keadaan sedih, marah, sakit atau lapar. Kita dapat menciptakan suasana yang menyenangkan terlebih dahulu sebelum berkomunikasi. Di sinilah
faktor komunikator berperan sangat penting. b.
Pemilihan media komunikasi
Pemilihan media komunikasi sangat tergantung dari komunikasi yang akan kita tuju. Tentunya berkomunikasi pada masyarakat perkotaan akan lebih
efektif. Jika kita menggunakan media cetak dan audio-visual. Kemudian untuk masyarakat pedesaan kita dapat menggunakan media papan pengumuman,
mendekati tokoh masyarakat setempa, ataupun pembungkus pesan komunikasi dengan mengadakan pagelaran kesenian sesuai adat istiadat lingkungan sosial
mereka. c.
Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi message mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan tekhnik yang harus diambil, apakah itu tekhnik informasi, tekhnik
persuasi atau tekhnik industri.
30
Menentukan tujuan komunikasi dilakukan dengan melihat sasaran dari komunikasi kita.
d. Peranan Komunikator Dalam Komunikasi
Ada faktor yang penting pada diri komunikator bila ia melancarkan komunikasi, yaitu daya tarik sumber source attractiveness dan kredibilitas
sumber source credibility.
31
Berdasarkan kedua faktor tersebut, seorang komunikator dalam menghadapi komunikan harus bersikap empatik
30
Onong, Ilmu Komunikasi, h. 36.
31
Onong, Ilmu Komunikasi, h. 38.
empathy, yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain. dengan kata lain perkataan, dapat merasakan apa
yang dirasakan oleh orang lain. Seorang komunikator harus bersikap empatik ketika ia berkomunikasi dengan komunikan yang sedang sibuk, marah,
bingung, sedih, sakit, kecewa dan sebagainya.
32
8. Fungsi Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi sangat diperlukan dalam proses komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh
strategi komunikasi. Terutama jika komunikasi dilakukan lewat media massa yang memiliki khalayak lebih luas dan beragam, maka kita memerlukan perencanaan
lebih matang dalam menyampaikan pesan yang ingin kita sosialisasikan. Strategi komunikasi, baik secara makro planned multi-media strategy maupun secara
mikro single communication medium strategy mempunyai fungsi ganda: Pertama menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat ionformatif, persuasif
dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal.
Kedua, m enjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperoleh dan
dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.
33
32
Onong, Ilmu Komunikasi, h. 39.
33
Onong, Ilmu Komunikasi, h. 300.
B. Tinjauan tentang Lembaga Amil Zakat 1.
Pengertian Lembaga Amil Zakat
Amil zakat adalah mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat, mulai dari para pengumpul, sampai kepada bendahara dan penjaganya. Juga
mulai dari pencatat sampai kepada penghitung yang mencatat keluar masuknya zakat dan membagi kepada para mustahiknya. Allah menyediakan upah bagi
mereka dari harta zakat sebagai imbalan dan tidak diambil dari harta selain zakat.
34
Pembagian zakat yang dilakukan oleh lembaga amil zakat didasarkan pada firman Allah swt dalam surat At-Taubah ayat 60 :
“Sesungguhhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang
dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana
”.
2. Urgensi Lembaga Amil Zakat
Pengelolaan zakat oleh lembaga pengelolaan zakat, apalagi yang memiliki kekuatan hukum formal akan memiliki beberapa keuntungan, antara lain :
34
Yusuf Qardawi, hukum zakat, Jakarta: Pustaka Litera Antarnusa, 1996, h.545.
Pertama, untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat. Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahiq zakat, apalagi berhadapan langsung
untuk menerima zakat dari muzakki. Ketiga, untuk mencapai efisiensi dan efektifitas serta sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala
prioritas yang ada pada suatu tempat. Keempat, untuk memperlihatkan syiar islam dalam semangat penyelenggaraan pemerintah islami.
35
Selain itu dalam pengelolaan zakat ada empat tujuan yang hendak dicapai. Pertama, memudahkan muzakki menunaikan kewajiban berzakat. Kedua,
menyalurkan zakat yang terhimpun kepada mustahik yang berhak menerimanya. Ketiga, tujuan ini merupakan serangkaian yang kuat, berjalan secara serentak
dengan mekanisme yang saling mengisi. Keempat, pengelolaan zakat bisa tercapai yakni akan terwujud kesejahteraan sosial.
36
3. Urgensi Loyalitas Donatur Bagi Lembaga Amil Zakat
Eri sudewo mengatakan bahwa di Indonesia ada dua lembaga yang sama- sama berlegal yayasan, tetapi memiliki karakterisitik yang cukup berbeda yaitu
lembaga nirlaba dan lembaga non for profit. Sesuai dengan kata makna, arti nir adalah nihil atau kosong. Berarti nirlaba adalah nihil laba. Dengan demikian,
lembaga nirlaba memang didirikan untuk tidak mencari laba serupiahpun dari kegiatan-kegiatannya. Tiap lembaga nirlaba tentu mempunyai visi dan misi yang
khusus.
35
Didin Hafiduddin, zakat dalam perekonomian modern, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, h.126.
36
Eri Sudewo, Manajemen Zakat, Ciputat: Institut Manajemen Zakat, 2004, h. 99 -100.