P: Ара saja orientasi donatur yang rela berdonasi dalam jumlah besar di
Jawaban
: sebelumnya CRM membagi donatur menjadi dua karakteristik. Pertama donatur yang menyerahkan sepenuhnya pengelolaan donasinya kepada DD, dengan
kata lain donatur percaya penuh kepada DD dalam hal pengelolaan donasinya dan tidak mau campur tangan sedikitpun. Yang kedua adalah donatur yang memiliki rasa
ingin tahu terhadap alokasinya, misalnya mereka ingin tahu dananya digunakan untuk program apa, siapa penerima manfaatnya, bagaimana pelaporan keuangannnya,
apakah DD diaudit oleh akuntan publik? Dari kedua karakteristik tersebut kita bisa membuat strategi atau DD harus bisa menjawabnya. Kalau untuk karakteristik donatur
yang pertama sudah clear karena donatur tidak terlalu ambil pusing terhadap pengelolaan donasinya. Tetapi DD harus bisa menjawab karakteristik yang kedua
yaitu dengan membuatkan laporan donasi yang diberikan setiap bulan sebagai kroscek kepada donatur, karena sebagian besar donatur berdonasi melalui transfer bank dan
ada yang lupa untuk mengonfirmasikan donasinya ke DD, oleh sebab itu DD membuat laporan donasi sebagai antisipasi keluhan donatur. Strategi yang kedua
adalah membuat program carevisit wisata zakat. Carevisit dibagi menjadi beberapa program, ada carevisit pendidikan, ada carevisit
peternakan, carevisit pemberdayaan masyarakat dan kewirausahaan. Carevisit tersebut dibuat berdasarkan program-program DD yang sudah ada agar donatur bisa
melihat langsung untuk apa donasi yang diberikan, siapa pemetik manfaatnya, dan bagaimana program itu dilakukan. Selain itu DD juga mengadakan gathering untuk
donatur agar menumbuhkan rasa kedekatan dan menciptakan rasa loyal.
4. Pertanyaan : Bagaimana Dompet Dhuafa merumuskan strategi tersebut?
Jawaban : Dalam perumusan strategi, DD memiliki rencana strategi lima tahunan
yang setiap tahunnya dievaluasi dan strategi itu mencakup semua aktivitas DD termasuk penghimpunannya, pelaporan keuangan, dan audit laporan keuangan,
termasuk juga untuk strategi pendayagunaan atau pemetik manfaatnya. Dari rencana strategi lima tahunan itu diturunkan menjadi beberapa target yang setiap tahunnya
harus dipenuhi. Kemudian setiap enam bulan sekali diadakan rapat evaluasi untuk melihat sejauh mana target itu sudah tercapai agar bisa dikroscek dan dievaluasi mana
yang perlu ditingkatkan lagi mana yang perlu diperbaiki untuk mencapai strategi tahunan tadi.