MODUL DIKLAT PKB GURU BK SMP KELOMPOK KOMPETENSI 8
147 Menurut konseling reaitas, akan sangat berguna apabila menganggap
identitas dalam pen gertian “identitas keberhasilan” lawan “identitas
kegagalan”. Dalam pembentukan identitas, masing -masing diri kita
mengembangkan keterlibatan-keterlibatan dengan orang lain dan dengan bayangan diri, yang dengannya kita merasa relatif berhasil atau
tidak berhasil. Orang lain memainkan peranan yang berarti dalam membantu individu menjelaskan dan memahami identitas dirinya sendiri.
Menurut Glasser di dalam Corey 2007: 264 basis dari konseling realitas adalah membantu konseli dalam memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasar psikologisnya, yang mencakup kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk merasakan bahwa kita
berguna bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain. Pandangan tentang manusia mencakup pernyataan bahwa suatu
“kekuatan pertumbuhan” m endorong individu untuk berusaha mencapai
suatu identitas keberhasilan. Menurut Gasser dalam Correy 2007: 265, ...bahwa masing-masing individu memiliki suatu kekuatan ke arah
kesehatan atau pertumbuhan. Pada dasarnya, orang ingin puas hati dan menikmati suatu identitas keberhasilan, menunjukkan tingkah laku yang
bertanggung jawab dan memiliki hubungan interpersonal yang penuh makna. Penderitaan pribadi bisa diubah dengan perubahan identitas.
Konseling realitas menyatakan bahwa, karena individu-individu bisa mengubah cara hidup, perasaan, dan tingkah lakunya, maka merekapun
bisa mengubah identitasnya. Perubahan identitas bergantung pada perubahan tingkah laku.
3. Ciri-ciri Konseling Realitas
Konseling Realitas mempunyai delapan ciri sebagai berikut: a. Konseling realitas menolak konsep tentang penyakit mental. Bentuk
gangguan tingkah laku yang spesifik adalah akibat ketidak bertanggung jawaban. Konseling realitas tidak berurusan dengan
diagnosis-diagnosis psikologis. Gangguan mental sama dengan
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F
PPPPTK Penjas dan BK | 148 tingkah laku yang tidak bertanggung jawab, kesehatan mental sama
dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. b. Konseling realitas menekankan kesadaran atas tingkah laku
sekarang, perubahan sikap mengikuti perubahan tingkah laku. Konseling tidak bergantung pada pemahaman untuk mengubah
sikap-sikap, tetapi menekankan bahwa perubahan sikap mengikuti perubahan tingkah laku.
c. Konseling realitas difokuskan pada saat sekarang, bukan pada masa lampau. Masa lampau seseorang itu telah tetap dan tidak bisa
diubah, maka yang bisa diubah hanyalah saat sekarang dan masa yang akan datang. Konseling mengkesplorasi segenap aspek
kehidupan konseli
sekarang, mencakup
harapan-harapan, ketakutan-ketakutan, dan nilai-nilainya. Konselingpun menekankan
kekuatan-kekuatan, potensi-potensi, keberhasilan-keberhasilan, dan kualitas-kualitas yang positif dari konseli, tidak memperhatikan
kecemasan-kecemasan dan gejala-gejalanya. Menurut Glasser dalam Correy 2007: 266 konseli dipandang sebagai pribadi
dengan potensi yang luas, bukan sebagai passien yang memiliki masalah-masalah. Konseling realitas memandang pembahasan
masa lalu dan kesalahan-kesalahan masa lalu merupakan usaha yang tidak produktif dan sebagai penghamburan waktu. Oleh
karena itu konseling realitas mengajukan pert anyaan “Mengapa
terlibat dengan orang yang dulunya tidak bertanggung jawab? Kita ingin terlibat dengan orang yang kita tahu bisa menjadi orang yang
bertanggung jawab. d. Konseling realitas menekankan pertimbangan-pertimbangan nilai.
Konseling ini menempatkan pokok kepentingannya pada peran konseli dalam menilai kualitas tingkah lakunya sendiri dalam
membantu mengentaskan kegagalan yang dialaminya. Konseling realitas beranggapan bahwa perubahan mustahil terjadi tanpa
melihat pada tingkah laku dan membuat beberapa ketentuan mengenai sifat-sifat konstruktif dan destruktifnya. Jika para konseli
menjadi sadar bahwa mereka tidak akan memperoleh apa yang mereka inginkan dan bahwa tingkah laku mereka merusak diri,