Tujuan Konseling Uraian materi 1. Pengantar

MODUL DIKLAT PKB GURU BK SMP KELOMPOK KOMPETENSI 8 151 Konselor menyelenggarakan kontrak bersama konseli yang menjadi bagian dari proses konseling yang mencakup pelaporan konseli mengenai keberhasilan maupaun kegagalannya. Kontrak melingkupi pula batas spesifik lamanya konseling. Pada akhir waktu, konseling bisa diakhiri dan konseli diperbolehkan menjaga dirinya sendiri.

5. Fungsi dan Peran Konselor

Tugas konselor dalam konseling realitas melibatkan diri dengan konseli dan membuat konseli menghadapi kenyataan. Konselor memaksa konseli untuk memutuskan apakah konseli akan atau tidak akan menempuh jalan yang tidak bertanggung jawab. konselor tidak membuat pertimbangan-pertimbangan nilai dan putusan-putusan bagi konseli, tetapi membantu konseli agar bisa menilai tingkah lakunya sendiri secara realistis. Konselor diharapkan memberikan pujian apabila konseli bertindak dengan cara yang bertanggung jawab dan menunjukkan ketidak setujuan apabila mereka tidak bertindak demikian. Konseling realitas berasumsi bahwa konseli bisa menciptakan kebahagiaannya sendiri dan bahwa kunci untuk menemukan kebahagiaan adalah penerimaan tanggung jawab. Fungsi konselor yang lainnya adalah menentukan batas-batas atau kontrak dalam situasi konseling. Kontrak-kontrak yang sering menjadi bagian dari proses konseling meliputi pelaporan konseli mengenai keberhasilan maupun kegagalannya di luar situasi konseling. Atau juga kontrak mengenali lamanya proses konseling.

6. Hubungan antara Konselor dan Konseli

a. Keterlibatan pribadi antara konselor dan konseli. Konselor, dengan kehangatan, pengertian, penerimaan, dan kepercayaannya atas kesanggupan konseli untuk mengembangkan suatu identitas keberhasilan, harus mengomunikasikan bahwa dia menaruh perhatian. Melalui keterlibatan pribadi dengan konselor, konseli MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F PPPPTK Penjas dan BK | 152 belajar bahwa banyak hal dalam hidup ini daripada hanya memusatkan perhatian kepada kegagalan, kesusahan, dan tingkah laku yang tidak bertanggung jawab. konselor juga menunjukkan perhatiannya dengan menolak penyalahan atau dalih-dalih dari konseli. b. Perencanaan. Kerja yang paling penting dalam proses konseling adalah membantu konseli agar mengenali cara-cara yang spesifik untuk mengubah tingkah laku kegagalan menjadi tingkah laku keberhasilan. Rencana-rencana harus dibuat realistis dan ada dalam batas-batas motivasi dan kesanggupan konseli. Rencana- rencana bukanlah hal yang mutlak, melainkan merupakan cara-cara alternatif bagi konseli untuk memecahkan masalah dan untuk memperluas pengalaman hidup yang penuh keberhasilan. Rencana tindakan harus spesifik, konkret dan bisa diukur. Rencana itu juga jangan kaku, jika rencana tidak bisa dijalankan maka rencana tersebut harus dievaluasi, dan rencana-rencana lain bisa diajukan. Rencana perlu dituangkan dalam tulisan dalam bentuk kontrak. Selanjutnya konseli bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya dalam menjalankan rencana-rencana. c. Komitmen. Setelah konseli membuat pertimbangan-pertimbangan nilai mengenai tingkah laku mereka sendiri dan memutuskan rencana-rencana tindakan, konselor membantu konseli dalam membuat suatu komitmen untuk melaksanakan rencana-rencana itu dalam kehidupan sehari-hari konseli. Pernyataan-pernyataan dan rencana-rencana tidak ada artinya sebelum ada keputusan untuk melaksanakannya. Menurut Glasser ciri utama orang-orang yang memiliki identitas kegagalan adalah bahwa mereka memiliki keengganan yang kuat untuk mengikatkan dirinya sendiri Corey: 276. Oleh karena itu, dengan menjalani rencana-rencana itu konseli diharapkan bisa memperoleh rasa berguna. d. Tidak menerima dalih. Tidak semua komitmen konseli bisa terlaksana. Jika rencana gagal, konseling realitas tidak tertarik untuk mendengarkan alasan-alasan, penyalahan, dan keterangan- keterangan konseli tentang mengapa rencananya gagal. Konselor