Teknik Konseling Uraian Materi : Teori Konseling Behavior 1. Latar Belakang
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F
PPPPTK Penjas dan BK | 42 Sasarannya memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari
ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien untuk rileks. Prosedurnya dengan menghilangkan tingkah laku yang
diperkuat secara negatif dan menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan
c. Pengkondisian aversi Sasarannya untuk menghilangkan kebiasaan buruk dengan
meningkatkan kepekaan klien agar mengamati respon pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut.
d. Pembentukan tingkah laku model Sasarannya untuk membentuk tingkah laku baru pada klien, dan
memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk. Prosedurnya Konselor menunjukkan kepada klien tentang tingkah laku model.
6.
Peranan Konselor
Konselor behavioral memiliki peran yang sangat penting dalam membantu klien. Wolpe mengemukakan peran yang harus dilakukan
konselor, yaitu bersikap menerima, mencoba memahami klien dan apa yang dikemukakan tanpa menilai atau mengkritiknya.
Dalam hal menciptakan iklim yang baik adalah sangat penting untuk mempermudah melakukan modifikasi perilaku. Konselor lebih berperan
sebagai guru yang membantu klien melakukan teknik-teknik modifikasi perilaku yang sesuai dengan masalah dan tujuan yang hendak dicapai.
7.
Keterbatasan dan Keunggulan
Keterbatasan pendekatan konseling behavioral yang perlu dicermati oleh konselor guru BK antara lain adalah:
a. Pendekatan konseling behavioral bersifat dingin, kurang menyentuh aspek pribadi, bersifat manipulatif, dan mengabaikan hubungan
antar pribadi. b. Pendekatan konseling behavioral lebih terkonsentrasi kepada
teknik.
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F
PPPPTK Penjas dan BK | 43 c. Meskipun konselor behavioral sering menyatakan persetujuan
kepada tujuan klien, akan tetapi pemilihan tujuan sering ditentukan oleh konselor.
d. Meskipun konselor behavioral menegaskan bahwa setiap klien adalah unik dan menuntut perlakuan yang unik dan spesifik, akan
tetapi masalah satu klien sering sama dengan klien lain dan oleh karena itu tidak menuntut suatu strategi konseling yang unik.
e. Konstruksi belajar yang dikembangkan dan digunakan oleh konselor behavioral tidak cukup komprehensif untuk menjelaskan belajar dan
harus dipandang hanya sebagai suatu hipotesis yang harus diuji. f.
Perubahan klien hanya berupa gejala yang dapat berpindah kepada bentuk tingkah laku yang lain.