properly through continuous improvements to support the bank’s strategic business . TEKNOLOGI INFORMASI Information Technology 143 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Implementasi Proyek Divisi Teknologi Informasi Sepanjang Tahun 2011 Untuk dapat selaras dengan perkembangan bisnis, Teknologi Informasi Bank perlu adanya penyelarasan guna memastikan adanya dukungan sistem informasi yang terpercaya sehingga tujuan bisnis dapat tercapai. Melalui Rencana Strategis Teknologi Informasi yang selaras dengan Strategi Bisnis merupakan kunci pelaksanaan proyek- proyek yang berjalan sepanjang Tahun 2011. Untuk menjawab ketersediaan sistem teknologi informasi yang aman, cepat, handal dan selaras dengan kebutuhan bisnis, bank bjb memperkuat infrastruktur teknologi informasi baik itu dari sisi perangkat infrastruktur, jaringan komunikasi dan pengamanan informasi dengan melakukan penambahan danatau perubahan didalamnya. Untuk memastikan kelancaran operasional secara berkelanjutan kami lakukan penyempurnaan pada Kebijakan dan Prosedur bidang Teknologi Informasi yang sejalan dengan strategi, hukum, regulasi dan bisnis bank bjb. Langkah-Langkah Pengendalian Risiko Operasional Yang Dilakukan oleh Divisi Ti Sepanjang Tahun 2011 Dalam melakukan mitigasi risiko operasional di bank bjb termasuk risiko penggunaan Teknologi Informasi didalamnya, dilakukan dengan berbagai pendekatan baik itu dengan menggunakan Sistem Otomasi maupun melalui pendekatan Kebijakan dan Prosedural. Melalui metodology Risk Assessment yang ditetapkan di internal Bank, kami berupaya semaksimal mungkin untuk menerapkan pengendalian-pengendalian yang bersifat dapat mencegah preventive controls disamping mendeteksi dan melakukan koreksi atas risiko yang mungkin atau telah terjadi. Information Technology Division Project Implementation During The Year 2011; To be in line with business progresses, some adjustments are from time to time made to ensure business goal achievements. IT Strategic Plan that has been aligned with the bank’s Business Strategy is the key to the continuation of projects implemented throughout 2011. To secure safe, fast, and reliable information technology that is suitable for our business needs, bank bjb strengthened its IT infrastructure including infrastructure devices, communications network, and IT security by upgrading or making changes to it. To maintain smooth operations, we brought some improvements to our IT Policies and Procedures that are in line with bank bjb’s strategy, legal aspect, regulations, and business. Operational Risk Control Measures Taken by IT Division During 2011 To mitigate operational risks in bank bjb including risks potentially arising in the utilization of Information Technology, a number approaches are applied using Automated System or through Policy and Procedural approach. We have also used the pre-established internal Risk Assessment methodology, so we are now trying our best to ascertain preventive controls in addition to our efforts to detect and repair system damages caused by certain risk events. FUNCTIONAL REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 144 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 145 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Tinjauan Ekonomi Global Tahun 2011 ditandai dengan adanya dua situasi yang berbeda. Pada paruh pertama tahun 2011, pemulihan ekonomi dan pasar keuangan tampaknya tidak menunjukkan adanya masalah. Mesin ekonomi Eropa dan Amerika untuk sementara mampu meredakan tekanan yang timbul selepas krisis keuangan global 2008-2009. Akan tetapi, tindakan politik yang nyata tetap dibutuhkan, karena pada dasarnya beban hutang tidak mungkin diatasi dengan membuat hutang baru. Pada paruh ke dua tahun 2011, kembali terjadi tekanan yang ditimbulkan oleh krisis hutang Masyarakat Eropa dan pelemahan pada ekonomi Amerika. Setelah Pemerintah Negara-negara Eropa dan Amerika melakukan penjaminan terhadap sektor swasta dan perbankan dari Global Economic Review 2011 was marked by the story of two halves, where the economic recovery and financial markets seems to have no concern during the first half of the year. Western money printing machine worked very well to give a temporary relieve on economic concern post global financial crisis on 2008-2009. Despising gravity policy actions, however, is not sustainable in nature as we basically cannot solve debt with more debt. On the second half of 2011, the tension on EU debt crisis and slowing US economic was back into the play. After bailing out the private and banking sector on 2008-2009 financial crisis by taking over the toxic asset and nationalization, which is basically transforming private debt into public TINJAUAN INDUSTRI Industry Review Again, globalization proves its power and international economic is shaken. Every country depends on its domestic economy to maintain their economic growth. GLOBALISASI KEMBALI MEMBUKTIKAN KEKUATANNYA DAN EKONOMI INTERNASIONAL KEMBALI DIGOYANG. KEKUATAN EKONOMI DOMESTIK MENJADI ANDALAN BANYAK NEGARA UNTUK MEMPERTAHANKAN PERTUMBUHAN EKONOMI MEREKA. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 146 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ debt, the general public and financial market participant start to bring the question on those government ability to pay its debt. Debt repayment obligation that will dominate the fiscal policy might post the risk of secular slow growth going forward. Despite the sign of western economic weaknesses start to flush, Asia-Pacific economies were still relatively stable as China and India continues to grow at 8.9 and 8.4. Indonesia started to be recognized by the global investors and leaders for its economic resiliency during the 2008- 2009 global financial crises also had a good year with 6.5 real GDP growth. We expect the 2012 will be filled by a lot of discussion between political leaders on how to deal with the economic crisis. 2012 is a very important year which is marked by several important election, including US and France presidential election. From economic perspectives, a strong cooperation between leaders on solving the crisis is important. However, cooperation that often needs a sacrifice of national interest for the global benefit might not be a popular policy to be chased after. For this reason, we see the policy risk as the biggest threat for global economics on 2012. krisis keuangan 2008-2009 dengan jalan mengambil alih aset-aset bermasalah serta melakukan nasionalisasi, yang sebenarnya hanyalah mengalihkan hutang swasta menjadi hutang publik, maka masyarakat dan para pemain di pasar keuangan mulai mempertanyakan kesanggupan Pemerintah dalam membayar hutang-hutang tersebut. Kewajiban untuk membayar hutang, yang mendominasi kebijakan fiskal, akan menimbulkan risiko terjadinya perlambatan ekonomi untuk kedua kalinya. Walaupun perekonomian Eropa dan Amerika menunjukkan tanda-tanda akan terjadi pelemahan, namun perekonomian Asia-Pasifik ternyata masih relatif stabil, dimana China dan India mampu mencatat pertumbuhan sebesar 8,9 dan 8,4. Indonesia mulai mendapatkan kembali perhatian dari investor global dan dari para pemimpin dunia karena ketahanan ekonominya di tengah krisis keuangan global tahun 2008-2009 dan kemampuannya mencetak pertumbuhan GDP real sebesar 6.5. Kami berharap bahwa pada tahun 2012 para pemimpin dunia akan sering duduk bersama untuk mencari cara terbaik dalam mengatasi krisis ekonomi. Tahun 2012 adalah tahun yang menentukan karena akan diselenggarakannya pemilihan kepala pemerintahan, termasuk pemilihan presiden Amerika dan Perancis. Dari perspektif ekonomi, kerja sama pemimpin dunia sangat penting dalam menyelesaikan krisis. Akan tetapi, kebijakan untuk melakukan kerja sama politik adakalanya mengharuskan negara-negara tersebut untuk mengorbankan kepentingan nasional demi kepentingan global, sehingga seringkali bukan merupakan keputusan yang populer. Itu sebabnya, risiko politik akan menjadi ancaman terbesar bagi perekonomian global 2012 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 147 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW Asian Tiger is Back Indonesia’s Economic Review Despite the gloomy outlook of the global economic, Indonesia once again proof to be a resilient growth generator with 6.5 real GDP growth on 2011, its fastest pace in more than a decade. On nominal terms, Indonesia’s GDP reach USD 816 billion and is expected to join the elite 14 countries with GDP above USD 1 trillion within two years. Strong consumer confidence continues to support robust domestic consumption during the slowing down export growth. Economic resiliency, growing debt repayment capacity and young demographic put a relative optimistic view on Indonesia’s outlook going forward. Kembalinya Macan Asia Tinjauan Ekonomi Indonesia Terlepas dari situasi ekonomi global yang kurang menggembirakan, Indonesia sekali lagi mampu membuktikan ketahanan ekonominya dengan mencatat pertumbuhan GDP real sebesar 6,5 pada tahun 2011, angka pertumbuhan tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam lebih dari 10 tahun terakhir. Secara nominal, Indonesia mencatat GDP sebesar USD 816 miliar dan diperkirakan dalam dua tahun akan masuk ke dalam kelompok elite 14 negara dengan GDP di atas USD 1 triliun. Kepercayaan konsumer yang terus menguat mendukung tingginya tingkat konsumsi domestik di tengah terjadinya perlambatan pada pertumbuhan ekspor Indonesia. Ketahanan ekonomi, kemampuan membayar hutang, dan tumbuhnya demografi muda memberikan outlook yang optimistis pada Indonesia. Dec 01 Oct 02 Aug 02 Jun 03 Apr 04 Feb 05 Dec 05 Oct 06 Aug 07 Jun 08 Apr 09 Feb 10 Dec 10 Oct 11 Nominal GDP in USD BN Jan 00 Jan 01 Jan 02 Jan 03 Jan 04 Jan 05 Jan 06 Jan 07 Jan 08 Jan 09 Jan 10 Jan 11 GDP GROWTH Apr 02 Jan 03 Oct 03 Jul 04 Apr 05 Jan 06 Oct 06 Jul 07 Apr 08 Jan 09 Oct 09 Jul 10 Apr 11 Jan 12 Consumer Confidence Index FINANCIAL REVIEW Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 148 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ The optimistic outlook also supported by the facts that Indonesia’s per capita GDP had reach above USD3000, this is often quoted as an important mark for countries to enter its J-curve growth style. This per capita figure is associated with a consumption boom especially for higher value added goods such as auto and property sectors. To reach its full growth potential, however, the big homework for Indonesia is to develop its infrastructure which was left behind for decade after Asian Financial Crisis on 1997- 1998. Strong growth fortunately is not followed by stronger inflation where the headline inflation fell to 3.7 compared to 7.0 on 2010. Falling inflation trend, however, might be reversed on 2012 as government intensively discuss the possibility to lift up the subsidized fuel price to provide more fiscal room to support its infrastructure development. Many economists believe that proper infrastructure development will push upward the economic growth to 7.5 - 8.5 level from 6.0 - 6.5 current level. For its infrastructure development, however, Indonesia is known for its chronic land clearing problems. The good news came on late December as Parliament ratified Land Clearing Bill. This new regulation is going to significantly cut the land clearing process for infrastructure development purpose. The bill is important to support infrastructure Outlook yang optimistis tadi juga didukung dengan fakta bahwa GDP per kapita Indonesia telah melampaui USD 3.000, hal mana yang sering menjadi tanda bagi suatu negara yang akan memasuki fase J-curve growth style. Angka tersebut dikaitkan dengan terjadinya booming tingkat konsumsi publik, terutama pada produk-produk bernilai tambah tinggi, seperti kendaraan bermotor dan properti. Akan tetapi, sebelum mewujudkan potensi pertumbuhannya secara maksimal, Indonesia masih harus menyelesaikan pekerjaan rumahnya yang tertinggal, yakni membenahi infrastruktur yang sempat terbengkalai selepas krisis keuangan Asia 1997-1998. Untungnya, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat ini tidak diikuti oleh tingkat inflasi yang lebih tinggi, dimana headline inflation turun menjadi 3,7 dari 7,0 pada tahun 2010. Akan tetapi, pada tahun 2012 trend penurunan inflasi ini dapat berbalik karena saat ini Pemerintah masih terus menggodok rencana untuk menghapuskan subsidi BBM dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur. Banyak ekonom yang percaya bahwa pembangunan infrastruktur yang tepat akan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga ke tingkat 7,5 - 8,5 dari kisaran saat ini yakni 6,0 - 6,5. Pembebasan lahan telah lama menjadi persoalan yang menghambat pembangunan infrastruktur Indonesia. Untuk mengatasi masalah tersebut, pada akhir Desember tahun lalu DPR mengesahkan UU Pembebasan Lahan. Adanya UU baru ini akan mempercepat proses pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur, dan dengan CPI Jan 00 Jan 01 Jan 02 Jan 03 Jan 04 Jan 05 Jan 06 Jan 07 Jan 08 Jan 09 Jan 10 Jan 11 Jan 12 FDI in USDmn Dec 04 Jun 05 Dec 05 Jun 06 Dec 06 Jun 07 Dec 07 Jun 08 Dec 08 Jun 09 Dec 09 Jun 10 Dec 10 Jun 11 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 149 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW development which is very important for supporting the nation’s future economic growth. Government also launch MP3EI program which is the road map for the nation’s infrastructure development until 2014. The excitement for Indonesia’s economic prospect accompanied by healthy fiscal discipline and growing debt repayment capacity had finally resulted in our credit rating upgrade which brought back to investment grade by Moody’s and Fitch. This is remarkable achievement as Indonesia credit ratings upgrade comes in the midst of continued global crisis and credit ratings downgrade for developed countries. FDI will continue to be a strong growth driver after up 11.5 YoY on 2011. High capital inflow as marked by strong FDI growth and portfolio investment pushed USD-IDR to 9,069 at the end of the year 2011. The USD-IDR had previously touch record low level at 8,464 on August along with JCI which touch it’s highest ever level at 4,193.44. Global sentiment, however, reverse the movement on along with JCI which fell from its record high level to its low on 3,269.45 on October. Despite the volatile movement, JCI successfully closed at 3,821.99 at year end, up 3.2. Despite the relative modest return compared to return on 2010, JCI was perform superbly compared to regional and global indices which closed down with 15 - 25 range. Strong portfolio investment is the driver behind a good stock market return in the past two years. demikian penting pula untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Pemerintah juga telah meluncurkan program MP3EI, peta jalan road map menuju pembangunan infrastruktur Indonesia hingga tahun 2014. Cerahnya prospek ekonomi Indonesia, didukung dengan penerapan kebijakan fiskal yang sehat dan menguatnya kemampuan Indonesia dalam membayar hutang akhirnya memberi imbas positif, yakni meningkatnya peringkat kredit Indonesia yang diikuti dengan kembalinya peringkat investasi yang diberikan oleh Moody’s and Fitch. Pencapaian yang luar biasa ini bahkan terjadi di tengah berlanjutnya krisis ekonomi global dan menurunnya peringkat kredit banyak negara berkembang. PMA akan terus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia, setelah mengalami peningkatan sebesar 11,5 YoY pada tahun 2011. Tingginya arus investasi yang ditandai dengan tingginya angka pertumbuhan PMA dan portofolio investasi telah mendorong nilai tukar USD-IDR ke angka 9.069 pada akhir tahun 2011. Angka ini sebelumnya sempat menyentuh rekor terendah 8.464 pada bulan Agustus, bersamaan dengan rekor tertinggi IHSG yakni 4.193,44. Akan tetapi, adanya sentimen global membalikkan situasi sehingga IHSG jatuh dari tingkat tertingginya ke angka 3.269,45 pada bulan Oktober. Walaupun ada pergerakan yang volatil, namun IHSG berhasil ditutup pada angka 3.821,99 pada akhir tahun, atau meningkat 3,2. Terlepas dari imbas hasil yang relatif rendah dibandingkan tahun 2010, IHSG masih lebih baik dibandingkan situasi pasar modal regional dan global yang melemah antara 15 - 25. Portofolio investasi yang kuat adalah pendorong terciptanya imbal hasil yang baik dalam dua tahun terakhir. Dec 00 Oct 01 Aug 02 Jun 03 Apr 04 Feb 05 Dec 05 Oct 06 Aug 07 Jun 08 Apr 09 Feb 10 Dec 10 Portfolio Investment in USDmn Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 150 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ On the contrary, Indonesian bond market continues to perform very well as our newly acquired investment grade title get some traction to international investment community. Our bond market yield fell to 6.1 on Dec’ 11 versus 7.6 on Dec’ 10. The superb performance is continued during the first two months of 2012 where the yield had touched 5.0 in the beginning of February 2012. Slower growth outlook favor the fixed income market as opposed to equity market, while relatively low debt to GDP, relatively stable political, and good domestic condition prolong investment appeal on our bond market. Sebaliknya, pasar obligasi Indonesia masih menunjukkan kinerja yang sangat baik, terlebih setelah Indonesia berhasil meraih peringkat investasi sehingga menarik perhatian dari masyarakat investor dunia. Imbal hasil pasar obligasi Indonesia menurun menjadi 6,1 pada bulan Desember 2011 dari 7,6 pada bulan Desember 2010. Kinerja yang baik ini terus berlanjut hingga dua bulan pertama tahun 2012, dimana imbal hasil menyentuh angka 5,0 di awal bulan Februari 2012. Perkiraan akan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi membuat pasar investasi pendapatan tetap lebih menarik dibandingkan pasar ekuitas. Sedangkan dengan jumlah hutang yang relatif rendah dibandingkan GDP, ditunjang situasi politik yang stabil, kondisi dalam negeri yang kondusif, maka investasi jangka panjang seperti di pasar obligasi akan lebih menarik. Syr 10yr 20yr Jan 11 Feb 11 Mar 11 Apr 11 May 11 Jun 11 Jul 11 Aug 11 Sep 11 Oct 11 Nov 11 Dec 11 Jan 12 Feb 12 Deposit Growth Loans Growth Jan 01 Aug 01 Mar 02 Oct 02 May 03 Dec 03 Jul 04 Feb 05 Apr 06 Nov 06 Aug 08 Mar 09 Oct 09 May 10 Dec 10 Jun 07 Jan08 Jul 11 Feb 12 USD IDR JCI Jan 11 Apr 11 Jun 11 Aug 11 Sep 11 Oct 11 Jan 12 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 151 