Tahap kedua clearing the ground Tahap ketiga the existensial encounter

MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL F PPPPTK Penjas dan BK | 178 2 Memiliki kembali bagian dari diri konseli yang tadinya hilang atau tiak diakui. 3 Membuat suatu keputusan eksistensial untuk hidup dan terus berjalan 4 Bekerja secara sistematis dan terus menerus dalam mengatasi keyakinan konseli yang destruktif tema-tema kehdupan klien yang negative. 5 Berhubungan dengan makna-makna spiritual. 6 Mengalami sebuah hubungan perbaikan yang terus menerus berkembang Joyce Sill dalam Safaria 2005, p.84-85 dalam Komalasari 2011:314.

d. Tahap keempat integration

Pada tahap ini konseli sudah mulai dapat mengatasi krisis-krisis yang diekplorasi sebelumnya dan mulai mengintegrasikan keseluruhan diri self, pengalaman dan emosi-emosinya dalam perspektif yang baru. Konseli telah mampu menerima ketidakpatian, kecemasan, dan ketakutannya serta meneria tanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Tahap ini terdiri dari beberapa langkah yaitu: 1 Membentuk kembali pola-pola hidup dalam bimbingan pemahaman baru dan insight baru. 2 Memfokuskan pada pembuatan kontrak relasi yang memuaskan 3 Berhubungan dengan masyarakat dan komunitas secara luas. 4 Menerima ketidakpastian dan kecemasan yang dapat menghasilkan makna-makna baru. 5 Menerima tanggung jawab untuk hidup Joyce Sill dalam Safaria 2005, p.84-85 dalam Komalasari 2011:314. MODUL DIKLAT PKB GURU BK SMP KELOMPOK KOMPETENSI 8 179

e. Tahap kelima ending

Pada tahap ini konseli siap untuk memulai kehidupan secara mandiri tanpa supervisi konselor. Tahap pengakhiran ditandai dengan proses sebagai berikut: 1 berusaha untuk melakukan tindakan antisipasi akibat hubungan konseling yang telah selesai. 2 Memberikan proses pembahasan kembali isu-isu yang ada. 3 Merayakan apa yang telah dicapai 4 Menerima apa yang belum tercapai. 5 Melakukan antisipasi dan perencanaan terhadap krisis di amsa depan. 6 Membiarkan pergi dan terus melanjutkan kehidupan Joyce Sill dalam Safaria 2005, p.84-85 dalam Komalasari 2011:315

9. Keterbatasan dan Keunggulan

Terdapat beberapa kritik tentang kelemahan konseling Gestalt dalam hal memandang kepribadian individu yaitu: Kelemahan konseling gestalt yaitu, bahwa konseling gestalt dipandang tidak bisa diterapkan secara universal tetapi harus mempertimbangkan latar belakang sosial budaya konseli. Kelemahan lain yaitu, kerena terlalu menekankan pada emosi dan kurang memperhatikan kognisi, konseling gestalt cenderung mendatangkan aksi emosional yang kuat. Salah satu keunggulan konseling Gestalt ini terletak pada pandangan humanistiknya. Konseling Gestalt tampak merupakan suatu filosofi tentang kehidupan, perkembanangan, dan memberikan cara-cara khusus untuk mempermudah manusia merealisasikan perkembangannya. Konseling Gestalt juga menekankan pada perlunya konselor memberikan respek terhadap individu yang dibantu dan berusaha mengadaptasiakn perlakuan dengan kebutuhan dan keunikan setiap individu. Selain itu konseling gestal merupakan suatu model