Kekuatan Keterbatasan Kekuatan dan Keterbatasan

MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F PPPPTK Penjas dan BK | 140 5 Suatu dilema bagi konselor karena ia harus mendorong dan meyakinkan konseli mewujudkan kemampuannya, tetapi ia harus melakukannya tanpa persuasi.

D. Aktifitas Pembelajaran

Kegiatan Pengantar : Menjelaskan skenario kegiatan 1JP AktivitasKegiatan 1 : Mempelajari modul 1 JP AktivitasKegiatan 2 : Mengidentifikasi hal-hal yang belum difahami tentang konseling TF dan melakukan diskusi 2 JP. AktivitasKegiatan 3 : Praktik layanan konseling TF 2 JP

E. Latihan Kasus LK-6.6

1. Praktikan teori konseling trait and factor a. Lakukan analisis, b. susun RPL

c. Lakukan praktik konseling dalam contoh kasus di bawah ini..

CONTOH KASUS Cermati secara mendalam kasus dalam konseling psikoanalisis, diskusikan dengan kelompok Anda bagaimana menangani masalah MAYA dengan menggunakan langkah konseling trait and factor. Terapi Lakukanlah konseling terhadap MAYA dengan menggunakan pendekatan konseling trait and factor.

F. Rangkuman

Pendekatan konseling direktif disebut juga pendekatan konseling klinikal dan atau pendekatan Trait and Factor. Pendekatan ini bersifat rasional logis, dan MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F PPPPTK Penjas dan BK | 141 intelektual, tetapi dasar filsafatnya bukanlah Rationalisme ataupun Essentialisme, melainkan lebih dekat pada Empirisme dan mempunyai pandangan yang optimis bahwa manusia sudah dibekali dengan pembawaan, tetapi pembawaan itu tidak menentukan. Beberapa tokoh utama yang biasanya diasosiasikan dengan teori sifat dan faktor adalah Walter Bingham, John Darley, Donald G. Paterson, dan E.G. Williamson. Tetapi yang paling menonjol dan terkenal adalah Williamson karena pandangan dan konsepnya telah banyak dipublikasikan dalam berbagai artikel dalam jurnal, dan buku-buku. Teori Trait and Factor sering juga disebut sebagai konseling direktif atau konseling yang berpusat pada konselor. Teori ini telah berkembang secara dinamis, yang pada mulanya berupa pendekatan konseling vokasional, kemudian berkembang ke dalam lingkup yang lebih luas yang tidak hanya segi vokasional, akan tetapi mencakup aspek perkembangan secara keseluruhan. Menurut pendekatan konseling trait and factor, kepribadian merupakan suatu sistem sifat dan faktor yang saling berkaitan satu samalainnya, seperti kecakapan, minat, sikap dan temperamennya. Perkembangan kemajuan manusia mulai dari masa bayi hingga dewasa diperkuat oleh interaksi sifat dan faktor. Pendekatan ini beranggapan bahwa klien tidak mampu memecahkan masalahnya sendiri maka konselorlah yang memecahkannya. Konselor lebih banyak aktif untuk memahami, menginterpretasi dan kemudian mencari kemungkinan pemecahan. Pendekatan ini memperhatikan ciri-ciri, sifat-sifat dari individu dan faktor-faktor dalam lingkungan. Konselor berperan sebagai “Master Educator”, yang membantu individu mengatasi masalah-masalah dengan sumber intelektual yang disadari. Konselor menyediakan pengetahuan dan pengalaman yang khusus sebagai bantuan menuju pemilihan yang rasional. Konselor menggunakan skillnya dalam diagnosa ilmiah dan intepretasi data teknis untuk membantu individu menemukan jalan pendek dalam mengatasi masalahnya tanpa menggunakan pertanyaan-pertanyaan pendahuluan.