Pengalaman Klien dalam Konseling

MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F PPPPTK Penjas dan BK | 107 kelanjutan terapi, para klien melakukan tindakan-tindakan yang membawa pengaruh pada perubahan-perubahan yang diinginkan. Harris 1967, hlm 85 mengungkapkan tiga alasan yang menjadi penyebab orang-orang mendatangi terapi dan menginginkan perubahan sebagai berikut. a. Yang pertama ialah mereka cukup menderita... Mereka telah bermain dengan mesin-mesin judi yang sama demikian lama tanpa hasil sehingga akhirnya berniat untuk berhenti atau pindah kepada mesin-mesin yang lain. b. Hal lainnya yang membuat orang-orang ingin berubah adalah suatu tipe keputusasaan yang lambat yang disebut perasaan bosan, atau kejenuhan. Apabila orang itu akhirnya bertanya Jadi, bagaimana? dia siap berubah. c. Hal ketiga yang membuat orang-orang ingin berubah adalah penemuan yang mendadak bahwa mereka bisa berubah. Menurut Harris 1967, hlm. 229, tujuannya adalah membuat setiap orang yang menerima treatment menjadi ahli dalam menganalisis transaksi-transaksinya sendiri. Peran klien adalah mempelajari dasar- dasar ego orang tua, ego orang dewasa, dan ego anak; kemudian klien bisa menggunakan kelompok AT untuk mengalami secara berbeda dari cara-caranya yang lama. Harris 1967, hlm. 238 menjelaskan inti penyembuhan sebagai berikut: Jika seorang pasien bisa menjabarkan dengan kata-kata mengapa dia melakukan apa yang dilakukannya dan bagaimana dia menghentikannya, maka dia sembuh dalam arti bahwa dia mengetahui apa penyembuhan itu dan dia bisa menggunakannya berulang-ulang.

7. Hubungan antara Konselor dan Klien

AT adalah suatu bentuk terapi berdasarkan kontrak. Suatu kontrak dalam AT menyiratkan bahwa seseorang akan berubah. Kontrak haruslah spesifik, ditetapkan secara jelas, dan dinyatakan secara MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F PPPPTK Penjas dan BK | 108 ringkas. Kontrak menyatakan apa yang akan dilakukan oleh klien, bagaimana klien akan melangkah kearah tujuan-tujuan yang telah ditetapkannya, dan kapan klien mengetahui saat kontraknya habis. Sebagai sesuatu yang dapat diubah, kontrak-kontrak bisa dibuat bertahap-tahap. Terapis akan mendukung dan bekerja sesuai dengan kontrak yang bagi klien adalah kontrak terapi. Penekanan pada kontrak-kontrak yang spesifik adalah salah satu sumbangan utama AT kepada konseling dan terapi. Dalam terapi mudah sekali untuk mengembara tanpa melihat tujuan-tujuan dan tanpa memikul tanggung jawab atas pencapaian perubahan-perubahan pribadi. Banyak klien yang memandang terapis sebagai sumber obat yang manjur untuk segala macam penyakit, sehingga mereka memulai terapi dengan sikap pasif dan dependen. Salah satu kesulitan mereka adalah penghindaran dari kewajiban memikul tanggung jawab, dan mereka berusaha meneruskan gaya hidupnya dengan mengalihkan tanggung jawab kepada terapis. Pendekatan kontraktual AT berlandaskan pengharapan bahwa para klien berfokus pada tujuan- tujuan mereka dan membuat suatu komitmen. la menekankan pembagian tanggung jawab dan menyajikan suatu titik pemberangkatan untuk bekerja. Kontrak- kontrak yang cukup luas seperti “saya ingin bahagia”, “saya ingin memahami diri sendiri,” atau ‘saya berharap bisa menyesuaikan diri lebih baik” tidak diterima. Kontrak harus lebih spesifik dan harus melukiskan cara – cara yang sesungguhnya digunakan dalam terapi, baik terapi individu maupun kelompok. Jika seorang klien berkata “saya merasa kesepian dan saya ingin dekat pada orang- orang’. Maka kontrak yang dibuat harus mencakup latihan yang spesifik, atau tugas yang harus dikerjakan oleh klien bertujuan agar dia mulai mendekatkan diri kepada orang lain. Banyak klien yang mengeluh bahwa mereka tidak tahu apa yang diinginkannya, atau terlalu bingung untuk bisa membuat suatu kontrak yang jelas. Mereka bisa memulai dengan menetapkan kontrak-kontrak