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW Ready to Support the Structural Growth Banking Sector Review Banking sector, which the basic importance for the economy is to provide financing by converting short term fund into longer term investment and loans, are the beneficial of structural economic development of Indonesia. Growing per capita income will support consumption going forward, while the growing investment which sparked by the nation economic development needs and conducive investment climate are both provide a clear business potential for banks. We should also note that Indonesian banks currently run a very basic business model, accompanied by strong capital. For all of those reasons, we have a strong ground to believe that Indonesian banks are very strong and ready to support Indonesian structural growth going forward. Siap Mendukung Pembangunan Struktural Tinjauan Sektor Perbankan Sektor perbankan, yang fungsi paling mendasar dalam ekonomi adalah menyediakan pembiayaan dengan mengubah dana jangka pendek menjadi investasi jangka panjang dan pinjaman, adalah sektor yang diuntungkan oleh adanya pembangunan struktur ekonomi Indonesia. Tumbuhnya pendapatan per kapita akan mendukung pertumbuhan tingkat konsumsi, sementara pertumbuhan investasi yang dipacu kebutuhan pembangunan nasional, serta iklim investasi yang mendukung jelas akan menjadi potensi bisnis bagi dunia perbankan. Kami juga mencatat bahwa perbankan Indonesia saat ini dioperasikan dengan model bisnis yang sangat mendasar dan dengan permodalan yang kuat. Karena alasan-alasan tersebut, kami sangat yakin bahwa ke depannya perbankan Indonesia sangat kokoh dan siap menunjang pertumbuhan struktural Indonesia. Pada tahun 2011, perbankan mencatat statistik yang menggembirakan dengan total pinjaman meningkat 24,6 menjadi Rp 2200 triliun, sementara total pendanaan tumbuh 19 YoY menjadi Rp 2.784 triliun, dan menghasilkan 79 LDR. Pinjaman investasi meningkat 33, sementara pinjaman modal kerja dan pinjaman konsumtif masing- masing meningkat 21 dan 24. Perbankan Indonesia juga dikenal dengan tingkat profitabilitasnya yang tinggi, dengan ROA mencapai 3,0. Kualitas aset yang baik juga terbukti dari menurunnya NPL dari 39bps menjadi 2,1 dengan nilai Yoy stabil pada angka Rp 52 triliun. On 2011, banks provide an encouraging statistics with total loans grew 24.6 to Rp 2,200 trillion, while total funding grew 19 YoY to Rp 2,784 trillion, resulting in 79 LDR. Investment loans was up 33, while working capital and consumer loans grew where the investment loans as the fastest growing segment up 33 YoY, followed by 21 and 24 increase in working capital and consumer loans. Indonesian banks are also known for its high profitability level with ROA reaching 3.0. A good asset quality also evidence with NPL figures fell by 39bps to 2.1 with the absolute figures stable on year-over-year basis at Rp 52 trillion. Jan 06 Jun 06 Nov 06 Apr 07 Sep 07 Feb 08 Jul 08 Dec 08 May 09 Oct 09 Mar 10 Aug 10 Jan 11 Jun 11 Nov 11 BI Rate Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 152 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 2011 was also marked by ever lower BI Rate which touched 6.0 on December. Easing inflation and enough liquidity are the main reason for the central bank to cut its benchmark rate. The central bank also keenly supported Indonesian banks to provide lower lending rate to boost economic growth going forward. Many have worried that those policy might sparked inflation in the next 12 – 18 months period as strong loans growth might push up the consumer staples prices going forward. The development, however, should be perceived as a positive signal if we successfully develop our infrastructure. Combined strong infrastructure and low real lending rates should result in strong economic growth. From capital perspectives, Indonesia has a very strong banking sector with 16.1 CAR ratio of which 90 - 95 tier-1 capital. The total system leverage is very low at 7.8x while national banks leverage ratio stood between 6x – 11x ranges, implied a bulk of capital is in place to bear the business risk. On capital quality, Indonesian banks also very high when compared to regional and international banks. As a matter of fact, Indonesian banks capital structure is basically consist of retained earnings and paid up capital for tier-1, while account sub-ordinate debt as a tier-2 capital. This structure is even more conservative when compared to proposed Basel III capital standard. Tahun 2011 juga ditandai rendahnya tingkat suku bunga BI Rate yakni 6,0 pada bulan Desember. Tingkat inflasi yang relatif rendah serta likuiditas yang tinggi adalah alasan mengapa BI menurunkan tingkat suku bunganya. BI juga mendorong bank-bank Indonesia untuk menyediakan bunga pinjaman yang lebih terjangkau untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Banyak pihak khawatir jika kebijakan tersebut dapat menimbulkan inflasi dalam 12 – 18 bulan ke depan karena bila jumlah pinjaman meningkat maka harga kebutuhan pokok juga akan terdongkrak naik. Akan tetapi bila kita mampu membangun infrastruktur yang kuat didukung dengan suku bunga pinjaman yang rendah maka kita dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Dari sisi permodalan, Indonesia memiliki sektor perbankan yang kuat dengan CAR ratio 16,1 dimana 90 hingga 95 di antaranya adalah modal inti tier-1. System leverage total sangat rendah yakni 7,8x sementara leverage ratio bank-bank nasional berada pada kisaran 6 – 11x, yang berarti tersedia permodalan dalam jumlah besar siap untuk menanggung risiko bisnis yang mungkin terjadi. Kualitas modal bank-bank Indonesia juga sangat baik bila dibandingkan dengan perbankan regional dan internasional. Bahkan, struktur modal perbankan Indonesia biasanya terdiri dari laba ditahan dan modal disetor, sedangkan akun while account hutang subordinasi menjadi modal tambahan tier-2. Struktur ini bahkan lebih konservatif dibandingkan dengan yang diusulkan dalam Basel III. Jan 03 Aug 03 Mar 04 Oct 04 May 05 Dec 05 Jul 06 Feb 07 Sep 07 Apr 08 Nov 08 Jun 09 Jan 10 Aug 10 Mar 11 Oct 11 CAR Ratio Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 153 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW Sisi positif perbankan Indonesia juga tercermin dari kenyataan bahwa mayoritas bisnis di Indonesia saat ini masih menggunakan model tradisional brick and mortar sehingga 75 - 90 pendapatan bank berasal dari pinjaman untuk ekonomi riil, sedangkan fee based income terutama berasal dari biaya administrasi untuk akun pinjaman dan tabungan, karena biasanya bank- bank Indonesia tidak mempunyai produk yang terkait pasar modal. Bisa disimpulkan bahwa model bisnis yang dijalankan di Indonesia lebih banyak terpengaruh oleh dinamika ekonomi domestik. Bersiap Untuk Tahap Selanjutnya Strategi dan Rencana bank bjb Kami memperkirakan persaingan akan meningkat namun secara keseluruhan kondisi masih dapat ditangani. Pinjaman inkremental mencapai Rp 435 triliun pada tahun 2011, sedangkan deposito inkremental mencapai Rp 446 triliun. Pertumbuhan yang setimbang antara deposito inkremental dan pinjaman inkremental telah terjadi sejak tiga tahun terakhir sehingga LDR stabil sejak 2008. Dengan turunnya imbal hasil obligasi serta biaya dana cost of fund secara keseluruhan, kami percaya bank-bank menengah punya peluang besar untuk tumbuh. The positive side of Indonesian banks also reflected on facts that Indonesia currently run a brick and mortar business model where 75 - 90 of banks income comes from loans to real economy, while fee based income mainly comes from administration fee of loans and savings account product as Indonesian banks generally not operates any capital market linked products. Hence, we could say that our business model is more affected by domestic than international economic dynamics. Getting Ready for the Next Level bank bjb Strategic and Plans We expect the increasing competition but the overall condition should be manageable going forward. Incremental loans reached Rp 435 trillion on 2011, while incremental deposit reached Rp 446 trillion. A more balance growth between incremental deposit and incremental loans is evidence in the past three years which result in stabilizing LDR since 2008. Combine with falling bond yield and overall cost of fund, we believe there is a big room to grow for mid-sized banks going forward. 2011-2012 2013-2014 2015 BuildingEstablishment New Infrastructure Leading in Service As One of the Big 10 Banks A National Bank Leading in Service and Performance Leading in Service and Performance National Bank Matching the 10 Biggest Banks in areas: •฀ HR฀CompetenceIT •฀ Services •฀ Bank฀bjb ‘Incorporated’ Developing฀HR Competence, IT Infrastructure, and organization for: •฀ Micro฀฀SME฀Financing •฀ Consumer฀฀Commercial฀ Banking •฀ Treasury฀฀ International Strategy Strategy Strategy R oad M ap A Strong Sustainable Growth and Profitable National Bank Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 154 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ To catch the growth potential on structural story of Indonesia, we have strategic plans with vision of transforming bank bjb into a full services financial powerhouse as stated on our vision to create a strong sustainable growth and profitable national bank which leading in service and performances. We divide the vision into three important milestones as follow 1 building new infrastructure 2 providing equal service level to 10 big banks 3 to be a national bank leading in service and performance. bank bjb will focus on developing its core competencies on providing micro loans while maintaining its core civil servant loans market. bank bjb also put a strong strategic focus to develop its current account and savings account market share by enhancing our product and service and tapping into a new customer based. Along with those two strategic focuses, bank bjb currently build branches across Indonesia for funding purpose while focusing its effort on loans for West Java and Banten area, which include B usiness and S trategic a lliances A Strong Sustainable Growth and Profitable National Bank Support Strategy Risk Management and Compliance Improving฀HR฀Competencies Through Extensive Training Program฀฀Profesional฀Hire฀ Program Developing IT Infrastructure and e-banking Services Networking Expansion and Services Improvement Enhance Communication with Investor Sustainable Profit and Growth SME Micro Financing •฀Deepening฀Our Presence on West Java and Banten Area •฀Developing฀ Waroeng BJB •฀MSME฀Financial฀ Institution Strategic Alliances and Acquisition Intstitutional Commercial Banking •฀Improving฀Loans฀ Process •฀Risk฀Management฀ and Debtor Rating System Consumer Loans •฀Strengthening฀Our฀ Position on Civil Servent Loans •฀Centralized฀and฀ Electronic Loans Infrastructure •฀Multi฀Finance฀ Company Acquisition Consumer Deposit •฀Rebranding,฀ Network Expansion and Service Excellence •฀Aggresive฀Sales฀and฀ Promotion •฀Pricing฀Strategy Treasury and International •฀Providing฀ Trade Finance, Remittances and Dealing Services for Customer and Investor. •฀Strategic฀Alliances฀ with corresponden Bank Remittance Agencies Subsidiary Companies •฀Acquisition฀ of Insurance and Securities Companies to Provide฀All-in-฀One฀ Banking Services Untuk menangkap potensi pertumbuhan struktural di Indonesia, kami telah menyusun rencana strategis dengan visi mengubah bank bjb menjadi penyedia jasa keuangan lengkap, sebagaimana yang tercantum dalam visi perusahaan, yakni menjadi bank nasional yang mempunyai pertumbuhan berkelanjutan dan profitabilitas yang kuat, dan menjadi yang terdepan dalam layanan dan kinerja. Kami membagi visi tersebut menjadi tiga bagian penting, yakni 1 membangun infrastruktur baru 2 menyediakan layanan sekelas bank-bank 10 besar 3 menjadi bank nasional yang terdepan dalam layanan dan kinerja. bank bjb akan fokus membangun kompetensi inti yakni menyediakan pinjaman mikro sambil mempertahankan pasar pinjaman untuk pegawai negeri. bank bjb juga menyusun strategi untuk meningkatkan pangsa pasar rekening koran dan rekening tabungan dengan jalan meningkatkan kualitas produk dan layanan, serta membangun basis nasabah baru. Sejalan dengan fokus dari kedua strategi tersebut, bank bjb saat ini tengah membangun jaringan kantor cabang di seluruh Indonesia Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 155 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW untuk pendanaan, sementara untuk pinjaman akan difokuskan pada Jawa Barat dan Banten, termasuk dengan membangun jaringan cabang micro bernama Waroeng bjb yang ditujukan untuk pedagang-pedagang di pasar tradisional. Strategi ini disusun sedemikian rupa karena Jawa Barat dan Banten mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang kuat karena meningkatnya tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan masyarakat kelak menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Fakta bahwa bank bjb dimiliki oleh Pemda Jawa Barat dan Banten juga menjanjikan peluang investasi yang besar. Kami percaya bahwa kami dapat menjalankan peran sebagai profit center dan agen pembangunan ekonomi bila kami bertransformasi menjadi bank nasional. Ke depannya, kami akan melanjutkan peningkatan operasional melalui pengembangan infrastruktur IT dan SDM sejalan dengan inisiatif-inisiatif baru dalam meningkatkan layanan. Kami melakukan pembinaan karyawan secara serius melalui kegiatan pelatihan in-house dan menjadikan self-development sebagai salah satu point dalam KPI. Kami juga terus mengembangkan produk dan layanan dengan mengubah kantor-kantor cabang, memberikan internal awards untuk bagian frontline, serta meluncurkan produk dan layanan baru. developing micro branches called Waroeng bjb to finance wet market traders. This strategic focus is based on believe that West Java and Banten area has a strong economic development potential as growing income, along with better education level should provide a good business opportunity going forward. The facts that we are owned by provincial and municipal government across this area also promise a strong potential comes from growing investment theme. We believe that we could fulfil our role both as profit centre and economic development agent as we transform ourselves into a national bank. Going forward, we are going to continue our operational improvement through IT infrastructure and human resources development along with new initiatives on enhancing services. We seriously trained our employee through inclusion of in-house training into our activities and self-development requirements into personal KPI. We also continue to develop our product and services through revamping our branches, internal awards for frontliner, as well as launching new products and services. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 156 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Informasi Keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan Informasi keuangan bank bjb 2011 yang mengandung kejadian luar biasa Selama tahun 2011 terdapat beberapa kejadian yang bersifat luar biasa yang berdampak pada kinerja keuangan 2011. Kejadian yang pertama adalah perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris bank bjb, dimana pada manajemen baru tersebut telah disusun roadmap bank bjb menuju ‘A Strong Sustainable Growth and Profitable National Bank’. Hal ini tentu saja berdampak pada perubahan strategi dan fokus bisnis sehingga pada tahun 2011 bank bjb mengalami peningkatan kinerja keuangan khususnya asset sebesar 25,33 dibandingkan dengan tahun 2010. Yang kedua, perubahan struktur organisasi berdasarkan SK Direksi Nomor 454SKDIR-PS2011 yang didalamnya termasuk penambahan Divisi Institusional dan Divisi Credit Risk Reviewer serta pembentukan kanwil. Dengan perubahan struktur organisasi tersebut, maka terdapat beberapa bisnis proses yang diubah. Ketiga, Penerbitan Obligasi VII pada bulan Februari 2011 sebesar Rp 2 triliun yang meliputi 3 series diantaranya: •฀ Series฀7A฀Rp฀฀฀฀276.000.000.000,-฀ •฀ Series฀7B฀Rp฀฀฀฀601.000.000.000,-฀ •฀ Series฀7C฀Rp฀1.123.000.000.000,-฀ Dampak perubahan bunga atau perubahan lainnya yang sifatnya material terhadap pendapatan bersih dan฀ Laba฀ Operasional฀ dalam฀ kurun฀ waktu 2 tahun terakhir Sepanjang tahun 2011 suku bunga kredit perbankan cenderung mengalami penurunan sedangkan suku bunga Deposito relatif stabil. Begitu pula dengan bank bjb yang menurunkan suku bunga khususnya tingkat suku bunga deposito untuk special rate yang dilakukan pada bulan April 2011 dan suku bunga counter rate pada bulan November 2011 turun sekitar 0,25 sampai dengan 0,5. Kebijakan ini dilakukan seiring dengan semakin meningkatnya brand image bank bjb di mata masyarakat sebagai salah satu bank Nasional yang sedang berkembang dengan cukup pesat sehingga bargaining power bank bjb semakin kuat dan mampu sejajar dengan bank-bank nasional lainnya. Penurunan tingkat suku bunga special rate dan counter Financial Information Company and Subsidiary The financial information pertaining extraordinary event in 2011 During the year 2011 there were some extraordinary events that are affecting the financial performance of 2011. The first event is a change in the composition of the Boards of Commissioners and Board of Directors of bank bjb, where the new management has prepared a bank bjb roadmap to ‘A Strong Profitable Growth and Sustainable National Bank’. This is of course an impact on changes in business strategy and focus so that in the year 2011 bjb bank’s financial performance improved in particular assets of 25.33 compared to 2010. Secondly, changes in organizational structure based on the Decree No. 454 SKDIR-PS2011 Directors which includes the addition of the Institutional Division and the Division of Credit Risk Reviewer and the establishment of Regional Offices. With these organizational changes, there are some business processes are changed. Third, the issuance of Bonds VII in February 2011 amounting to Rp 2 trillion, which includes three series are: •฀ 7A฀Series฀Rp฀฀฀฀276,000,000,000,-฀ •฀ 7B฀Series฀Rp฀฀฀฀601,000,000,000,-฀ •฀ 7C฀Series฀Rp฀1,123,000,000,000,-฀ The impact of interest rate changes or other changes that are material to the net income and operating profit in the period of 2 years Throughout the year 2011 bank lending rates tend to decrease, while deposits interest rates are relatively stable. Similarly bank bjb to cut interest rates, especially