Hubungan antara Konselor dan Konseli

MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F PPPPTK Penjas dan BK | 152 belajar bahwa banyak hal dalam hidup ini daripada hanya memusatkan perhatian kepada kegagalan, kesusahan, dan tingkah laku yang tidak bertanggung jawab. konselor juga menunjukkan perhatiannya dengan menolak penyalahan atau dalih-dalih dari konseli. b. Perencanaan. Kerja yang paling penting dalam proses konseling adalah membantu konseli agar mengenali cara-cara yang spesifik untuk mengubah tingkah laku kegagalan menjadi tingkah laku keberhasilan. Rencana-rencana harus dibuat realistis dan ada dalam batas-batas motivasi dan kesanggupan konseli. Rencana- rencana bukanlah hal yang mutlak, melainkan merupakan cara-cara alternatif bagi konseli untuk memecahkan masalah dan untuk memperluas pengalaman hidup yang penuh keberhasilan. Rencana tindakan harus spesifik, konkret dan bisa diukur. Rencana itu juga jangan kaku, jika rencana tidak bisa dijalankan maka rencana tersebut harus dievaluasi, dan rencana-rencana lain bisa diajukan. Rencana perlu dituangkan dalam tulisan dalam bentuk kontrak. Selanjutnya konseli bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya dalam menjalankan rencana-rencana. c. Komitmen. Setelah konseli membuat pertimbangan-pertimbangan nilai mengenai tingkah laku mereka sendiri dan memutuskan rencana-rencana tindakan, konselor membantu konseli dalam membuat suatu komitmen untuk melaksanakan rencana-rencana itu dalam kehidupan sehari-hari konseli. Pernyataan-pernyataan dan rencana-rencana tidak ada artinya sebelum ada keputusan untuk melaksanakannya. Menurut Glasser ciri utama orang-orang yang memiliki identitas kegagalan adalah bahwa mereka memiliki keengganan yang kuat untuk mengikatkan dirinya sendiri Corey: 276. Oleh karena itu, dengan menjalani rencana-rencana itu konseli diharapkan bisa memperoleh rasa berguna. d. Tidak menerima dalih. Tidak semua komitmen konseli bisa terlaksana. Jika rencana gagal, konseling realitas tidak tertarik untuk mendengarkan alasan-alasan, penyalahan, dan keterangan- keterangan konseli tentang mengapa rencananya gagal. Konselor MODUL DIKLAT PKB GURU BK SMP KELOMPOK KOMPETENSI 8 153 tidak perlu menyalahkan atau mencela konseli atas kegagalannya, juga tidak perlu mencari-cari sebab-sebab kegagalannya itu. Menurut Glasser dalam Correy 2007: 276 bahwa konseli mengetahui mengapa rencananya bisa gagal. Konselor harus berfokus pada maksud konseli untuk menyelesaikan sesuatu yang diputuskan untuk dlaksanakan daripada menanyakan mengapa gagal. Konselor mendorong konseli agar menghadapi kenyataan dari tingkah lakunya. Konselor bertugas memberikan perhatian yang cukup sehingga konseli mampu menghadapi suatu kebenaran bahwa dia telah menghabiskan hidupnya dengan mencoba menghindarinya, konseli bertanggung jawab atas tingkah lakunya sendiri. Konselor tidak perlu memaklumi atau memaafkan tingkah laku konseli yang tidak bertanggung jawab.

7. Teknik Konseling

Konseling realitas merupakan konseling yang aktif secara verbal dalam membantu konseli untuk mendapatkan identitas keberhasilan. Teknik- teknik konseling Realitas tersebut melingkupi: a. terlibat dalam permainan peran dengan konseli, b. menggunakan humor, c. mengkonfrontasi konseli dan menolak dalih apapun, d. membantu konseli merumuskan renana-rencana yang sepesifik bagi tindakan, e. bertindak sebagai model dan guru, f. memasang batas-batas dan menyusun situasi terapi, g. menggunakan “terapi kejutan verbal” atau sarkasme yang layak untuk mengkonfrontasikan konseli dengan tingkah lakunya yang tidak realistik, dan h. melibatkan diri dengan konseli dalam upaya mencari kehidupan yang lebih efektif. MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F PPPPTK Penjas dan BK | 154

8. Prosedur Konseling Realitas

Konseling Realitas diselenggarakan dalam 5 tahap dan masing-masing tahap membutuhkan waktu 40 – 60 menit dan setiap tahap diselenggarakan pada satu pertemuan. Tahap I Menciptakan keterlibatan pribadi dengan konseli. Konseling Realitas dimulai dengan usaha konselor untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dimana konseli bisa memulai membuat perubahan dalam hidupnya. Untuk menciptakan iklim tersebut konselor harus bisa terlibat dalam hidup konseli dan menciptakan iklim yang saling mempercayai. Tahap II Tahap Want Konselor mengeksplorasi gambaran konseli mengenai keinginan kebutuhan, persepsi konseli. Konseli didorong untuk mengenali keinginan dalam memenhi kebutuhannya. Konseli diberi kesempatan untuk mengeksplorasi setiap gambaran dalam hidupnya, termasuk apa yang diinginkan dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. Tahap III Tahap Doing Konseling menekankan pada perilaku sekarang dan mengkonsentrasikan pada perubahan perilaku total. Tahap IV Tahap Evaluasi Inti dari konseling Realitas adalah meminta konseli membuat evaluasi dari setiap komponen perilaku totalnya. Tugas konselor mengkonfrontasikan perilaku konseli dan meminta konseli menilai kualitan perilakunya. Tahap V Tahap Planing Setelah konseli mengevaluasi perilakunya dan menetapkan perubahan, maka langkah selanjutnya membuat rencana untuk mengontrol hidup