MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F
PPPPTK Penjas dan BK | 133 diandalkan dan absah Sherry, Lyddon, henson,2007. Jika
diagnosis formal dibuat, gejala tertentu harus ada; dan harus cukup parah untuk mengganggu kehidupan klien secara bermakna
Hohenshil, 1995:65. Untuk mendiagnosis secara tepat, konselor harus secara bijak
menunda pengambilan keputusan awal sehingga ada waktu untuk menilai sebanyak mungkin faktor-faktor yang ada dalam kehidupan
klien Hill Ridley, 2001. Penilaian klinis yang sehat dan pengambilan keputusan yang baik memerlukan waktu dan
perenungan. Dalam
membuat dignosis,
konselor harus
mempertimbangkan konseptualisasi
alternatif dari
perilaku, termasuk arti perkembangan Ivey et al., 2005, dimensi kepribadian
yang berkelanjutan Oldham Morris, 1995,dan tingkat kesejahteraan, misalnya, apakah seseorang mengalami “kemajuan”
atau “kemunduran” Keyes Lopez,2002. Diagnosis meliputi 3
langkah, yaitu: 1 Identifikasi Masalah, yang bersifat deskriptif.
Menurut Bordin terdapat lima kategori diagnositik,yakni: i ketergantungan, ii kekurangan informasi, iii konflik diri, iv
ketakutan memilih, v tak ada masalah. Menurut Pepinsky kategori diagnositik, meliputi: i kekurangan
kepastian, ii
kekurangan informasi,
iii kekurangan
keterampilan. iv ketergantungan, dan v konflik-diri. 2 Menentukan sebab-sebab, mencakup menemukan hubungan
antara masa lalu, masa kini, dan masa depan yang dapat menerangkan sebab-sebab gejala. Konselor menggunakan
intuisinya yang dicek oleh logika, oleh reaksi klien dan diuji coba dari program kerja berdasarkan diagnosa sementara.
3 Prognosis, yang sekaligus merupakan langkah ke empat pada proses konseling.
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F
PPPPTK Penjas dan BK | 134
d. Langkah Prognosis, langkah meramalkan akibat yang mungkin
timbul dari masalah itu dan menunjukkan perbuatan-perbuatan yang dapat dipilih. Atau dengan kata lain prognosis adalah langkah
mengenai alternatif bantuan yang dapat atau mungkin diberikan kepada klien sesuai dengan masalah yang dihadapi sebagaimana
ditemukan dalam langkah diagnosis. Kemungkinan jenis bantuan ditetapkan bersama dengan klien untuk memperoleh penyelesaian
diri dan meramalkan perkembangan masalah yang akan datang. Bila hasil diagnosis sudah diketahui,maka sekaligus prognosisnya
juga tampak, misalnya diagnosa yang menyatakan bahwa “kecerdasan rendah” maka akan terjalin dengan prognosis yang
berumusan “terlalu rendah untuk pekerjaan sekolah yang terlalu sukar”. Baik diagnosis maupun pro
gnosis harus relevan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh klien. Diagnosis berkenaan dengan
masalah yang lalu dan sekarang, sedangkan prognosis berkenaan dengan masa depan, maka merupakan suatu prediksi.
e. Langkah Konseling, langkah ini merupakan pelaksanaan
pemberian bantuan treatment kepada klien dalam memecahkan masalahnya. Konseling merupakan hubungan membantu klien
untuk menemukan sumber diri sendiri maupun sumber lembaga dan masyarakat membantu klien mencapai perkembangan optimal,
sesuai dengan
kemampuannya. Tujuan
konseling adalah
membantu klien dan merumuskan pertanyaan tentang dirinya sendiri, yaitu:
1 Bagaimana saya dapat menjadi sekarang ini dan hal-hal apa yang menyebabkan tingkah laku saya ini?
2 Apakah yang mungkin terjadi kelak bila situasi sekarang ini berlangsung terus?
3 Tindakan-tindakan atau perubahan-perubahan alternatif apa yang mungkin dapat diadakan dan bagaimana caranya?
4 Bagaimana saya dapat menghindarkan ramalan itu dengan efektif?
5 Bagaimana saya dapat menghasilkan perubahan yang baik pada tingkah laku saya?
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F
PPPPTK Penjas dan BK | 135 Konseling adalah usaha membantu individu untuk mempersiapkan
dirinya mengatasi situasi-situasi penyesuaian sebelum ia menjadi terlibat
dalam self-conflicts
dan penilaian-penilaian
yang memerlukan terapi yang mendalam dan pelik. Usaha-usaha yang
dilakukan dalam konseling, meliputi : 1 menciptakan hubungan baik antara konselor dan klien, 2 menafsirkan data yang telah ada,
3 memberikan pengarahan, informasi serta merencanakan kegiatan yang dilakukan bersama klien, 4 membantu klien dalam
melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan bersama, 5 membantu klien untuk menggunakan hasil yang telah dicapainya
untuk memotivasi usaha selanjutnya. f.
Langkah Tindak Lanjut. Langkah ini merupakan suatu langkah
menentukan keefektifan dari konseling yang telah diberikan kepada klien. Dalam langkah ini konselor akan menilai atau mengetahui: a
apakah klien melaksanakan rencana yang telah disusun bersama ?, b apakah pelaksanaan itu berhasil?, c bila tidak berhasil maka
apa yang perlu dilakukan untuk merubah rencana atau memperbaiki rencana.d apakah klien timbul masalah baru? Dalam langkah ini
konselor membantu klien dalam menghadapi masalah baru dengan mengingatkan kepada masalah sumbernya sehingga menjamin
keberhasilan konseling.
6. Teknik Konseling
Di dalam proses konseling ”tidak ada teknik tertentu yang dapat digunakan untuk konseling kepada seluruh siswa di sekolah” dan “arah
konseling bersifat individual”. Teknik konseling harus disesuaikan
dengan individualitas klien, dan kita tidak dapat menghindari kenyataan bahwa setiap masalah menuntut fleksibelitas dan keragaman konseling
Williamson,dalam Patterson,1969:36. Teknik konseling bersifat khusus bagi individu dan masalahnya. Setiap teknik hanya dapat digunakan
bagi masalah dan individu secara khusus. Teknik konseling yang baik hendaknya disesuaikan dengan sifat-sifat kepribadian klien dan sifat
masalah yang sedang ditangani.