19 bermanfaat, sehingga peserta didik mampu memilih dan melakukan hal-
hal yang baik dalam hidup mereka Jejen Musfah, 2011: 83. Selain kepala sekolah, guru juga mempunyai andil yang sangat besar dalam
kemajuan dan pencapaian visi dan misi pendidikan. Peter dalam Isjoni 2006: 16 mengungkapkan bahwa ada tiga tugas dan tanggung jawab guru
yakni guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing dan guru sebagai administrator kelas.
Dalam pengertian klasik tugas guru dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai pendidik dan sebagai pengajar. Mendidik maksudnya adalah
mendorong dan membimbing siswa agar maju menuju kedewasaan yang seutuhnya, sedangkan mengajar maksudnya memberikan bantuan dan
pelatihan kepada siswanya agar mau belajar untuk mengetahui sesuatu dan mengembangkan pengetahuan yang ia miliki Paul Suparno, 2005: 26.
4. Kompetensi Guru
Kompetensi guru yang telah dibakukan oleh Dirjen Dikdasmen Depdiknas tahun 1999 yaitu: a Mengembangkan kepribadian; b
Menguasai landasan kependidikan; c Menguasai bahan pelajaran; d Menyusun program pengajaran; e Melaksanakan program pengajaran; f
Menilai hasil dalam PBM yang telah dilaksanakan; g Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran; h Melaksanakan
program bimbingan;
i Berinteraksi
dengan masyarakat;
j Menyelenggarakan administrasi sekolah Hamzah B. Uno, 2007: 20.
20
C. Kebijakan Pengarusutamaan Gender
1. Pengertian Gender
Gender merupakan suatu konstruksi dari masyarakat yang membedakan peran antara laki-laki dan perempuan. Gender berasal dari
bahasa inggris yaitu gender yang diartikan sebagai jenis kelamin. Pada prinsipnya konsep tentang gender memfokuskan perbedaan antara peran
seorang laki-laki dengan perempuan yang dikonstruksikan oleh norma sosial budaya dalam suatu masyarakat.
Istilah gender pertama kali diperkenalkan oleh Robert Stoller yang digunakan
untuk memisahkan
pencirian manusia
berdasarkan pendefinisian sosial budaya yang berasal dari ciri fisik biologis. Sejalan
dengan Stoller, Ann Oakley mengartikan gender sebagai konstruksi sosial atau atribut yang dikenakan pada manusia yang dibangun oleh kebudayaan
manusia Riant Nugroho, 2008: 3. Lebih lanjut Sugihastuti, dkk, yang mengatakan bahwa Kelamin merupakan penggolongan biologis yang
didasarkan pada sifat reproduksi potensial, gender merupakan elaborasi sosial dari sifat biologis manusia Sugihastuti, dkk, 2007: 5.
Fauzie Ridjal, dkk, menyebutkan bahwa gender adalah interpretasi kultural terhadap perbedaan jenis kelamin yang dibangun dalam
masyarakat. Gender erat kaitannya dengan perbedaan jenis kelamin. Gender yang berlaku dalam masyarakat sangat tergantung tentang
bagaimana masyarakat memandang laki-laki dan perempuan Fauzie Ridjal, dkk, 1993: 30. Ismi Dwi juga mengungkapkan bahwa gender