special rates for time deposit that conducted in April 2011 and the counter interest rate in November 2011 decreased by approximately 0.25 to 0.5. This policy was carried out in line with the increasing bank bjb brand image in the public eye as one of the national bank that is growing quite rapidly so that the bank bjb’s bargaining power getting stronger and able to align with other national banks. Decline in interest rates both special rate and counter rate impact on the amount of Deposits Under Management in April for about 2.05, but in year to year the number of Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 157 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW rate tersebut berdampak pada penurunan jumlah Kelolaan DPK pada bulan April sekitar 2,05, namun secara year to year jumlah DPK posisi Desember 2011 meningkat 19,31 dibandingkan dengan posisi Desember 2010. Penurunan suku bunga tersebut tidak berpengaruh pula secara signifikan terhadap pendapatan bank bjb. Peningkatan pendapatan bank bjb lebih banyak dipengaruhi oleh kenaikan volume bisnis dan pertumbuhan asset produktif bank bjb. Tabel berikut memperlihatkan komposisi pendapatan bunga dan syariah serta beban bunga dan syariah Perusahaan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008. Uraian 31 Desember December 31 Description 2008 2009 2010 2011 Pendapatan Bunga dan Syariah 3,079,494 3,944,548 4,894,312 5,977,050 Interest Income and Sharia Beban Bunga dan Bagi Hasil Syariah 1,253,624 1,841,510 2,254,731 2,915,841 Interest Expenses and Sharing Sharia Pendapatan Bunga dan Syariah Bersih 1,825,870 2,103,038 2,639,581 3,061,209 Net Interest Income and Sharia Pendapatan Operasional Lainnya 174,708 262,083 306,401 240,168 Others Operational Income Beban Operasional Lainnya 1,200,443 1,410,138 1,755,444 2,026,483 Others Operational Income Laba Operasional 800,135 954,983 1,190,538 1,274,894 Operational Income Laba sebelum Beban Pajak Penghasilan 818,946 985,377 1,219,628 1,319,816 Income Before Tax Laba Bersih 542,162 709,106 890,171 962,260 Net Income Pendapatan Selama tahun 2011, bank bjb dan anak perusahaan berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 1,32 triliun, atau meningkat sebesar 8,21 dari tahun 2010. Laba sebelum pajak ini berasal dari pendapatan bunga dan syariah bersih dan pendapatan operasional lainnya. Pendapatan Bunga dan Syariah Pendapatan bunga dan syariah bank bjb untuk periode 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 5.977.050 juta. Pendapatan bunga dan syariah terbesar disumbangkan oleh Pendapatan Bunga Atas Kredit Yang Diberikan kepada konsumen dan penempatan pada bank lain. positions Deposits increased 19.31 in December 2011 compared with the position in December 2010. The rate cut also does not affect significantly to the income bank bjb. Improved bank bjb earnings more influenced by the increase in business volume and growth bank bjb’s earning assets. This table shows composition of interest income and revenue sharing sharia as well as interest and sharia revenue sharing expenses for the period ended at December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008. Income During 2011 bank bjb and its subsidiary has generated income before tax Rp 1.32 trillion increase 8.21 compared to 2010. Earning before tax primarily from interest and sharia revenue sharing and other income. Interest Income and Sharia Interest income and revenue sharing bank bjb at 31 December period is Rp 5,977,050 million. The interest income and revenue sharing were primarily contributed from interest income from consumer loan and interbank placement. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 158 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Pendapatan Bunga dan Syariah-bersih Pendapatan bunga dan syariah bersih merupakan pendapatan yang berasal dari pendapatan bunga dan syariah serta pendapatan komisi dan provisi setelah dikurangi dengan beban bunga dan bagi hasil syariah. Pendapatan bunga dan syariah bersih bank bjb untuk periode Desember 2011 sebesar Rp 3.061.209 juta. Pendapatan฀Operasional฀Lainnya Pendapatan operasional lainnya merupakan pendapatan non bunga yang berasal dari pendapatan provisi dan komisi selain dari kredit yang diberikan, keuntungan dari penjualan surat berharga, pendapatan transaksi valuta asing dan pendapatan operasional lainnya. Tabel berikut memperlihatkan perbandingan pendapatan operasional lainnya bank bjb dan anak perusahaan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008. Uraian 31 Desember December 31 Description 2008 2009 2010 2011 Provisi dan komisi selain dari kredit yang diberikan 144.357 236.195 204.145 180.278 Fees and commissions from loans Penerimaan Kembali Aset yang telah Dihapus Buku - - 28.689 42.545 Recovery from Assets Written-Off Keuntungan dari penjualan surat berharga yang diperdagangkan - 2.851 41.388 - Income from sales securities Pendapatan transaksi valuta asing 22.380 16.227 13.698 10.751 foreign exchange Income Lain-lain 7.971 6.810 18.480 6.594 others Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 174.708 262.083 306.401 240.168 Total others operational income Net Interest and Sharia Income Net Interest income and sharia is income which is from interest income and sharia as well as commission and provision income after deducted by interest expenses and a revenue sharing sharia is Rp 3,061,209 million. Other฀Operational฀Income Other operating income is non interest earning which is from fees and provisions income which is not from loans, sale of bonds, foreign exchange, or other operating income. The table shows comparison other operating income of bank bjb and its subsidiary between the period ended at December 31, 2011, 1010, 2009, and 2008. Pendapatan Bunga dan Syariah Bersih Net Interest Income and Sharia +15,97 Laba Operasional Operational Income +7,09 3.079.494 5.977.050 4.894.312 3.944.548 Pendapatan Bunga dan Syariah Net Interest Income and Sharia Rp Juta Rp million 08 09 11 10 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 159 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW Other operating income for period of December 2011 is Rp 240,168 million. This revenue primarily from fees and commission which is not from Rp 180,278 million and others Rp 6,594 million. Other operating income is for one year period until December 31, 2011. Other operating income is from fees and commission and fee which is not from loans and includes administration fees from savings, ATM charges, and fund transfer, as well as profit from sale of securities. Other฀Operating฀Expenses Others operating expenses bank bjb and its subsidiary for a period ended at December 31, 2011 is Rp 2,026,483 million. This operating expenses primarily from salary expenses and facilities of Rp 762,652 million, general and administrative expenses of Rp 785,168 million and provision for possible losses of financial assets and non financial Rp 340,719 million. Pendapatan operasional lainnya untuk periode Desember 2011 adalah sebesar Rp 240.168 juta. Pendapatan ini sebagian besar berasal dari provisi dan komisi selain dari kredit yang diberikan sebesar Rp 180.278 juta dan lain- lain sebesar Rp 6.594 juta. Pendapatan operasional lainnya tersebut adalah selama 1 tahun dari 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011. Pendapatan operasional lainnya merupakan pendapatan dari provisi dan komisi serta fee selain dari kredit yang diberikan yang diantaranya berasal dari transaksi tabungan, ATM dan transfer dana, serta peningkatan atas keuntungan dari penjualan surat berharga. Beban฀Operasional฀Lainnya Beban operasional lainnya bank bjb dan anak perusahaan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 2.026.483 juta. Beban operasional ini sebagian besar berasal dari beban tenaga kerja dan tunjangan sebesar Rp 762.652 juta, beban umum dan administrasi sebesar Rp 785.168 juta dan penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan non keuangan sebesar Rp 340.719 juta. Uraian 31 Desember December 31 Description 2008 2009 2010 2011 Beban Operasional Lainnya Other Operating Expenses Beban Tenaga kerja dan tunjangan 605.636 711.253 696.880 767.652 Labour Chargers Subsidy Beban Umum dan administrasi 348.692 433.486 555.563 785.168 General Administrative Expenses Laba Bersih Net Income +8,1 Laba Bersih Net Income 542.162 962.260 890.171 709.106 08 09 11 10 Rp Juta Rp million Penerimaan Kembali Aset yang telah Dihapus Buku Recovery from Assets Written-Off 48,3 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 160 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Uraian 31 Desember December 31 Description 2008 2009 2010 2011 Penyisihan Pembalikan Kerugian Penurunan Nilai Atas Aset Keuangan Dan Non Keuangan 110.658 160.184 381.356 340.719 Allowance for Losses on Decrease in Value of Financial Asset Kerugian Yang Belum Direalisasikan Atas Penurunan Nilai Wajar Surat Berharga Yang Diperdagangkan 20.512 - - Unrealized Losses to Decrease the Value of Fair Trading Securities Kerugian dari Penjualan Surat Berharga yang Diperdagangkan - - - 147 Loss on sale of Held-for-Trading Marketable Securities Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai atas Komitmen dan Kontinjensi 18.723 7.402 5.072 35.873 Allowance For Losses on Decrease In The Value of Commitment and Contingency Beban Lainnya 96.222 97.813 116.573 173.670 Other Expenses Jumlah Beban Operasional Lainnya 1.200.443 1.410.138 1.755.444 2.026.483 Total Other Operational Expenses Laba Bersih Pada tahun 2011, bank bjb dan anak perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 962.260 juta yang meningkat sebesar 8,1 dibanding tahun sebelumnya. Pengelolaan Aset Tabel berikut menunjukkan komposisi aset bank bjb dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008. Uraian 31 Desember December 31 Description 2008 2009 2010 2011 Kas 1.049.539 1.386.775 1.374.719 1.725.621 Cash Giro pada Bank Indonesia 2.095.787 1.347.701 2.719.321 3.673.929 Current Account in Bank Indonesia Giro pada bank lain - bersih 16.747 178.414 201.924 108.013 Current Account in Others bank Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain- setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai 3.507.881 6.764.918 12.546.470 7.779.255 Placement in Bank Indonesia and Other Banks minus Provisions Losses Surat berharga - setelah dikurangi Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai 2.892.623 2.627.916 1.089.946 4.007.065 Securities - Net of Allowance for Impairment Losses Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali - - 1.322.876 7.394.694 Securities under Resale Agreement Kredit yang Diberikan Loans - Pihak-pihak yang Berelasi 1.392 702.268 559.475 475.431 Related Parties - - Pihak Ketiga 15.834.145 18.222.719 21.506.842 26.523.035 Third Parties - 15.835.537 18.924.987 22.066.317 26.998.466 Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai 289.618 388.780 574.526 507.900 Allowance for impairment losses 15.545.919 18.536.207 21.491.791 26.490.566 Pembiayaan Syariah Sharia Financing - Pihak-pihak yang Berelasi 12 3 849 1.571 Related Parties - - Pihak Ketiga 593.520 706.978 1.602.553 1.764.664 Third Parties - 593.532 706.981 1.603.402 1.766.235 Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai 16.205 19.653 24.990 33.444 Allowance for impairment losses 577.327 687.328 1.578.412 1.732.791 Tagihan Akseptasi - setelah Dikurangi Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai - - 14.556 78.715 Acceptances Receivable - Net of Allowance for Impairment Losses Penyertaan Saham - Bersih 6.412 29.498 30.834 28.850 Net Investment Aset tetap-setelah Dikurangi Akumulasi Penyusutan 456.369 527.855 549.014 559.884 Fixed Assets, Net of Accumulated Depreciation Aset Pajak Tangguhan - Bersih 3.553 45.431 48.216 37.174 Differed Tax Asset Aset Lain-lain - Bersih 183.892 324.961 477.621 832.101 Net Other Asset Jumlah Aset 23.043.489 32.457.004 43.445.700 54.448.658 Total Assets Net Profit In 2011, bank bjb and its subsidiary has generated profit of Rp 962,260 million which is increased 8.1 compared to previous years. Asset Management This table shows asset composition of bank bjb and its subsidiary on December 31, 2008, 2009 , 2010 dan 2011. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 161 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW Jumlah Aset Pada tahun 2011, total aset bank bjb dan anak perusahaan adalah Rp 54.448.658 juta yang terdiri dari 52,83 Kredit yang diberikan dan 14,29 penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain. Nilai total aset ini meningkat Rp 11. 002.958 juta atau 25,33 dari Rp 43.445.700 pada tahun 2010. Peningkatan aset ini terutama disebabkan oleh kenaikan dana pihak ketiga sebesar Rp 7.089.315 juta atau 22,19 bila dibandingkan per 31 Desember 2010 yang berjumlah Rp 31.953.462 juta. Aset Likuid Aset likuid dimaksudkan untuk memenuhi komitmen kepada nasabah dan pihak lainnya, baik untuk kebutuhan uang tunai transaksi melalui ATM, pembayaran kembali dana pihak ketiga, pemberian pinjaman dan memenuhi kebutuhan likuiditas lainnya. Adapun komposisi aset likuid bank bjb dan anak perusahaan terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan surat berharga dalam portofolio di perdagangkan. Uraian 31 Desember December 31 Description 2008 2009 2010 2011 Aset Likuid Liquid Asset Rupiah 5.935.458 9.497.497 16.640.561 13.164.578 Rupiah Mata Uang Asing 310.095 181.550 201.967 123.982 Foreign Currency Jumlah Aset Likuid – Gross 6.245.553 9.679.047 16.842.528 13.288.560 Total Liquid Asset Total Asset The total asset of bank bjb and its subsidiary in 2011 is Rp 54,448,658 million consisted of 52.83 of loans disbursement and 14.29 placement in Bank Indonesia and other banks. The total asset increase Rp 11,002,958 million or 25.33 from Rp 43,445,700 in the year of 2010. The increase of assets is primarily from the increase of third party of Rp 7,089,315 million or Rp 22.19 compared to 31 December 2010 of Rp 31,953,462 million. Liquid Assets Liquid asset is purposed for fulfil commitment to the customers and other parties, in cash ATM transaction, third party payment, loans, and other liquidity requirement. The composition liquid assets of bank bjb and its subsidiary consists of cash, current account in Bank Indonesia, current account in other banks, interbank placement and trading securities. Jumlah Aset Total Assets +25,33 Kredit Loans +22,34 26.040.869 54.448.658 43.445.700 32.457.004 08 09 11 10 Jumlah Aset Total Asset Rp Juta Rp million Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 162 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Loans Total bank loans given by bank bjb and its subsidiary as per December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 can be seen in the following table: Aset Produktif Aset produktif terdiri atas saldo aset likuid kecuali kas dan giro pada Bank Indonesia ditambah saldo surat berharga dalam portofolio dimiliki hingga jatuh tempo, kredit konvensional dan pembiayaan syariah yang diberikan dan penyertaan saham serta komitmen dan kontijensi pada rekening administratif yang mempunyai risiko kredit. Berikut perkembangan jumlah aset produktif per 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008. Uraian 31 Desember December 31 Description 2008 2009 2010 2011 Aset Produktif On Balance Sheet Productive Asset On balance Sheet Giro pada bank lain – Bersih 19.125 178.414 201.924 108.013 Current Account in other Banks Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain – Bersih 3.827.603 6.764.918 12.546.470 7.779.255 Placement in BI and Others Banks Surat berharga – Bersih 2.887.668 2.627.916 1.089.946 4.007.065 Securities Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali - - 1.322.876 7.394.694 Securities under resale agreement Kredit yang diberikan – Bersih 15.545.919 18.536.207 21.491.791 26.490.566 Net Loans Pembiayaan syariah – Bersih 577.327 687.328 1.578.412 1.732.791 Net Sharia Financing Tagihan Akseptasi – Bersih 14.556 78.715 Net Acceptance Receivable Penyertaan saham – Bersih 29.791 29.498 30.834 28.850 Net Invesment in share Jumlah On Balance Sheet 22.887.433 28.824.281 38.276.810 47.619.949 Total On Balance Sheet Off Balance Sheet Off Balance Sheet Fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan 1.529.459 1.963.323 2.453.519 2.996.914 Loan Facility is not used to debitur Irrevocable letter of credit yang masih berjalan 1.131 2.059 1.338 96.724 Current LC Garansi yang diterbitkan 939.283 668.301 706.025 772.278 Warranty issued Jumlah Off Balance Sheet 2.469.873 2.633.683 3.160.882 3.865.916 Total Off Balance Sheet Jumlah Aset Produktif 25.357.306 31.457.964 41.437.692 51.485.865 Total Earning Asset Kredit Yang Diberikan Jumlah kredit yang diberikan bank bjb dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 dapat dilihat pada tabel berikut: Uraian 31 Desember December 31 Description 2008 2009 2010 2011 Kredit yang diberikan – Gross 16.429.069 19.631.968 23.669.719 28.764.701 Loans Dikurangi penyisihan kerugian 305.823 408.433 599.516 541.344 Allowance Losses Kredit yang diberikan – Bersih 16.123.246 19.223.535 23.070.203 28.223.357 Net Loans Earning Assets Earning Assets Productive assets consist of the balance of liquid assets except cash and demand deposits Current at Bank Indonesia plus the balance of the portfolio securities held to maturity, conventional loan and Islamic Financing Syariah facilities, equity investments, commitments and contingencies at the administrative account with the credit risk. This following table growth of productive asset period December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 163 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW Penyaluran Dana Posisi kredit yang diberikan bank bjb dan anak perusahaan Bersih pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 28.223.357 juta yang terdiri dari kredit yang diberikan – gross sebesar Rp 28.764.701 juta dan penyisihan kerugian sebesar Rp 541.344 juta. Posisi kredit yang diberikan bank bjb dan anak perusahaan Bersih per 31 Desember 2011 meningkat sebesar Rp 5.153.154 juta atau 22,34 dibandingkan per 31 Desember 2010 sebesar Rp 23.070.203 juta. Peningkatan kredit Bersih yang diberikan bank bjb terutama disebabkan oleh peningkatan kredit konsumsi, peningkatan kredit modal kerja bank bjb dan anak perusahaan sejalan dengan strategi dan kebijakan bank bjb dalam meningkatkan kredit kepada sektor riil. Keberhasilan ini diakibatkan karena