narasi adalah karangan yang berisi tentang suatu peristiwa atau kejadian berdasarkan urutan kronologis atau urutan waktu secara rinci.
Sujanto 1988:111 berpendapat bahwa ciri utama narasi adalah gerak atau perubahan dari keadaan yang lain pada waktu berikutnya, melalui peristiwa-
peristiwa yang berangkaian. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan ciri-ciri
karangan narasi yaitu 1 terdapat alur, 2 ada penokohan, 3 latar yang berupa latar waktu dan tempat terjadinya peristiwa. Ciri-ciri tersebut masuk kedalam
aspek kriteria penulisan rangkaian peristiwa.
2.2.2.3 Jenis Karangan Narasi
Jenis karangan narasi yang sering digunakan dalam menulis karangan narasi adalah narasi ekspositoris dan narasi sugestif Keraf 2001: 136-138.
1. Narasi Ekspositoris Karangan narasi ini bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk
mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupaya memperluas pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut,
menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa. Sebagai bentuk narasi, narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap kejadian peristiwa
kepada pembaca atau pendengar. Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan dapat berulang-ulang,
dengan melaksanakan tipe kejadian itu secara berulang-ulang, maka seseorang
akan memperoleh kemahiran yang tinggi mengenai hal itu. Sebagai contoh narasi mengenai seseorang bercerita bagaimana membuat roti.
Sedangkan narasi ekspositoris yang bersifat khas atau khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang terjadi hanya satu
kali. Peristiwa yang khas adalah peristiwa yang tidak diulang kembali karena peristiwa itu merupakan kajadian atau pengalaman pada suatu waktu tertentu saja.
Sebagai contoh narasi mengenai pengalaman seorang yang pertama kali belajar mengendarai sepeda motor.
2. Narasi Sugestif Narasi sugestif pertama-tama bertalian dengan tindakan atau pembuatan
yang dirangkaikan kejadian itu berulang-ulang dalam suatu kesatuan waktu. Tetapi tujuan atau sasaran utamanya bukan memperluas pengetahuan seseorang,
melainkan berusaha memberikan makna atas peristiwa, kajadian, dan masalah tersebut. Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal imajinasi.
Keraf 2001 : 138 mengungkapkan perbedaan antara narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris yaitu 1 memperluas pengetahuan, 2
menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian, 3 didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional, dan 4 bahasanya lebih condong kebahasa
informatif dengan titik berat pada penggunakan kata-kata denotatif. Sedangkan narasi sugestif yaitu 1 menyampaikan suatu makna atau amanat yang tersirat, 2
menimbulkan daya khayal, 3 penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar, dan 4
bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif yang menitikberatkan penggunakan kata-kata konotatif.
Keraf 2001:141 juga mengungkapkan bahwa berdasarkan bentuknya narasi dapat dibedakan atas narasi fiktif dan narasi nonfiktif. Contoh narasi fiktif adalah
roman, novel, cerpen dan dongeng. Sedangkan contoh narasi nonfiktif adalah sejarah, biogarfi, dan autobiografi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis narasi ada dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Sedangkan jenis narasi yang akan menjadi
fokus penelitian ini adalah narasi ekspositoris. Hal tersebut dikarenakan, dalam penelitian ini bertujuan agar siswa dapat menulis karangan narasi sesuai dengan
peristiwa, kejadian, dan pengalaman untuk disampaikan kepada orang lain dan tidak melibatkan daya khayal atau imajinasi.
2.2.2.4 Struktur Narasi