Indikator Pemahaman Relasional Matematik
yang menjadi landasan utama adalah proses siswa untuk menemukan solusi dalam suatu permasalahan dengan membangun pengetahuan yang dimilikinya.
Konstruktivisme dirancang untuk mengembangkan pemikiran siswa dalam memperoleh informasi dengan cara menemukan dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan baru yang diperolehnya agar belajar lebih bermakna. Sehingga menurut Hakiim, terdapat lima elemen belajar menurut
konstruktivis, yaitu:
24
1 Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada activating knowledge
2 Pemerolehan pengetahuan baru acquiring knowledge
3 Pemahaman pengetahuan understanding knowledge
4 Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman applying knowledge
5 Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut
reflecting knowledge Belajar dengan konstruktivisme menekankan pada belajar autentik,
bukan artifisial. Belajar autentik adalah proses interaksi seseorang dengan objek yang dipelajari secara nyata.
25
Hal tersebut dikarenakan bahwa belajar tidak hanya sekedar mempelajari sebuah konsep tetapi bagaimana seseorang
mampu untuk menghubungkan konsep yang telah diperoleh dengan konsep lain atau pun sesuatu yang bersifat nyata.
Secara garis besar terdapat beberapa prinsip-prinsip yang sering diambil dari pendekatan konstruktivisme menurut suparno dalam Trianto,
yaitu:
26
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif.
2. Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa.
3. Mengajar adalah membantu siswa belajar.
4. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir.
5. Kurikulum menekankan partisipasi siswa.
6. Guru sebagai fasilitator.
24
Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima, 2009, h. 47
25
Suprijono, op. cit., h. 39.
26
Trianto, op. cit., h. 75-76
Agar dapat terlaksananya seluruh prinsip konstruktivisme tersebut, tugas guru adalah memfasilitasi dengan cara:
27
1. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan
idenya sendiri. 3.
Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
Brooks dan Brooks dalam Suprijono memberikan perbandingan menarik antara kelas konstruktivisme dan tradisional dalam bentuk tabel
berikut ini:
28
Tabel 2.1 Perbedaan Konstruktivisme dengan Konvensional
Konstruktivisme Konvensional
Kegiatan belajar bersandar pada materi hands- on
Kegiatan belajar bersandar pada text- book
Presentasi materi dimulai dengan keseluruhan kemudian pindah ke bagian-bagian
Presentasi materi
dimulai dengan
bagian-bagian, kemudian pindah ke keseluruhan
Menekankan pada ide-ide besar Menekankan
pada keterampilan-
keterampilan dasar Guru mengikuti pertanyaan peserta didik
Guru mengikuti kurikulum yang sudah pasti
Guru menyiapkan lingkungan belajar di mana peserta didik dapat menemukan pengetahuan
Guru mempresentasikan
informasi kepada peserta didik
Guru berusaha
membuat peserta
didik mengungkapkan
sudut pandang
dan pemahaman mereka sehingga mereka dapat
memahami pembelajaran mereka Guru berusaha membuat peserta didik
memberikan jawaban yang “benar”
27
Trianto, Mendesain Model Pembelajarab Inovatif –progresif, Jakarta: Kencana, 2012, Cet
ke-5, h.113
28
Suprijono, op. cit., h. 35-36.