penerapan strategi bank bjb dalam mendistribusikan Kredit Mikro Utama dengan mempergunakan jangkauan seluruh cabang, cabang pembantu serta memanfaatkan jaringan BPR dan koperasi melalui linkage program. Berikut ini dijabarkan kredit yang diberikan berdasarkan sektor: Uraian 31 Desember December 31 Description 2008 2009 2010 2011 Pertanian 48.712 204.144 235.490 288.287 Agriculture Pertambangan 16.863 17.360 36.509 205.781 Mining Industri 129.801 294.544 382.091 525.206 Industry Listrik, gas dan air 186.351 254.980 37.987 133.515 Electric, Gas and Water Konstruksi 445.850 707.112 967.916 1.143.567 Construction Perdagangan 905.916 1.724.677 2.732.189 3.339.241 Trade Pengangkutan dan Pergudangan 559.964 567.341 522.950 276.767 Transportation and Warehouse Jasa dunia usaha 371.422 777.739 1.249.772 1.767.377 Business Service Jasa-jasa sosial 111.732 223.866 284.376 387.338 Social Service Lain-lain 13.652.458 14.860.205 17.220.439 20.697.622 Others Jumlah kredit yang diberikan – Gross 16.429.069 19.631.968 23.669.719 28.764.701 Total Loans Sektor lain-lain diatas adalah sektor yang ditujukan ke pasar ritel dan pasar konsumtif, yang terbagi menjadi sebagai berikut: Lending Outstanding loans Net of bank bjb and its subsidiary on December 31, 2011 amounted to Rp 28,223,357 million, which consists of loans - gross of Rp 28,764,701 million and allowance for losses amounting to Rp 541,344 million. Outstanding bank loans of bjb and its subsidiary Net as of December 31, 2011 an increase of Rp 5,153,154 million or 22.34 compared to December 31, 2010 of Rp 23,070,203 million. The increase of loan enhancements Net given by the bank mainly caused by the increase of consumer credit, loan enhancements, bank bjb and its subsidiary working capital which is in line with bank policy and strategy of bjb in increasing loan to the real sector. This success mainly as a result of the implementation strategy of bank bjb in distributing Main Micro loan using the reach of all branches, sub branches and network of rural banks and the cooperative through a linkage program. The following loans are adjusted based on the business sector: Others sectors is a sector destined for the market retail and consumer market is divided as follows: Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 164 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Uraian 31 Desember December 31 Description 2008 2009 2010 2011 Graha Bhakti 508.770 217.488 101.340 51.310 Graha Bhakti Purna Bhakti 391.896 433.830 439.083 535.055 Purna Bhakti Guna Bhakti 11.682.954 13.557.695 15.141.206 17.802.383 Guna Bhakti Kredit Sektor Lainnya 815.615 309.665 853.988 1.633.467 Other Sector Credit Jumlah Kredit-Gross 13.399.235 14.518.678 16.535.617 20.022.215 Total Loans - Kredit Graha Bhakti merupakan fasilitas kredit yang diberikan kepada para PNS berpenghasilan tetap untuk keperluan pembangunan atau renovasi rumah. - Kredit Purna Bhakti merupakan fasilitas kredit yang diberikan kepada para pensiunan yang gajinya dibayarkan melalui Bank. - Kredit Guna Bhakti merupakan fasilitas kredit yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil PNS berpenghasilan tetap untuk keperluan konsumer, seperti biaya sekolah, pembelian peralatan rumah tangga dan sebagainya. - Pembayaran kredit tersebut di atas sebagian besar dilakukan melalui pemotongan gaji bulanan oleh Bank. Secara sub sektoral, sektor kredit konsumtif yang antara lain terdiri dari Kredit Multigriya Bhakti adalah fasilitas kredit bagi para pegawai negeri berpenghasilan tetap untuk keperluan pembangunan atau renovasi rumah tinggal atau pembelian kavling, Kredit Purna Bhakti adalah fasilitas kredit bagi para pensiunan yang gajinya disalurkan melalui bank bjb, Kredit Guna Bhakti adalah fasilitas kredit bagi para pegawai negeri berpenghasilan tetap untuk keperluan konsumtif, seperti untuk biaya sekolah, pembelian alat-alat rumah tangga dan lain-lain serta kredit Wira Usaha Bhakti adalah fasilitas kredit bagi para pegawai negeri sipil berpenghasilan tetap yang memiliki bidang usaha sampingan atau yang membuka usaha jasa sosial masyarakat dokter, bidan baik yang bersangkutan maupun suami atau isterinya. Kredit Guna Bhakti untuk keperluan konsumtif masih memegang porsi terbesar dalam alokasi pemberian kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2011 yakni mencapai 88,91 dari jumlah portofolio kredit konsumsi. - Graha Bhakti Loan is a loan facility granted to the fixed-income civil servants for building or renovating houses. - Purna Bhakti Loan is a loan facility granted to Retirees whose salary is paid through the bank. - Guna Bhakti Loan is a loan facility granted to Civil Servants PNS for consumer purposes, such as school fees, purchase of household appliances and so forth. - Payment of loan mentioned above are mostly done through monthly payroll deductions by the bank. By sub-sector, consumer loan sectors consist of Multigriya Bhakti Loan, a loan facility for the fixed-income civil servants for who need to build, renovate or purchase of residential plots and Purna Bhakti Loan, a loan facility for pensioners whose salary is disbursed through the bank bjb, Guna Bhakti Loan is a loan facility for the fixed-income civil servants for consumptive purposes, such as school fees, household equipment and others as well as loan Wira Bhakti Enterprises is a loan facility for the fixed-income civil servants who have sideline business or who opened the business community social services doctors, midwives, either concerned or the husband or wife. Guna Bhakti Loan for consumptive purposes still holds the largest share in the allocation of loan granted on December 31, 2011 reaching 88.91 of total portfolio loans. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 165 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW Pengelolaan Kewajiban Tabel berikut memperlihatkan komposisi kewajiban bank bjb dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008: Uraian 31 Desember December 31 Description 2008 2009 2010 2011 Kewajiban segera 320.762 662.211 685.700 950.513 Current Liability Simpanan nasabah dan simpanan nasabah syariah 18.347.050 23.718.912 31.953.462 39.042.777 Saving and Sharia Simpanan dari bank lain 2.322.237 2.323.050 3.353.645 5.298.687 Saving Others bank Kewajiban akseptasi - - 14.556 78.715 Payable Efek hutang yang diterbitkan-bersih 1.683.408 1.744.253 1.745.936 2.742.993 Securities Issued Pinjaman yang diterima 35.886 11.101 12.585 173.998 Loan Received Penyisihan kerugian penurunan nilai komit- men dan kontinjensi 24.699 32.101 37.173 1.300 Allowance Losses Hutang pajak 128.816 51.704 32.870 54.679 Tax Payable Kewajiban lain-lain 696.141 775.454 613.726 717.897 Other Liability Jumlah Kewajiban 23.558.999 29.318.786 38.449.653 49.061.559 Total Liability Jumlah Kewajiban Jumlah kewajiban bank bjb dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 49.061.559 juta meningkat sebesar Rp 10.611.906 juta atau 27,60 bila dibandingkan dengan jumlah kewajiban bank bjb dan anak perusahaan per 31 Desember 2010 sebesar Rp 38.449.653 juta. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya simpanan dan simpanan nasabah syariah nasabah sebesar Rp 7.089.315 juta atau 22,19. Peningkatan simpanan nasabah per 31 Desember 2011 sebagai akibat dari peningkatan pemasaran dan promosi yang efektif diantaranya melalui program penarikan undian. Simpanan Nasabah Tabel berikut memperlihatkan komposisi simpanan nasabah bank bjb dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember, 2011, 2010, 2009 dan 2008: Uraian 31 Desember December 31 Description 2008 2009 2010 2011 Giro 7.405.206 8.272.288 7.610.327 11.168.241 Current Account Tabungan 3.139.322 3.802.574 4.876.716 6.270.783 Saving Account Deposito Berjangka 7.802.522 11.644.050 19.466.419 21.603.753 Time Deposits Jumlah Simpanan Nasabah 18.347.050 23.718.912 31.953.462 39.042.777 Total Saving Liability Management The following table shows the composition of bank bjb and its subsiadiary liabilities on December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008: Total Liabilities bank bjb and its subsidiary’s total liabilities at December 31, 2011 was Rp 49,061,559 million, an increase of Rp 10,611,906 million or 27.60 when compared with total liabilities of the bank bjb and its subsidiary as of December 31, 2010 amounted to Rp 38,449,653 million. The increase was mainly caused by increasing customer deposits amounted Rp 7,089,315 million or 22.19. Increased customer deposits as of December 31, 2011 as a result of increased marketing and effective promotion of them through the drawing program. Customers Deposit The following table shows the composition of bank bjb and its subsidiary customer deposits as per December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008: Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 166 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Jumlah simpanan nasabah bank bjb dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 39.042.777 juta yang terdiri dari simpanan dari Giro dan Tabungan sebesar masing-masing Rp 11.168.241 juta dan Rp 6.270.783 juta. Jumlah simpanan nasabah bank bjb dan anak perusahaan per 31 Desember 2011 meningkat sebesar Rp 7.089.315 juta atau 22,19 bila dibandingkan dengan simpanan nasabah bank bjb per 31 Desember 2010 yang berjumlah Rp 31.953.462 juta. Tabungan Pada tanggal 31 Desember 2011 bank bjb dan anak perusahaan telah berhasil menghimpun simpanan nasabah dalam bentuk tabungan sebesar Rp 6.270.783 juta atau meningkat sebesar Rp 1.394.067 juta atau 28,59 dibandingkan per 31 Desember 2010. Deposito Berjangka Per 31 Desember 2011, bank bjb dan anak perusahaan berhasil menghimpun dana masyarakat dalam bentuk deposito berjangka sebesar Rp 21.603.753 juta, meningkat sebesar Rp 2.137.334 juta atau naik 10,98 dibandingkan per 31 Desember 2010 Rp 19.466.419 juta. Peningkatan Deposito bank bjb disebabkan adanya peningkatan agresivitas pelaksanaan strategi pemasaran dan perluasan jaringan kerja dengan membuka kantor-kantor cabang di luar Jawa Barat dan Banten. Perkembangan Ekuitas Tabel berikut memperlihatkan komposisi ekuitas bank bjb dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008. Uraian 31 Desember December 31 Description 2008 2009 2010 2011 Ekuitas Equity Modal ditempatkan dan disetor penuh 1.495.598 1.583.896 2.424.073 2.424.073 Paid Full-up Capital Agio saham – bersih setelah biaya emisi saham - - 823.423 823.423 Premium on share capital - net of shares issuance costs Modal disetor lainnya 45.503 228.258 - - Others Paid-up Capital Saldo laba Profit Balance - Telah ditentukan penggunaannya 398.607 570.283 806.651 1.164.886 Appropriated - Belum ditentukan penggunaannya 542.162 755.781 936.846 962.260 Unappropriated Jumlah Ekuitas 2.481.870 3.138.218 4.990.993 5.374.642 Total Equity Total customer deposits at the bank bjb and its subsidiary on December 31, 2011 amounted Rp 39,042,777 million consisting of Current Account and Saving Account of Rp 11.168.241 million and Rp 6.270.783 million. Total bank bjb and its subsidiary customer deposits as of December 31, 2011 increased by Rp 7,089,315 million or 22.19 when compared to bank bjb deposits as of December 31, 2010 which amounted Rp 31,953,462 million. Savings On December 31, 2011 bank bjb and its subsidiary managed to collect deposits from customer of Rp 6,270,783 million or an increase Rp 1,394,067 million or 28.59 as December 31, 2010 compared to December 31, 2010. Time Deposits As of December 31, 2011, the bank bjb and its subsidiary managed to raise society in the form of time deposits of Rp 21,603,753 million, an increase of Rp 2,137,334 million or an increase of 10.98 as of December 31, 2010 compared to Rp 19,466,419 million. The increase in bank deposits mainly caused by the aggressiveness of marketing strategies implementation and expansion of network by opening branch offices outside of West Java and Banten. Equity Growth The following table shows the composition of the bank bjb equity on December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 167 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW Ekuitas Ekuitas bank bjb dan anak perusahaan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 5.374.642 juta, meningkat sebesar Rp 383.649 juta atau meningkat sebesar 7,69 bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp 4.990.993 juta. Peningkatan ini disebabkan karena adanya saldo laba ditahan yang menambah jumlah cadangan bank bjb. Kemampuan฀Membayar฀Obligasi Jumlah Obligasi yang terhutang per 31 Desember 2011 adalah Rp 2.750.000 juta. bank bjb telah memperoleh peringkat obligasi dari PT. Pemeringkat Efek Indonesia per 31 Desember 2011 adalah AA- Stable Outlook. Peringkat obligasi bank bjb dapat dilihat pada tabel berikut: Obligasi Bond Nominal Nominal Tanggal Pencatatan di Bursa Listing date Peringkat Rat- ings Obligasi Bond Status Obligasi III Rp 150.000 juta 25 April 2000 BBB- Bond III Lunas Paid Obligasi IV Rp 1.000.000 juta 6 Oktober 2005 BBB+ Bond IV Lunas Paid Obligasi V Rp 1.000.000 juta 11 Desember 2006 A Bond V Lunas Paid Obligasi VI Rp 750.000 juta 13 Juli 2009 A+ Bond VI berjalan outstanding Obligasi VII Rp 2.000.000 juta 9 Februari 2011 iDAA- Bond VII berjalan outstanding Equity The equity of bank bjb in 2011 amounted to Rp 5,374,642 million, an increase of Rp 383,649 million or increased by 7.69 compared to the bank’s equity in 2010 of Rp 4,990,993 million. The increase was due to the retained earnings that increase the amount of bank bjb reserves . Bonds Paying Ability Total bonds payable as of December 31, 2011 is Rp 2,750,000 million. bank bjb has obtained a bond rating of AA-Stable Outlook from PT Credit Rating Indonesia as of December 31, 2011. bank bjb bond ratings can be seen in the following table: Giro Current Account +46,75 Tabungan Saving Account +28,59 2,481,870 5.387.099 4.990.992 3.138.218 08 09 11 10 Jumlah Ekuitas Total Equity Rp Juta Rp million Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 168 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ BBB+ dan BBB- “Efek Hutang dengan Peringkat BBB didukung oleh kemampuan obligor yang memadai relatif dibandingkan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan”. A dan A+ “Efek hutang dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan obligor yang kuat relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan”. AA- “Efek hutang dengan peringkat AA- memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangkan panjang relatif dibandingkan terhadap obligor Indonesia lainnya, namun memiliki perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan”. Tanda minus - “Tanda minus - menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan”. Tanda plus + “Tanda plus menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan diatas rata-rata kategori yang bersangkutan.” Pada tanggal 25 Mei 2011 berdasarkan surat dari PT Pemeringkat Efek Indonesia Pefindo nomor 510PEF- DirXI2011, Panitia Pemeringkat PT Pefindo menaikkan peringkat obligasi bank bjb dari A+ menjadi AA- Double A Minus, Stable Outlookyang berarti “Efek hutang jangka panjang dengan peringkat AA memiliki kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, relatif dibandingkan entitas Indonesia lainnya. BBB + and BBB- “Debt Securities with a rating of BBB is supported by adequate obligor ability compared to other Indonesian entities to comply with the obligation financially long term in accordance with the agreement, but Traffic can be mitigated by changes in business conditions and economic disadvantage”. A and A + “Debt securities rated A has strong support obligors ability compared to other Indonesian entities to comply with long-term financial obligations in accordance with the agreement, but it is quite sensitive to change due to a disadvantage conditions”. AA- “Debt securities rated AA- has strong support obligors ability compared to other Indonesian entities to comply with long-term financial obligations in accordance with the agreement, but it is different from the highest rating”. The minus sign - “Indicates that the ratings given relatively weak and below the average for the relevant category”. The plus sign + “Indicates that the ratings given relatively strong and above the average of the relevant category.” On May 25, 2011 based on a letter from PT Pemeringkat Efek Indonesia Pefindo, number 510PEF-DirXI2011, mentioned that the Rating Committee of PT Pefindo raise bank bjb bond rating from A + to AA- Double A Minus, Stable Outlook which means “long-term debt securities with a rating of AA have credit quality slightly below the highest rating, supported by a very strong ability of obligor to meet its long-term financial obligations in accordance with the agreement, Indonesia relative to other entities. