Permodalan BCA Bank Central Asia Tbk 2014

77 Laporan Tahunan 2014 Secara umum hasil stress test yang telah dilakukan oleh BCA untuk risiko kredit, pasar dan likuiditas adalah cukup baik dan memberikan indikasi posisi permodalan dan likuiditas Bank masih cukup memadai untuk mengantisipasi estimasi potensi kerugian.

II. Permodalan BCA

Kebijakan pengelolaan modal bertujuan untuk memastikan bahwa BCA memiliki modal yang kuat untuk mendukung strategi pengembangan ekspansi usaha saat ini dan memastikan pertumbuhan berkelanjutan di masa mendatang; dan untuk memenuhi ketentuan kecukupan permodalan yang ditetapkan oleh regulator. Rencana Permodalan disusun oleh Direksi sebagai bagian dari Rencana Bisnis Bank dan Rencana Kerja Anggaran Tahunan dan disetujui oleh Dewan Komisaris. Perencanaan ini diharapkan dapat memastikan kecukupan modal dan pengelolaan struktur permodalan yang sehat. Pada tahun 2014, seluruh kebutuhan permodalan BCA dapat terpenuhi dari pertumbuhan modal secara organik dengan didukung oleh profitabilitas yang solid serta keseimbangan dari kebijakan pembagian dividen berdasarkan tingkat permodalan yang ditargetkan. Kebijakan Dividen BCA menentukan dividend payout ratio berdasarkan pencapaian profitabilitas BCA dan kebutuhan permodalan Bank untuk terus bertumbuh serta mempertimbangkan kepentingan pemegang saham. Dalam beberapa tahun terakhir BCA secara bertahap telah menyesuaikan dividend payout ratio untuk memperkuat permodalan terutama dalam mendukung aktivitas perkreditan dan lini bisnis baru serta membentuk permodalan dalam mempersiapkan implementasi Basel III. Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 7 April 2014, para pemegang saham menyetujui penetapan penggunaan laba bersih tahun 2013 dengan pemberian dividen tunai sebesar Rp 3,0 triliun atau Rp 120 per saham dibayarkan melalui dividen interim sebesar Rp 45 per saham pada 17 Desember 2013 dan dividen final sebesar Rp 75 per saham yang dibayarkan pada 20 Mei 2014. Dividend payout ratio terkini berada pada level 20,8 yang dibayarkan dari laba bersih tahun 2013. BCA telah mendistribusikan porsi laba bersih tahun 2014 dalam bentuk dividen interim sebesar Rp 50 per saham pada 23 Desember 2014. BCA menetapkan dividend payout ratio yang tepat setiap tahunnya untuk memastikan laba yang ditahan dapat menopang permodalan yang dibutuhkan sesuai target pertumbuhan maupun pengelolaan risiko. Besarnya dividend payout ratio ditentukan dengan memperhatikan perkembangan bisnis terkini, terutama dalam pencapaian target kredit dan kebutuhan untuk mempertahankan permodalan yang memadai. Dividend Payout Ratio 2012 24,0 2013 20,8 2011 25,6 2010 32,3 2009 39,4 Kebutuhan Permodalan Anak-anak Usaha Tingkat kebutuhan permodalan anak-anak usaha BCA saat ini relatif belum signifikan dibandingkan posisi permodalan BCA. Bisnis anak-anak usaha diproyeksikan untuk tumbuh secara bertahap, memungkinkan 78 PT Bank Central Asia Tbk Bank untuk memantau risiko secara periodik dan Bank dapat memenuhi setiap kebutuhan permodalan anak-anak usaha. Pada tahun 2014, BCA telah melakukan penambahan modal kepada BCA Syariah sebesar Rp 300 miliar yang mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan OJK pada tanggal 18 Juni 2014. BCA dan para pemegang saham lainnya telah melakukan penambahan modal kepada Central Santosa Finance sebesar Rp 200 miliar secara keseluruhan, dimana porsi BCA dan BCA Finance adalah Rp 140 miliar, yang mendapatkan persetujuan dari OJK pada tanggal 17 Juli 2014. Penambahan modal ini diharapkan mampu meningkatkan perkembangan usaha pada BCA Syariah dan CS Finance. Kebijakan Struktur Modal BCA memiliki kebijakan untuk menjaga struktur modal dan CAR di level yang memadai untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan mengantisipasi risiko-risiko utama, termasuk namun tidak terbatas pada risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional yang dapat timbul dalam bisnis Bank. Modal Tier I tercatat sebesar 94,9 terhadap total modal BCA. Posisi Permodalan BCA Pada akhir Desember 2014, rasio kecukupan modal Capital Adequacy Ratio – CAR tercatat sebesar 16,9 tidak konsolidasi, sedangkan rasio CAR secara konsolidasi adalah 17,2. Modal inti pada akhir tahun 2014 mencapai Rp 64,4 triliun tidak konsolidasi, berkontribusi 94,9 terhadap total modal BCA. Sedangkan modal pelengkap adalah sebesar Rp 3,5 triliun tidak konsolidasi atau 5,1 terhadap total modal BCA.

III. Pengungkapan Eksposur Risiko dan