Komite Audit, dibentuk untuk Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, dibentuk untuk

74 PT Bank Central Asia Tbk • Tugas pengawasan Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi.

a. Komite Audit, dibentuk untuk

memastikan terselenggaranya sistem pengendalian internal, proses pelaporan keuangan dan tata kelola perusahaan yang efektif.

b. Komite Pemantau Risiko,

dibentuk untuk memastikan bahwa kerangka kerja manajemen risiko telah memberikan perlindungan yang memadai terhadap risiko- risiko yang dihadapi oleh Bank.

c. Komite Remunerasi dan Nominasi, dibentuk untuk

memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi serta sistem dan prosedur pemilihan danatau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi. • Dewan Komisaris menjaga komunikasi yang konstruktif dengan Direksi. • Dewan Komisaris secara aktif memberikan saran kepada Direksi dalam menentukan langkah- langkah strategis yang perlu dijalankan. • Direksi secara aktif melakukan diskusi dan memberikan masukan serta memantau kondisi internal dan perkembangan faktor eksternal yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi strategi bisnis BCA. I.B. Kecukupan Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit Manajemen Risiko 1. BCA telah memiliki struktur organisasi yang memadai untuk mendukung penerapan manajemen risiko dan pengendalian internal yang baik antara lain Divisi Audit Internal, Satuan Kerja Manajemen Risiko, Satuan Kerja Kepatuhan dan Komite Manajemen Risiko. 2. BCA telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko yang tertuang dalam Rencana Bisnis Bank dan Rencana Kerja Anggaran Tahunan dan telah disusun sesuai dengan visi, misi, strategi bisnis, kecukupan permodalan, kemampuan SDM dan risk appetite. Kebijakan tersebut dikaji ulang secara berkala dan disesuaikan dengan perkembanganperubahan yang terjadi, baik internal maupun eksternal. 3. Kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko telah didokumentasikan secara tertulis dan lengkap serta di- review secara berkala. 4. Dalam melakukan aktivitas bisnisnya, BCA telah menyusun Rencana Bisnis Bank dan Rencana Kerja Anggaran Tahunan yang membahas strategi BCA secara keseluruhan yang mencakup arah pengembangan bisnis dan penetapan strategi tersebut telah memperhitungkan dampaknya terhadap permodalan Bank, antara lain proyeksi permodalan dan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM. 75 Laporan Tahunan 2014 I.C. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko 1. BCA telah memiliki prosedur pemberian kredit dan prosedur kegiatan operasional lainnya yang diatur secara jelas dalam Manual Ketentuan, Panduan Kerja, Surat Keputusan dan Surat Edaran. 2. Pemantauan eksposur risiko dilakukan secara berkala oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko SKMR dengan membandingkan risiko aktual dengan limit risiko yang telah ditetapkan. 3. Laporan mengenai perkembangan risiko, yang meliputi antara lain: Laporan Profil Risiko, Laporan Portofolio Kredit dan Laporan Pencapaian Rencana Kerja Perusahaan disampaikan kepada Direksi secara rutin, akurat dan tepat waktu. I.D. Sistem Pengendalian Internal yang Menyeluruh 1. BCA telah memiliki kebijakan sistem pengendalian internal yang mencakup lima komponen: • Pengawasan oleh manajemen dan pengembangan kultur pengendalian risiko • Identifikasi dan penilaian risiko • Kegiatan pengendalian risiko dan pemisahan fungsi • Sistem akuntansi, informasi, dan komunikasi • Kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan 2. BCA telah memiliki: • Business continuity plan dan disaster recovery plan, untuk mempercepat proses pemulihan pada saat terjadi bencana disaster; • Backup system, untuk mencegah kegagalan usaha yang berisiko tinggi. 3. Setiap kegiatan proses operasional unit kerja di BCA berpedoman pada standar manual kerja yang didalamnya telah melekat sistem pengendalian internal yang memadai. Efektivitas pengendalian internal unit kerja dikaji ulang secara berkala oleh Pengawasan Internal di kantor cabang, kantor wilayah dan kantor pusat serta oleh Divisi Audit Internal. 4. Seluruh manajemen dan karyawan BCA memiliki peran dan tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas dan pelaksanaan sistem pengendalian internal BCA. 76 PT Bank Central Asia Tbk Struktur Organisasi Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal Catatan: • Wakil Presiden Direktur melakukan fungsi pemantauan dan penyelarasan secara menyeluruh terhadap pengelolaan Entitas Anak. • Direktur Manajemen Risiko melakukan fungsi pemantauan risiko Entitas Anak dalam rangka manajemen risiko konsolidasi. DIREKSI DIREKTUR KREDIT DIREKTUR MANAJEMEN RISIKO PRESIDEN DIREKTUR RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM DEWAN KOMISARIS WAKIL PRESIDEN DIREKTUR Analisa Risiko Kredit Pengamanan Teknologi Informasi Manajemen Risiko bank wide Penyelamatan Kredit Kepatuhan Komite Pemantau Risiko Asset Liability Committee ALCO Komite Kebijakan Perkreditan Komite Kredit Komite Manajemen Risiko Enterprise Risk Management Manajemen Risiko Kredit Manajemen Risiko Pasar Manajemen Risiko Operasional Audit Internal Komite Audit BCA Finance BCA Finance Ltd. Hong Kong BCA Syariah BCA Sekuritas Asuransi Umum BCA Central Santosa Finance Auransi Jiwa BCA DIREKTUR KEPATUHAN Penerapan Basel BCA terus mempersiapkan diri dalam melaksanakan penerapan Basel di Indonesia. Terkait penerapan Basel III di Indonesia, baik dari segi permodalan dan likuiditas, BCA turut berpartisipasi mendukung persiapan penerapan Basel III tersebut antara lain melalui Quantitative Impact Study QIS serta ikut dalam rencana penerapan publikasi Liquidity Coverage Ratio LCR dan Leverage Ratio pada tahun 2015. Risk Appetite BCA mendefinisikan risk appetite sebagai tingkat dan jenis risiko yang bersedia diambil oleh BCA dalam rangka mencapai sasaran bisnis. Risk appetite yang ditetapkan oleh Bank tercermin dalam strategi dan sasaran bisnis Bank. Stress Test BCA secara berkala dan berkelanjutan melakukan stress test dengan berbagai skenario serta melakukan pendalaman terhadap faktor-faktor dan parameter dalam stress testing. Umumnya skenario dalam pelaksanaan stress test mempertimbangkan beberapa variabel makroekonomi seperti BI rate, tingkat inflasi, PDB, nilai tukar, harga BBM dan lainnya. Metode yang digunakan dalam melakukan stress test selain menggunakan model statistik yang berdasarkan data historis, juga memungkinkan manajemen untuk memberikan penilaian terbaiknya sebagai bagian dari metodologi stress test. Stress test dilakukan untuk memperkirakan dampak perubahan faktor makroekonomi terhadap tingkat NPL, profit, likuiditas dan permodalan. 77 Laporan Tahunan 2014 Secara umum hasil stress test yang telah dilakukan oleh BCA untuk risiko kredit, pasar dan likuiditas adalah cukup baik dan memberikan indikasi posisi permodalan dan likuiditas Bank masih cukup memadai untuk mengantisipasi estimasi potensi kerugian.

II. Permodalan BCA