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 169 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW Kolektibilitas Tingkat kolektibilitas piutang bank bjb pada tahun 2011 setelah adanya perubahan proses evaluasi penurunan nilai kredit yang dilakukan sehubungan dengan penerapan PSAK No.55 revisi 2006 dengan dilakukannya penilaian penurunan kredit secara individual, 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 dapat dilihat pada tabel berikut: Uraian 31 Desember December 31 Description 2008 2009 2010 2011 Lancar 15.806.339 19.064.000 22.962.040 27.749.535 Current Dalam perhatian khusus 494.838 181.490 268.139 664.483 Special mention Kurang lancar 10.514 184.887 46.447 66.924 Substandard Diragukan 19.112 28.401 70.888 65.347 Doubtful Macet 98.266 173.190 322.205 218.412 Loss Jumlah kredit yang diberikan – Gross 16.429.069 19.631.968 23.669.719 28.764.701 Loans - Gross Penyisihan Kerugian 289.618 408.433 599.516 541.344 Allowance For Losses Jumlah kredit yang diberikan – Bersih 16.139.451 19.223.535 23.070.203 28.223.357 Loans – Netto Kolektibilitas kredit yang diberikan yang dikategorikan sebagai Non Performing Loan NPL, adalah kredit yang diberikan dengan kategori kurang lancar, diragukan dan macet sebagaimana yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia pada tahun 2001 menetapkan batas maksimum NPL - Netto untuk bank-bank di Indonesia adalah 5,0. Adapun NPL bank bjb pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: Uraian 31 Desember December 31 Description 2008 2009 2010 2011 NPL - Gross 115.569 369.701 439.540 350.683 NPL - Gross Rasio NPL - Gross 0,73 1,96 1,86 1,21 Rasio NPL - Gross NPL - Netto 15.312 145.683 68.642 117.935 NPL - Netto Rasio NPL - Netto 0,10 0,77 0,29 0,41 Rasio NPL - Netto Jumlah kredit yang diberikan – Gross 15.835.537 19.631.968 23.669.719 28.764.701 Jumlah kredit yang diberikan – Gross Catatan: Perhitungan rasio NPL untuk 31 Desember 2009, 2008 mengacu pada SE BI Nomor 710DPNP tanggal 31 Maret 2005 yang mana kredit kepada bank lain bukan merupakan komponen rasio NPL untuk 31 Desember Collectibility bank bjb collectability level in 2011 after a change in loan impairment evaluation process conducted in compliance with SFAS 55 revised 2006 with the assessment done by an individual loan impairment, December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 can be seen in the table follows: The collectibility of loans are classified as Non Performing Loan NPL, is a category of loans with substandard, doubtful and loss as determined by Bank Indonesia. Bank Indonesia in 2001 set a maximum limit NPL - Net to the banks in Indonesia is 5.0. As for the NPL bank bjb on December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 are as follows: Notes: NPL ratio was calculated for December 31, 2009, 2008 refer to the SE BI Number 710DPNP March 31, 2005 in which loans to other banks is not a component of the NPL ratio for December 31, 2011, 2010 NPL ratio Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 170 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 2011, 2010 perhitungan rasio NPL mengacu pada SE BI Nomor 1211DPNP tanggal 31 Maret 2010 yang mana kredit kepada bank lain merupakan komponen pada perhitungan rasio NPL. Rasio-rasio Keuangan Berikut tabel yang menunjukkan rasio keuangan bank bjb pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 menurut ketentuan Bank Indonesia: Uraian Description 2008 2009 2010 2011 Description CAR 14,97 20,94 22,85 18,36 CAR ROA 3,31 3,24 3,15 2,65 ROA ROE 24,98 28,09 24,95 21,00 ROE NIM 8,45 7.63 7,32 6,89 NIM NPL GROSS 0,78 1,97 1,86 1,21 NPL GROSS NPL NET 0,11 0,76 0,29 0,41 NPL NET BOPO 75,41 77.30 76,60 80,02 BOPO LDR 89,44 82,47 71,14 72,95 LDR ASET PRODUKTIF BERMASALAH TERHADAP TOTAL ASET PRODUKTIF 0,56 1,25 1.11 0,73 PRODUCTIVE NON-PERFORMING ASSETS TO TOTAL EARNING ASSETS ASET TETAP TERHADAP MODAL 32,78 30,81 20,45 23,22 FIXED ASSETS TO CAPITAL Rasio Kecukupan Modal CAR Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.321PBI2001 tanggal 13 Desember 2001 ditetapkan bahwa bank wajib menyediakan modal minimum atau CAR sebesar 8,00 dan bank bjb berhasil mencapai rasio CAR melebihi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Non Performing Loan NPL NPL adalah kredit yang diberikan dan pembiayaan syariah dengan kategori Kurang Lancar, Diragukan dan Macet seperti yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia pada tahun 2001 menetapkan batas maksimum NPL Netto untuk bank-bank di Indonesia adalah 5,00. Rasio Rentabilitas Rasio imbal hasil aset ROA pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebesar 2,65, 3,15, 3,24 dan 3,31. Peningkatan ini disebabkan karena adanya peningkatan pendapatan bersih Perseroan yang mengalami pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan peningkatan aset. calculations based on Bank Indonesia Circular No. 12 11DPNP dated March 31, 2010 in which loans to other banks is a component in the calculation of the NPL ratio. Financial Ratio The following table shows the financial ratios bjb bank on December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 under the terms of Bank Indonesia: Capital Adequacy Ratio CAR Bank Indonesia’s decree No.321PBI2001 December 13 2001, stipulated that the bank must provide a minimum capital or CAR of 8.00, bank bjb CAR is managed to reach beyond the provisions set by Bank Indonesia. Non Performing Loan NPL Ratio NPLs are loans and Sharia financing that are by category, substandard, doubtful and considered as losses as determined by Bank Indonesia. In 2001, Bank Indonesia s a maximum limit of NPLs net for banks operating in Indonesia at 5.00. Profitability Ratios The ratio of return on assets ROA of the bank on December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 amounted to 2.65, 3.15, 3.24 and 3.31 respectively. The increase is due to an increase in net income of the Company that experienced greater growth than to the increase in assets. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 171 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW Rasio imbal hasil ekuitas ROE pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 adalah sebesar 21,00, 24,95, 28,09 dan 24,98. Rasio Net Interest Margin NIM Rasio Net Interest Margin NIM termasuk anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebesar 6,89, 7,32, 7,63, dan 8,45. Penurunan NIM pada tahun 2011 disebabkan oleh peningkatan rata-rata aktiva produktif lebih tinggi dari peningkatan pendapatan bunga bersih. Penurunan NIM pada tahun 2010 terutama disebabkan oleh peningkatan rata-rata aktiva produktif yang lebih tinggi dari peningkatan bunga bersih. Rasio฀BOPO Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO termasuk anak perusahaan adalah rasio untuk mengukur tingkat efisiensi yang dicapai. BOPO per 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 berturut-turut adalah sebesar 80,02, 76,60, 77,30 dan 75,41. Rasio BOPO Perusahaan terus dijaga dalam batas yang sehat. Rasio Pinjaman Terhadap Dana Yang Dihimpun LDR Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang dihimpun LDR termasuk anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 adalah sebesar 72,95, 71,14, 82,47 dan 89,44. Rasio LDR yang meningkat dari tahun 2010 ke tahun 2011 menunjukkan besarnya upaya bank bjb dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga perantara keuangan sedangkan pada tahun 2008 hingga 2010 rasio LDR mengecil dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh pertumbuhan DPK lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Kredit. bank bjb telah memelihara LDR nya pada kondisi sehat sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sehingga perusahaan dalam kondisi yang efektif dan efisien dalam menjalankan kegiatan usahanya. The ratio of return on equity ROE as at December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 amounted to 21,00, 24.95, 28.09 and 24.98. Ratio of Net Interest Margin NIM Ratio of Net Interest Margin NIM, including subsidiary on December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 amounted to 6.89, 7.32, 7.63 and 8.45 respectively. NIM declined in 2011 is due to the increase in average earning of assets that was higher than the increase in net interest income. NIM declined in 2010 mainly due to the increase in average earning assets that was higher than the increase in net interest. Operating฀Expenses฀to฀Operating฀Income฀ BOPO฀Ratio Ratio of Operating Expenses to Operating Income BOPO including its subsidiaries is a ratio to measure the level of efficiency achieved. BOPO as of December 31, 2011, 2010, 2009 and 2008 amounted to 80.02, 76.60, 77.30 and 75.41 respectively. Operating Expenses to Operating Income BOPO ratio of the company continues to be maintained at a healthy level. Loan to Deposit Ratio LDR The ratio of Loan to Deposit LDR of the bank, including its subsidiaries, on December 31, 2011, 2010, 2009 and 2011 amounted to 72.95, 71.14, 82.47 and 89.44 respectively. The LDR ratio increase from 2010 to 2011 shows the commitment of bank bjb to carry out its functions as a financial intermediary, while in 2008 until 20 10 the ratio of LDR decreases from year to year caused by the growth of deposits is higher than the growth of loan. bank bjb maintain its LDR in a healthy level in accordance to Bank Indonesia so the company can be running its business in an effective and efficient condition. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 172 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Tingkat Kolektibilitas Piutang Rasio NPL Gross bank bjb pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar 1,21 sedangkan rasio NPL Netto bank bjb pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar 0,41. Perbaikan Rasio NPL Gross pada periode 31 Desember 2011 dibandingkan Rasio 31 Desember 2010 sebesar 1,86 dikarenakan adanya perbaikan kolektibilitas dari debitur yang non performing sebelumnya. Ikatan Material Untuk Investasi Data penempatan dana pada bank lain dalam bentuk surat berharga obligasi bank investasi per tanggal 31 Desember 2011: Surat Berharga Obligasi Tanggal Date Valuta Nominal Penempatan Nominal Placement Rate P.A Rate Securities Bond Terbit Jatuh Tempo Due Date BANK DANAMON I B 2007 19-Apr-07 19-Apr-12 IDR 25.000.000.000.00 10.600 BANK DANAMON I B 2007 BANK PANIN II B 2007 19-Jun-07 19-Jun-12 IDR 25.000.000.000.00 10.750 BANK PANIN II B 2007 BANK LAMPUNG II 2007 9-Nov-07 9-Nov-12 IDR 5.000.000.000.00 11.850 BANK LAMPUNG II 2007 BANK DKI V 2008 4-Mar-08 4-Mar-13 IDR 20.000.000.000.00 11.250 BANK DKI V 2008 BANK SULUT IV 2010 9-Apr-10 9-Apr-15 IDR 2.500.000.000.00 12.000 BANK SULUT IV 2010 BANK SULUT IV 2010 9-Apr-10 9-Apr-15 IDR 2.500.000.000.00 12.000 BANK SULUT IV 2010 BANK DANAMON II A 2010 9-Dec-10 9-Dec-13 IDR 25.000.000.000.00 8.750 BANK DANAMON II A 2010 BANK NAGARI VI 2010 13-Jan-11 13-Jan-16 IDR 20.000.000.000.00 9.875 BANK NAGARI VI 2010 BANK SULSEL I 2011 12-May-11 12-May-14 IDR 5.000.000.000.00 9.500 BANK SULSEL I 2011 BANK SULSEL I 2011 12-May-11 12-May-14 IDR 5.000.000.000.00 9.500 BANK SULSEL I 2011 BANK DKI VI 2011 17-Jun-11 17-Jun-14 IDR 24.000.000.000.00 9.250 BANK DKI VI 2011 BANK SUMUT III 2011 5-Jul-11 5-Jul-16 IDR 15.000.000.000.00 10.125 BANK SUMUT III 2011 BANK NTT I 2011 SERI B 8-Jul-11 8-Jul-14 IDR 15.000.000.000.00 9.900 BANK NTT I 2011 SERI B BANK RIAU 1 2011 8-Jul-11 8-Jul-16 IDR 12.000.000.000.00 10.400 BANK RIAU 1 2011 CIMB NIAGA 23-Dec-11 23-Dec-14 IDR 25.000.000.000.00 7.375 CIMB NIAGA MTN 1 BANDA ACEH 2011 29-Dec-11 1-Jan-13 IDR 50.000.000.000.00 9.200 MTN 1 BANDA ACEH 2011 Total Obligasi Bank 276.000.000.000.00 Total Bond The Collectability of Accounts Receivable NPL Ratio Gross of bank bjb including subsidiaries at December 31, 2011 amounted to 1.21 while the NPL ratio net of bank bjb on 31 December 2011 amounted to 0.41. NPL Ratio Improved in the period of December 31, 2011 compared to December 31, 2010 The ratio of 1.86 due to the improvement of the collectability of the earlier non-performing debtors. Commitment of Materials For Investment Placement at the others bank’s bonds as per December, 31 2011: Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 173 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW Penempatan dana pada bank lain dalam bentuk surat berharga obligasi non bank investasi per tanggal 31 Desember 2011: Surat Berharga Obligasi Tanggal Date Valuta Nominal Penempatan Nominal Placement Rate P.A Rate Securities Bond Terbit Jatuh Tempo Due Date PPGD XII SERI A 2007 4-Sep-07 4-Sep-17 IDR 2.000.000.000.00 10.025 DANAREKSA II 2007 DANAREKSA II 2007 25-Sep-07 25-Sep-12 IDR 25.000.000.000.00 10.875 PPGD XII SERI A 2007 MTN PEGADAIAN I 27-Sep-11 7-Nov-12 IDR 75.000.000.000.00 8.000 MTN PEGADAIAN I ANTAM SERIA 14-Dec-11 14-Dec-18 IDR 5.000.000.000.00 8.375 ANTAM SERIA ANTAM SERIA 14-Dec-11 14-Dec-18 IDR 10.000.000.000.00 8.375 ANTAM SERIA EXIM BANK SERI A 20-Dec-11 20-Dec-14 IDR 25.000.000.000.00 7.000 EXIM BANK SERI A EXIM BANK SERI A 20-Dec-11 20-Dec-14 IDR 25.000.000.000.00 7.000 EXIM BANK SERI A Total Obligasi Non Bank 167.000.000.000.00 Total Bond Non Bank Sumber dana yang digunakan dalam penempatan dana pada bank lain Dana yang digunakan untuk penempatan dalam bentuk surat berhargaobligasi, berasal dari ekses likuiditas yang dikelola oleh Divisi Treasury. Penempatan dana dalam bentuk surat berhargaobligasi, bertujuan untuk memperoleh optimalisasi return. Pengeluaran Investasi Lainnya Tabel di bawah menyajikan rincian pengeluaran investasi lainnya per 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008. Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Description Tanah 54.373 58.277 6.0936 6.0935 67.038 67.199 Land Bangunan 23.7871 332.203 352.515 376.809 406.058 435.680 Building Perlengkapan 22.0136 25.1566 327.108 380.727 414.475 491.428 Equipment Kendaraan 22.975 23.421 23.565 24.651 27.964 30.290 Vehicle Aset dalam Penyelesaian 60.476 1.971 10.716 36.647 56.386 38.074 Asset in Progress Jumlah 595.831 667.438 774.840 879.769 972.201 1.062.671 Total Source of funds used in the placement to other banks that are used for placement of funds in the form of securities bonds, derived from the excess liquidity which is managed by the Treasury Division. Placement of funds in the form of securities bonds, aiming to obtain the optimization of the return. Other฀Investment฀Expenses The table below provides details of other investment expenditure of December 31, 2007, 2008, 2009 and 2010. Placement at non bank bonds as per December, 31 2011: Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 174 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Informasi dan Fakta Material Yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan Sejak 31 Desember 2011 hingga Laporan Tahunan ini diterbitkan tidak terdapat kejadian material penting yang berdampak pada kinerja perusahaan dan menyebabkan risiko usaha di masa yang akan datang. Adapun Rencana Bisnis bank bjb pada tahun 2011 adalah salah satunya yaitu penyertaan modal kepada BPR yang berada di wilayah Jawa Barat dan Banten yang bertujuan untuk perluasan bisnis bank bjb kredit kepada masyarakat terutama di wilayah yang belum terdapat bank bjb dan Pengembangan Jaringan Kantor baik di dalam maupun di luar Pulau Jawa yang bertujuan untuk meningkatkan market share bank bjb dan memperluas jangkauan pelayanan. Informasi Transaksi Material yang Mengandung Benturan Kepentingan dan Transaksi Dengan Pihak Afiliasi Dalam menjalankan kegiatan usahanya, bank bjb mempunyai transaksi-transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang meliputi pemberian kredit, penyertaan, serta penerimaan giro, tabungan dan deposito berjangka. Transaksi-transaksi tersebut di atas dilaksanakan dengan syarat dan kondisi serta jangka waktu yang sama seperti kepada pihak ketiga, kecuali transaksi pemberian jasa giro kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu terdapat perbedaan 1,0 lebih tinggi dari yang diberikan kepada pihak ketiga. Pemerintah Jawa Barat dan Banten giro kasda merupakan nasabah perusahaan yang memberikan kontribusi yang besar baik dari sisi dana, kredit maupun ekuitas. Selain memiliki portofolio dana yang cukup besar di bank bjb, memberikan kontribusi terhadap perkembangan kredit konsumtif yang besar, dimana para pegawainya dapat mengambil kredit dengan jaminan gaji yang telah dikelola oleh bank bjb, Pemerintah Provinsi Jawa Barat merupakan Pemegang Saham Pengendali bank bjb yang selama ini memberikan komitmen yang sangat tinggi terhadap perkembangan bank bjb. Dengan adanya kontribusi yang begitu besar terhadap bank bjb, maka pemberian jasa giro tersebut telah seimbang dibandingkan dengan pihak ketiga. Information and Material Facts that happened After the Reporting Date of Accountants From December 31, 2011 until the published date of the Annual Report, there are no significant material events that impact on corporate performance and lead to business risks in the future. One of the Business Plan of bank bjb in 2011 is a capital investment to BPR in West Java and Banten, which aims to expand business of bank bjb loan to the community, especially in areas that do not have any of bank bjb branches and Development Offices of both inside and outside Java that aims to increase market share and expand the scope of banks bjb service. Information of Material Transaction that has a Conflict of Interest and Transactions with Affiliated Parties In conducting its business, the bank bjb has transactions with affiliates, including lending, investments, and acceptance of demand deposits, savings and time deposits. Such transactions above implemented with the terms and conditions and the same timeframe as to third parties, except for transaction fees for current accounts to the Government of West Java province is the difference 1.0 higher than that given to any third party. Government of West Java and Banten Giro Kasda is a company that gives customers a great contribution both in terms of funds, loan and equity. In addition to large portfolio of funds in bank bjb, contributed to the development of a large consumer loan, where its employees can take loan with the guarantee of salaries that have been managed by the bank bjb, West Java Provincial Government is the Controlling Shareholder of bank bjb which has been extending a very high commitment to the development of the bank bjb. Given such a large contribution to the bank bjb, then the fees for current accounts had been balanced compared to the third party. