Uji Validitas Uji Instrumen Penelitian

rata-rata = Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: 1 Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar 2 Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang 3 Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran, dari 10 butir soal yang diujikan, 2 soal dikategorikan soal sulit atau sukar, 7 soal dikategorikan soal sedang, dan 1 soal dikategorikan soal mudah.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: 9 ̅ ̅ Keterangan: D = Daya pembeda butir ̅ = Rata-rata kelompok atas ̅ = Rata-rata kelompok bawah Skor Maks = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda: 10 D : 0,4 ke atas = sangat baik D : 0,30 – 0, 39 = baik D : 0,20 – 0,29 = cukup, soal perlu perbaikan D : 0,19 ke bawah = kurang baik, soal harus dibuang 9 Ibid., h. 146 10 Ibid Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal, dari 10 butir soal yang diujikan, 4 soal dikategorikan “kurang baik”, 4 soal dikategorikan “cukup”, dan 2 soal dikategorikan “sangat baik” Tabel 3.4 Rekap Data Hasil Uji Analisis Butir Soal No. Soal Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda Keterangan 1 Tidak Valid Sedang Kurang Baik Tidak digunakan 2 Valid Sedang Sangat Baik Digunakan 3 Valid Sedang Cukup Digunakan 4 Valid Sedang Cukup Digunakan 5 Valid Sedang Sangat Baik Digunakan 6 Valid Sukar Kurang Baik Diperbaiki 7 Valid Sukar Kurang Baik Diperbaiki 8 Valid Sedang Cukup Digunakan 9 Tidak Valid Mudah Kurang Baik Tidak Digunakan 10 Valid Sedang Cukup Digunakan Reliabilitas 0,7317 Berdasarkan kesimpulan hasil uji validitas tersebut penulis memutuskan hanya 8 butir soal yang akan digunakan dalam tes yang akan dilakukan di kelas eksperimen dan kontrol pada akhir penelitian yaitu butir soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 10. Terdapat 2 soal yang penulis perbaiki pada butir soal nomor 6 dan 7. Pada soal nomor 6 penulis memperbaiki redaksi perintah dalam soal, sedangkan pada soal nomor 7 penulis menambahkan informasi tambahan dalam soal yang diharapkan tingkat kesukaran pada soal tersebut menjadi sedang karena pada soal tersebut cenderung sukar sehingga hampir semua siswa menjawab salah.

Dokumen yang terkait

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa (kuasa Eksperimen di SMPN 3 Tangerang selatan)

3 10 82

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh Pendekatan Diskursif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen Di Kelas Viii Mts Negeri 32 Jakarta)

11 52 194

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

Pengaruh Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Annajah Jakarta)

1 14 197

Pengaruh pembelajaran kooperatif type quick on the draw terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa : Penelitian quasi eksperimen di kelas VIII SMP PGRI 35 Serpong

2 7 193

Pengaruh strategi heuristik vee terhadap kemampuan penalaran induktif matematis siswa : Penelitian quasi eksperimen di kelas viii MTS Daarul Hikmah, Pamulang Barat

5 38 219

The Effectiveness of Guided Questions towards Students’ Writing Skill of Descriptive Text

0 5 86

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN TAPPS STRATEGI REACT TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII MATERI LINGKARAN

11 50 293