MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F
PPPPTK Penjas dan BK | 137 mengarahkan, karena itu pendekatan ini disebut kognitif rasional,
disebut juga pendekatan direktif.
8. Hubungan Konseling
Dalam pendekatan trait and factor atau pendekatan direktif, Williamson 1972 menekankan pentingnya human relationship dalam konseling.
Untuk membantu individu dalam mengembangkan kemanusiaan sepenuhnya, maka pola hubungan antara konselor dan konseli
hendaknya mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Hubungan sangat individual.
b. Hubungan secara pribadi, melalui usaha-usaha konselor untuk menempatkan dirinya ke dalam tempat dan sudut pandang dari
konseli secara emosional dan psikologis, sehingga dapat memahami konseli yang bertujuan untuk membantu dia.
c. Merupakan hubungan untuk membantu atau melayani individu,tidak hanya terpusat pada individu yang mempunyai masalah, tetapi juga
untuk membantu individu normal tidak mempunyai masalah dengan mendahului atau mengetahui lebih dahulu ketegangan-
ketegangannya yang bertumbuh dan membantu dia menyadari dan memahami potensi-potensinya.
d. Mempunyai tekanan pada masa depan, disamping mendorong untuk berkembang. Membantu individu untuk melihat masa depan
dengan merealisasikan aspirasi-aspirasi dan potensi-potensinya melalui mengorganisir cara berpikirnya tentang dirinya dan aspirasi-
aspirasinya untuk perkembangan masa depannya. e. Berpusat kepada kehidupan, maka dari itu konseling ditujukan untuk
membantu individu menyusun kehidupannya ke dalam totalitas. f.
Berhubungan dengan mengidentifir aspirasi-aspirasi maupun bakat- bakatnya. Suatu hubungan yang simpatik dan beremosi tinggi lebih
banyak membantu dari apasaja yang dikatakan oleh konselor, untuk menumbuhkan kepercayaan diri sendiri serta hasrat untuk
mengembangkan potensi-potensi sepenuhnya.
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F
PPPPTK Penjas dan BK | 138 g. Merupakan hubungan yang dikuasai oleh pikiran-pikiran yang
rasional. Konselor membantu individu untuk berpikir secara rasional tentang dirinya serta perkembangan hidupnya.
h. Memberikan tekanan pada martabat dan harga diri manusia. Hubungan yang berdasarkan respek dan martabat manusia
membantu individu untuk mencapai keputusan bahwa dirinya berharga. Dengan demikian akan mendorongnya untuk bekerja
dengan potensinya yang penuh. Menurut Williamson hubungan konseling merupakan hubungan akrab,
sangat bersifat pribadi dari hubungan tatap muka, kemudian konselor bukan hanya membantu individu mengembangkan individualitas apasaja
yang sesuai dengan potensinya, tetapi konselor harus mempengaruhi klien berkembang ke satu arah yang terbaik baginya. Konselor memang
tidak menetapkan, tetapi hanya cara yang baik, karena itu pendektan ini disebut konseling direktif.
9. Bentuk-Bentuk Konseling
a. Persuasif. Dalam konseling persuasif konselor berusaha menekan dengan kuat ketegangan-ketegangan klien.
b. Rasional. Dalam konseling rasional penanganannya didasarkan pada hipotesa bahwa penyimpangan emosi itu dikarenakan proses
berpikir yang salah. c. Sugesti. Teknik ini membutuhkan konselor yang berwibawa.
d. Dorongan dan Paksaan. Konselor akan menggunakan cara memberikan dorongan dan memaksakan sesuatu kepada klien bila
klien mempunyai sifat menggantungkan diri dan tidak dapat bergairah hidup tanpa adanya dorongan dan paksaan. Konseling ini
tepat juga bila klien lari dari kenyataan dan berifat ragu-ragu. e. Nasehat. Konselor menggunakan nasehat dengan cara aktif, yaitu
memberi fakta-fakta kepada klien. Konselor dianggap sebagai orang yang otoriter dan klien dianggap sebagai orang yang patuh.