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 175 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya adalah: Pemberian kredit kepada karyawan dengan tingkat bunga yang kecil dibandingkan tingkat bunga yang dikenakan pada debitur lain, Tingkat suku bunga pada tahun 2010 dan 2011, rata-rata sebesar 6,50 annuitas bulanan dengan jangka waktu berkisar antara 3 sampai dengan 20 tahun. Kredit ini dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan. Keterangan 31 Desember December 31 Description 2010 2011 Kredit yang diberikan dan pembiayaan syariah Loans and sharia financing Karyawan kunci 1.366 3.297 Key employees Badan Usaha Milik Daerah 8.443 4.652 Regional owned company Badan-badan dan lembaga-lembaga pemerintah 7.452 83.198 Government institution Bank Perkreditan Rakyat 37.896 46.503 Rural bank BUMN atau pemerintah campuran 429.762 300.371 State owned company and government Pemerintah Daerah Tingkat II 75.405 38.981 Regional government level II Giro pada bank lain Current accounts with other banks Bank Pembangunan Daerah 335 812 Regional development bank Bank Umum 46.977 16.696 Bank Penempatan pada bank lain Placements with other banks Bank Pembangunan Daerah 980.050 455.000 Regional development bank Bank Umum 508 377.000 Bank Surat berharga Marketable securities Pemerintah Pusat 14.854 19.854 Central government BUMN - 15.000 State owned company Bank Pembangunan Daerah 30.000 176.058 Regional development bank Penyertaan saham Investments BPR dan PD-LPK 15.214 15.214 BPR and PD-LPK Simpanan nasabah, simpanan nasabah syariah, dan dana syirkah temporer Deposits from customers, deposits from customers - sharia, and temporary syirkah fund Giro Current accounts Pemerintah Pusat 53.526 42.226 Central government Pemerintah Daerah Tingkat I 1.079.652 3.038.212 Regional government level I Pemerintah Daerah Tingkat II 3.611.328 4.451.553 Regional government level II Badan-badan dan lembaga-lembaga pemerintah 79.040 139.504 Government institution BUMN atau pemerintah campuran 168.557 141.286 State owned company and government Badan Usaha Milik Daerah 98.968 69.946 Regional owned company Tabungan Savings Karyawan kunci 8.395 9.044 Key employees Pemerintah Pusat 953 1.456 Central government Pemerintah Daerah Tingkat I 962 3.066 Regional government level I Pemerintah Daerah Tingkat II 56.566 27.884 Regional government level II Badan-badan dan lembaga-lembaga pemerintah 12.119 28.520 Government institution BUMN atau pemerintah campuran 2.219 4.364 State owned company and government Badan Usaha Milik Daerah 7.560 10.033 Regional owned company Deposito berjangka Time deposits Karyawan kunci 10.600 7.214 Key employees Pemerintah Pusat 585.331 638.344 Central government Pemerintah Daerah Tingkat I 1.904.350 359.280 Regional government level I Pemerintah Daerah Tingkat II 676.196 1.225.405 Regional government level II Badan-badan dan lembaga-lembaga pemerintah 58.328 189.054 Government institution BUMN atau pemerintah campuran 4.059.896 4.145.236 State owned company and government Badan Usaha Milik Daerah 115.969 91.061 Regional owned company Transactions with related parties which include: loan to the employees of small interest rate than the interest rates charged on other debtors, interest rates on average per year in 2010 and 2011 are 6.50 monthly annuity for a period ranging from 3 to 20 years. These loans are paid back through monthly payroll deductions. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 176 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Keterangan 31 Desember December 31 Description 2010 2011 Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Giro Current accounts Bank Pembangunan Daerah 1.966 15.283 Regional development bank Bank Umum 9 13 Bank BPR 19.898 12.510 Rural bank Tabungan Savings BPR 63.616 76.803 Rural bank Deposito Deposits Bank Pembangunan Daerah - 500 Regional development bank BPR - 50.590 Rural bank Call Money Call Money Bank Pembangunan Daerah 1.897.000 3.056.000 Regional development bank Bank Umum 50.000 454.405 Bank Pinjaman yang diterima Borrowings Pemerintah Pusat 12.420 8.894 Central government Pemerintah Daerah Tingkat I - 165.000 Regional government level I Bank Umum 165 104 Bank Kebijakan Akuntansi Perusahaan dan Penerapan฀PSAK฀50฀฀55 Aset keuangan dan liabilitas keuangan Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, surat-surat berharga, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, penyertaan saham, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi dan aset lain-lain. Liabilitas keuangan Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas akseptasi, efek hutang yang diterbitkan, pinjaman yang diterima, dan liabilitas lain-lain. Bank menerapkan PSAK No. 55 Revisi 2006, ”Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 Revisi 2006, ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, yang menggantikan PSAK No. 55 Revisi 1999, ”Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” dan PSAK No. 50, ”Akuntansi Investasi Efek Tertentu”. Dampak penyesuaian transisi atas penerapan awal PSAK No. 50 Revisi 2006 dan PSAK No. 55 Revisi 2006 dijelaskan: Company Accounting Policies dan Penerapan฀PSAK฀50฀฀55 Financial assets and liabilities The Bank’s financial assets consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, mar- ketable securities, marketable securities purchased under agreements to resell, investments in shares, loans, accept- ances receivable and other assets. The Bank’s financial liabilities consist of obligations due im- mediately, deposits from customers, deposits from other banks, acceptances payable, debt securities issued, bor- rowings and other liabilities. The Bank adopted PSAK No. 55 Revised 2006, “Financial Instruments: Recognition and Measurement” and PSAK No. 50 Revised 2006, “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” with effect from January 1, 2010, which replaced PSAK No. 55 Revised 1999, “Accounting for Derivatives and Hedging Activities” and PSAK No. 50, “Accounting for Investments in Certain Debt and Equity Securities”, respectively. The effect of the transition adjustments on the initial adoption of PSAK No. 50 Revised 2006 and PSAK No. 55 Revised 2006 is discussed in: Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 177 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW Klasifikasi Sejak tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasi aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: •฀ Aset฀ keuangan฀ yang฀ diukur฀ pada฀ nilai฀ wajar฀ melalui฀ laporan laba rugi komprehensif, yang memiliki 2 dua sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasi dalam kelompok yang diperdagangkan; •฀ Kredit฀yang฀diberikan฀dan฀piutang; •฀ Investasi฀dalam฀kelompok฀dimiliki฀hingga฀jatuh฀tempo; •฀ Aset฀ keuangan฀ yang฀ diklasiikasikan฀ dalam฀ kelompok฀ tersedia untuk dijual. Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: •฀ Diukur฀ pada฀ nilai฀ wajar฀ melalui฀ laporan฀ laba฀ rugi฀ komprehensif, yang memiliki 2 sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; •฀ Liabilitas฀ keuangan฀ yang฀ dicatat฀ berdasarkan฀ biaya฀ perolehan diamortisasi. Kategori untuk diperdagangkan adalah aset dan liabilitas keuangan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking. Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak dikelompokkan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya. Pada tanggal 31 Desember 2011, Bank dan entitas anak tidak memiliki aset keuangan tersedia untuk dijual. Di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Classification Starting January 1, 2010, the Bank classified its financial assets in the following categories on initial recognition: •฀ Financial฀assets฀held฀at฀fair฀value฀through฀proit฀or฀loss,฀ which have 2 two sub-classifications, i.e. financial as- sets designated as such upon initial recognition and financial assets classified as held-for-trading; •฀ Loans฀and฀receivables; •฀ Held-to-maturity฀investments; •฀ Available-for-sale฀inancial฀assets. Financial liabilities are classified into the following catego- ries on initial recognition: •฀ Fair฀value฀held฀at฀fair฀value฀through฀proit฀or฀loss,฀which฀ has 2 sub-classifications, i.e. those designated as such upon initial recognition and those classified as held for trading; •฀ Financial฀liabilities฀measured฀at฀amortized฀cost. Held-for-trading are those financial assets and liabilities that the Bank acquires or incurs principally for the purpose of selling or repurchasing in the near term, or holds as part of a portfolio that is managed together for short-term profit or position taking The available-for-sale category consists of non-derivative financial assets that are designated as available-for-sale or are not classified in one of the other categories of financial assets. As of December 31, 2011, the Bank and its subsidi- ary do not have available-for-sale financial assets. Held-to-maturity category consists of non-derivative finan- cial assets with fixed or determinable payments and fixed maturity which the Bank has the positive intent and ability to hold until maturity. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 178 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Bank tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Pengakuan awal a. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku di pasar pembelian secara reguler diakui pada tanggal penyelesaian, seperti tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. b. Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau liabilitas keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya. Pengukuran setelah pengakuan awal a. Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif diukur pada nilai wajarnya. b. Kredit yang diberikan dan piutang serta investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penghentian pengakuan a. Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika: - Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau - Bank mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market and that the Bank does not intend to sell immediately or in the near term. Management determines the classification of its financial assets and liabilities at initial recognition. Initial recognition a. Purchases or sales of financial assets that require deliv- ery of assets within a time frame established by regu- lation or convention in the market place regular way purchases are recognized on the settlement date, i.e., the date that the companies commit to purchase or sell the assets. b. Financial assets and liabilities are initially recognised at fair value plus, for those financial assets not at fair value through profit and loss, directly attributable transaction costs. The subsequent measurement of financial assets and liabilities depends on their classification. Subsequent measurement a. Available-for-sale financial assets and financial assets and liabilities measured at fair value through profit or loss are subsequently carried at fair value. b. Loans and receivables and held-to-maturity investments and financial liabilities measured at amortized cost us- ing the effective interest method. Derecognition a. Financial assets are derecognized when: - The rights to receive cash flows from the financial assets have expired; or - The Bank has transferred its rights to receive cash flows from the financial assets or has assumed an obligation to pay the received cash flows in full Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 179 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga di bawah kesepakatan pelepasan pass through arrangement; dan - a Bank telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau b Bank tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset. Ketika Bank telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau di bawah kesepakatan pelepasan pass through arrangement, dan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset dan masih memiliki pengendalian atas aset, aset diakui sebesar keterlibatan Bank yang berkelanjutan atas aset tersebut. b. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama pada keadaan yang secara substansial berbeda, atau berdasarkan suatu liabilitas yang ada yang secara substansial telah diubah, seperti pertukaran atau modifikasi yang diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan perbedaan nilai tercatat masing-masing diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Bank menghapusbukukan kredit atau aset produktif lainnya ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian kredit dalam waktu dekat atau hubungan normal antara Bank dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kemudian atas kredit yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode berjalan dikreditkan ke dalam akun penyisihan kerugian penurunan nilai atas kredit yang diberikan di laporan posisi keuangan, sedangkan jika setelah tanggal laporan posisi keuangan dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya. without material delay to a third party under a ‘pass through arrangement’; and - Either a the Bank has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or b the Bank has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has trans- ferred control of the asset. When the Bank has transferred its rights to receive cash flows from an asset or has entered into a pass through arrangement, and has neither transferred nor retained substantially all risks and rewards of the asset nor transferred control of the asset, the asset is recognized to the extent of the Bank’s continuing involvement in the asset. b. Financial liabilities are derecognized when they are extinguished, i.e. liabilities stated in the contract are released or cancelled or have expired. Where an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognised in profit or loss. The Bank writes off loans or other earning assets when there is no realistic prospect of collection in the near future or the Bank’s normal relationship with the borrowers has ceased to exist. When a loan is deemed uncollectible, it is written off against the related allowance for impairment losses. Subsequent recoveries from loans previously written off, if in the current period are credited to the allowance for impairment losses on loans in the statements of financial position, but if after balance sheet date, are credited to other operating income. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 180 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Pengakuan pendapatan dan beban a. Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasi dengan menggunakan suku bunga efektif. b. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari item moneter, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai. Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau dilakukan penurunan nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasi. Reklasifikasi aset keuangan Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam periode berjalan atau dalam kurun waktu 2 dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut: a. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana Income and expense recognition a. For available-for-sale securities and financial assets and liabilities held at amortized cost, interest income and interest expense is recognised in the consolidated statement of income using the effective interest rate method. b. Gains and losses arising from changes in the fair value of the financial assets and liabilities measured at fair value through profit or loss are included in the consoli- dated statement of income. Gains and losses arising from changes in the fair value of available-for-sale financial assets other than foreign exchange gains and losses from monetary items are recognised directly in equity, until the financial asset is derecognised or impaired. At the time the financial asset is derecognised or impaired, the cumulative gain or loss previously recognised in equity is recognised in consolidated statements of comprehensive income. Reclassification of financial assets The Bank shall not reclassify a financial instrument into or out of the fair value through profit or loss category while it is held or issued. The Bank can not classify financial assets as held to maturity investments, if in the current period or in the 2 two preceding years, held-to-maturity investments have been sold or reclassified in more than an insignificant amount before due date more than an insignificant amount if compared to the amount of held-to-maturity investment, unless that sale or reclassification is: a. conducted when the financial assets are close to matu- rity date or repurchase date where the change of inter- Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 181 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ FINANCIAL REVIEW perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; b. terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisi- pasi secara wajar oleh Bank. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk di- jual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut di- hentikan pengakuannya. Saling hapus Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. Pengukuran biaya diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan nilai. Pengukuran nilai wajar Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat diselesaikan, diantara para pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar pada tanggal pengukuran, termasuk didalamnya adalah nilai pasar dari est rate will not affect significantly its financial assets’ fair value; b. made after the Bank has obtained substantially all the principal amount of financial assets in accordance with the payment schedule or the Bank has obtained early payment; or c. related to specific events that occurred out of control of the Bank, non-recurring, and cannot be reasonably anticipated fairly by the Bank. Reclassification of financial assets from held-to-maturi- ty to available-for-sale category is recorded at fair value. Unrealized gains or losses are reported in equity up to derecognition of such financial assets. Offsetting Financial assets and liabilities are set off and the net amount is presented in the balance sheet when, and only when, the Bank has a legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or to realize the asset and settle the liability simultaneously. Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by the accounting standards. Amortized cost measurement The amortized cost of a financial asset or liability is the amount at which the financial asset or liability is measured at initial recognition, minus principal repayments, plus or minus the cumulative amortization using the effective in- terest rate method of any difference between the initial amount recognised and the maturity amount, minus any reduction for impairment. Fair value measurement Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date, including the market value from the Interdealer Market Association IDMA or the given price Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 182 TINJAUAN KEUANGAN Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 182 Interdealer Market Association IDMA atau harga yang diberikan oleh broker quoted price dari Bloomberg dan Reuters pada tanggal pengukuran. Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dari bursa, pedagang efek dealer, perantara efek broker, kelompok industri, badan pengawas pricing service or regulating agency dan merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar. Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, Bank menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial serupa dan analisis arus kas yang didiskonto. Sejak tanggal 1 Januari 2010, kuotasi harga pasar yang sesuai bagi aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan biasanya sama dengan harga penawaran yang berlaku, sementara untuk aset yang akan diperoleh atau liabilitas yang dimiliki adalah harga permintaannya. Jika Bank memiliki aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka atau neto net open position, dimana yang lebih sesuai. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, aset dan liabilitas keuangan maupun long dan short position diukur pada nilai tengah dari harga pasar mid price. PSAK No. 50 Revisi 2006, “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 Revisi 2006, “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010 dan diterapkan secara prospektif. by brokers quoted price from Bloomberg and Reuters on the measurement date. When available, the Bank measures the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily available from the stock exchange, dealer, broker, industry group, pricing service or regulating agency and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis. If a market for a financial instrument is not active, the Bank determines the fair value using a valuation technique. Valuation techniques include using the recent arm’s length transactions between knowledgeable, willing parties if available, reference to the current fair value of other instruments that are substantially the same and discounted cash flow analysis. Starting January 1, 2010, the appropriate quoted market price for an asset held or liability to be issued is usually the current bid price and, for an asset to be acquired or liability held, the current offer or asking price. When the Bank has asset and liability with off-setting market risk, the Bank can use middle-market prices to measure the fair value off- setting risk positions and apply bid or ask price to the net open positions as appropriate. Prior to January 1, 2010, financial assets and liabilities as well as long and short positions were measured at mid price. PSAK No. 50 Revised 2006, “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” and PSAK No. 55 Revised 2006, “Financial Instruments: Recognition and Measurement” became effective for financial statements beginning on or after January 1, 2010 and should be applied prospectively. 183 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 183 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ The Transitional Provisions on the Initial Adoption of PSAK No. 50 Revised 2006 and PSAK No. 55 Revised 2006 in accordance with Technical Bulletin No. 4 that was issued by the Indonesian Institute of Accountants, provide additional guidance as follows: 1. Effective Interest Rate Calculation Effective interest rate calculation for financial instruments measured at amortized acquisition cost that were previously acquired and still have balances on January 1, 2010 is determined based on the future cash flows that will be received since the initial application of PSAK No. 55 Revised 2006 up to the maturity date of such financial instruments. 2. Derecognition Derecognized financial instruments before January 1, 2010 are not re-evaluated based on the derecognition provision in PSAK No. 55 Revised 2006. 3. Compound Financial Instruments Compound financial instruments that existed on January 1, 2010, should be separated between liability and equity component based on paragraph 11 of PSAK No. 55 Revised 2006. Such separation is determined based on the nature, conditions, requirements, and other matters on such financial instrument as of January 1, 2010. 4. Classification of Financial Instruments as Liability or Equity On January 1, 2010, the Bank has classified financial instruments as liability or equity in accordance with paragraph 11 of PSAK No. 50 Revised 2006. 5. Impairment of Financial Instruments On January 1, 2010, the Bank has determined the impairment of financial instruments based on the current conditions. The difference between the current impairment and the impairment based on the previous generally accepted accounting principles is recognized directly in the beginning balance of retained earnings at January 1, 2010. Ketentuan Transisi atas Penerapan Awal PSAK No. 50 Revisi 2006 dan PSAK No. 55 Revisi 2006 dilaksanakan sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Indonesia, memberikan tambahan pedoman di bawah ini: 1. Perhitungan Suku Bunga Efektif Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK No. 55 Revisi 2006 sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut. 2. Penghentian Pengakuan Instrumen keuangan yang sudah dihentikan pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak dievaluasi kembali berdasarkan ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK No. 55 Revisi 2006. 3. Instrumen Keuangan Majemuk Instrumen keuangan majemuk yang ada pada tanggal 1 Januari 2010 harus dipisahkan antara komponen liabilitas dan komponen ekuitas berdasarkan paragraf 11 PSAK No. 50 Revisi 2006. Pemisahan tersebut ditentukan berdasarkan sifat, kondisi, persyaratan, dan hal lainnya dari instrumen keuangan tersebut pada tanggal 1 Januari 2010. 4. Klasifikasi Instrumen Keuangan sebagai Liabilitas atau Ekuitas Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas sesuai dengan paragraf 11 PSAK No. 50 Revisi 2006. 5. Penurunan Nilai Instrumen Keuangan Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 184 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Pengelolaan Risiko Pembentukan Satuan Kerja Manajemen Risiko didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia khususnya mengenai penerapan Basel II Accord serta kebutuhan pengelolaan risiko secara lebih baik, maka setiap aktivitas operasional bank bjb didasarkan atas pertimbangan asas risiko. Selain pembentukan Komite Manajemen Risiko yang berfungsi memberikan persetujuan, peninjauan secara berkala dan perbaikan yang berkelanjutan atas kerangka manajemen risiko yang dikembangkan, bank telah menerapkan GCG dalam mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dengan membentuk komite manajemen risiko serta mewajibkan sertifikasi manajemen risiko bagi seluruh pejabat dari level analis ke atas sebagai upaya penerapan Basel II dari aspek SDM. Risk Management Risk Management Unit was established pursuant to Bank Indonesia regulations, particularly the act regarding the implementation of Basel II Accord, and in line with the Bank’s need for better risk management. Each of bank bjb’s operational activities has to be based on the risk measurement principle. Besides Risk Management Committee which serves to give approvals, periodic reviews and continuous improvements on the pre-established risk management framework, the Bank has also included GCG implementation to support BOC’s effective performances by establishing Risk Monitoring Committee, and has also required all officials from analysts level and above to obtain necessary certifications as an effort to implement Basel II, particularly concerning the aspect of HR. MANAJEMEN RISIKO Risk Management To facilitate its duties, especially those related to risk management and lending activities, bank bjb’s Board of Directors is assisted by Risk Management Committee and Credit Policy Committee. DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN TUGASNYA, TERUTAMA YANG TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN RISIKO DAN KEGIATAN PENYALURAN KREDIT, DIREKSI bank bjb DIBANTU OLEH KOMITE MANAJEMEN RISIKO DAN KOMITE KEBIJAKAN KREDIT. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 185 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Penerapan Sistem Manajemen Risiko bank bjb berdasarkan empat cakupan: a Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi sebagai bagian dari peran pengawasan manajemen. b Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit sebagai pedoman penerapan manajemen risiko. c Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen. d Sistem pengendalian internal yang menyeluruh. Untuk meningkatkan sustainability bank dalam menghadapi gejolak ekonomi, serta ancaman-ancaman eksternal lainnya, bank berupaya memperkuat proses manajemen risiko di setiap kegiatan usaha. Bank melakukan penyempurnaan atas kebijakan, infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia terkait dengan pengelolaan risiko, mengacu pada ketentuan Bank Indonesia, Basel II dan international best practices. Selain itu bank melakukan gap data analysis untuk persiapan penerapan Basel II, yang diikuti dengan action plan berupa persiapan data, sistem simulasi untuk perhitungan capital charge, serta perbaikan sistem penyusunan profil risiko agar menjadi lebih sistematis dan akurat. Semua inisiatif ini dilakukan untuk mempersiapkan bank agar dapat mengetahui risiko yang dihadapi, melakukan upaya pencegahan dan mitigasi, mencadangkan modal sehingga membantu bank dalam merencanakan arah pertumbuhan bisnis di masa depan. Seiring dengan didirikannya bank bjb Syariah sebagai perusahaan anak bank bjb, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 86PBI2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 827DPNP tanggal 27 November 2006, bank melaksanakan manajemen risiko konsolidasi dengan perusahaan anak dalam rangka pengelolaan eksposur risiko bank secara komprehensif. a. Organisasi Manajemen Risiko Sesuai dengan struktur organisasi bank bjb, untuk menciptakan suatu sistem tata kelola manajemen risiko yang kuat dan memadai, maka Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko dibantu oleh Satuan Kerja Manajemen RisikoDivisi Manajemen Risiko dalam pengelolaan Risiko. The bank’s risk management system implementation covers 4 four areas: a. Active supervisions of BOD and BOC as part of management supervisory roles. b. Adequacy of policies, procedures, and establishment of limits as guidelines for risk management implementation. c. Adequacy of the processes of risk identification, measurement, monitoring, and control and management information systems. d. Comprehensive internal control system. The bank needs to maintain business sustainability amid economic crisis and other external influences, so it has sought to improve risk management processes in all business activities. The Bank has improved policies, infrastructure, and human resources quality engaged in risk management pursuant to Bank Indonesia regulations, Basel II, and in line with international best practices. In addition, the Bank has conducted gap analysis and data analysis to prepare for the implementation of Basel II. Following this stage is an action for data preparation, system simulation for capital expenses calculation, and improved, more systematic, and more accurate system of risk profile compiling. All of these initiatives are undertaken so the Bank will be aware of all risks and make necessary efforts to prevent and mitigate risks, determine capital reserves, and plan for directions of future business growth. Having established bank bjb Sharia as its subsidiary and pursuant to Bank Indonesia Regulation. No. 86PBI2006 and Bank Indonesia Circular Letter No. 827DPNP dated November 27, 2006, the Bank has then consolidated risk managements with its subsidiary to comprehensively manage the Bank’s overall exposures to risks. a. Risk organization In line with bank bjb’s organizational structure, creating a robust and adequate risk management system has advised the bank to establish Risk Management Unit Risk Management Division to provide assistance to Compliance and Risk Management Director. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 186 MANAJEMEN฀RISIKO Risk Management Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ b. Penerapan Manajemen Risiko Penerapan manajemen risiko yang telah dilaksanakan antara lain bank bjb membangun Sistem Informasi Manajemen Risiko sebagai salah satu infrastruktur penting dalam implementasi manajemen risiko, yaitu: 1 Membangun sistem Informasi Manajemen Risiko yang terintegrasi sebagai bagian dari sistem informasi manajemen yang dimiliki dan dikembangkan bank, dalam rangka penerapan manajemen risiko yang efektif. 2 Implementasi model pengukuran risiko kepada seluruh risk taking unit, meliputi model pengukuran risiko operasional serta uji coba metodologi pengukuran risiko kredit dan risiko pasar. 3 Pengembangan sistem manajemen risiko yang tersentralisasi, dalam memastikan terpantaunya profil risiko dan terukurnya eksposur risiko secara akurat, informatif dan tepat waktu, baik risiko secara keseluruhankomposit maupun per jenis risiko yang melekat pada kegiatan usaha bank serta dapat mengukur efektivitas budaya risiko pada seluruh jajaran organisasi bank. 4 Pengembangan sistem yang dapat melakukan penyajian tersedianya data dan informasi yang memadai untuk perhitungan cadangan modal dengan pendekatan yang lebih advanced. Model pengukuran risiko yang telah dibuat dapat dilihat pada tabel berikut: Model Pengukuran Measurement Method Metodologi Methodology Kegunaan Objective 1. Risiko Pasar Market Risk •฀฀ Risiko฀Nilai฀Tukar Exchange Risk Var EWMA Exponential Weighted Moving Average secara bankwide dengan metodologi Parametrical Var EWMA Exponential Weighted Moving Average bank-widely using Parametrical Methodology Mengukur potensi kerugian akibat fluktuasi nilai tukar terhadap posisi devisa netto bank secara bankwide. To measure bank-wide potential loss due to exchange rate fluctuation against PDN VaR Simulasi Historis per Treasury transactional Historical VaR Simulation per Treasury transactional Mengukur tingkat potensi kerugian dari portofolio yang melibatkan nilai tukar ataupun transaksi derivative dari aktivitas Treasury untuk klasifikasi Trading Book. To measure potential loss involving exchange rate or derivative transactions in Treasury activities in Trading Book b. Risk Management Implementation In applying risk management, bank bjb has established Risk Management Information System as one of its key infrastructures in risk management implementation, through: 1. Establishing Risk Management Information System as part of the bank’s integrated management information system to support effective risk management. 2. Risk measurement model within all risk-taking units, covering operational risk measurement model and trials for both credit risk and market risk measurement methodologies. 3. Centralized risk management system development, to ensure accurate, timely and informative measures on risk exposure whether collectively or individually and to evaluate the effectiveness of the bank’s current risk culture at all levels of the organization. 4. Systems Development to provide adequate data and information to determine capital reserves through the deployments of more advanced approaches. The bank’s risk measurement model is presented in the table below: Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 187 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Model Pengukuran Measurement Method Metodologi Methodology Kegunaan Objective •฀฀ Risiko฀Suku฀Bunga Interest Rate Risk IRRM Interest Rate Risk Management secara bankwide. Bank – wide IRRM Interest Rate Risk Management Mengukur risiko suku bunga dari portofolio aset dan kewajiban yang sensitif terhadap perubahan suku bunga serta menentukan besaran risiko terhadap bank To measure interest rate risk in Assets and Liabilities that are sensitive to interest rate change and determine risk size VaR Simulasi Historis per Treasury transactional Historical VaR Simulation per Treasury transactional Mengukur tingkat potensi kerugian dari setiap portofolio Treasury yang melibatkan suku bunga dan melekat pada produk-produk aktivitas Treasury untuk klasifikasi Trading Book. To measure the level of potential loss of any Treasury portfolio involving interest rate and attached to products in Treasury’s activity classified in Trading Book. 2. Risiko Likuiditas Liquidity Risk Stress testing terhadap skenario yang mungkin terjadi baik general market crisis maupun bank spesifik crisis. Stress Testing against possible scenario whether general market crisis or specific risk Mengukur risiko likuiditas dari dengan berbagai skenario untuk merumuskan kondisi bank dalam menghadapi kasus terburuk dan bagaimana memitigasinya. To measure liquidity risk in a variety of scenarios to foresee the bank’s condition in the face of the worst cases and including its mitigation efforts 3. Risiko Kredit Credit Risk Metode yang digunakan dalam proses identifikasi dan pengukuran risiko: a. Kredit Komersial dan Korporasi Implementasi metode pemeringkatan internal berdasarkan risiko dengan internal credit risk rating. b. Kredit Mikro dan Konsumer Implementasi metode pemeringkatan internal dengan sistem internal credit risk rating, dan sistem credit scoring. The same methods used risk identification and: a. Commercial and Corporate Credit Implementation of internal risk-based ranking method with internal credit risk rating. b. Micro Credit and Consumer Implementation of internal risk-based rating method with internal credit risk rating systems and credit scoring systems. 1. Membangun klasifikasi debitur berdasarkan tingkat risikonya yang antara lain berdasarkan kepada analisis risiko bisnis dan keuangan debitur secara objektif. 2. Penerapan ICRR dan ICS juga dapat digunakan sebagai landasan perhitungan kewajiban penyisihan modal serta pricing berbasis risiko 3. Mendukung proses pelaksanaan analisa dan keputusan kelayakan kredit berdasarkan parameter pengukuran yang akurat dan objektif untuk segmen kredit ritel. 1. To classify debtors based on their risk levels including objective risk analysis based on the debtor’s business and financial performances. 2. ICRR and ICS applications can also be used as the basis for calculation of allowances and risk –based pricing. 3. To Support analysis processes and approval on credit based on accurate measurement parameters and objectives for credits disbursed in retail segment. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 188 MANAJEMEN฀RISIKO Risk Management Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Model Pengukuran Measurement Method Metodologi Methodology Kegunaan Objective Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit: a. Pengukuran limit dan toleransi berdasarkan sektor industri dan jenis produk kredit. b. Penentuan limit transaksi yang terakomodasi dalam batas kewenangan kredit secara berjenjang Policies, procedures, and limit settings: a. Limit Measurements and tolerance based on industry sectors and types of financing products. b. Determination of transaction limits gradually accommodated within authority boundaries 1. Melakukan identifikasi terhadap potensi risiko yang akan diambil oleh bank maupun setiap pemangku jabatan berdasarkan risk appetite yang dimiliki 2. Hitung batas toleransi risiko sesuai dengan risk appetite pada setiap pemangku jabatan. 