MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F
PPPPTK Penjas dan BK | 166 terlalu terpaku pada masa depan, maka mereka akan mengalami
kecemasan. Upaya yang digunakan untuk membantu klien membuat kontak
dengan masa kini, Gestalt lebih dominan mengajukan pertanyaan- pertanyaan “apa” dan “bagaimana” dibandingkan “mengapa” upaya
ini dilakukan agar klien dapat meningkatkan kesadaraan atas apa yang sedang terjadi sekarang.
c. Sintesis Asumsi Diagnosis Masalah
Dalam terapi Gestalt yang menjadi asumsi diagonisis masalah terdapat pada konsep tentang urusan yang tidak terselesaikan,
yaitu mencangkup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kebencian, kemarahan, rasa berdosa, rasa
diabaikan dan kedudukan. Walaupun tidak dapat diungkapkan secara langsung namun perasaan tersebut dapat dikaitkan dengan
ingatan dan fantasi-fantasi terentu, dan karena tidak dapat diungkapkan secara langsung dalam kesadaran menyebabkan
masalah itu tetap diingat sebagai latar belakang dan terbawa didalam kehidupan yang terjadi sekarang, dan menjadi penghambat
hubungan yang efektif antara dirinya sendiri dan orang lain. Perasaan-perasaan yang tidak diketahui menghasilkan sisa emosi
yang tidak perlu yang mengacaukan kesadaran yang berpusat pada saat sekarang. Menurut Perls 1969, rasa sesal atau dendam
paling sering menjadi sumber dan menjadi bentuk urusan tak selesai yang paling buruk. Selain itu Perls juga mengungkapkan
banwasanya pengungkapan rasa sesalitu merupakan sebuah keseharusan, rasa sesal yang tidak terungkapkan dapat berubah
menjadi perasaan bedosa. Saran Perls adalah “Bilamana adan merasa berdosa, temukan dan ungkapkan rasa sesal anda, dan
usahakan agar tuntutan- tuntutan ana menjadi jelas” Corey,
2010:123.
MODUL DIKLAT PKB GURU BK SMP KELOMPOK KOMPETENSI 8
167
3.
Tujuan Konseling
Konseling Gestalt memiliki sasaran penting yang menjadi sasaran dasarnya. Sasaran tersebut yaitu menantang klien mengubah dirinya
dari “didukung oleh lingkungan” menjadi “didukung oleh diri sendiri”. Sasaran dari Gestalt yaitu membuat klien tidak bergantung kepada
orang lain, menyadarkan klien bahwasanya mereka dapat melakukan banyak hal, yang menurut mereka itu susah untuk mereka lakukan.
Sasaran utama Gestalt adalah pencapaian kesadaran. Kesadaran mengenai dirinya sendiri, karena tanpa kesadaran klien tidak dapat
merubah dirinya. Dengan kesadaran pula klien dapat menerima dan memiliki kesangguapan untuk menghadapi bagian-bagian keberadaan
yang diingkarinya sehingga membuat mereka untuk mudah terhubung dengan sebuah kenyataan.
Tujuan konseling gestalt adalah menciptakan eksperimen dengan
konseli untuk membantu konseli dalam:
a. Mencapai kesadaran atas apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka melakukannya. Kesadaran itu termasuk di
dalamnya, insight,
penerimaan diri,
pengetahuan tentang
lingkungan, tanggung jawab terhadap pilihannya. b. Kemampuan untuk melakukan kontak dengan orang lain.
c. Memiliki kemampuan mengenali, menerima mengekspresikan perasaan, pikiran dan keyakinan dirinya.
Konseling gestalt ini juga bertujuan mendampingi klien dalam mencapai kesadaran dari pengalaman momen ke momen dan memperluas
kapasitas dalam memilih. Yang mana tujuan terapi bukanlah analisis melainkan integrasi.
Menurut Sofyan S. Willis dalam bukunya Konseling Individual Teori dan Praktek mengatakan bahwa tujuan konseling adalah membantu klien
menjai individu yang merdeka dan berdiri sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan: