Sintesis asumsi diagnosis masalah

MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F PPPPTK Penjas dan BK | 17 ketidaksadarannya. Berbagai pengalamaman dalam pemenuhan kebutuhan psikososial dan psiko seksual yang terhambat pada masa kanak-kanak tidak hilang begitu saja melainkan menghasilkan material-material yang direpres ke dalam ketidaksadaran. Kegiatan konseling psikoanalitik dengan demikian diarahkan untuk mampu mengungkapkan material-material yang berada di dalam ketidaksadaran klien untuk dianalisis, diinterpretasi, agar dicapai insight, dan pada gilirannya klien dapat merancang ulang kepribadiannya.

3. Proses Konseling

a. Tujuan Konseling

Konseling yang menggunakan teori psikoanalitik memiliki dua tujuan: 1 membuat bahan-bahan yang tidak disadari menjadi disadari; dan 2 memperkuat the ego agar perilaku lebih didasarkan kepada realita dan kurang didasarkan kepada instinctual craving dan irrational guilt. Kesuksesan melakukan analisis diyakini akan menghasilkan perubahan signifikan pada kepribadian individu dan struktur karakter individu. Metode terapetik digunakan untuk membongkar material yang tidak disadari. Pada gilirannya pengalaman masa kanak-kanaknya direkonstruksi, dibahas, diinterpretasikan, dan dianalisis. Sudah barang tentu proses tersebut tidak terbatas pada memecahkan masalah dan mempelajari perilaku baru. Melainkan melakukan penggalian atau pelacakan secara lebih mendalam deeper probing ke masa lalunya guna mengembangkan pemahaman diri self- understanding yang diyakini menjadi sangat penting untuk menghasilkan perubahan dalam karakter. Terapi psikoanalitik diroentasikan kepada pencapaian insight, tetapi tidak hanya pada pemahaman intelektual semata, yang esensial adalah bahwa perasaan-perasaan, dan memori-memori yang berkaitan dengan MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F PPPPTK Penjas dan BK | 18 pemahaman diri self-understanding tersebut dialami be experienced.

b. Fungsi dan Peran Konselor

Dalam psikoanalitik klasik, terapis atau konselir diperankan sebagai anonim, kadang disebut sebagai layar kosong. Mereka terlibat sangat minimal dalam membuka diri, dan mempertahankan perasaan netralitas guna memelihara hubungan transferens, di mana klien membuat proyeksi terhadapnya. Hubungan transferen ini merupakan suatu fondasi dalam konseling psichoanalitis, menunjuk pada pemindahan perasaan-perasaan yang mula-mula dialami dalam hubungan awal dengan orang penting bisa ayah, ibu, atau siapa saja yang berpengaruh signifikan terhadap pengalaman individu, terbukti telah masuk dalam ketidaksadaran individu, yang membuat individu membuat proyeksi terhadapnya. Jika konselor mengatakan sedikit tentang diri mereka dan hanya sedikit membagi reaksi personalnya, maka apa saja perasaan klien terhadap konselor akan berisi perasaan-perasaan kepada figur signifikan di masa lalu. Fenomena proyeksi tersebut, yang berisi pengalaman- pengalaman “tidak selesai” dan direpres oleh individu, merupakan bahan berharga untuk kerja terapetik. Fungsi utama konselor psikoanalitik adalah membantu klien memperoleh kebebasan untuk bercinta, bekerja, dan bermain. Kondisi klien yang menjalani konseling psikoanalitik dapat diibaratkan berada dalam kondisi terkekang, terbelenggu, oleh cengkeraman sampah psikologis yang terdapat di dalam ketidaksadarannya. Untuk membantu klien yang berada dalam kondisi tersebut konselor membantu klien mencapai kesadaran diri self-awarness, menghadapi kecemasan dengan cara yang yang lebih realistik, serta memperoleh kontrol atas perilaku impulsif dan perilaku rasionalnya. Klien dikatan memiliki perilaku irasional karena tahu suatu perilaku tersebut tidak “berguna” tetapi tidak bisa tidak harus melakukannya.