1. To Identify potential risks to be taken by the bank or any risk-taking official based own its risk appetite. 2. To calculate risk tolerance limits in accordance with risk appetite for all risk-taking officials Infrastruktur manajemen risiko kredit: a. Sistem Informasi Manajemen Risiko Kredit menggunakan credit risk dashboard. b. Metode identifikasi dan mitigasi risiko kredit melalui Root Cause of Credit Risk RCCR. c. Sistem aplikasi pendukung yang tersentralisasi untuk Credit Rating dan Scoring menggunakan teknologi informasi. Credit risk management infrastructure: a. Credit Risk Management Information System using credit risk dashboard. b. Methods of identification and mitigation of credit risk through the Root Cause of Credit Risk RCCR. c. centralized application system supports for the Credit Rating and Scoring with the use of information technology. 1. Sebagai media pemantauan baik untuk satuan kerja manajemen risiko maupun manajemen bank terhadap portofolio risiko kredit. 2. Sebagai upaya identifikasi dan mitigasi atas risiko kredit sehingga laju pertumbuhan kredit dapat diimbangi dengan tingkat kesehatan kredit yang terjaga. 1. To be used by both risk management unit and the management as monitoring tools to oversee the bank’s risk portfolio. 2. As a means to identify and mitigate credit risk so credit growth can be offset by sound credit performance. 3. To support the implementation of credit rating method for faster and easier distribution at the entire network of branch offices and ease monitoring task by the central office. 4. Risiko Operasional, Hukum, Reputasi, Strategik, dan Kepatuhan Operational, Legal, Reputation, Strategic, and Compliance Risks Risk Control Self Assessmment RCSA Penilaian sendiri untuk mengukur eksposur risiko dari kumpulan risk register sebagai analisis potensi risiko dari kegiatan operasional bank. Hasil yang dikeluarkan adalah nilai operational risk score ORS untuk setiap risk issue yang membentuk suatu peta risiko. Penilaian RCSA mencakup assessment untuk sistem pengendalian risiko yang telah diimplementasikan bank. Self-assessment to measure the risk exposure collected by risk registers to analyze potential risks in the bank’s operations. Findings in RCSA are operational risk score ORS for each risk that form a risk pattern. RCSA assessment include risk control system that has been adopted by the bank Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 189 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Model Pengukuran Measurement Method Metodologi Methodology Kegunaan Objective Key Risk Indicator melalui tools Identifikasi Indikator Risiko Identikator K ey Risk Indicator through Risk Identification indicator Tools yang digunakan untuk mengukur eksposur risiko melalui pengukuran terhadap indikator risiko yang ditetapkan sebagai Key Risk Indicator Tools used to measure risk exposure through the measurement of risk indicators that are predetermined as Key Risk Indicators. Loss Database Approach melalui tools Laporan Peristiwa Risiko LPR dan Matrix Pendekatan Dini Risiko MPDR Loss Database approaches through Risk Event Report and Early Risk Approach Matrix Tools yang diinput oleh risk taking unit secara on-line. Data yang diinput berupa peristiwa risiko yang berkategori risk loss dan potensial loss. Aplikasi ini bertujuan sebagai pemenuhan internal loss database sehingga bank memiliki data kerugian yang dapat digunakan dalam pengukuran modal risiko operasional. Tools uploaded by the risk-taking units. The inputted data are risk events classified as risk loss and potential loss. This application is intended to meet internal loss database requirement so the bank has a loss data that can be used to measure operational risk capital using AMA methodology. Sistem informasi Manajemen Risiko Alarm Warning System AWAS AWAS Alarm Warning System Risk Management Information System Tools yang dapat memberi informasi diantaranya meliputi perhitungan pencadangan modal risiko operasional, hasil pengukuran RCSA dan Key Risk Indicator serta peristiwa risiko secara real time baik yang berkategori risk loss maupun potential loss kepada Manajemen. Untuk dapat dilakukan pengendalian sejak dini terhadap kemungkinan timbulnya dampak risiko yang signifikan. Tools that can provide information to the management on operational risk capital reserve calculation, RCSA findings, Key Risk Indicators, and risk events with real time basis whether risk loss or potential loss. Early anticipatory measures can be taken to prevent more significant risk impact. Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 190 MANAJEMEN฀RISIKO Risk Management Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Model-model pengukuran tersebut digunakan sebagai perangkat manajemen risiko bank bjb dalam pengelolaan risiko, yang pada akhirnya akan dapat memberikan informasi terhadap penilaian profil risiko bank bjb. c. Implementasi Basel II Dalam rangka implementasi Basel II, bank bjb terus berupaya menyempurnakan sekaligus meningkatkan pengembangan sistem infrastruktur pengelolaan risiko sebagai upaya penerapan Basel II. Hal-hal yang dilakukan mencakup: i praktek manajemen risiko yang efektif; ii peningkatan kesadaran dan kompetensi Sumber Daya Manusia; iii optimalisasi peran Satuan Kerja Manajemen Risiko; iv penyempurnaan teknologi informasi dan sistem informasi manajemen; dan v penerapan Aplikasi Risiko Operasional sesuai dengan roadmap Bank Indonesia. Pada tahap awal bank akan menggunakan Standardized Approach dalam menghitung capital charge untuk risiko kredit dan risiko pasar serta Basic Indicator Approach untuk risiko operasional, dan Bank Indonesia akan melakukan review serta dapat mengijinkan bank menggunakan pendekatan yang lebih advance. Beberapa program mitigasi risiko yang saat ini dikembangkan bank bjb dalam rangka Implementasi Basel II, diantaranya adalah: 1 Risiko Kredit Dalam menjaga portofolio penyaluran kredit yang sehat, bank bjb melakukan berbagai upaya mitigasi dengan membangun sistem pengendalian risiko kredit yang kuat. Secara garis besar, sistem pengendalian bank terhadap risiko kredit mencakup pengawasan manajemen terhadap eksposur risiko kredit, memastikan kecukupan kebijakan internal dan prosedur dalam aktivitas perkreditan, kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko, penetapan limit transaksi secara berjenjang, penerapan proses manajemen risiko kredit yang inheren hingga ke tingkat unit-unit kerja terkait sebagai pelaku proses bisnis. Beberapa langkah yang dilakukan Bank dalam menunjang pengelolaan risiko kredit antara lain adalah: These measurement models are used as bank bjb’s risk management tools, which will eventually produce findings used as valuable information on the bank’s risk profile assessment. c. Implementation of Basel II bank bjb continues its efforts to improve and enhance infrastructure system development to implement Basel II. The followings measures are always carried out: i effective risk management practices, ii human capital awareness and competence improvements iii Risk Management Unit role optimization, iv information technology and management information systems developments, and V Operational Risk Applications, all adherent to the roadmap of Bank Indonesia. In the early stage, the Bank will use the Standardized Approach to calculate the cost of capital for credit risk and market risk, and Basic Indicator Approach for operational risk. Bank Indonesia will conduct a further study on these to see whether the Bank can proceed using more advanced approaches.The Bank is currently developing several risk mitigation programs to properly implement Basel II, in: 1 Credit Risk To maintain sound credit portfolio, bank bjb makes various mitigation efforts by developing strict credit risk control. In general, the bank’s control system includes supervising credit risk exposure by management, ensuring the adequacy of internal policies and procedures in lending activities, ensuring the adequacy of risk identification, risk measurement, risk monitoring and risk control, and gradually setting transaction limits, as well as implementing risk management processes on risks potentially arising in each level of relevant work units as the implementers of business processes. The Bank is to take the following major steps to support credit risk management: Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 191 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ •฀ Melakukan฀pengkajian฀secara฀periodik฀terhadap฀ kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam melaksanakan aktivitas fungsional bank terkait dengan potensi risiko kredit. •฀ Melakukan฀ sosialisasi฀ atas฀ penerbitan฀ dan฀ perubahan kebijakan dan prosedur, pelatihan manajemen risiko, serta tools yang dipergunakan dalam manajemen risiko guna meningkatkan kemampuan teknis sekaligus meningkatkan kepedulian pegawai dalam unit bisnis tersebut akan potensi risiko kredit. •฀ Secara฀ berkala฀ melakukan฀ upaya฀ identiikasi฀ dan mitigasi risiko kredit melalui pelaporan Root Cause of Credit Risk RCCR. •฀ Pengembangan฀ dan฀ penyempurnaan฀ media฀ pemantauan eksposur risiko kredit Credit Risk Dashboard guna menunjang fungsi mitigasi risiko manajemen portofolio. Dalam rangka pengelolaan risiko kredit komersial dan korporasi, guna menjaga pertumbuhan bisnis perkreditan dengan tingkat kesehatan yang baik, bank melakukan beberapa pengembangan tools pemeringkatan untuk debitur yaitu Internal Credit Risk Rating ICRR, dengan tujuan untuk dapat melakukan indentifikasi dan pengukuran risiko gagal bayar dari setiap debitur kredit komersial secara individual. Sedangkan khusus untuk pengelolaan risiko kredit Mikro dan Konsumer, bank melakukan pengembangan tools pemeringkatan untuk debitur yaitu Internal Credit Risk Rating ICRR, dan Internal Credit Scoring ICS dengan tujuan untuk menstandarisasi indentifikasi dan pengukuran risiko, juga untuk meningkatkan efisiensi dalam pemrosesan kredit Mikro dan Konsumer dengan menciptakan standardisasi analisa kebutuhan kredit. Pada tingkat transaksional kredit, bank menerapkan four-eyes principle dalam proses keputusan kredit sebagai salah satu upaya implementasi prinsip-prinsip kehatian-hatian dalam perbankan. Sedangkan pada tingkat portofolio, selain melakukan pemantauan •฀฀ Conduct฀ periodic฀ reviews฀ on฀ policies฀ and฀ procedures adopted in performing certain function activities related to potential credit risk. •฀ Socialize฀the฀issuance฀of฀and฀changes฀in฀policies฀ and procedures, risk management training, and risk management tools to improve technical capabilities and to increase relevant employees’ awareness of credit risk potentials. •฀฀ Make฀ periodic฀ efforts฀ to฀ identify฀ and฀ mitigate฀ credit risk through Root Cause of Credit Risk RCCR reporting. •฀฀ Develop฀ and฀ improve฀ credit฀ risk฀ exposure฀ monitoring media Credit Risk Dashboard to support risk mitigation functions in portfolio management. To manage commercial and corporate credit risks while ensuring sound credit business growth, the Bank has developed a specific tool to assess debtors namely Internal Credit Risk Rating ICRR, which is designed to initially identify the possibility of payment failure on the part of each commercial credit borrowers. For micro credit and consumer credit risk managements, the Bank has combined ICRR development with Internal Credit Scoring ICS, where the latter is designed to have standardized method for risk identification and measurement, while also improving efficiency in micro and consumer credit processing using a standardized credit demand analysis. At credit transactional level, the bank has adopted the four-eyes principle in the process of credit approval as one of its efforts to implement prudential banking principles. While at the portfolio level, in addition to monitoring both the overall Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ bank bjb 2011 192 MANAJEMEN฀RISIKO Risk Management Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ tingkat kesehatan secara keseluruhan dan periodik, bank melakukan pemantauan perkembangan kondisi portofolio berdasarkan tingkat konsentrasi, baik pada 25 debitur terbesar, jenis produk, sektor industri, maupun jenis mata uang. Dengan dilakukannya upaya mitigasi risiko kredit tersebut, maka bank dapat mengambil langkah- langkah mitigasi risiko secara antisipatif baik pada tingkat transaksional individu hingga tingkat portofolio. Disamping itu, pengembangan internal model untuk pengukuran risiko kredit ini mendorong bank untuk lebih siap dalam penerapan perhitungan modal dengan lebih advanced menggunakan IRBA Internal Rating-Based Approach. 2 Risiko Pasar dan Likuiditas a. Risiko Pasar Trading Book Pengelolaan risiko pasar bank dilaksanakan dengan melakukan proses pemantauan daily basis terhadap seluruh aktivitas Treasury. Pemantauan risiko pasar terhadap aktivitas Treasury sekurang-kurangnya meliputi diantaranya budget dan unrealized loss, PV01 trading Surat Utang Negara, holding period Surat Utang Negara. Hasil pemantauan aktivitas tersebut dilaporkan secara periodik kepada manajemen dan Divisi terkait termasuk analisa pengukuran value at risk sebagai analisa maksimum kerugian dari aktivitas trading portofolio. Dalam rangka menguji validitas pengukuran VaR, maka dilakukan proses back-testing sebagai upaya untuk mengukur keakuratan model VaR selama kurun waktu tertentu. Dalam rangka proses stress testing trading book, bank melakukan faktor sensitivitas yaitu PV01 sebagai faktor sensitivitas suku bunga dengan korelasi terhadap pergerakan yield curve di pasar. Stress testing terhadap gejolak pasar yang menimbulkan shock interest rate untuk aktivitas trading meliputi Surat Utang and periodic levels of soundness, the Bank also monitors progresses made in each portfolio based on its concentration level, whether on its 25 largest debtors, or based on types of products, industry, or currencies. Through such credit risk mitigation efforts, the Bank is able to take anticipatory mitigation measures both at individual transactional level or at portfolio level. In addition, this developed internal models for credit risk measurement also enables the Bank to be better prepared for more advanced capital calculation using the IRBA Internal Ratings-Based Approach. 2 Market and Liquidity Risks a. Trading Book Market Risk The Bank’s market risk management process is implemented through daily monitoring over Treasury’s overall activities. Market risk monitoring on Treasury’s activities at least include budget and unrealized loss, PV01 Government Securities trading, and Government Securities holding period. Findings in these are periodically reported to the management and all relevant divisions, including measurement analysis of value at risk VaR to calculate maximum loss potentially suffered in portfolio trading activities. In order to test the validity of VaR measurement, back-testing process was also put into test to evaluate the accuracy of VaR model within a specified period. To conduct trading Book stress testing, the Bank puts into test its PV01, which is a sensitivity factor of interest rate when correlated with the yield curve movement in the market. Stress testing against market turmoil that leads to shock interest rate for trading activities is still low because the Bank currently holds no Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ 193 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀• bank bjb 2011 Laporan฀Tahunan฀• ฀Annual฀Report฀•฀ Negara masih rendah disebabkan tidak terdapat kepemilikan surat berharga yang termasuk ke dalam klasifikasi trading book untuk posisi akhir Desember 2011 sehingga tidak menimbulkan dampak secara signifikan akibat gejolak pasar. b. Risiko Pasar Banking Book Risiko pasar didefinisikan sebagai kemungkinan suatu bank mengalami kerugian dalam posisi on dan off-balance sheet akibat fluktuasi harga karena kondisi pasar yang berubah. Meningkatnya risiko pasar bagi perbankan disebabkan oleh kecenderungan diversifikasi usaha dari fungsi intermediasi bank. Risiko pasar yang meliputi posisi aset dan kewajiban baik secara on maupun off balance sheet termasuk di dalamnya adalah banking book. Pengelolaan risiko pasar banking book, Bank melakukan proses simulasi dan analisa terhadap perubahan gejolak pasar yang meliputi suku bunga dan nilai tukar. Dampak perubahan gejolak pasar tersebut akan menimbulkan perubahan terhadap pendapatan bunga bersih bank Net Interest Income maupun posisi devisa netto bank. Adapun dalam pengukuran fluktuasi nilai tukar, bank mempergunakan model FX EWMA VaR dengan tingkat kepercayaan yang diinginkan dengan menggambarkan dampak fluktuasi terhadap ATMR Nilai Tukar dan Posisi Devisa Netto. Adapun dampak fluktuasi nilai tukar dengan skenario mata uang rupiah melemah terhadap mata uang asing lainnya sebagai berikut: Skenario Mata Uang Desember 2011 December 2011 CL 99 Upper Kenaikan dari posisi existing increasing from existing positions Currency Scenario + 50 + 75 PDN Absolut 4.37

4.54 6.55

7.64 PDN Absolute

ATMR Risiko Nilai Tukar 200,741 208,520 301,113 351,296 ATMR Risk Exchange Rate Rasio CAR 18.66

18.65 18.58

18.55 Ratio CAR

Government securities that can be classified as trading book at the end of December 2011, so such market shock has shown much less significant impacts. b. Banking Book Market Risk Market risk is defined as the possibility of a bank to suffer from losses both in on and off-balance sheet positions caused by price fluctuations due to changing market conditions. Market risk in banking increases when bank intermediation function tends to diversify businesses. Market risk includes asset and liability positions both on and off balance sheet including the banking book. In banking book market risk management, the Bank tries simulation and analyzes changes during market turmoil, which includes changes in interest rates and exchange rates. This market turmoil generates impacts that also cause changes to the bank’s net interest income as well as to the bank’s net foreign exchange positions. As for the measurement of exchange rate fluctuations, the Bank adopts FX EWMA VaR model with desired confidence level to illustrate the impact of such fluctuations on exchange rates and Net Open Position. The impact of exchange rate fluctuations in an assumed scenario where rupiah weakens against other currencies are illustrated as follow: