Hubungan Konseling Uraian Materi 1. Latar Belakang

MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F PPPPTK Penjas dan BK | 138 g. Merupakan hubungan yang dikuasai oleh pikiran-pikiran yang rasional. Konselor membantu individu untuk berpikir secara rasional tentang dirinya serta perkembangan hidupnya. h. Memberikan tekanan pada martabat dan harga diri manusia. Hubungan yang berdasarkan respek dan martabat manusia membantu individu untuk mencapai keputusan bahwa dirinya berharga. Dengan demikian akan mendorongnya untuk bekerja dengan potensinya yang penuh. Menurut Williamson hubungan konseling merupakan hubungan akrab, sangat bersifat pribadi dari hubungan tatap muka, kemudian konselor bukan hanya membantu individu mengembangkan individualitas apasaja yang sesuai dengan potensinya, tetapi konselor harus mempengaruhi klien berkembang ke satu arah yang terbaik baginya. Konselor memang tidak menetapkan, tetapi hanya cara yang baik, karena itu pendektan ini disebut konseling direktif.

9. Bentuk-Bentuk Konseling

a. Persuasif. Dalam konseling persuasif konselor berusaha menekan dengan kuat ketegangan-ketegangan klien. b. Rasional. Dalam konseling rasional penanganannya didasarkan pada hipotesa bahwa penyimpangan emosi itu dikarenakan proses berpikir yang salah. c. Sugesti. Teknik ini membutuhkan konselor yang berwibawa. d. Dorongan dan Paksaan. Konselor akan menggunakan cara memberikan dorongan dan memaksakan sesuatu kepada klien bila klien mempunyai sifat menggantungkan diri dan tidak dapat bergairah hidup tanpa adanya dorongan dan paksaan. Konseling ini tepat juga bila klien lari dari kenyataan dan berifat ragu-ragu. e. Nasehat. Konselor menggunakan nasehat dengan cara aktif, yaitu memberi fakta-fakta kepada klien. Konselor dianggap sebagai orang yang otoriter dan klien dianggap sebagai orang yang patuh. MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F PPPPTK Penjas dan BK | 139

10. Kekuatan dan Keterbatasan

a. Kekuatan

1 Pendekatan ini menerapkan pendekatan ilmiah kepada konseling. Pada awalnya, pandangan trait and factor merupakan sutau proses terhadap praktek-praktek konseling oleh orang-orang yang tidak terlatih dan tidak ilmiah. 2 Penekanan pada penggunaan data tes obyektif, membawa kepada upaya perbaikan dalam pengembangan tes dan penggunaannya, serta perbaikan dalam pengumpulan dan penggunaan data lingkungan. 3 Penekanan yang diberikan pada diagnosis mengandung makna sebagai suatu perhatian terhadap masalah dan sumbernya, dan mengarah kepada upaya mengkreasikan teknik-teknik untuk mengatasinya. 4 Penekanan kepada aspek kognitif, merupakan upaya meseimbangkan pandangan lain yang lebih menekankan aspek afektif atau emosional.

b. Keterbatasan

1 Pandangannya dikembangkan dalam situasi pendidikan dan kliennya dibatasi terutama kepada siswa-siswa yang memiliki keragaman derajat kemantapan dan tanggungjawab sendiri. 2 Pandangannya terlalu menekankan kepada pengendalian konselor dan hasil yang dicapai pada diri klien lebih banyak tergantung kepada keunggulan konselor dalam mengarahkan dan membatasi konseli. 3 Banyak meminimalkan atau mengabaikan aspek afektif konseli yang justru seharusnya menjadi kepedulian utama psikoterapis. 4 Terlalu banyak pertimbangan yang ditekankan pada data obyektif. Penggunaan dan keyakinan yang berlebihan terhadap data ini kurang tepat karena keterbatasan realibilitas, validitas, dan kelengkapan alat dan datanya.